Sabtu, 18 Oktober 2014

Antara Madinah dan Jawa

Pada awalnya Madinah bukanlah kota idaman bagi berkembangnya Islam. Hanya saja, Madinah yang semula bernama Yatsrib ini sudah memiliki pengikut Islam sejak sering melakukan haji ke Makkah dan berjumpa Rasulullah Saw. Justru kondisi Madinah tergambar dalam riwayat berikut:
ﻗَﺎﻟَﺖْ ﻭَﻗَﺪِﻣْﻨَﺎ ﺍﻟْﻤَﺪِﻳﻨَﺔَ ﻭَﻫْﻰَ ﺃَﻭْﺑَﺄُ ﺃَﺭْﺽِ ﺍﻟﻠَّﻪِ
(ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯ )
Aisyah berkata: “Kami tiba di Madinah. Ia adalah bumi Allah yang paling banyak wabah penyakitnya” 

(HR al-Bukhari)
Kemudian Rasulullah berdoa:
ﻭَﺻَﺤِّﺤْﻬَﺎ ﻟَﻨَﺎ ﻭَﺍﻧْﻘُﻞْ ﺣُﻤَّﺎﻫَﺎ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺠُﺤْﻔَﺔِ
(ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯ )
“Ya Allah, sembuhkanlah Madinah untuk kami. Pindahkanlah wabah panasnya ke kota Juhfah” 

(HR al- Bukhari)
Setelah itu Madinah menjadi tempat mercusuar Islam, dari sanalah Islam menyebar ke seluruh dunia begitu cepat, lebih cepat dari penyebaran agama Yahudi dan Nasrani, meski keduanya memiliki kekuatan kerajaan.
Demikian halnya tanah Jawa. Telah banyak kisah sampai kepada saya, khususnya dari Gus Solahuddin Azmi, cucu Kiai Ridlwan Pencipta Lambang NU, bahwa dahulu tanah Jawa tidak layak huni karena penuh belantara dan banyaknya gunung berapi. Namun Syaikh Subakir salah satu penyebar Islam di tanah Jawa
telah berdoa kepada Allah agar di negeri ini bisa dihuni para pengikut ajaran Rasulullah Saw. Dan kini telah nyata, bahwa di negeri ini menjadi penduduk terbesar di dunia yang memeluk Islam.
Ma'ruf Khozin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar