Berkata Kiai Nawawi Banten, dlm kitab-nya Tanqihul Qaul, berkata Sahabat Anas bin Malik Ra:
Di era Zaman rosulullah, ada seorang laki-laki yang bernama AlQamah. Keadaanya banyak berijtihad, bersusah payah dalam mencari kebaikan dan dia juga banyak bersedekah.
Kemudian, suatu hari dia terjatuh sakit. Sakit yang sangat, dan
bertambah parah sakitnya. Sehingga istri-nya mengirimkan utusan kpd
Rosulullah Saw. (Sampai sekarang tradisi spt ini masih banyak dijumpai,
ketika mengalami kerepotan, masyarakat pada umum-nya sowan kpd Kiai
sekitar untuk diharapkan dapat mengurangi kerepotannya).
Berkata istri Alqamah, "Wahai rosulullah, sungguh.. suamiku dlm keadaan naza'.., aku berharap banyak, supaya engkau melihat keadaanya".
Kemudian, rosulullah-pun bersabda kepada para sahabat, "mari kita menjenguk, bagaimana keadaan-nya".
Lalu Sahabat Anas bin Malik, mengatakan juga: Ketika Rosulullah Saw memasuki rumahnya, beliau bersabda kpd-nya, "Wahai Alqamah, bagaimana keadaanmu?". Dia tdk mengatakan sepatah kata, beliau tahu kalaw dia lemah, tdk mampu berkata. Rosulullah men-talqin-nya, menuntun bacaan syahadat (ini juga dianjurkan ketika menjumpai seseorang yang naza'), akan tetapi Alqamah tdk mampu mengikuti talqinrosulullah, yang dilakukan dengan lembut dan penuh kasih sayang. Bahkan beliau mengulanginya beberapa kali.
Beliau menanyakan, apakah Si Alqamah memiliki orang tua?, Bapaknya sudah meninggal, tapi ibunya sudah tuarenta masih hidup jauh disana. Demikian jawaban beberapa sahabatnabi dari pertanyaan Rosulullah Saw.
Kemudian Rosululloh Saw, mengutus beberapa sahabat, untuk meng-khabarkan keadaanya, kepada Ibu AlQamah.
Singkatcerita, ibu Alqamah mendatangi Alqamah. Lalu rosulullah bertanya kpd Umi Alqamah. "Wahai umi Alqamah.. bagaimana keadaan Alqamah, menurutmu?
Ya.. rosulullah, dia itu ahli puasa, ahli bersedekah, ahli shalat. Dia itu banyak melakukan kebaikan. Akan tetapi aku marah kepadanya, tdk ridha, karena dia anakku tapi mengutamakan istrinya dari pada aku.
Bergegas, kumpulkan kayu bakar.lalu bakarlah dia. Mendengar sabdanabi yang dikatakan kpd beberapa sahabarnabi tersebut, ibu Alqamah mulai ibaa. Dia katakan kpd rosulullah, wahai rosulullah.. jangan lakukan demikian kpd anakku, buah~hatiku.
Inti.. Beliau bersabda kpd umi Alqamah, Adzab Alloh.. lebih pedih. Sungguh Alloh Swt tidak ridha, kecuali dengan ridhamu, dan shalat, sedekah, puasa-nya anakmu tdk akan diterima, selagi engkau marah/ jengkel kpdnya.
Ya rosulullah, aku bersaksi kpd Alloh. Bahwa aku ridha kepada anakku Alqamah. Berikut jawaban umi Alqamah.
Kemudian, Rosulullah mentalqin Alqamah, dan Alqamah-pun dengan bibir-nya lafalkan dua kalimah syahadat, teriring mata tertutup, ruh meninggalkan raganya.
Berkata istri Alqamah, "Wahai rosulullah, sungguh.. suamiku dlm keadaan naza'.., aku berharap banyak, supaya engkau melihat keadaanya".
Kemudian, rosulullah-pun bersabda kepada para sahabat, "mari kita menjenguk, bagaimana keadaan-nya".
Lalu Sahabat Anas bin Malik, mengatakan juga: Ketika Rosulullah Saw memasuki rumahnya, beliau bersabda kpd-nya, "Wahai Alqamah, bagaimana keadaanmu?". Dia tdk mengatakan sepatah kata, beliau tahu kalaw dia lemah, tdk mampu berkata. Rosulullah men-talqin-nya, menuntun bacaan syahadat (ini juga dianjurkan ketika menjumpai seseorang yang naza'), akan tetapi Alqamah tdk mampu mengikuti talqinrosulullah, yang dilakukan dengan lembut dan penuh kasih sayang. Bahkan beliau mengulanginya beberapa kali.
Beliau menanyakan, apakah Si Alqamah memiliki orang tua?, Bapaknya sudah meninggal, tapi ibunya sudah tuarenta masih hidup jauh disana. Demikian jawaban beberapa sahabatnabi dari pertanyaan Rosulullah Saw.
Kemudian Rosululloh Saw, mengutus beberapa sahabat, untuk meng-khabarkan keadaanya, kepada Ibu AlQamah.
Singkatcerita, ibu Alqamah mendatangi Alqamah. Lalu rosulullah bertanya kpd Umi Alqamah. "Wahai umi Alqamah.. bagaimana keadaan Alqamah, menurutmu?
Ya.. rosulullah, dia itu ahli puasa, ahli bersedekah, ahli shalat. Dia itu banyak melakukan kebaikan. Akan tetapi aku marah kepadanya, tdk ridha, karena dia anakku tapi mengutamakan istrinya dari pada aku.
Bergegas, kumpulkan kayu bakar.lalu bakarlah dia. Mendengar sabdanabi yang dikatakan kpd beberapa sahabarnabi tersebut, ibu Alqamah mulai ibaa. Dia katakan kpd rosulullah, wahai rosulullah.. jangan lakukan demikian kpd anakku, buah~hatiku.
Inti.. Beliau bersabda kpd umi Alqamah, Adzab Alloh.. lebih pedih. Sungguh Alloh Swt tidak ridha, kecuali dengan ridhamu, dan shalat, sedekah, puasa-nya anakmu tdk akan diterima, selagi engkau marah/ jengkel kpdnya.
Ya rosulullah, aku bersaksi kpd Alloh. Bahwa aku ridha kepada anakku Alqamah. Berikut jawaban umi Alqamah.
Kemudian, Rosulullah mentalqin Alqamah, dan Alqamah-pun dengan bibir-nya lafalkan dua kalimah syahadat, teriring mata tertutup, ruh meninggalkan raganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar