Senin, 29 Juni 2015

Hukum menggabungkan dua sholat sunah


MENGGABUNGKAN DUA NIAT SHOLAT

PERTANYAAN :
assalamu alaikum
1. shalat apa saja yang niatnya itu bisa di gabung dengan sholat lain?
2. kapan waktu habisnya sholat sunnah wudhu'?
atas jawabannya... jazakumullah khairassalamu alaikum

JAWABAN :
wa'alaikumsalaam
Menurut qoidah fikih nomer sembilan,

ﺍﻟﻘﺎﻋﺪﺓ ﺍﻟﺘﺎﺳﻌﺔ ﺇﺫﺍ ﺍﺟﺘﻤﻊ ﺃﻣﺮﺍﻥ ﻣﻦ ﺟﻨﺲﻭﺍﺣﺪ ، ﻭﻟﻢ ﻳﺨﺘﻠﻒ ﻣﻘﺼﻮﺩﻫﻤﺎ ، ﺩﺧﻞ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﻓﻲ ﺍﻵﺧﺮﻏﺎﻟﺒﺎ


qaidah ke sembilan : apabila dua perkara yang sejenis dan maksud (tujuannya) tidak berbeda berkumpul jadi satu maka secara umum salah satunya masuk kepada yang lain .

ﻓﻤﻦ ﻓﺮﻭﻉ ﺫﻟﻚ


diantara yang masuk dalam qaidah ini adalah :

ﻭﻟﻮ ﺩﺧﻞ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﻭﺻﻠﻰ ﺍﻟﻔﺮﺽ ﺩﺧﻠﺖ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺘﺤﻴﺔ ، ﻭﻟﻮﺩﺧﻞ ﺍﻟﺤﺮﻡ ﻣﺤﺮﻣﺎ ، ﺑﺤﺞ ﻓﺮﺽ ﺃﻭ ﻋﻤﺮﺓ . ﺩﺧﻞ ﻓﻴﻪ ﺍﻹﺣﺮﺍﻡﻟﺪﺧﻮﻝ ﻣﻜﺔ . ﻭﻟﻮ ﻃﺎﻑ ﺍﻟﻘﺎﺩﻡ ﻋﻦ ﻓﺮﺽ ﺃﻭ ﻧﺬﺭ ، ﺩﺧﻞ ﻓﻴﻪﻃﻮﺍﻑ ﺍﻟﻘﺪﻭﻡ ، ﺑﺨﻼﻑ ﻣﺎ ﻟﻮ ﻃﺎﻑ ﻟﻺﻓﺎﺿﺔ ﻻ ﻳﺪﺧﻞ ﻓﻴﻪﻃﻮﺍﻑ ﺍﻟﻮﺩﺍﻉ ﻷﻥ ﻛﻼ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﻣﻘﺼﻮﺩ ﻓﻲ ﻧﻔﺴﻪ ، ﻭﻣﻘﺼﻮﺩﻫﻤﺎﻣﺨﺘﻠﻒ ﻭﺑﺨﻼﻑ ﻣﺎ ﻟﻮ ﺩﺧﻞ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﺍﻟﺤﺮﺍﻡ ، ﻓﻮﺟﺪﻫﻢﻳﺼﻠﻮﻥ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻓﺼﻼﻫﺎ ، ﻓﺈﻧﻪ ﻻ ﻳﺤﺼﻞ ﻟﻪ ﺗﺤﻴﺔ ﺍﻟﺒﻴﺖ ،ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻄﻮﺍﻑ ، ﻷﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﻣﻦ ﺟﻨﺲ ﺍﻟﺼﻼﺓ

Bila ada orang masuk masjid untuk sholat fardlu (atau sholat yang lain : pent) maka sholat tahiyyatul masjid sudah otomatis masuk (dengan syarat tertentu)

bila ada orang masuk kota Makkah dalam keadaan ihrom untuk haji ataupun umroh maka kesunahan ihrom karena masuk kota Makkah sudah otomatis masuk .

bila ada orang datang ke Masjidil Haram untuk melaksanakan thawaf fardlu haji atau nadzar maka thowaf qudum (thowaf karena masuk Masjidil Haram) otomatis masuk ,

lain halnya ketika melakukan thowaf ifadloh maka thowaf wada' tidak masuk karena tujuannya dan maksudnya beda .sama juga ketika orang masuk Masjidil Haram disana sedang ada orang berjama'ah kemudian dia ikut makmum dibelakangnya, maka dia mendapat fadhilah jama'ah tapi belum mendapat kesunahan ibadah ketika masuk Masjidil Haram (tahiyyatul bait) karena tahiyyatul bait bukan sholat melainkan thowaf .

Asybah wannadho-ir 126 maktabah dar el-kutub el-'ilmiyyah
----------------------------------------------------------------

Menggabungkan sholat qobliyah jum'at dan sholat tahiyat masjid 

Pertanyaan :
Assalamu'alaikum,
Apakah boleh mngerjakan dua raka'at shalat sunnah, tapi diniati untuk dua shalat sunnah?misal shalat sunnah tahiyatul masjid dilakukan bareng dengan shalat sunnah qabliyah jum'at, karena pas kita nyampai dimasjid muadzin ny udh adzan.klo bleh gimana niatnya? monggo....

Jawaban :
Wa'alaikum salam warohmatullohi wabarokatuh

Ketika seseorang masuk masjiddisunatkan untuk mengerjakan sholat sunat tahiyatul masjid dua roka'at, dan tidak disyaratkan niat sholat tahiyat masjid secara khusus, jadi seumpama ada orang yang sholat sunat dua roka'at atau mengerjakan sholat fardhu itu sudah mencukupi dan hasil sholat tahiyat masjid,meskipun ia tidak niat sholat sunat tahiyat masjid. Begitu juga apabila ia sholat sholat fardhu atau sholat sunat rowatib dan niatnya digabungkan dengan niat sholat tahiyat masjid, maka sholat dengan dua niat tersebut mendapatkan hasil bagi keduanya, karena tujuan dari sholat sunat tahiyat masjid adalah agar orang yang masuk masjid tidak langsung duduk ketika masuk masjid. Rosululloh bersabda;

فَإِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ، فَلَا يَجْلِسْ حَتَّى يَرْكَعَ رَكْعَتَيْنِ

"Apabila salah seorang diantara kalian masuk masjid, maka janganlah duduk, hingga ia sholat dua roka'at." (Shohih Muslim, no.714)

Kesimpulannya diperbolehkan menggabungkan niat sholat qobliyah jum'at dengan sholat tahiyat masjid, sedangkan niatnya sama dengan niat pada umumnya, bahkan seumpama hanya niat sholat qobliyah jum'at itu sudah mencukupi kesunatan mengerjakan sholat sunat tahiyat masjid. Wallohu a'lam.

Referensi :

1.Al-Fiqhul Manhaji, Juz : 1  Hal : 215
تحية المسجد: وهي ركعتان قبل الجلوس لكل دخول إلى المسجد، ودليلها حديث البخاري (433) ومسلم (714): " فإذا دخل أحدكم المسجد، فلا يجلس حتى يصلي ركعتين ". وتحصل التحية بالفرض، أو بأي نفل آخر، لأن المقصود أن لا يبادر الإنسان الجلوس في المسجد بغير صلاة

2. Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab, Juz : 4  Hal : 52

ولا يشترط أن ينوي بالركعتين التحية بل إذا صلى ركعتين بنية الصلاة مطلقا أو نوى ركعتين نافلة راتبة أو غير راتبة أو صلاة فريضة مؤداة أو مقضية أو منذورة أجزأه ذلك وحصل له ما نوى وحصلت تحية المسجد ضمنا ولا خلاف في هذا قال أصحابنا وكذا لو نوى الفريضة وتحية المسجد أو الراتبة وتحية المسجد حصلا جميعا بلا خلاف

3. Roudlotut Tholibin, Juz : 1  Hal : 332

ومنه تحية المسجد بركعتين، ولو صلى الداخل فريضة، أو وردا، أو سنة، ونوى التحية معها، حصلا جميعا. وكذا إن لم ينوها

Apakah dua raka’at shalat Dhuha bisa digabungkan dengan shalat sunnah tahiyatul masjid?

Jawaban:
Misalnya seseorang masuk masjid pada waktu Dhuha, lalu ia berniat melaksanakan shalat Dhuha, maka shalat tahiyatul masjid sudah termasuk di dalamnya. Begitu pula ketika masuk, lalu ia laksanakan shalat rawatib, maka shalat tahiyatul masjid juga sudah termasuk di dalamnya. Misalnya, seseorang melaksanakan shalat rawatib qobliyah shubuh atau rawatib qobliyah zhuhur, maka shalat tahiyatul masjid pun tercakup di dalamnya. Akan tetapi sebaliknya, shalat tahiyatul masjid tidak bisa mencukupi shalat rawatib. Seandainya seseorang masuk masjid setelah dikumandangkan adzan zhuhur, lalu ia berniat laksanakan shalat tahiyatul masjid, maka ini tidak bisa mencakup shalat rawatib.
Karena memang dalam hadits yang membicarakan shalat sunnah tahiyatul masjid, sifatnya umum. Asalkan mengerjakan shalat sunnah dua raka’at apa saja, termasuk shalat sunnah rawatib dua raka’at, maka sudah dianggap mendapatkan keutamaan shalat tahiyatul masjid. Lihat saja bagaimana redaksional haditsnya,
إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يَجْلِسَ
“Jika salah seorang di antara kalian memasuki masjid, hendaklah ia kerjakan shalat dua raka’at sebelum ia duduk.” (HR. Bukhari no. 444 dan Muslim no. 714)
--------------------------------------------------------

MENGGABUNGKAN DUA NIAT PADA SATU IBADAH, BAGAIMANA HUKUMNYA?

Pertanyaan pertama:
Apakah saya boleh mengerjakan satu shalat dengan dua niat? Misal saya mengerjakan shalat dua rakaat dengan niat shalat istikharah dan shalat sunnah?

Jawab:
Segala puji hanya bagi Allah, dan shalawat beriring salam semoga senantiasa tersampaikan kepada Rasulillah, keluarga beliau, dan para sahabat. Amma ba’du:
Tidak menjadi masalah jika kita menggabungkan dua dua ibadah dalam satu satu niat, jika kedua ibadah itu satu sama lain saling berhubungan. Seperti mandi jumat dengan mandi jinabat.
Adapun jika kedua ibadah itu mempunyai maksud sendiri-sendiri seperti shalat maghrib dengan shalat rawatib maka tidak boleh digabungkan. Karena keduanya ibadah yang masing-masingnya berdiri sendiri. Jadi keduanya tidak bisa digabungkan dalam satu niat.
Berdasarkan hal ini, maka tidak menjadi masalah jika seseorang mengerjakan tahiyatul masjid dengan niat shalat nafilah. Juga shalat dua rakaat dengan niat shalat istikharah dan shalat sunnat.
Adapun ibadah yang masing-masingnya berdiri sendiri maka tidak boleh digabungkan dalam niat yang berbeda. semisal mengerjakan shalat subuh dengan niat digabung dengan dua rakaat fajar. Ini tidak boleh karena masing-masing ibadahberdiri sendiri.
Untuk lebih jelasnya silakan merujuk pada fatwa berikut: klik di siniatau teks dibawah ini:[ قراءة: 6677 | طباعة: 229 | إرسال لصديق: 0 ]
السؤال
هل يجوز أن أصلي صلاة واحدة بأكثر من نية؛ مثل صلاة واحدة للاستخارة والسنة؟الإجابــة
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أما بعد:
فلا حرج في التشريك بين عبادتين في نية واحدة إن كانتا متداخلتين كغسلي الجمعة والجنابة، وكذلك إن كانت إحداهما مقصودة بذاتها كتحية المسجد مع فرض أو سنة.أما بين عبادتين مقصودتين بذاتهما كالمغرب مع راتبة فلا يصح تشريكهما لأنهما عبادتان مستقلتان لا تندرج إحداهما في الأخرى.وبناء عليه؛ فلا حرج في تأدية تحية المسجد بالفرض والنفل، وكذلك الاستخارة بالنفل، أما غيرهما من الفرائض والرواتب فلا يجزئ بعضها عن بعض قال النووي في الأذكار: لو دعا بدعاء الاستخارة عقب راتبة صلاة الظهر أو غيرها من النوافل الراتبة والمطلقة ..أجزأ. نقلاً من فتح الباري.والله أعلم.

Pertanyaan Kedua:
Apakah Ketika Saya Mengerjakan Ba’diyah Isya’ Dengan Niat Juga Mengerjakan Shalat Dua Rakaat Qiyamullail Dibolehkan?

Jawab:
Segala puji bagi Allah dan semoga shalawat beriring salam senantiasa tersampaikan kepada Rasulillah Shallallahu Alaihi Wasallam, keluarga beliau, dan para sahabat, amma ba’du:
Kita tidak boleh menggabungkan dua shalat yang masing-masingnya berdiri sendiri dalam satu niat. Seperti mengerjakan shalat ba’diyah isya’ digabung dengan qiyamullail. Karena keduanya adalah shalat yang maqsuudah lidzaatiha. Yakni independen dan masing-masingnya mempunyai tujuan sendiri-sendiri.
Berdasarkan hal ini maka anda tidak boleh mengerjakan shalat sunnah ba’diyah isya’ dengan niat qiyamullail juga. Berbeda jika di samping anda mengerjakan shalat ba’diyah isya’ kemudian anda juga meniatkan shalat hajat maka tidak menjadi masalah. Sebagaimana hal itu dijelaskan banyak para ulama’ seperti Asy-Syarwani rahimahullah dan lainnya. Allahu a’lam.
Silakan merujuk fatwa berikut: klik di sini
التشريك في النية بين سنة العشاء وقيام الليل وقضاء الحاجة
[ قراءة: 7492 | طباعة: 246 | إرسال لصديق: 0 ]
السؤال
هل يجوز جمع النية في صلاة السنة كأن أصلي سنة العشاء مع قضاء الحاجة وقيام الليل في ركعتين فقط؟الإجابــة
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه، أما بعـد:
فلا يصح الجمع في صلاتين مقصودتين بنية واحدة كسنة العشاء وقيام الليل؛ لأن كلتيهما صلاة مقصودة لذاتها، ويدل على أن صلاة الليل مقصودة لذاتها أمور:
أولها: أنها لا تحصل بصلاة المغرب والعشاء ولا غيرهما من الصلوات المقصودة كالرواتب والوتر ولو كانت غير مقصودة لحصلت بذلك.
الثاني: أن العلماء ذكروا نحو ستة عشر صلاة غير مقصودة، ولم يذكروا منها صلاة الليل.
الثالث: أنها تقضى لمن اعتاد عدداً منها.
وعليه فلا يصلح أن يؤتى بسنة العشاء وقيام الليل بنية واحدة، بخلاف صلاة الحاجة فليست مقصودة لذاتها فيصح أن تؤدى مع سنة العشاء بنية واحدة كما نص على ذلك جماعة من أهل العلم، ومنهم الشرواني رحمه الله.
والله أعلم.

Pertanyaan Ketiga:
Apakah Saya Boleh Mengerjakan Shalat Sunnah, Semisal Shalat Sunnah Ba’diyah Isya’ Kemudan Saya Juga Berniat Mengerjaan Shalat Sunnah Ba’diyah Dzuhur, Qabliyah Ashar, Shalat Hajat, Dan Shalat Qiyamullail? Jika Tidak Boleh Maka Bagaimana Hukum Menggabungkan Di Antara Niat-Niat Ini Dalam Satu Ibadah Yang Sama?

Jawab:
Segala puji hanya milik Allah, dan semoga shalawat beriring salam senantiasa tersampaikan kepada Rasulillah Shallallahu Alaihi Wasallam para sahabat, dan keluarga beliau. Amma ba’du:
Hukumnya tidak sah jika kita menggabungkan dalam satu ibadah niat ba’diyah isya’, ba’diyah dzuhur dan qabliyah asar. Karena masing-masing shalat sunat ini merupakan ibadah yang berdiri sendiri (maqsudah lidzaatihah) dan masing-masing mempunyai waktu tersendiri.
Adapun jika kita menggabung antara ba’diyah isya’ dengan shalat hajat, juga dengan niat qiyamullail  dalam dua rakaat yang sama maka tidak menjadi masalah. Karena ibadah-ibadah ini bukan termasuk ibadah yang maqsudah lidzatiha (berdiri sendiri).

Dalam kitab Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah disebutkan:

 إن أشرك عبادتين في النية، فإن كان مبناهما على التداخل كغسلي الجمعة والجنابة، أو الجنابة والحيض، أو غسل الجمعة والعيد، أو كانت إحداهما غير مقصودة كتحية المسجد مع فرض أو سنة أخرى، فلا يقدح ذلك في العبادة، لأن مبنى الطهارة على التداخل، والتحية وأمثالها غير مقصودة بذاتها، بل المقصود شغل المكان بالصلاة، فيندرج في غيره.

أما التشريك بين عبادتين مقصودتين بذاتها كالظهر وراتبته، فلا يصح تشريكهما في نية واحدة، لأنهما عبادتان مستقلتان لا تندرج إحداهما في الأخرى. انتهى.

Jika dua ibadah digabung dalam satu niat, jika keduanya saling berkaitan dan yang satu masuk pada lainnya, seperti mandi jumat dengan mandi jinabat, atau mandi jinabat dengan mandi haidh, atau mandi jumat dengan mandi shalat ied, atau salah satunya termasuk ibadah yang bukan maqsudah lidzatiha (berdiri sendiri) seperti tahiyatul masjid dengan shalat fardhu, atau sunnah yang lain, maka tidak menjadi masalah dilakukan. Karena ibadah-ibadah ini, sebagian yang satu masuk pada sebagian yang lain.
Adapun jika menggabungkan niat dalam dua ibadah yang berbeda, yang masing-masing berdiri sendiri, seperti shalat dzuhur digabung dengan shalat rawatib, maka tidak sah dilakukan dalam satu niat karena keduanya ibadah yang masing-masing berdiri sendiri. Satu sama lainnya tidak bisa masuk pada yang lain.  Selesai
Dari sini maka diketahui bahwa menggabungkan dua ibadah dalam satu niat adalah boleh dengan syarat salah satu ibadah bukan ibadah yang maqsudah lidzatihah (berdiri sendiri) seperti tahiyatul masjid digabung dengan shalat fardhu atau digabung dengan shalat sunnah lain seperti digabung dengan dua rakaat fajar atau dua rakaat wudhu.
Adapun jika kedua ibadah itu masing-masingnya maqsudah lidzatiha (berdiri sendiri) seperti shalat rawatib dengan shalat fardhu, atau shalat ba’diyah dzuhur dengan ba’diyah maghrib, maka tidak sah jika digabungkan dalam satu niat. Sebagaimana sudah dijelaskan. Allahu ‘alam.

Silakan merujuk fatwa berikut: klik di sini
حكم الجمع بين سنتين راتبتين بنية واحدة
الخميس 3 ربيع الأول 1428 - 22-3-
[ قراءة: 6917 | طباعة: 177 | إرسال لصديق: 0 ]
السؤال
هل أستطيع أن أصلي سنة كأن أصلي سنة العشاء وأجمع في النية مع سنة العشاء سنتي الظهر والعصر وقضاء الحاجة وقيام الليل، وإن كان لا يجوز فما حكم جمع النية وما هي شروطها؟الإجابــة
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه، أما بعـد:
فإنه لا يصح الجمع بين سنة العشاء وسنة الظهر أو العصر بنية واحدة، لأن كل واحدة من هذه السنن صلاة راتبة مقصودة لذاتها ولها وقت محدد، أما الجمع بين سنة العشاء وقيام الليل وصلاة الحاجة بنية واحدة في ركعتين فلا مانع منه، وانظر في ذلك الفتوى رقم: 93075.
وفي الموسوعة الفقهية: إن أشرك عبادتين في النية، فإن كان مبناهما على التداخل كغسلي الجمعة والجنابة، أو الجنابة والحيض، أو غسل الجمعة والعيد، أو كانت إحداهما غير مقصودة كتحية المسجد مع فرض أو سنة أخرى، فلا يقدح ذلك في العبادة، لأن مبنى الطهارة على التداخل، والتحية وأمثالها غير مقصودة بذاتها، بل المقصود شغل المكان بالصلاة، فيندرج في غيره.
أما التشريك بين عبادتين مقصودتين بذاتها كالظهر وراتبته، فلا يصح تشريكهما في نية واحدة، لأنهما عبادتان مستقلتان لا تندرج إحداهما في الأخرى. انتهى.
ومن هذا يعلم أن جمع العبادتين بنية واحدة جائز بشرط أن تكون إحداهما غير مقصودة لذاتها كتحية المسجد مع فرض أو سنة أخرى، أما إذا كانتا مقصودتين لذاتهما مثل الراتبة مع الفرض أو راتبة أخرى فلا يصح جمعهما بنية واحدة، كما سبق ذكره في الفتوى رقم: 44125.
والله أعلم.

kesimpulan:
1-      Ibadah ada dua macam. Ada yang maqsudah lidzatiha (berdiri sendiri) dan ada yang tidak berdiri sendiri.
2-      Jika dua ibadah itu berdiri sendiri maka tidak bisa digabungkan niatnya dengan ibadah yang lain. Semisal shalat dua rakaat dengan niat ba’diyah dzuhur dengan ba’diyah maghrib. Atau puasa nyaur kemudian digabung niat dengan puasa sunnah.
3-      Jika salah satu ibadah tidak maqsudah lidzatihah, seperti qabliyah dzuhur dengan tahiyatul masjid maka tidak menjadi masalah digabung dalam satu niat. Juga seperti puasa senin yang digabung niat dengan puasa arafah, dan dengan puasa ayyamul biidh atau puasa dawud.
Demikian penjelasannya semoga bermanfaat.

Baca Juga:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar