Sabtu, 20 Juni 2015

Wanita haid di malam lailatul qodar

SAAT UDZUR (HAID), APA YANG DILAKUKAN DI MALAM LAILATUL QADR?
Oleh: Yai Masaji Antoro
Bagi Wanita haid masih berkesempatan mendapatkan keagungan malam lailatul Qadr dengan menjalankan aneka ibadah yang tidak bertentangan dengan kondisi hadats besarnya seperti mengisi malam Lailatul Qadr dengan memperbanyak dzikir, berdoa, membangunkan keluarganya dan memberi motifasi untuk kian giat beribadah.

( كان رسول الله صلى الله عليه و سلم إذا دخل العشر أحيا الليل وأيقظ أهله وجد وشد المئزر [ 1175 ] وفي رواية كان رسول الله صلى الله عليه و سلم يجتهد في العشر الأواخر مالم يجتهد في غيره )...

وقولها أحيا الليل أى استغرقه بالسهر في الصلاة وغيرها وقولها وأيقظ أهله أى أيقظهم للصلاة في الليل وجد في العبادة زيادة على العادة

Dari Aisyah Ra bahwa Nabi SAW (bila memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, beliau menghidupkan malamnya, membangunkan keluarganya, bersungguh-sungguh dan mengencangkan kainnya.
(HR. Muttafaq ‘alaih)

Dalam riwayat lain :

Adalah Rasulullah SAW bersungguh-sungguh dalam sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu lainnya. (HR. Ahmad dan Muslim)
(Keterangan menghidupkan malamnya) artinya menghabiskan seluruh malam harinya untuk menjalankan shalat, dzikir dan ibadah-ibadah lainnya.
(Keterangan membangunkan keluarganya) artinya membangunkannya untuk mengerjakan shalat dimalam hari dan bersungguh-sungguh menambahi kadar ibadah melebihi kebiasaan beliau dimalam lainnya.
Syarh an-Nawawi ala Muslim VIII/71
---------

( أحيا الليل ) أي غالبه بالصلاة والذكر وتلاوة القرآن

قال النووي أي استغرق بالسهر في الصلاة وغيره

(Menghidupkan malam) artinya mengisi malamnya dengan shalat, dzikir dan membaca alQuran,
an-Nawawy berkata “menghabiskan malam harinya dengan berjaga menjalankan shalat dan lainnya”.
‘Ain al-Ma’buud IV/176
--------

( وَلَا بَأْسَ ) لِحَائِضٍ وَجُنُبٍ ( بِقِرَاءَةِ أَدْعِيَةٍ وَمَسِّهَا وَحَمْلِهَا وَذِكْرِ اللَّهِ تَعَالَى ، وَتَسْبِيحٍ ) وَزِيَارَةِ قُبُورٍ ، وَدُخُولِ مُصَلَّى عِيدٍ ( وَأَكْلٍ وَشُرْبٍ بَعْدَ مَضْمَضَةٍ ، وَغَسْ

لِ يَدٍ ) وَأَمَّا قَبْلَهُمَا فَيُكْرَهُ لِجُنُبٍ لَا حَائِضٍ مَا لَمْ تُخَاطَبْ بِغُسْلٍ ، ذَكَرَهُ الْحَلَبِيُّ .

“Dan tidak masalah bagi wanita Haid dan orang junub membaca doa-doa dan memegangnya, dzikir pada Allah, bertasbih, berziarah kubur, memasuki musholla ied, makan serta minum setelah terlebih dahulu berkumur dan membasuh tangan, sedang bila sebelumnya maka makruh bagi orang junub tapi tidak bagi wanita yang haid selama ia belum terkena perintah untuk mandi, keterangannya dituturkan oleh al-Halaby.”.
Radd al-Muhtaar II/396

Wallaahu A'lamu Bis Showaab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar