8 MUHADDITS HEBAT DARI INDONESIA
Dalam komentarnya terhadap Kifayah Al Mustafid li ma ‘Ala min Al Asanid, Syeikh Yasin Al Fadani memperinci ke 7 ulama tersebut, diantaranya adalah:
1. Al Muhaddits As Syaikh ‘Aqib bin Hasanuddn Al Falimbani
2. Syeikh Abdush Shamad bin Abdirrahman Al Atsyi
3. Syeikh Abdul Ghani bin Shabhi Al Bimawi
4. Syeikh Mahufdz At Tarmasi
5. Syeikh Abdul Hamid Qudus
6. Sayyid Muhammad Muhktar bin Athar Al Bughuri
7. Sayyid Salim Jindan
8. Musnid Al Ashr Syeikh Yasin Al Fadani
Syeikh Yasin tidak menyebutkan bahwa dirinya adalah salah satu dari 7 ulama Nusantara yang banyak memiliki periwayatan. Namun ia menyebutkan bahwa jumlah gurunya juga sebanyak guru Syeikh Salim Jindan, yakni lebih dari 100 orang. Dan para ulama dunia Islam juga mengakui bahwa Syeikh Yasin memiliki banyak periwayatan, sebab itu ia dijuluki sebagai al musnid al ashr, yakni musnid abad ini.
Lahum Al-Faatihah
Keterangan :
Syeikh Yasin Al Fadani (tengah, duduk ) bersama para guru di Darul Ulum Makkah
Al-Musnid
Al-Ashr Syeikh Yasin Al-Fadani menyebutkan bahwa siapa saja yang
meriwayatkan hadits, baik yang memiliki ilmu tentangnya atau tidak maka
ia bisa disebut sebagai musnid. Namun di kurun terakhir, tidak bisa
seseorang disebut sebagai musnid kecuali memiliki periwayatan yang cukup
banyak yang bersambung kepada para imam dari barat hingga timur.
Dan muhaddits
yang bermakna sesuai dengan klasifikasi di atas bisa dipenuhi syaratnya
oleh 130 ulama dari Nusantara, yang mencakup Indonesia, Malaysia dan
Thailand. Dan dari mereka, ada 7 ulama yang memiliki periwayatan paling
banyak dan semua berasal dari Indonesia. Dalam komentarnya terhadap
Kifayah Al Mustafid li ma ‘Ala min Al Asanid Syeikh Yasin Al Fadani
memperinci ke 7 ulama tersebut, diantaranya adalah:
- Al Muhaddits As Syaikh ‘Aqib bin Hasanuddn Al Falimbani
Ulama ini
disebut Syeikh Yasin Al Fadani sebagai ulama yang paling banyak
periwayatannya dari 7 ulama tersebut. Ulama yang wafat tahun 1182 H itu
mengambil periwayatan dari Abdullah Al Bishri, Ahmad An Nakhli serta
lainnya.
- Syeikh Abdush Shamad bin Abdirrahman Al Atsyi
Seorang ulama
shufi yang menisbatkan diri dengan propinsi Aceh ini juga dikenal dengan
penisbatan Falimbani. Syeikh Abdush Shamad ini mengambil periwayatan
dari Syeikh Yahya bin Umar Maqbul Ahdal, Sayyid Umar bin Ahmad bin Aqil
As Saqqaf juga murid dari Syeikh ‘Aqib bin Hasanuddin Al Falimbani.
Ulama yang wafat tahun 1211 H ini sendiri merupakan guru dari Sayyid Ulama Hijaz Syeikh Nawawi Al Bantani.
Syeikh Abdush
Shamad juga memiliki seorang anak perempuan yang juga menjadi ulama
besar di Makkah, yakni Syaikhah Fatimah yang kumpulan periwayatannya
dibukukan di Al Faharis Al Qaimah.
Sedangkan Syeikh Abdush Shamad menulis periwayatannya dalam kitab An Nur Al Ahmadi.
- Syeikh Abdul Ghani bin Shabhi Al Bimawi
Syeikh Abdul Ghani bin Shabhi Al Bimawi adalah murid dari Muhaddits Surabaya As Sayyid Syeikh Ahmad bin Abdillah. Sedangkan Syeikh Mahufudz At Tarmasi adalah murid dari ulama ini.
Ulama yang
wafat tahun 1338 H ini menimba ilmu dari ayahnya Syeikh Abdullah At
Tarmasi, Syeikh Muhammad Shalih bin Umar As Samarani serta Sayyid Abu
Bakr Syatha.
Syeikh Mahfudz
Termas termasuk ulama Nusantara yang produktif menulis. Sejumlah
karyanya antara lain Manhaj Dzawi An Nadzar yang merupakan syarh Alfiyah
hadits Imam As Suyuthi, Mauhibah Dzi Al Fadhl kitab fiqih 4 jilid, Nail
Al Ma’mul yang merupakan kitab ushul fiqih dalam 3 jilid, Is’af Ath
Thali’ juga mengenai ushul fiqih dalam 2 jilid.
Periwayatan Syeikh Mahfudz Termas dibukukan dalam Kifayah Al Mustafid li ma A’ala min Al Asanid.
Sejumlah ulama
besar Nusantara yang berguru kepada Syeikh Mahfudz antara lain, Kyai
Hasyim Asy’ari, Kyia Wahab Chasbullah, Kyai Nawawi Pasuruan. Sedangkan
dari kalangan Arab, murid yang mencolok adalah Muhaddits Al Haramain,
Syeikh Umar Hamdan Al Mahrisi.
Sejumlah pihak
menyebut bahwa Qudus adalah penisbatan kepada sebuah wilayah di Yaman,
namun sebagian penyebut bahwa Qudus adalah penisbatan kepada kota Kudus
Jawa Tengah. Syeikh Yasin sendiri termasuk berpendapat dengan pendapat
ke dua, hingga ia memasukkan Syeikh Abdul Hamid dalam jajaran muhaddits
Nusantara.
Syeikh Abdul
Hamid Qudus disebut sebagai ulama mutafannin, yakni menguasai banyak
disiplin ilmu. Sejumlah karya yang dihasilkan antara lain Irsyad Al
Muhtadi yang membahas ilmu tauhid, Al Anwar As Saniyah yang membahas
fiqih, Lathaif Isyarat tentang ushul fiqih, Kanz An Najah dalam masalah
akhlak, juga beberapa karya lainnya.
Syeikh Abdul
Hamid Qudus berguru kepada ayahnya Syeikh Muhammad Ali Qudus. Sedangkan
salah satu muridnya dari ulama Nusantara adalah Sayyid Ali bin Husain Al
Aththas, Cikini Jakarta.
Periwayatan Syeikh Abdul Hamid Qudus dibukukan dalam Al Mafakhir As Saniyah fi Al Asanid Al Aliyah.
- Sayyid Muhammad Muhktar bin Athar Al Bughuri
Ulama yang
menisbatkan diri dengan wilayah Bogor ini juga masyhur dengan penisbatan
Al Batawi. Syeikh Yasin memasukkan ulama ini ke dalam jajaran ulama
Nusantara yang memiliki banyak periwayatan.
- Sayyid Salim Jindan
Syeikh Sayyid
Salim Jindan adalah seorang ahli nasab atau nassabah. Ulama ini
dimasukkan ke dalam kelompok dari mereka yang memiliki banyak
periwayatan karena memiliki guru lebih dari 100 orang.
- Musnid Al Ashr Syeikh Yasin Al Fadani
Nama Syeikh
Yasin, sebagai ulama Nusantara yang memiliki banyak periwayatan
merupakan hal yang tidak asing bagi penuntut ilmu. Ulama ini telah
mengambil periwayatan dari Ulama Hijaz, Yaman, Mesir, Syam, Iraq, India
juga Indonesia sendiri. Gurunya mencapai labih dari 170 ulama.
Periwayatan ulama ini sendiri dibukukan dalam Bulugh Al Amani yang
disusun oleh muridnya Syeikh Muhammad Mukhtaruddin Al Falimbani. Juga
dibukukan dalam Tashnif Al Asma’ yang dibukukan oleh muridnya dari Mesir
Syeikh Mahmud Said Mamduh Al Qahiri As Syafi’i.
Syeikh Yasin
tidak menyebutkan bahwa dirinya adalah salah satu dari 7 ulama Nusantara
yang banyak memiliki periwayatan. Namun ia menyebutkan bahwa jumlah
gurunya juga sebanyak guru Syeikh Salim Jindan, yakni lebih dari 100
orang. Dan para ulama dunia Islam juga mengakui bahwa Syeikh Yasin
memiliki banyak periwayatan, sebab itu ia dijuluki sebagai al musnid al
ashr, yakni musnid abad ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar