Seputar Lailatul Qadar (Kelebihan, waktu serta tanda-tandanya)
Salah satu topic pembicaraan yang hangat dalam bulan Ramadhan adalah lailatul qadar. Lailatul qadar adalah satu malam yang mulia yang Allah berikan khusus untuk umat Nabi Muhammad yang lebih dikenal dengan kelebihannya sebagai malam yang lebih baik dari seribu malam.
Dinamakan lailatul qadar karena Allah ta`ala pada malam tersebut Allah mendhahirkan semua kadar segala sesuatu yang telah ada dalam azali, baik kadar rizki seseorang, kadar ajal, sakit, bala, musibah, hujan, angin dll hingga tahun depan dan diserahkan kepara empat pemimpin malaikat; Jibril, Mikail, Israfil, dan `izrail (1). Ini adalah pendapat pendapat Ibnu `Abbas yang dipilih mayoritas ulama. (2)
Pada lailatul qadar Allah turunkan al-Quran pada malam ini secara menyeluruh ke satu tempat di langit yang disebut dengan Baitul `Izzah kemudian baru diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad berdasarkan kejadian di bumi.(3)
Kelebihan lailatul qadar
Ada tiga hal yang menjadikan lailatul qadar lebih mulai dari malam lainnya sebagaimana Allah sebutkan dalam surat al-Qadr: (4)
1. Malam yang lebih baik dari seribu bulan ( 83 tahun 3 bulan)
Firman Allah :
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
Ada beberapa riwayat yang menceritakan perihal diturunkan surat al-Qadar yang berhubungan dengan kelebihan lailatul qadar ini. Menurut satu pendapat, pada masa dahulu seseorang baru dikatakan `abid/ahli ibadah bila ia telah beribadah selama seribu tahun, maka Allah menjadikan bagi umat Nabi Muhammad satu malam pada lailatul qadar lebih baik dari seribu bulan umat terdahulu.
Syeikh Abu Bakar al-Waraq mengatakan bahwa masa kekuasaan Nabi Sulaiman sebagai raja adalah lima ratus tahun, masa kekuasaan Raja Zulkarnain juga lima ratus tahun, maka Allah menjadikan bagi umat Nabi Muhammad beramal satu malam pada lailatul qadar lebih baik dari kekuasaan seribu tahun.
Ibnu Mas`ud menceritakan bahwa Rasulullah menceritakan kepada para shahabat bahwa seorang laki-laki dari Bani Israil yang berperang selama seribu bulan, mendengar cerita tersebut para shahabat merasa kagum, maka Allah menurutkan surat al-Qadar. Maka lailatul qadar lebih baik dari pada seribu bulan bani israil tersebut berperang dijalan Allah.
Berkata Ka`b al-Akhbar : seorang raja Bani Israil yang shaleh, maka Allah wahyukan kepada salah seorang Nabi masa tersebut untuk menanyakan cita-cita raja tersebut, maka raja tersebut mengatakan bahwa ia bercita-cita berjihad dijalan Allah dengan hartanya, anaknya dan jiwa raganya. Maka Allah karuniakan kepadanya seribu anak. Kemudian ia latih anaknya dengan hartanya untuk berperang dijalan Allah, dan anak tersebutpun berjihad selama sebulan dan syahid dijalan Allah. Maka ia latih anak yang lain untuk berjihad yang akhirnya juga syahid setelah berjihad selama sebulan demikianlah satu persatu anaknya syahid dalam waktu seribu bulan. Hingga akhirnya iapun turut berperang dan akhirnya juga syahid.
Mendengar kisah ini sebagian shahabat berkata; tidak ada seorang pun yang mampu mendapatkan martabat raja ini. Maka Allah turunkan surat al-Qadar.
Berkata `Ali dan `urwah : Nabi menyebutkan empat orang dari kalangan bani Israil, mereka beribadah kepada Allah selama delapan puluh tahun dan tidak berbuat maksiat kepada sekejap matapun. Mereka adalah Nabi Ayyub, Nabi Zakaria, Khirqil bin al-Ajuz, dan Yusya` bin Nun, mendengar hal tersebut para shahabat merasa takjub. Maka datanglah Malaikat Jibril dan berkata : Ya Muhammad, umatmu merasa kagum atas ibadah mereka selama 80 tahun yang tidak berbuat maksiat kepada Allah sekejab matapun. Maka sungguh telah Allah turunkan atas engkau sesuatu yang lebih baik dari itu. Kemudian malaikat Jibril membaca surat al-Qadar. Maka senanglah Rasulullah SAW. (5)
2. Turun malaikat kebumi
Firman Allah:
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
Pada lailatul qadar para malailat turun kebumi, hal ini disebabkan bahwa dahulu para malaikat pernah mempertanyakan penciptaan manusia kepada Allah yang disebutkan oleh para malaikat sebagai makhluk penumpah darah. Manakala kenyataan terjadi sebaliknya maka para malaikat turun untuk memberi salam dan meminta maaf serta memohon keampunan Allah untuk manusia yang lalai.
Ibnu Abbas berkata : berkatalah Nabi SAW; apabila adalah lailatul qadar turunlah para malaikat penghuni siratul muntaha, diantaranya malaikat Jibril. Para malaikat tersebut turun dengan membawa bendera yang pancangkan atas kuburku, Baitul Maqdis, Masjidil Haram, bukit Thursina, mereka tidak meninggalkan orang mukmin dan mukminat kecuali mereka salami kecuali orang yang selalu minum khamar, memakan babi, dan berinai dengan za`faran. (6)
Kalimat ruh dalam ayat tersebut menurut pendapat yang kuat dimaksudkan malaikat jibril. (7) Sebagian ulama mengatakan bahwa pada lailatul qadar datang nur dari langit hingga ke bumi dan semua makhluk sujud termasuk tumbuh-tumbuhan, pohon-pohonan dan air sungai. Sebagian ulama mengatakan bahwa itu adalah nur kayu thuba, pendapat lain mengatakan bahwa itu adalah nur ketaatan, nur rahmat, nur sayap malailat, nur liwaul hamdi, dan ada juga pendapat bahwa itu adalah nur liwaul hamdi. (8)
Makna sujud pepohonan disini tidaklah mesti diartikan ia sujud seperti layaknya sujud manusia, namun ia sujud dengan caranya masing-masing yang berbeda dengan cara sujud manusia. Seperti halnya pohon-pohon yang selalu bertasbih kepada Allah, mereka bertasbih dengan cara mereka sendiri.
3. Kesejahtraan(salam) hingga fajar
Firman Allah:
سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.
Asy-Sya`by mengatakan: salam tersebut adalah salam malaikat kepada ahli masjid semenjak terbenam matahari hingga terbit fajar. Pendapat lain mengatakan bahwa lailatul qadar adalah malam keselamatan karena pada malam tersebut syaithan tidak dapat berbuat keburukan.
Kapan datangnya Lailatul Qadar
Mengenai kapan datangnya lailatul qadar terjadi khilaf diantara para ulama, bahkan ada yang berpendapat bahwa lailatul qadar bukan hanya berada pada bulan Ramadhan, tetapi hanya saja ia sering berada pada bulan Ramadhan. Sebagian ulama mengatakan bahwa lailatul qadar berada dalam malam yang sama dalam setiap tahun. Menurut satu pendapat ia berada pada malam sepuluh terakhir terutama pada malam ganjil yaitu pada malam 21 ramadhan. Menurut pendapat lainnya lailatul qadar berada pada malam 23, dan ada juga yang mengatakan pada malam 27. Pendapat 27 ini dikuatkan oleh beberapa kalangan dengan dalil bahwa jumlah kalimat dalam surat al-Qadar adalah 30 sama dengan jumlah bulan, kalimat هي tepat berada pada urutan ke 27 dan jumlah huruf kalimat lailatul qadar adalah 9 serta kalimat tersebut disebut dalam surat tersebut sebanyak 3 kali maka 9x3 =27. (9)
Menurut pendapat lain lailatul qadar dapat diketahui dengan melihat awal malam bulan Ramadhan. Ketentuan tersebut yaitu: (10)
Bila awal Ramadhan pada hari ahad atau rabu maka lailatul qadar jatuh pada malam 29.
Bila awal Ramadhan pada hari senin maka lailatul qadar jatuh pada malam 21
Bila awal Ramadhan pada hari selasa atau jum`at maka lailatul qadar jatuh pada malam 27
Bila awal Ramadhan pada hari kamis maka lailatul qadar jatuh pada malam 25
Bila awal Ramadhan pada hari sabtu maka lailatul qadar jatuh pada malam 23
Syeikh Abu Hasan mengatakan bahwa semenjak beliau baligh tidak pernah ketinggalan lailatul qadar berdasarkan ketentuan diatas.
Menurut pendapat yang lain :
Bila awal Ramadhan pada hari jum`at dan senin maka lailatul qadar jatuh pada malam 29.
Bila awal Ramadhan pada hari sabtu dan kamis maka lailatul qadar jatuh pada malam 21
Bila awal Ramadhan pada hari ahad dan rabu maka lailatul qadar jatuh pada malam 27
Bila awal Ramadhan pada hari selasa maka lailatul qadar jatuh pada malam 25
Kesimpulannya sangat banyak khilaf tentang waktu yang pasti kapan datangnya lailatul qadar, sehingga kita tidak menentukan secara pasti kapan sebenarnya dating lailatul qadar. Ini merupakan rahasia Allah supaya manusia menghidupkan seluruh malam ramadhan untuk beribadat. Sebagaimana Allah menyembunyikan ridhanya pada perbuatan ta`at supaya manusia mengerjakan semua perbuatan ta`at, Allah menyembunyikan diqabulnya doa supaya manusia selalu berdoa dengan sungguh-sungguh, Allah menyembunyikan ismul A`dham diantara nama-namaNya supaya manusia memanggilNya dengan seluruh namaNya. Allah menyembunyikan mati supaya manusia merasa takut mati, demikian juga Allah menyembunyikan lailatul qadar supaya manusia beribadah dalam semua malam bulan Ramadhan .(11)
Tanda lailatul qadar
Diantara tanda-tanda lailatul qadar adalah: Pada malam tersebut suasana tampak terang dan hening, tidak ada suara riuh dan anjing yang melonglong, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin keesokan harinya sinar matahari terlihat putih tanpa sinar.(12)
Amalan pada lailatul qadar
Dalam lailatul qadar sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal, sekurang-kurangnya adalah berjamaah shalat isya dan shubuh. Dalam satu hadits Rasulullah bersabda:
من صلى المغرب والعشاء في جماعة حتى ينقضي شهر رمضان فقد أخذ من ليلة القدر بحظ وافر
“barangsiapa shalat maghrib dan Isya secara berjamaah sehingga habis bulan Ramadhan maka sungguh ia telah mendapat bagian yang banyak dari lailatul qadar”(H.R. Imam Baihaqy)
Bagi kalangan yang tidak mampu untuk beribadah sepanjang malam hendaknya memperbanyak membaca zikir dan ayat al-quran yang mengandung nilai lebih seperti ayat kursi, akhir surat al-Baqarah, surat al-Zalzalah, al-Kafirun, surat al-Ikhlash, surat Yasin karena semua ayat-tersebut memiliki fadhilah yang besar sebagaimana tersebut dalam beberapa hadits.
Selain itu juga dianjurkan memperbanyak membaca istighfar, tasbih, tahmid, tahlil, shalawat kepada Nabi SAW, dan berdoa untuk diri sendiri dan orang-orang yang kita sayangi baik yang masih hidup ataupun yang telah meninggal.(13)
Disebutkan sebagian ulama : Barang siapa shalat pada malam lailatul qadar shalat sunat empat rakaat, setelah fatihah membaca surat at-Takatsur dan surat al-ikhlash 3 kali maka akan dimudahkan baginya sakratul maut, dan dihilangkan kan azab kubur dan diberikan empat tiang dari nur yang masing-masing diatasnya ada seribu malaikat.(14)
Dalam satu hadits Rasulullah ditanyakan oleh Siti Aisyah:
يا رسول الله إن وافقت ليلة القدر فما أقول ؟ قال : قولي اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني
Ya Rasulullah jika aku mengetahui lailatul qadar maka apa yang aku baca? Rasulullah menjawab: katakanlah :
اللَّهُمَّ إنَّك عَفْوٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُوا عَنِّي
Ya Allah, sesungguhnya engkau maha pemaaf, Engkau mencintai memaafkan maka maafkanlah dosa kami.
والله اعلم بالصواب
Hasyiah Shawy `ala Tafsir Jalalain jilid 4 hal 452 Cet. Haramain
Imam ar-Razi, Tafsir Mafatihul Ghaib, jilid 32 hal 28 cet. Dar Fikr th 1981
Imam Shawy al-Maliky, Hasyiah Shawy `ala Jalalain jilid 4 hal 452 cet. Haramain
`Alaiddin Ali bin Muhammad al-Khazin, Tafsir Khazin surat al-Qadr.
Imam Qurthuby, Tafsir Qurthuby jilid 20 hal 93 cet. Dar Kutub Ilmiyah th 2005
Imam Qurthuby, Tafsir Qurthuby jilid 20 hal 93 cet. Dar Kutub Ilmiyah th 2005
Imam ar-Razi, Tafsir Mafatihul Ghaib, jilid 32 hal 34 cet. Dar Fikr th 1981
Syeikh Daud al-Fathany, Jam`ul Fawaid hal 114 Cet. Fathani.
Imam Qurthuby, Tafsir Qurthuby jilid 20 hal 89 cet. Dar Kutub Ilmiyah th 2005
Hasyiah I`anatuth Thalibin jilid 2 hal 257 cet. Haramain
Tafsir Mafatihul Ghaib jilid 32 hal cet. Dar Fikr th 1981
Imam Qurthuby, Tafsir Qurthuby jilid 20 hal 92 cet. Dar Kutub Ilmiyah th 2005, Hasyiah Shawy `ala Jalalain jilid 4 hal 455 Cet. Haramain
Hasyiah Shawy `ala Jalalain jilid 4 hal 455 Cet. Haramain
Syeikh Daud al-Fathany, Jam`ul Fawaid hal 114 Cet. Fathani.
Imam Qurthuby, Tafsir Qurthuby jilid 20 hal 93 cet. Dar Kutub Ilmiyah th 2005
Referensi:
Imam Shawy al-Maliky, Hasyiah Shawy `ala Jalalain Cet. Haramain
Syeikh Daud al-Fathany, Jam`ul Fawaid Cet. Fathani.
Imam Fakhrur Razi, Tafsir Mafatihul Ghaib cet. Dar Fikr th 1981
Sayyid Bakry Syatha, Hasyiah I`anatuth Thalibin cet. Haramain
Imam Qurthuby, Tafsir Qurthuby cet Dar Fikr
Ini do'a nya menyambut lailatul qodar:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Sebagaimana hal itu diriwayatkan oleh Imam at Tirmi
dzi
dari Aisyah ia berkata; wahai Rasulullah, apabila aku mengetahui malam
apakah lailatul qadr, maka apakah yang aku ucapkan padanya?
Beliau mengatakan: "Ucapkan;
ALLAAHUMMA INNAKA 'AFUWWUN KARIIMUN TUHIBBUL 'AFWA FA'FU 'ANNII
(Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi ampunan dan Maha Pemurah, Engkau senang memberikan ampunan, maka ampunilah aku).”
Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih.
wallohu a'lam
========
Tafsir Ibnu katsir Jilid 4 , surat Al Qodr
وقد حكي عن مالك رحمه الله ، أن جميع ليالي العشر في تطلب ليلة القدر على
السواء ، لا يترجح منها ليلة على أخرى : رأيته في شرح الرافعي رحمه الله .
والمستحب الإكثار من الدعاء في جميع الأوقات ، وفي شهر رمضان أكثر ، وفي
العشر الأخير منه ، ثم في أوتاره أكثر . والمستحب أن يكثر من هذا الدعاء : "
اللهم ، إنك عفو تحب العفو ، فاعف عني "
; لما رواه الإمام أحمد :
حدثنا يزيد - هو ابن هارون - ، حدثنا الجريري - وهو سعيد بن إياس - ، عن
عبد الله بن بريدة ، أن عائشة قالت : يا رسول الله ، إن وافقت ليلة القدر
فما أدعو ؟ قال : " قولي : اللهم إنك عفو تحب العفو ، فاعف عني
[ ص: 452 ]
وقد رواه الترمذي والنسائي وابن ماجه ، من طريق كهمس بن الحسن ، عن عبد
الله بن بريدة ، عن عائشة قالت : قلت : يا رسول الله ، أرأيت إن علمت أي
ليلة ليلة القدر ، ما أقول فيها ؟ قال : " قولي : اللهم ، إنك عفو تحب
العفو ، فاعف عني " .
وهذا لفظ الترمذي ، ثم قال : " هذا حديث حسن صحيح " . وأخرجه الحاكم في مستدركه ، وقال : " هذا صحيح على شرط الشيخين "
ورواه النسائي أيضا من طريق سفيان الثوري ، عن علقمة بن مرثد ، عن سليمان
بن بريدة ، عن عائشة قالت : يا رسول الله ، أرأيت إن وافقت ليلة القدر ، ما
أقول فيها ؟ قال : " قولي : اللهم إنك عفو تحب العفو ، فاعف عني
Takhrij Hadits
تخريج الحديث: رواه إسحاق (1361)، عن النَّضْر بن شميل، وأحمد (6/171)، عن
غندر، وأحمد (6/208)، وابن ماجه (3850)، من طريق وكيع، والترمذي (3513)،
والنسائي في الكبرى (872، 10708)، من طريق جعفر بن سليمان الضبعي، و(779،
10709، 11688)، من طريق خالد بن الحارث، (خمستهم)، عن كهمس، عن عبد الله بن
بريدة، عن عائشة.
وإسناده صحيح، رجاله ثقات رجال الشَّيخين، قال
الترمذي: هذا حديثٌ حسن صحيح، وصحَّحه النَّووي في "الأذكار" (ص: 248)، وفي
المجموع (6/ 459).
ورواه النسائي (874، 10710)، من طريق المعتمر، عن كهمس، عن عبد الله بن بريدة: أنَّ عائشة.
قال النَّسائي: مرسل؛ يعني بذلك قوله: أن، وليس عن، وهذا واضح من أنه روى
الحديث من عشر طرق ولم يذكر هذه العبارة إلا في هذا الطريق فقط.
ورواه أحمد (6/182، 183)، ورواه البيهقي في "الشعب" (3426)، من طريق الحسن
بن مكرم، كلاهما (أحمد والحسن)، عن يزيد بن هارون، ورواه أحمد (6 /183)،
والبيهقي (3427)، من طريق علي بن عاصم، والنسائي (10711)، والقضاعي في
"الشهاب" (1477)، من طريق عبد الرحمن بن مرزوق، والقضاعي (1474)، من طريق
خالد بن عبد الله، (أربعتهم)، عن أبي سعيد الجريري، عن عبد الله بن بريدة،
عن عائشة به.
ورواية يزيد عند أحمد: أنَّ عائشة، ورواية الحسن عنْه قال: قال يزيد: لا أعلمُه إلاَّ قال ثلاثًا عن عائشة.
وأبو مسعود الجريري: سعيد بن إياس الجريري البصري، أحد العلماء الثِّقات
الأثبات؛ ولكنَّه اختلط قبل موتِه بنحو ثلاث سنين، ولم يكنِ اختلاطه
فاحشًا، ورواية يزيد بن هارون عنْه بعد الاختِلاط، ولكن رواية خالد بن عبد
الله -وهو الواسطي- عنْه عند الشيخين، وكذا تابعه سفيان الثَّوري وروايته
عنه قبل الاختلاط، واختلف عليْه فيها.
رواه إسحاق (1362)، والبيهقي
في الأسماء والصفات (92)، عن عمرو بن محمد العنقزي، والنسائي في الكبرى
(10712)، من طريق مخلد بن يزيد، والقضاعي (1475)، من طريق علي بن قادم،
(ثلاثتهم)، عن سفيان الثوري، عن الجريري به.
ورواه أحمد (6/ 258)،
والنَّسائي في الكبرى (10713)، وأبو يعلى في معجمه (403)، والطَّبراني في
الدعاء (916)، والحاكم (1/712)، والقضاعي (1478)، من طريق الأشْجعي، عن
سفيان الثَّوري، عن علقمة بن مرثد، عن سليمان بن بريدة، عن عائشة به.
وإسنادُه صحيح، رجاله ثقات رجال الشيخَين، والأشجعي هو عبيد الله بن عبيد
الرحمن ثقة إمام ثبت مأمون، من أثبت النَّاس كتابًا في الثوري، فكلا
الطَّريقين محفوظان عن الثوري.
وقال الحاكم: هذا حديثٌ صحيح على شرْطِ الشَّيخيْن ولم يُخْرِجاه.
حدَّثَنا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، حدَّثَنا جَعْفَرُ بْنُ سُلَيْمانَ
الضُّبَعِىُّ، عَنْ كَهْمَسِ بْنِ الحَسَنِ، عَن عبد اللهِ بْنِ
بُرَيْدَةَ، عَن عَائِشَةَ، قالَتْ: قُلْتُ: يا رَسُولَ اللهِ، أرَأيْتَ
إنْ عَلِمْتُ أيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ، مَا أقُولُ فِيها؟ قَالَ:
قُولي: اللَّهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ
عَنِّي))
. {رواه احمد عن غندر, برقم : 24815، 24926. والترمذي
واللفظ له، برقم : 3459. والنسائي في الكبرى، برقم : 7406, من طريق جعفر بن
سليمان الضبعي. والحاكم في المستدرك : 1/ 530، برقم : 1875. والبيهقي في
الأسماء والصفات، برقم : 92. وفي شعب الايمان، برقم: 3417. وفي الكبرى،
برقم: 194. والبغوي في معالم التنزيل، برقم: 1390. والطبراني في الدعاء،
برقم : 842، 843. وإسحاق ابن رهويه، برقم: 1361، عن النَّضْر بن شميل، وابن
ماجه، برقم : 3850، من طريق وكيع. وابن عساكر في تاريخ دمشق : 27/ 126،
برقم : 27204. والمروزي في قيام رمضان، برقم: 55. والقضاعي في مسنده، برقم :
1359. وإسناده صحيح، رجاله ثقات رجال الشَّيخين، قال الترمذي: هذا حديثٌ
حسن صحيح، وصحَّحه النَّووي في "الأذكار" (ص: 248)، وفي المجموع (6/ 459)}.
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id. Telah menceritakan
kepada kami Ja'far bin Sulaiman Al Dlob'iyyu. Dari Kahmas bin Al Hasan.
Dari Abdullaah bin Buraidah. Dari Aisyah, beliau berkata : Aku bertanya :
Ya Rasulallaah، menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku
menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau bersabda : Ucapkanlah :
ALLAAHUMMA INNAKA 'AFUWWUN KARIIM TUHIBBUL 'AFWA FA'FU 'ANNII
(Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pema'af Maha Mulia, mencintai kema'afan, maka ma'afkanlah daku).
{HR. Ahmad no. 24815، 24926. Teks hadits riwayat Tirmidzi no. 3459.
Nasa'i dlm Al Kubra no. 7406. Hakim dlm Al Mustadrak : 1/ 530، no. 1875.
Baihaqiy dlm Al Asma' Wa Al Shifat no. 92, dlm Syu'abu Al Iman no.
3417, dlm Al Kubra no. 194. Baghowiy Mu'alimu Al Tanzil no. 1390.
Thabaraniy dlm Al Du'a no. 842، 843. Ishaq bin Rahuyah no. 1361. Ibnu
Majah no. 3850، Ibnu 'Asakir dlm Tarikh Damsyiq : 27/ 126، no. 27204.
Marwaziy dlm Qiyamu Ramadlan, no. 55. Qadla'I dlm Musnadnya, no. 1359.
Sanadnya Shahih, Perawi-perawinya Tsiqat, dari perawi-perawi Bukhariy
Muslim.
Imam Tirmidzi berkata : Hadits ini Hasan Shahih،
dan Imam Nawawi menshahihkannya dlm kitabnya : Al Adzkar hal. 248، dan dlm Al Majmu' Syarhu Al Muhadzab : 6/ 459}.
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ كَهْمَسِ بْنِ
الْحَسَنِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا
قَالَتْ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ وَافَقْتُ لَيْلَةَ
الْقَدْرِ مَا أَدْعُو؟ قَالَ : تَقُولِينَ اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ
تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي. {رواه ابن ماجه برقم : 3840}
Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad. Telah menceritakan
kepada kami Waki'. Dari Kahmas bin Al Hasan. Dari Abdillah bin Buraidah.
Dari 'Aisyah, bahwasannya beliau bertanya : Ya Rasullaah apakah anda
tahu bagaimana jika saya bertepatan (ngepasi : jawa) dengan lailatul
qadar bagaimana saya berdoa?
Rasulullah menjawab : Ucapkanlah;
ALLAAHUMMA INNAKA 'AFUWWUN TUHIBBUL 'AFWA FA'FU 'ANNI
(Ya Allah, sesungguhnya Engkau maha pema'af mencintai kema'afan, maka ma'afkanlah daku).
{HR. Ibnu Majah No.3840}
حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ حَدَّثَنَا
يَحْيَى عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ قَامَ
لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ
مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ
مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
{رواه مالك في الموطأ، برقم : 248.
واحمد برقم : 6997، 7104. والبخاري واللفظ له، برقم : 1768. ومسلم برقم :
12172، 1273. وأبو داود برقم : 1165، 1166. والترمذي برقم : 618، 735.
والنسائي في الصغرى، برقم : 1592، 2175، وفي الكبرى برقم : 1277. وابن ماجه
برقم : 1631. وابن حبان برقم : 2608، 3514. والبيهقي في الصغير، برقم :
400، 657. وأبو نعيم في المسند المستخرج، برقم : 1544}
Telah
menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrahim. Telah menceritakan kepada
kami Hisyam. Telah menceritakan kepada kami Yahya. Dari Abu Salamah.
Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu. Dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam pernah bersabda:
"Barangsiapa yang menegakkan lailatul
qadar (mengisi dengan ibadah) karena iman kepada Allah dan mengharapkan
pahala (hanya dariNya) maka akan diampuni dosa-dosa yang telah
dikerjakannya, dan barangsiapa yang melaksanakan shaum Ramadhan karena
iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dariNya) maka akan
diampuni dosa-dosa yang telah dikerjakannya".
{HR. Malik dlm Al
Muwatho', no. 248. Ahmad no. 6997، 7104. Teks hadits riwayat Bukhariy
no. 1768. Muslim no. 12172، 1273. Abu Dawud no. 1165، 1166. Tirmidzi no.
618، 735. Nasa'i dlm Al Sughra no. 1592، 2175، dan dlm Al Kubra no.
1277. Ibnu Majah no. 1631. Ibnu Hibban no. 2608، 3514. Baihaqiy dlm Al
Shaghir no. 400، 657. Abu Nu'aim dlm Al Musnad Al Mustakhrij no. 1544}
wallohu a'lam
Assalamu 'alaikum wr wb.
Izin tanya pak yai..
Yang benar
"Allahumma innaka 'afuwwun karimun (dgn fa' dommah dan wawu tasydid)
Atau
"Allahumma innaka 'afwun karimun (dgn fa'nya sukun)?
Dan apa arti dari masing2 kalimat tersebut?
Terima kasih sebelumnya.
Jawab :
(إنك عفو)
بفتح العين المهملة وضم الفاء ، وتشديد الواو صيغة مبالغة أي كثير العفو (تحب العفو) أي ظهور هذه الصفة (فاعف عني) فإني كثير التقصير وأنت أولى بالعفو الكثير ، وفيه دليل على استحباب الدعاء في هذه الليلة بهذه الكلمات
islamport.com/w/srh/Web/1314/6294.htm
الموسوعة الشاملة - مشكاة المصابيح مع شرحه مرعاة المفاتيح
2111- قوله : (أرأيت) أي أخبرني (إن علمت) جوابه محذوف يدل عليه ما قبله (أي ليلة) مبتدأ خبره (ليلة القدر) والجملة سدت مسد المفعولين لعلمت تعليقاً. قيل : القياس أية ليلة فذكر باعتبار الزمان كما ذكر في قوله صلى الله عليه وسلم أي أية من كتاب الله معك أعظم باعتبار الكلام واللفظ (ما أقول) متعلق بأرأيت (فيه…
islamport.com
Tadarus dibulan puasa
Fadhilah Bertadarus Al-Qur’an
Bulan Ramadhan adalah
sebaik-baik ruang untuk melipat gandakan amal. Karena itu menjadi aneh
jika seorang muslim tidak tertarik un
tuk
mengisi Ramadhan dengan amal ibadah karena merasa cukup dengan amalnya
pada hari-hari biasa.Adapun sebaik-baik amal ibadah apalagi di bulan
Ramadhan adalah membaca al-Qur’an. sebagaimana Sabda Rasulullah saw
أفضل عبادة امتى قرأة القرأن
Ibadah umatku yang paling utama adalah membaca al-Qur’an
Diantara alasan keutamaan membaca al-Qur’an dibandingkan dengan ibadah
lain karena membaca al-qur’an dapat disetarakan dengan berkomunikasi
dengan Allah swt. demikian sabda Rasululalh saw:
من اراد ان يخاطب
الله فليقراء القرأن, أعطوا اعينكم حظها من العبادة, قالوا يارسول الله
وماخظها من العبادة ؟ قال النظر فى المصحف والتفكر فيه والاعتبار عند
عجائبه
Barang siapa ingin berbincang dengan Allah, maka hendaklah
membiasakan membaca al-Qur’an. berikanlah kepada mata haknya untuk
beribadah. Para sahabat lalu bertanya, apakah ibadah bagian mata itu?
Nabi menjawab “melihat (membaca) al-Qur’an dan memikir isinya serta
ambillah pelajaran dari keajaiban isi al-Qur’an.
Inilah
keistimewaan membaca al-Qur’an yang tidak dimiliki oleh ibadah lainnya.
Sedangkan hikmahnya sebagaimana Rasulullah saw jabarkan:
ان اردتم
عيش السعداء وموت الشهداء والنجاة يوم الحشر والظل يوم الجزاء والهدي من
الضلالة فاديموا قرأة القرأن فانه كلام الرحمن وحصن من الشيطان ورجحان فى
الميزان
Apabila engkau ingin hidup bahagia, mati syahid, selamat
di hari mahsyar, mendapat naungan (rahmat) Allah di hari pembalasan, dan
mendapatkan petunjuk sehingga tidak akan tersesat, maka biasakanlah
tadarus al-Qur’an. Karena al-Qur’an adalah firman Allah, benteng dari
syaitan dan pemberat dalam timbangan.
Shohabat Anas bin Malik rodhiyallohu anhu pernah berkata :
إن البيت الذي يقرأ فيه القرآن يكثر خيره ، والبيت الذي لا يقرأ فيه القرآن يقل خيره
" sesungguhnya rumah yang didalamnya di bacakan al qur'an maka banyak
kebaikannya, dan rumah yang tidak dibacakan al qur'an didalamnya maka
sedikit kebaikannya ."
( Hadis riwayat Al Bazzar ) lihat kitab Al Itqon Fi Ulumil Qur'an Imam Suyuti.
_______
Shohabat Abu Hurairoh rodhiyallohu anhu berkata :
إن البيت ليتسع على أهله ، وتحضره الملائكة ، وتهجره الشياطين ، ويكثر
خيره : أن يقرأ فيه القرآن . وإن البيت ليضيق على أهله ، وتهجره الملائكة ،
وتحضره الشياطين ، ويقل خيره : ألا يقرأ فيه القرآن
" Sesungguhnya
rumah yang dibacakan al qur'an didalamnya akan menjadi luas bagi
pemiliknya, malaikat mendatanginya, syetan menjauhinya dan banyak
kebaikannya ,
dan rumah akan menjadi sempit bagi pemiliknya,
malaikat menjadi tehalang, syetan hadir dan sedikit kebaikannya jika
tidak dibacakan al qur'an dalam rumah tersebut."
(HR. Ad Darimi dengan sanad shohih )
=====================================
Untuk mengulang/mnambah pengetahuan, silahkan buka linknya:
=>AL-QUR'AN ADALAH QODIM
http://www.piss-ktb.com/…/2219-alquran-al-quran-adalah-qodi…
=>I'ROB LAFADZ " KALAAMUN QODIIMUN LAA YUMALLU SAMA'UHU "
http://www.piss-ktb.com/…/1632-irob-lafadz-kalaamun-qodiimu…
=>DATA STATISTIK ISI AL-QUR'AN
http://www.piss-ktb.com/…/670-al-quran-data-statistik-isi-a…
=>ADAB MEMBACA AL-QUR'AN
http://www.piss-ktb.com/…/3874-adab-membaca-al-quran_48.html
=>HUKUM TADARUSAN DENGAN MENGERASKAN SUARA
http://www.piss-ktb.com/…/317-dinamika-tadarusan-al-quran.h…
=>HUKUM MENGKHATAMKAN AL-QUR'AN SCARA BERSAMAAN (PER-ORANG SATU JUZ)
http://www.piss-ktb.com/…/3178-al-quran-menghatamkan-alqura…
=>KESUNAHAN BERDO'A SETELAH KHATAM QUR'AN
http://www.piss-ktb.com/…/1889-adab-adab-berkhatam-al-quran…
=>FADHILAH MEMBACA AL-QUR'AN MESKI TIDAK TAHU ARTINYA
http://www.piss-ktb.com/…/1340-fadhilah-membaca-al-quran-me…
=>HUKUM MEMPERINDAH BACAAN ALQUR'AN(QORI'/QORI'AH)
http://www.piss-ktb.com/…/2360-al-quran-hukum-memperindah-b…
=>HUKUM MEMBACA ALQUR'AN DENGAN CEPAT
https://www.facebook.com/notes/pustaka-ilmu-sunni-salafiyah-ktb-piss-ktb/4426-hukum-membaca-alquran-dengan-cepat/1009549939067814
=>TINGKATAN PAHALA DALAM MEMBACA AL-QUR'AN
http://www.piss-ktb.com/…/1694-tingkatan-pahala-dalam-memba…
=>PAHALA MEMBACA AL-QUR'AN DENGAN TERBATA-BATA
http://www.piss-ktb.com/…/3591-pahala-membaca-al-quran-deng…
والله أعلمُ بالـصـواب
============
=>KAPAN NUZULUL QURAN
http://www.piss-ktb.com/2011/08/kapan-nuzulul-quran.html
=>PERMULAAN ALQUR'AN DI TURUNKAN
http://www.piss-ktb.com/…/374-permulaan-al-quran-diturunkan…
=> Jika ingin mencari keterangan yang lain, silahkan dicari melalui:
http://www.islamuna.info/
Artikel Terkait
Semoga bermanfaat.
Tanggal Al Qur’an Diturunkan
Mengacu kepada catatan yang berdasar hadits-hadits Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ﻓِﻴﻪِ ﻭُﻟِﺪْﺕُ ﻭَﻓِﻴﻪِ ﺃُﻧْﺰِﻝَ ﻋَﻠَﻲَّ
"Pada hari itulah aku dilahirkan dan pada hari itu pula turun (wahyu pertama) kepadaku". (HR. Ahmad, Al Baihaqi dan Al Hakim).
Menurut perhitungan hari Senin dari bulan Ramadhan pada tahun itu (13
tahun sebelum Hijriyah) jatuh pada tanggal 7, 14, 21 dan 28. Beberapa
riwayat yang shahih menunjukkan bahwa Lailatul Qadr tidak jatuh kecuali
pada malam-malam sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan. Sebagaimana
diriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah bersabda:
ﺗَﺤَﺮَّﻭْﺍ ﻟَﻴْﻠَﺔَ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻌَﺸْﺮِ ﺍﻟْﺄَﻭَﺍﺧِﺮِ ﻣِﻦْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ
"Carilah Lailatul Qadr itu pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan". (Muttafaq alaih).
Dan tepatnya pada malam-malam ganjil pada sepuluh terakhir dari bulan
Ramadhan. Diriwayatkan dari Aisyah juga Rasulullah bersabda:
ﺗَﺤَﺮَّﻭْﺍ ﻟَﻴْﻠَﺔَ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻮِﺗْﺮِ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﻌَﺸْﺮِ ﺍﻟْﺄَﻭَﺍﺧِﺮِ ﻣِﻦْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ
“Carilah Lailatul Qadr itu pada malam ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan”. (Muttafaq alaih).
Berdasarkan dalil-dalil di atas bahwa Al Qur’an pertama kali turun ke
bumi adalah pada bulan Ramadhan, Lailatul Qadr, yaitu malam yang
diberkahi hari Senin tanggal 21 Ramadhan.
Syeikh Shafiy al
Rahman Al Mubarakfuri mengatakan dalam Kitab Sirah an Nabawiyah yang
disusun oleh Syeikh Rahiq al Makhtum:
" Setelah melakukan penelitian yang
cukup dalam, dapat disimpulkan bahwa hari itu ialah hari Senin tanggal
21 bulan Ramadhan, malam yang bertepatan dengan tanggal 10 Agustus 660
M, dan ketika itu umur Rasul tepat 40 tahun 6 bulan 12 hari berdasarkan
hitungan Qamariyah, tepat 39 tahun 3 bulan 12 hari berdasarkan hitungan
Syamsiyah / Masehi.
Wallahu a'lam bish shawaab.
Wassalam.