Ulama yang dikagumi oleh kelompok anti talqin, Ibnu Taimiyah, tidak pernah menyalahkan amaliyah talqin diatas:
(وَسُئِلَ)
عَنْ تَلْقِيْنِ الْمَيِّتِ فِي قَبْرِهِ بَعْدَ الْفَرَاغِ
مِنْ دَفْنِهِ هَلْ صَحَّ فِيْهِ حَدِيْثٌ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ عَنْ صَحَابَتِهِ؟ وَهَلْ إذَا لَمْ يَكُنْ فِيهِ
شَيْءٌ يَجُوزُ فِعْلُهُ أَمْ لاَ؟ (فَأَجَابَ) هَذَا التَّلْقِيْنُ
الْمَذْكُورُ قَدْ نُقِلَ عَنْ طَائِفَةٍ مِنَ الصَّحَابَةِ أَنَّهُمْ
أَمَرُوْا بِهِ كَأَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ وَغَيْرِهِ. وَرُوِيَ
فِيْهِ حَدِيْثٌ عَنِ النَّبِيِّ لَكِنَّهُ مِمَّا لاَ يُحْكَمُ
بِصِحَّتِهِ وَلَمْ يَكُنْ كَثِيْرٌ مِنَ الصَّحَابَةِ يَفْعَلُ ذَلِكَ
فَلِهَذَا قَالَ اْلإِمَامُ أَحْمَدُ وَغَيْرُهُ مِنْ الْعُلَمَاءِ إنَّ
هَذَا التَّلْقِيْنَ لاَ بَأْسَ بِهِ فَرَخَّصُوْا فِيْهِ وَلَمْ
يَأْمُرُوْا بِهِ وَاسْتَحَبَّهُ طَائِفَةٌ مِنْ أَصْحَابِ الشَّافِعِيِّ
وَأَحْمَدَ وَكَرِهَهُ طَائِفَةٌ مِنْ الْعُلَمَاءِ مِنْ أَصْحَابِ مَالِكٍ
وَغَيْرِهِمْ
(مجموع الفتاوى لابن تيمية 24 / 296)
“Ibnu Taimiyah ditanya tentang talqin di kibur setelah pemakaman. Apakah
hadisnya sahih dari Rasulullah Saw atau dari sahabat? Dan jika tidak
ada dalilnya apakah boleh melakukannya atau tidak? Ibnu Taimiyah
menjawab: Talqin ini diriwayatkan dari kelompok sahabat, bahwa mereka
memerintahkan talqin, seperti Abu Umamah dan lainnya. Talqin juga
diriwayatkan dari Rasulullah Saw tetapi tidak sahih, dan banyak sahabat
yang tidak melakukannya. Oleh karenanya, Imam Ahmad dan lainnya berkata:
Talqin ini boleh. Mereka memberi dispensasi dan tidak memerintahkannya.
Sementara sekelompok ulama dari kalangan Syafiiyah dan Ahmad
menganjurkannya. Dan sekelompok ulama dari kalangan Malikiyah dan
lainnya menilainya makruh" (Majmu' al-Fatawa XXIV/296)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar