Kamis, 23 Oktober 2014

Sejarah Tanggalan Hijriyah


.“Memperingati Tahun Baru Hijriyah Bid’ah karena tidak dilakukan oleh Nabi”, kata mereka. Jangankan memperingati, kalender hijriyah saja tidak ada di zaman Nabi!!! Berarti Hijriyah juga Bid’ah?? Sebab kalender Hijriyah baru ada di masa Sayidina Umar:

قَالَ سَعِيْدُ بْنُ الْمَسَيَّبِ : جَمَعَ عُمَرُ النَّاسَ فَسَأَلَهُمْ مِنْ أَيِّ يَوْمٍ يُكْتَبُ التَّارِيْخُ فَقَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ : مِنْ يَوْمَ هَاجَرَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَرَكَ أَرْضَ الشِّرْكِ فَفَعَلَهُ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ (رواه الحاكم) تعليق الذهبي قي التلخيص : صحيح
Said bin Musayyab berkata: “Umar mengumpulkan para sahabat: “Mulai hari apa menghitung tahun?” Ali berkata: “Sejak Nabi hijrah dan meninggalkan bumi syirik”. Lalu Umar setuju” (HR al-Hakim. Al-Dzahabi: Shahih)

Selengkapnya disampaikan oleh al-Hafidz Ibnu Katsir al-Syafi’i, ahli Tafsir dan sejarah yang bermadzhab Syafiiyah:

قَدْ ذَكَرْنَا سَبَبَهُ فِي سِيْرَةِ عُمَرَ، وَذَلِكَ أَنَّهُ رُفِعَ إِلَى عُمَرَ صَكٌّ مَكْتُوْبٌ لِرَجُلٍ عَلَى آَخَرَ بِدَيْنٍ يَحِلُّ عَلَيْهِ فِي شَعْبَانَ، فَقَالَ: أَيُّ شَعْبَانَ ؟ أَمِنْ هَذِهِ السَّنَةِ أَمْ الَّتِي قَبْلَهَا، أَمِ الَّتِي بَعْدَهَا ؟ ثُمَّ جَمَعَ النَّاسَ فَقَالَ: ضَعُوْا لِلنَّاسِ شَيْئًا يَعْرِفُوْنَ فِيْهِ حُلُوْلَ دُيُوْنِهِمْ. فَيُقَالُ إِنَّهُم أَرَادَ بَعْضُهُمْ أَنْ يُؤَرِّخُوْا كَمَا تُؤَرِّخُ الْفَرَسُ بِمُلُوْكِهِمْ، كُلَّمَا هَلَكَ مَلِكٌ أَرَّخُوْا مِنْ تَارِيِخِ وِلَايَةِ الَّذِي بَعْدَهُ، فَكَرِهُوْا ذَلِكَ. وَمِنْهُمْ مَنْ قَالَ: أَرِّخُوْا بِتَارِيْخِ الرُّوْمِ مِنْ زَمَانِ اِسْكَنْدَرَ فَكَرِهُوْا ذَلِكَ، وَلِطُوْلِهِ أَيْضًا. وَقَالَ قَائِلُوْنَ: أَرِّخُوْا مِنْ مَوْلِدِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَقَالَ آَخَرُوْنَ مِنْ مَبْعَثِهِ عَلَيْهِ السَّلَامُ. وَأشَارَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ وَآَخَرُوْنَ أَنْ يُؤَرِّخَ مِنْ هِجْرَتِهِ مِنْ مَكَّةَ إِلَى الْمَدِيْنَةِ لِظُهُوْرِهِ لِكُلِّ أَحَدٍ فَإِنَّهُ أَظْهَرُ مِنَ الْمَوْلِدِ وَالْمَبْعَثِ. فَاسْتَحْسَنَ ذَلِكَ عُمَرُ وَالصَّحَابَةُ، فَأَمَرَ عُمَرُ أَنْ يُؤَرِّخَ مِنْ هِجْرَةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَرَّخُوْا مِنْ أَوَّلِ تِلْكَ السَّنةِ مِنْ مُحَرَّمِهَا (البداية والنهاية - ج 7 / ص 85)
“Telah kami sebutkan sebab munculnya kalender hijriyah di masa Umar. Yaitu ada laporan seseorang yang memiliki hutang kepada yang lain, yang jatuh tempo bulan Sya’ban. Umar berkata: Sya’ban kapan? Tahun ini, tahun lalu atau tahun depan? Maka Umar mengumpulkan umat Islam dan berkata: “Buatkan suatu hal yang bisa dijadikan masuknya masa membaya hutang”

Sebagian berpendapat agar membuat kalender seperti kalender Persia, setiap rajanya mati maka dibuatkan kalender. Umat Islam tidak mau. Ada yang mengusulkan dengan kalender Romawi sejak masa Iskandar. Umat Islam tidak mau. Ada yang mengatakan: “Buatlah kalender sejak kelahiran Nabi Saw”. Yang lain mengatakan: “Sejak Nabi diankat jadi Rasul”

Ali bin Abi Thalib dan lainnya berisyarat agar membuat kalender sejak hijrahnya Nabi dari Makkah ke Madinah, karena ini diketahui semua orang dibanding kelahiran atau diangkat menjadi Rasul, kemudian Umar membuat kalender sejak hijrah Nabi dan umat Islam menghitung awal tahun tersebut dimulai bulan Muharram” (al-Bidayah wa al-Nihayah 7/85)

Oleh : Ustadz Muhammad Ma'ruf Khozin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar