Senin, 08 Juni 2015

Hukum lantai masjid begambar dan hiasan masjid

1. Hukum lantai masjid begambar


Assalamualaikum. Kepada ustadz ustadz yang terhormat mohon pencerahan. Ini terjadi sampai membuat orang kampungku lumayan panas. Ini terjdai ketika mau memasang keramik lantai masjid yang bermotif gambar bunga, hukum sebenarnya memasang keramik seperti itu bagaimana ? mohon beserta sumbernya. Terima kasih atas jawabannya.

JAWABAN :

الفقه على مذاهب الاربعة ١/٢٥٢

و منها ان يكون بين يديه ما يشغله من صورة حيوان او غيرها فاذا لن يشغله لا تكره الصلاة اليها و هذا عند المالكية و الشافعية

Di antara kemakruhan sholat adalah sholat yang di hadapanya terdapat sesuatu yang bisa menjadi pusat perhatiannya seperti gambar hewan atau lainnya. Namun bila gambar-gambar tersebut tidak menarik perhatian maka tidaklah makruh. Ini adalah pendapat dari madzhab Malikiyah dan Syafi'iyah.

الشرقاوي ١/١٦٧

إعانة الطالبين (1/ 114) ويكره أن يصلي في ثوب فيه صورة أو نقش لأنه ربما شغله عن صلاته : ورابعها مكروهة وهي كثيرة كصلاة هو أولى من قوله وهي صلاة حاقب......وفي كل حال يذهب الخشوع.


Untuk masalah sholat di tempat-tempat bergambar, dimana gambar-gambar tersebut dapat menarik perhatian / memudarkan kekhusyu'an memang makruh.

الفقه على مذاهب الاربعة ١/٢٥٢

و منها ان يكون بين يديه ما يشغله من صورة حيوان او غيرها فاذا لن يشغله لا تكره الصلاة اليها و هذا

عند المالكية و الشافعية


Untuk masalah memasang keramik, menurut saya masuk ke kategori hukum memperindah / menghias masjid :

وَأَوَّل مَنْ زَخْرَفَ الْمَسَاجِد الْوَلِيد بْن عَبْد الْمَلِك بْن مَرْوَان ، وَذَلِكَ فِي أَوَاخِر عَصْر الصَّحَابَة ، وَسَكَتَ كَثِير مِنْ أَهْل الْعِلْم عَنْ إِنْكَار ذَلِكَ خَوْفًا مِنْ الْفِتْنَة ، وَرَخَّصَ فِي ذَلِكَ بَعْضهمْ - وَهُوَ قَوْل أَبِي حَنِيفَة - إِذَا وَقَعَ عَلَى سَبِيل التَّعْظِيم لِلْمَسَاجِدِ ، وَلَمْ يَقَع الصَّرْف عَلَى ذَلِكَ مِنْ بَيْت الْمَال . وَقَالَ اِبْن الْمُنِير : لَمَّا شَيَّدَ النَّاس بُيُوتهمْ وَزَخْرَفُوهَا نَاسَبَ أَنْ يُصْنَع ذَلِكَ بِالْمَسَاجِدِ صَوْنًا لَهَا عَنْ الِاسْتِهَانَة . وَتُعُقِّبَ بِأَنَّ الْمَنْع إِنْ كَانَ لِلْحَثِّ عَلَى اِتِّبَاع السَّلَف فِي تَرْك الرَّفَاهِيَة فَهُوَ كَمَا قَالَ ، وَإِنْ كَانَ لِخَشْيَةِ شَغْل بَال الْمُصَلِّي بِالزَّخْرَفَةِ فَلَا لِبَقَاءِ الْعِلَّة (فتح البارى لابن الحجر : 2/176)


Dan seputar masalah tersebut di atas bisa di telaah di link berikut :

2. Hukum menghias Masjid


PERTANYAAN:
Ass...
Mohon pencerahanya...
Gimanakah hukumnya menghias masjid dg ayat2 quran dan juga emas..? Syukron katsiron..

JAWABAN:
WA'ALAIKUM SALAM

‎1. Al-Hanafiyah
Al-Hanafiyah beranggapan bahwa tidak mengapa untuk menghias masjid dengan beragam ukiran dan kaligrafi. Asalkan bukan pada bagian mihrabnya. Alasannya, agar orang yang shalat tidak terganggu konsentrasinya. Yang dimaksud ukiran di masjid adalah membuat hiasan dengan tatahan emas atau perak.

Namun bila dana yang digunakan untuk hiasan itu berasal dari harta waqaf secara umum yang niatnya untuk masjid, menurut beliau hukumnya haram. Jadi yang boleh adalah harta dari seseorang yang niatnya memang untuk keperluan perhiasan itu.

2. Al-Malikiyah
Al-Malikiyah memakruhkan penghiasan dinding masjid, termasuk atapnya, kayunya dan hijabnya, bila hiasan itu terbuat dari emas atau perak dan bila sampai mengganngu konsentrasi para jamah yang shalat. Namun bila hiasan itu di luar apa yang disebutkan, tidak ada kemakruhannya.

3. As-Syafi’iyah

Mazhab As-Syafi’iyah sebagaimana yang disebutkan oleh Az-Zarkasyi mengemukakan bahwa mengukir masjid itu hukumnya makruh, terutama bila menggunakan harta waqaf yang diperuntukkan buat masjid secara umum. Sebab harta waqaf buat mereka tidak boleh diubah pemanfaatannya begitu saja.

4. Al-Hanabilah,Al-Hanabilah adalah satu-satunya mazhab yang tegas mengharamkan penghiasan masjid. Buat mereka, bila masjid sudah terlanjur dihias dengan emas dan perak, wajib untuk dicopot.

Pendapat mereka ini dikuatkan juga dengan hadits berikut:

لا تقوم الساعة حتى يَتَباهَى الناس في المساجد


Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali orang-orang berbangga-bangga dengan masjid.

Para ulama banyak yang memaknai sabda Rasulullah SAW tentang berbangga-bangga dengan masjid ini sebagai bentuk penghiasan masjid dengan ukiran/kaligrafi emas dan perak pada dindingnya. Dan oleh sebagian ulama dijadikan sebagai isyarat tidak bolehnya kita menghias masjid dengan hiasan yang mewah.

Pertanyaan:  lha kalau rumah di hiasi kaligrafi juga bagaimana hukumnya?

Nambahin qoul dalam madzhab syafi'i tentang emas di masjid..
Wa yahrumu tahliyatul ka'bah wa sairul masajid bid dahabi aw bil fidhoti,
Wa yuhrimu kiswatuha (penutup ka'bah) bil hariri almuzarkasy bid dahabi aw bil fidhoti (bajuri juz 1)

Dan haram menghiasi ka'bah dan seluruh masjid dengan emas atau perak , dan haram menutupi ka'bah dengan sutrah yg ditetesi dengan emas.

Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar