jika suami istri ber-jima di siang hari bulan romadhon maka siapakah yg diwajibkan qodho berikut kafaratnya??
Yang bayar hanya suami menurut qoul shohih.
1. Kewajiban kaffaratnya khusus bagi suami (pendapat paling shahih).
2. Kewajiban kaffaratnya bagi suami untuk dirinya dan untuk istri (satu kaffarat untuk mereka berdua).
3. Masing-masing suami istri wajib mengeluarkan kaffaarat .
Pendapat paling shahih adalah yang menyatakan ‘kewajiban kaffarat khusus bagi suami’ sebagai denda buatnya sendiri dan untuk istri tidak diwajibkan sesuatupun (kecuali qadha).
4. Kewajibannya bagi suami hanya saja dia wajib mengeluarkan dua kaffaarat dari hartanya, satu kaffarat untuk dirinya dan satu kaffarat untuk istrinya (ini pendapat ad-Daraamy dan lainnya).
[ al-Majmuu’ ‘alaa Syarh alMuhadzdzab VI/331-332 ]. Wallaahu A'lamu Bis showaab....
Andaikan suami batalin puasa dulu pake makan dan minum terus menjimak istrinya, apakah masih ada kewjiban kaffarot Yaa ?
Menurut Imam Maalik dan Hanafy wajib kaffaarat sedang menurut Imam Syafi’I dan hanbaly tidak wajib….
Catatan :
Kafarot itu apa? Knapa harus di bayar? kenapa ada pelanggara juga? trus bayarnya pakek apa? Bayarnya kpda siapa?
Cara : Puasa ny slma 2bulan berturut turut. law slma 2bulan tu dy tidak brpuasa shari.wajib ngulang lgi. law g bisa itu harus memerdekakan 60 budak sahaya law ga bisa jg mengasihi mkan anak dan fakir miskin slma sebulan..
siapa yg memulai /memaksa dia yg wajib bayar kafarot .yg dipaksa cuma wjib qodlo' puasa aja
Dalam agama menjalankan syare'atnya tidak memberatkan dn tidak pula berat. Begitu pula orang yg melanggar syareatnya yg harus membayar kifaratnya (tebusan).
Ada 3 poin cara membayar kifarat :
1. Memerdekakan hamba cahaya ('abid).Law tdk ada..
2. Harus puasa 2 bulan berturut turut.Law tidak mampu..
3. Memberi makan kpd orang miskin atau faqir sbnyak 60 orang.
Pertanyaanya gimana law tidak mampu bayar kifaratny trsbut harus dgn cara apa ? Makasih
JAWABAN :
mungkn ptanyaan awalnya: adakah batas waktu tidak mampu untk ketiganya? karena tidak mampu untk saat ini, apakah mash tetap bhutang dan menunggu sampai punya kemampuan?
tentang kifarat (khususnya jima' di bulan romadlon)...
kifarat ini termasuk kifarat tartib (harus berurutan) diantara ketiganya. dan ketika tidak (belum) mampu, maka TETAP baginya menanggung hutang kifarat terrsebut, karena masalah ini termasuk HUQUUQULLOH /hak-hak Alloh.
tuhfatul muhtaj 3/452
jawaban senada juga ada di hasyiyah albajuri 1/309
Pertanyaan :
Apabila orang yang sedang berpuasa di bulan Romadlon, kemudian ia menggauli isterinya di siang hari, akan tetapi sebelum melakukannya dengan sengaja ia terlebih dahulu membatalkan puasanya, misalnya dengan minum air. Bagaimanakah hukumnya? Setelah hari raya nanti apakah wajib melakukan kifarat atau hanya mengganti satu hari saja yang sengaja dibatalkannya?
Jawab :
Perbuatan seperti itu sama dengan melakukan rekayasa atas hukum Allah, namun secara fiqh bila hal itu dilakukan tidak wajib membayar kifarat. Dasar Pengambilan Hasiyah Ibrahim al Baijuri Juz 1 Halaman 296
Dikecualikan dengan bersetubuh adalah hal-hal lain yang membatalkan seperti makan dan minum. Kalau seseorang bersetubuh setelah makan dan minum atau bersamaan, maka hal ini adalah rekayasa untuk menggugurkan bukan dosa, kalau isteri naik di atas suami untuk memasukkan dzakar suami ke dalam farjinya, dan dzakar suaninya tidak bergerak-gerak, maka tidak ada kafarat atasnya karena tidak ada perbuatan dari suami. Tadzkirun Naas Bima Wujida fi Masailil Fiqhi
Tidaklah agama Allah itu dapat direkayasa ingatlah wahai orang yang kelopak matanya terpejam. Update Oleh arrofiikabir : Suami istri dalam keadaan musafir, Lalu tidak puasa.. lalu keduanya melakukan jima Bagaimana hukumnya?
>> Tidak wajib kaffarat, bahkan bila tadinya ia puasa kemudian ditengah jalan dibatalkan dengan jima' maka tidak wajib kaffarat menurut Imam syafi'i karena berbuka puasa saat musafir baginya mubah.
Syarh alMinhaj II/345
Fiqh alaa Madzaahib al-arba’ah I/903
Semoga bermanfaat
Adapun yang membatalkan puasa adalah
sebagai berikut:
1. Makan, minum dan bersetubuh dengan sengaja.
2. Sesuatu yang masuk sampai ke tenggorokan, baik berkumur ketika wudhu atau menelan sesuatu benda dan yang lainnya.
3. Keluar mani dengan sengaja, seperti karena berlama-lama memandang wanita, mengkhayal, berciuman atau bersentuhan dengan wanita sehingga keluar mani.
4. Muntah dengan sengaja. Rasulullah SAW bersabda:
5. Barangsiapa makan atau minum, dia menyangka telah maghrib, temyata masih siang, maka puasanya batal.
6. Tidak bemiat puasa pada malam harinya.
7. Keluamya darah haid atau nifas.
8. Murtad.
9. Hilang akal atau gila.
Semua hal yang membatalkan puasa di atas hanya wajib mengqadha' (mengganti puasa) di luar bulan Ramadhan.
Bagi orang yang batal puasanya karena bersetubuh dengan istrinya, maka dia wajib membayar kafarat. Berdasarkan sabda Rasulullah SAW:
Berdasarkan hadits ini bahwa orang yang dengan sengaja menggauli istri pada siang hari bulan Ramadhan, maka dia harus membayar kafarat dengan urutan sebagai berikut:
1. Memerdekakan budak
2. Berpuasa dua bulan berturut-turut
3. Memberikan makan kepada 60 orang miskin.
Pembayaran kafarat ini tidak boleh memilih tetapi harus berdasarkan urutan dari satu sampai tiga.
Orang-Orang yang Diperbolehkan Tidak Puasa
Ada beberapa macam orang yang mendapat dispensasi tidak puasa, yaitu:
1. Wanita hamil, sesuai dengan petunjuk dokter.
2. Wanita yang sedang menyusui, seperti haInya wanita hamil.
3. Musafir, orang yang bepergian jauh bukan untuk tujuan maksiat. Setelah itu wajib mengqadha' puasa yang ditinggalkannya.
4. Orang lanjut usia yang tidak sanggup lagi berpuasa. Sebagai gantinya dia harus membayar fidyah setiap hari dengan memberi makan kepada satu orang miskin.
Wallahu A'lam Bish-shawab
Yang bayar hanya suami menurut qoul shohih.
ويقول في الكفارة ثلاثة اقوال (اصحها) تجب علي الزوج خاصة (والثانى) تجب عليه عنه وعنها (والثالث) يلزم كل واحد منهما كفارة والاصح علي الجملة وجوب كفارة واحدة عليه خاصة عن نفسه فقط وانه لا شئ على المرأة ولا يلاقيها الوجوب وذكر الدارمي وغيره في المسألة أربعة اقوال هذه الثلاثة (والرابع) يجب علي الزوج في ماله كفارتان كفارة عنه وكفارة عنها
Terdapat tiga pendapat dalam masalah KAFFAARAT (denda pelanggaran) sebab persenggamaan di siang bulang ramadhan :1. Kewajiban kaffaratnya khusus bagi suami (pendapat paling shahih).
2. Kewajiban kaffaratnya bagi suami untuk dirinya dan untuk istri (satu kaffarat untuk mereka berdua).
3. Masing-masing suami istri wajib mengeluarkan kaffaarat .
Pendapat paling shahih adalah yang menyatakan ‘kewajiban kaffarat khusus bagi suami’ sebagai denda buatnya sendiri dan untuk istri tidak diwajibkan sesuatupun (kecuali qadha).
4. Kewajibannya bagi suami hanya saja dia wajib mengeluarkan dua kaffaarat dari hartanya, satu kaffarat untuk dirinya dan satu kaffarat untuk istrinya (ini pendapat ad-Daraamy dan lainnya).
[ al-Majmuu’ ‘alaa Syarh alMuhadzdzab VI/331-332 ]. Wallaahu A'lamu Bis showaab....
Andaikan suami batalin puasa dulu pake makan dan minum terus menjimak istrinya, apakah masih ada kewjiban kaffarot Yaa ?
Menurut Imam Maalik dan Hanafy wajib kaffaarat sedang menurut Imam Syafi’I dan hanbaly tidak wajib….
فلا تجب على موطوء لأن المخاطب بها في الخبر المذكور هو الفاعل ولا على نحو ناس من مكره وجاهل ومأمور بالإمساك لأن وطأه لا يفسد صوما ولا على من وطئ بلا عذر ثم جن أو مات في اليوم لأنه بان أنه لم يفسد صوم يوم و لا على مفسد غير صوم كصلاة أو صوم غيره ولو في رمضان كأن وطئ مسافر أو نحوه امرأته ففسد صومها أو صومه في غير رمضان كنذر وقضاء لأن النص ورد في صوم رمضان كما مر وهو مخصوص بفضائل لا يشركه فيها غيره أو مفسد له ولو في رمضان بغير وطء كأكل واستمناء لأن النص ورد في الوطء وما عداه ليس في معناه و لا على من ظن وقت الوطء ليلا أي بقاءه أو دخوله أو شك فيه فبان نهارا أو أكل ناسيا وظن أنه أفطر به ثم وطئ عامدا أو كان صبيا لسقوط الكفارة بالشبهة في الجميع ولعدم الإثم فيما عدا ظن دخول الليل بلا تحر أو الشك فيه و لا على مسافر وطئ زنا أو لم ينو ترخصا لأنه لم يأثم به للصوم بل للزنا أو للصوم مع عدم نية الترخص ولأن الإفطار مباح له فيصير شبهة في درء الكفارة وذكر الشك المفرع على قولي ولا شبهة من زيادتي
قوله ( أو أكل ناسيا وظن أنه أفطر به ) أما إذا علم أنه لا يفطر به ثم جامع في يومه فيفطر وتجب الكفارة شرح م ر
Syarh al-Minhaj II/345أن يفسد الصوم بالجماع وحده: فإن أكل ثم جامع، لا كفارة عليه، ولا كفارة بغير الجماع كالأكل والشرب والاستمناء باليد، والمباشرة فيما دون الفرج المفضية إلى الإنزال.
Al-Fiqh al-Islaam Wa adillatuh III/97وَنَصَّ الْحَنَابِلَةُ عَلَى أَنَّهُ لَوْ جَامَعَ فِي يَوْمٍ رَأَى الْهِلاَل فِي لَيْلَتِهِ ، وَرُدَّتْ شَهَادَتُهُ لِفِسْقِهِ أَوْ غَيْرِهِ ، فَعَلَيْهِ الْقَضَاءُ وَالْكَفَّارَةُ ، لأَِنَّهُ أَفْطَرَ يَوْمًا مِنْ رَمَضَانَ بِجِمَاعٍ ، فَلَزِمَتْهُ كَمَا لَوْ قُبِلَتْ شَهَادَتُهُ .
وَإِذَا لَمْ يَعْلَمْ بِرُؤْيَةِ الْهِلاَل إِلاَّ بَعْدَ طُلُوعِ الْفَجْرِ ، أَوْ نَسِيَ النِّيَّةَ ، أَوْ أَكَل عَامِدًا ، ثُمَّ جَامَعَ تَجِبُ عَلَيْهِ الْكَفَّارَةُ ، لِهَتْكِهِ حُرْمَةَ الزَّمَنِ بِهِ ، وَلأَِنَّهَا تَجِبُ عَلَى الْمُسْتَدِيمِ لِلْوَطْءِ ، وَلاَ صَوْمَ هُنَاكَ ، فَكَذَا هُنَا (2.
(2) كشاف القناع 2 / 326 ، والروض المربع 1 / 142 .
AlMausuu’ah al-Fiqhiyyah 28/44Catatan :
Kafarot itu apa? Knapa harus di bayar? kenapa ada pelanggara juga? trus bayarnya pakek apa? Bayarnya kpda siapa?
Cara : Puasa ny slma 2bulan berturut turut. law slma 2bulan tu dy tidak brpuasa shari.wajib ngulang lgi. law g bisa itu harus memerdekakan 60 budak sahaya law ga bisa jg mengasihi mkan anak dan fakir miskin slma sebulan..
siapa yg memulai /memaksa dia yg wajib bayar kafarot .yg dipaksa cuma wjib qodlo' puasa aja
Dalam agama menjalankan syare'atnya tidak memberatkan dn tidak pula berat. Begitu pula orang yg melanggar syareatnya yg harus membayar kifaratnya (tebusan).
Ada 3 poin cara membayar kifarat :
1. Memerdekakan hamba cahaya ('abid).Law tdk ada..
2. Harus puasa 2 bulan berturut turut.Law tidak mampu..
3. Memberi makan kpd orang miskin atau faqir sbnyak 60 orang.
Pertanyaanya gimana law tidak mampu bayar kifaratny trsbut harus dgn cara apa ? Makasih
JAWABAN :
mungkn ptanyaan awalnya: adakah batas waktu tidak mampu untk ketiganya? karena tidak mampu untk saat ini, apakah mash tetap bhutang dan menunggu sampai punya kemampuan?
tentang kifarat (khususnya jima' di bulan romadlon)...
وَهِيَ) أَيْ: الْكَفَّارَةُ (عِتْقُ رَقَبَةٍ مُؤْمِنَةٍ فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَإِطْعَامُ سِتِّينَ مِسْكِينًا) كَمَا فِي الْخَبَرِ السَّابِقِ وَسَيَأْتِي بَيَانُ هَذِهِ الثَّلَاثَةِ وَشُرُوطُهَا وَصِفَاتُهَا فِي بَابِ الْكَفَّارَةِ (فَلَوْ عَجَزَ عَنْ الْجَمِيعِ اسْتَقَرَّتْ) مُرَتَّبَةً (فِي ذِمَّتِهِ فِي الْأَظْهَرِ)
kifarat ini termasuk kifarat tartib (harus berurutan) diantara ketiganya. dan ketika tidak (belum) mampu, maka TETAP baginya menanggung hutang kifarat terrsebut, karena masalah ini termasuk HUQUUQULLOH /hak-hak Alloh.
tuhfatul muhtaj 3/452
jawaban senada juga ada di hasyiyah albajuri 1/309
Pertanyaan :
Apabila orang yang sedang berpuasa di bulan Romadlon, kemudian ia menggauli isterinya di siang hari, akan tetapi sebelum melakukannya dengan sengaja ia terlebih dahulu membatalkan puasanya, misalnya dengan minum air. Bagaimanakah hukumnya? Setelah hari raya nanti apakah wajib melakukan kifarat atau hanya mengganti satu hari saja yang sengaja dibatalkannya?
Jawab :
Perbuatan seperti itu sama dengan melakukan rekayasa atas hukum Allah, namun secara fiqh bila hal itu dilakukan tidak wajib membayar kifarat. Dasar Pengambilan Hasiyah Ibrahim al Baijuri Juz 1 Halaman 296
وَخَرَجَ بِالوَطْئِ سَائِرُ المُفْطِرَاتِ كَالأكلِ وَالشُربِ وَإِنْ وَطِئَ بَعْدَهُ او مَعَهُ وَهَذِهِ حِيْلَةٌ فِى إِسْقَاطِ الكَفَارَةِ دُونَ الإثْمِ وَلَو عَلَتْ عَلَيْهِ وَلَمْ يَتَحَرَّكْ ذَكَرُهُ فَلاَ كَفَارَةَ عَلَيْهِ لِعَدَمِ الفِعْلِ مِنْهُ
Dikecualikan dengan bersetubuh adalah hal-hal lain yang membatalkan seperti makan dan minum. Kalau seseorang bersetubuh setelah makan dan minum atau bersamaan, maka hal ini adalah rekayasa untuk menggugurkan bukan dosa, kalau isteri naik di atas suami untuk memasukkan dzakar suami ke dalam farjinya, dan dzakar suaninya tidak bergerak-gerak, maka tidak ada kafarat atasnya karena tidak ada perbuatan dari suami. Tadzkirun Naas Bima Wujida fi Masailil Fiqhi
وَلَيْسَ دِيْنُ اللهِ بِالحِيَالى * فَانتَبِه يَانَائِمَ المُقَالى
Tidaklah agama Allah itu dapat direkayasa ingatlah wahai orang yang kelopak matanya terpejam. Update Oleh arrofiikabir : Suami istri dalam keadaan musafir, Lalu tidak puasa.. lalu keduanya melakukan jima Bagaimana hukumnya?
>> Tidak wajib kaffarat, bahkan bila tadinya ia puasa kemudian ditengah jalan dibatalkan dengan jima' maka tidak wajib kaffarat menurut Imam syafi'i karena berbuka puasa saat musafir baginya mubah.
و لا على مسافر وطئ زنا أو لم ينو ترخصا لأنه لم يأثم به للصوم بل للزنا أو للصوم مع عدم نية الترخص ولأن الإفطار مباح له فيصير شبهة في درء الكفارة
Syarh alMinhaj II/345
ومن ذلك ما لو كان مسافرا ثم نوى الصيام وأصبح صائما : ثم أفطر في أثناء اليوم بالجماع : فإنه لا كفارة عليه بسبب رخصة السفر
Fiqh alaa Madzaahib al-arba’ah I/903
ثم اختلفوا فيما إذا أنشأ المسافر الصوم في شهر رمضان ثم جامع . فقال أبو حنيفة والشافعي : لا تجب عليه كفارة . وعن مالك وأحمد روايتان ، أحدهما : الوجوب ، والأخرى : الإسقاط
Semoga bermanfaat
Hal-Hal Yang Membatalkan Puasa
Adapun yang membatalkan puasa adalah
sebagai berikut:
1. Makan, minum dan bersetubuh dengan sengaja.
2. Sesuatu yang masuk sampai ke tenggorokan, baik berkumur ketika wudhu atau menelan sesuatu benda dan yang lainnya.
3. Keluar mani dengan sengaja, seperti karena berlama-lama memandang wanita, mengkhayal, berciuman atau bersentuhan dengan wanita sehingga keluar mani.
4. Muntah dengan sengaja. Rasulullah SAW bersabda:
وَمَنْ اسْتَقَاءَ عَمْدًا فَلْيَقْضِ
Barangsiapa muntah dengan sengaja maka wajib mengqadha' (puasanya). (HR. Tirmidzi). Adapun muntah tanpa sengaja, tidak membatalkan puasa.5. Barangsiapa makan atau minum, dia menyangka telah maghrib, temyata masih siang, maka puasanya batal.
6. Tidak bemiat puasa pada malam harinya.
7. Keluamya darah haid atau nifas.
8. Murtad.
9. Hilang akal atau gila.
Semua hal yang membatalkan puasa di atas hanya wajib mengqadha' (mengganti puasa) di luar bulan Ramadhan.
Bagi orang yang batal puasanya karena bersetubuh dengan istrinya, maka dia wajib membayar kafarat. Berdasarkan sabda Rasulullah SAW:
جَاءَ رَجُلٌ إلَى النّبِي صلى الله عليه وسلم فقالَ: هَلَكْتُ يا رَسُوْلَ الله. قال:وَمَا لَكَ ؟ قال: وَقَعْتُ عَلَى امْرَأتِي فَي رَمَضَانَ. قالَ: هَلْ تَجِدُ رَقَبَةً تُعْتِقُهَا ؟ قال: لا. قال: فَهَلْ تَسْتَطِيْعُ أنْ تَصُوْمَ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ؟ قاَلَ: لاَ. قاَلَ: فَهَلْ تَجِدُ إطْعَامَ سِتِّْينَ مِسْكَيْنًا. قال: لا. قال أبو هريرة: ثم جلس فأتى النبي صلى الله عليه وسلم بِعِرَقٍ فِيْهِ تَمْرٌ. قال: تَصَدَّقْ بِهَذَا. قال: يا رسولَ اللهِ أعَلَى أفْقَرَ مِنِّي واللهِ مَا بَيْنَ لَابَتَيْهَا يُرِيْدُ الحَرَّتيْنِ أهْلُ بِيْتٍ أفْقَرُ مِنْ أهْلِ بَيْتِي فَضَحِكَ النَّبِيُّ حَتَّى أنْيَابُهُ، وقال: اذْهَبْ، فَأطْعِمْهُ أهْلَكَ
Seorang laki-Iaki datang menghadap Nabi SAW lalu berkata: "Celaka, ya Rasulullah!" Nabi bertanya: "Apa yang membuatmu celaka?" Ia menjawab: “Saya telah menggauli istri saya pada siang bulan Ramadhan." Kemudian Nabi bertanya: "Apakah kamu punya uang untuk memerdekakan budak?" Dia menjawab: “Tidak punya.” Nabi bertanya: “Apakah kamu sanggup berpuasa dua bulan berturur-turut?" Ia menjawab: “Tidak.” Nabi bertanya lagi: "Apa kamu punya makanan untuk engkau berikan kepada enam puluh fakir miskin?" Ia menjawab: “Tidak punya.” Nabi pun terdiam, kemudian Nabi SAW mendapat hadiah sekeranjang kurma. Lalu Nabi SAW bersabda: "Ambillah kurma ini, lalu sedekahkanlah. " Ia berkata: “Ya Rasulullah, apakah ini disedekahkan kepada orang yang lebih miskin dari pada saya, padahal tidak ada yang lebih miskin dari keluarga saya.” Maka Nabi pun tersenyum hingga nampak giginya, lalu Beliau bersabda: "Pergilah dan berikan makanan ini kepada keluargamu." (HR. Bukhari dan Muslim)Berdasarkan hadits ini bahwa orang yang dengan sengaja menggauli istri pada siang hari bulan Ramadhan, maka dia harus membayar kafarat dengan urutan sebagai berikut:
1. Memerdekakan budak
2. Berpuasa dua bulan berturut-turut
3. Memberikan makan kepada 60 orang miskin.
Pembayaran kafarat ini tidak boleh memilih tetapi harus berdasarkan urutan dari satu sampai tiga.
Orang-Orang yang Diperbolehkan Tidak Puasa
Ada beberapa macam orang yang mendapat dispensasi tidak puasa, yaitu:
1. Wanita hamil, sesuai dengan petunjuk dokter.
2. Wanita yang sedang menyusui, seperti haInya wanita hamil.
3. Musafir, orang yang bepergian jauh bukan untuk tujuan maksiat. Setelah itu wajib mengqadha' puasa yang ditinggalkannya.
4. Orang lanjut usia yang tidak sanggup lagi berpuasa. Sebagai gantinya dia harus membayar fidyah setiap hari dengan memberi makan kepada satu orang miskin.
Wallahu A'lam Bish-shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar