Kamis, 12 Februari 2015

Melapangkan Majlis

 Allah SWT berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انشُزُوا فَانشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
“Berlapang-lapanglah dalam majlis”,maka lapangkanlah, niscaya ALLOH akan memberi kelapangan untukmu.
Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya ALLOH akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan ALLOH Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadalah: 11)

AL-‘ALIIM ASMAUL HUSNA | 19
Al-’Aliim: ( العليم ) Maha Mengetahui .. mengetahui segala yang maujud dan tidak ada satu benda pun yang tertutup oleh penglihatan-Nya.

العليم

AL ‘ALIIM | YANG MAHA MENGETAHUI

ALLOH dengan kesempurnaan-NYA .. mengetahui segala sesuatu dengan pengetahuan-NYA yang nyata dan ghaib .. baik yang kecil maupun yang besar .. yang pertama maupun yang terakhir .. usahnya dan hasilnya .. dan DIA mengetahui banyaknya segala sesuatu/objek yang tidak diketahui siapa pun menandakan bahwa pengetahuan ALLOH tidak terbatas .. menjadikan sebagai pengetahuan-NYA yang paling sempurna

Pengetahuan-NYA bukanlah berasal dari hal-hal yang diketahui, namun hal-hal yang diketahui berasal dari pengetahuan-NYA.
Dan kejelasan penyingkapan ilmu-NYA yang sedemikian rupa .. sehingga tidak ada lagi pengelihatan dan atau penyingkapan jelas yang dapat ditangkap

وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لا يَعْلَمُهَا إِلا هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلا يَعْلَمُهَا وَلا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الأرْضِ وَلا رَطْبٍ وَلا يَابِسٍ إِلا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

“Dan pada sisi ALLOH-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tak ada yang mengetahuinya kecuali DIA sendiri, dan DIA mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tidak jatuh sehelai daunpun, melainkan DIA mengetahuinya, dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudh).” (QS. Al-An’aam: 59).

“Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu.” (QS. AlAn’aam: 80).
Yang berarti segala gerak dan diam serta lahir dan bathin manusia diketahui oleh ALLOH Azza wa Jalla ..

“Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (QS. Al-Mu’min: 19).

لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمَا تَحْتَ الثَّرَى
وَإِنْ تَجْهَرْ بِالْقَوْلِ فَإِنَّهُ يَعْلَمُ السِّرَّ وَأَخْفَى

“Kepunyaan-NYA-lah semua yang ada di langit, semua yang ada di bumi, semua yang diantara keduanya dan semua yang dibawah tanah.
Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, sesungguhnya DIA mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi.” (QS. Thoha: 6~7).

وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“ALLOH mengetahui apa-apa yang dihadapan mereka dan dibelakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu ALLOH, melainkan apa yang dikehendaki-NYA.” (QS. Al-Baqoroh: 25).

Rosululloh saw bersabda:

فَوَاللهِ إِنِّي لَأَعْلَمُهُمْ بِاللهِ، وَأَشَدُّهُمْ لَهُ خَشْيَة

“Demi ALLOH .. Sesungguhnya aku adalah yang paling mengetahui tentang ALLOH .. dan aku adalah yang paling takut kepada-NYA.” (HR. Bukhori Muslim).

لَوْ تَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلًا وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيْرًا

“Jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (HR. Bukhori Muslim).

Hamba ALLOH memiliki sifat ‘mengetahui’, tetapi berbeda dengan pengetahuan ALLOH Azza wa Jalla dalam tiga hal yang khusus.

(1)_ Mengenai banyaknya hal-hal yang diketahui, itu terbatas pada hatinya dan tidak mungkin hal-hal yang diketahui manusia dapat disamakan dengan yang tidak terbatas.
‘Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan, melainkan sedikit’ [Al-Isro':85]

(2)_ Penyingkapan manusia, walaupun jelas, tidaklah mencapai tujuan diluar tujuan ini, tidak mungkin lagi ada tujuan lain .. Namun, pengelihatannya seperti melihat hal-hal dibalik tabir yang tipis .. Oleh karena itu hendaknya jangan menyangkal derajat-derajat penyingkapan, sebab pengelihatan bathiniah sama seperti pengelihatan lahiriah, maka ada perbedaan antara apa yang jelas pada waktu sore dan apa yang jelas pada waktu pagi.

(3)_ Pengetahuan ALLOH akan segala sesuatu itu bukanlah berasal dari sesuatu itu .. Akan tetapi segala sesuatu itu berasal dari pengetahuan ALLOH sendiri .. sedangkan pengetahuan manusia akan sesuatu, bergantung pada adanya sesuatu itu dan hasilnya.

Rosululloh saw bersabda:
“Barangsiapa yang melalui jalan dalam keadaan dia mencari ilmu, niscaya ALLOH memudahkan jalan baginya untuk sampai menuju sorga.” (HR. Muslim).

Artinya, terhadap orang yang mencari ilmu pengetahuan, ALLOH akan menunjukkan jalan Hidayah (petunjuk) dan ketaatan yang mengantarkannya ke sorga ..
Sesungguhnya ALLOH membalas perbuatan dengan memberi kemudahan baginya masuk ke sorga .. ya’ni memudahkannya dalam menyeberangi perjalanan berat menuju sorga pada hari kiamat.

“Katakanlah (wahai Muhammad), adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui.” [Az Zumar:9].
“Dan katankalah (wahai Muhammad):
Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.” (QS. Thohaa:114).

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

“ALLOH menyatakan bahwa tidak ada Tuhan melainkan DIA, yang menegakkan keadilan.
Para Malaikat dan orang-orang berilmu (juga menyatakan yang demikian). Tak ada Tuhan melainkan DIA, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali Imron:18).

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انشُزُوا فَانشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
“Berlapang-lapanglah dalam majlis”,maka lapangkanlah, niscaya ALLOH akan memberi kelapangan untukmu.
Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya ALLOH akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan ALLOH Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadalah: 11)

Orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan mempunyai derajat yang lebih tinggi sebanyak tujuh ratus derajat dibandingkan dengan orang-orang beriman tanpa ilmu pengetahuan.
Jarak antara derajat yang satu dengan derajat yang lainnya sama dengan perjalanan lima ratus tahun.
Khosyah adalah bahwa engkau takut kepada ALLOH .. hingga menghalangi dirimu dari takut perbuatan maksiat

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

“Sesungguhnya yang takut kepada ALLOH diantara hamba-hamba-NYA hanyalah Ulama (orang-orang yang berilmu).” (QS. Fathir: 28).

Para Ulama diberi kemuliaan yang besar karena pengetahuan (ma’rifat) mereka kepada ALLOH SWT, yang menjadikan mereka takut kepada-NYA.

“Barangsiapa yang ALLOH kehendaki menjadi baik, niscaya DIA memahamkannya dalam urusan agama.” (HR. Bukhori dan Muslim).

“Seandainya ALLOH memberi petunjuk (hidayah) kepada seseorang melalui kamu, niscaya (hal itu) lebih baik bagimu daripada kamu mendapat onta merah (harta yang paling disenangi).” (Sahal dari Ibnu Mas’ud).

Rosululloh saw bersabda:
“Apabila anak adam mati, terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara, yaitu shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfa’at, dan anak sholeh yang mendo’akannya.” (HR. Muslim).

Rosululloh saw bersabda:
“Para Ulama adalah ahli sorga dan Kholifah-Kholifah (pengganti) para Nabi.” (Murdawaih).

Sayyidah Aisyah ra, berkata:
“Apabila datang kepadaku suatu hari yang pada hari itu aku tidak bertambah ilmu, dalam terbitnya matahari pada hari itu, aku merasa tidak diberkati.”

Rosululloh saw bersabda:
“Apabila telah terjadi hari kiamat, ALLOH mengumpulkan para Ulama. Lalu Dia berfirman:
“Sesungguhnya AKU meniupkan hikmah-KU kepada kalian dan AKU tidak akan menyiksa kalian, maka masuklah kalian ke sorga dengan berkat Rohmat-Ku.”

Rosululloh saw bersabda:
“Sesungguhnya ALLOH berbangga kepada para Malaikat dengan tinta para Ulama, seperti DIA berbangga dengan darah orang-orang yang mati syahid.” (Ibnu Abbas ra).

Umar Ibnu Khotthob ra berkata:
“Duduk dalam mempelajari Fiqih, lebih baik daripada ibadah enam puluh tahun.”
Imam asy-Syafi’i rh mengatakan:
“Engkau tidak akan mendapat ilmu, melainkan dengan enam perkara.
Kecerdasan, kemauan keras, bersungguh-sungguh, bekal yang cukup, bimbingan guru, dan waktunya yang lama.”
Beliau rh, juga berkata:
“Barangsiapa yang tidak mempunyai ilmu, niscaya tiada kebaikan padanya.
Oleh karena itu, janganlah berteman atau bersahabat dengan orang yang tidak mencintai ilmu.
Sesungguhnya ilmu menyebabkan hati menjadi hidup dan terang.”
(Diwaan lmam asy-Syafi’i, hal. 378).
Rosululloh saw mengajarkan do’a untuk orang-orang yang mencari ilmu dan yang mengajarkannya :

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا،وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

“Ya Alloh, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima.” (HR. Ibnu majah dan Ibnu As-Sunni).

Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata:
“Di saat kesusahan, Nabi saw mengucapkan:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْعَلِيمُ الْحَلِيمُ ،
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ،
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيم

“Tiada sesembahan yang benar selain ALLOH Yang Maha Berilmu, Yang Maha Penyabar ..
Tiada sesembahan yang benar selain ALLOH .. Tuhan Arsy yang agung ..
Tiada sesembahan yang benar selain ALLOH .. Tuhan langit-langit .. dan Tuhan bumi .. dan Tuhan Arsy yang mulia.” (HR. al-Bukhori)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar