Rabu, 22 April 2015

Mengapa terjadi mati mendadak?

PERTANYAAN :
Assalamu'alaikum.. apa benar jika seseorang mati / meninggal karena sebab kecelakaan itu termasuk husnul khotimah.

JAWABAN :
Hadis shoheh.“Tiada seorang muslim yang meninggal pada hari jumat atau malamnya kecuali Allah SWT akan menghindarkannya dari fitnah kubur". (HR.Ahmad).

ﻭﻓﻰ ﺍﻻﺣﻴﺎﺀ ﻟﻠﻐﺰﺍﻟﻰ ﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﻣﺎﺕ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﺍﻭ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﻛﺘﺐ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻪ ﺍﺟﺮ ﺷﻬﻴﺪ ﻭﻭﻗﻰ ﻓﺘﻨﺔ ﺍﻟﻘﺒﺮ ﺃﻯ ﻭﺫﺍﻟﻚ ﺑﺸﺮﻁoﺍﻻﻳﻤﺎﻥ

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Barang siapa yang meninggal di hari jum'at ataumalamnya, maka akan dihilangkan siksa kubur darinya) dan dalam Ihya'nya Al Ghazali Rasulullahshallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Barang siapa yang meninggal di hari jum'at atau malamjum'at, maka Allah Ta'ala akan mencatat baginya pahala syahid dan dan melindunginya dari fitnahkubur, yakni dan meninggalnya tersebut dengan syarat beriman (membawa iman). Tanqihul Qaul.
Salah 1 mati syahid akhirat adalah mati mendadak.

( ﻧﻬﺎﻳﺔ ﺍﻟﺰﻳﻦ : ﺹ 160)

ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﺸﻬﻴﺪ ﻓﻬﻮ ﺛﻼﺛﺔ ﺃﻗﺴﺎﻡ ﻷﻧﻪ ﺇﻣﺎ ﺷﻬﻴﺪ ﺍﻵﺧﺮﺓ ﻓﻘﻂ ﻓﻬﻮ ﻛﻐﻴﺮ ﺍﻟﺸﻬﻴﺪ ﻭﺫﻟﻚ ﻛﺎﻟﻤﺒﻄﻮﻥ ﻭﻫﻮ ﻣﻦ ﻗﺘﻠﻪ ﺑﻄﻨﻪ ﺑﺎﻻﺳﺘﺴﻘﺎﺀ ﺃﻱ ﺍﺟﺘﻤﺎﻉ ﻣﺎﺀ ﺃﺻﻔﺮ ﻓﻴﻪ ﺃﻭ ﺑﺎﻹﺳﻬﺎﻝ ﻭﺍﻟﻐﺮﻳﻖ ﻭﺇﻥ ﻋﺼﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﻐﺮﻕ ﺑﻨﺤﻮ ﺷﺮﺏ ﺧﻤﺮ ﺩﻭﻥ ﺍﻟﻐﺮﻳﻖ ﺑﺴﻴﺮﺳﻔﻴﻨﺔ ﻓﻲ ﻭﻗﺖ ﻫﻴﺠﺎﻥ ﺍﻟﺮﻳﺢ ﻓﺈﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﺑﺸﻬﻴﺪ ﻭﺍﻟﻤﻄﻌﻮﻥ ﻭﻟﻮ ﻓﻲ ﻏﻴﺮ ﺯﻣﻦ ﺍﻟﻄﺎﻋﻮﻥ ﺃﻭ ﺑﻐﻴﺮﻩ ﻓﻲ ﺯﻣﻨﻪ ﺃﻭ ﺑﻌﺪﻩ ﺣﻴﺚ ﻛﺎﻥ ﺻﺎﺑﺮﺍ ﻣﺤﺘﺴﺒﺎ ﻭﺍﻟﻤﻴﺖ ﻋﺸﻘﺎ ﺑﺸﺮﻁ ﺍﻟﻜﻒ ﻋﻦﺍﻟﻤﺤﺎﺭﻡ ﺣﺘﻰ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﻈﺮ ﺑﺤﻴﺚ ﻟﻮ ﺍﺧﺘﻠﻰ ﺑﻤﺤﺒﻮﺑﻪ ﻟﻢ ﻳﺘﺠﺎﻭﺯ ﺍﻟﺸﺮﻉ ﻭﺑﺸﺮﻁ ﺍﻟﻜﺘﻤﺎﻥ ﺣﺘﻰ ﻋﻦ ﻣﻌﺸﻮﻗﻪ ﻭﺍﻟﻤﻴﺘﺔ ﻃﻠﻘﺎ ﻭﻟﻮ ﻣﻦ ﺯﻧﺎ ﺇﺫﺍ ﻟﻢ ﺗﺘﺴﺒﺐ ﻓﻲ ﺇﺳﻘﺎﻁ ﺍﻟﻮﻟﺪ ﻭﺍﻟﻤﻘﺘﻮﻝ ﻇﻠﻤﺎ ﻭﻟﻮ ﺑﺤﺴﺐ ﺍﻟﻬﻴﺌﺔ ﻛﻤﻦ ﺍﺳﺘﺤﻖ ﺍﻟﻘﺘﻞ ﺑﻘﻄﻊ ﺍﻟﺮﺃﺱ ﻓﻘﺘﻞ ﺑﺎﻟﺘﻮﺳﻂ ﻣﺜﻼ ﻭﺍﻟﻐﺮﻳﺐ ﻭﺇﻥ ﻋﺼﻲ ﺑﻐﺮﺑﺘﻪ ﻛﺂﺑﻖ ﻭﻧﺎﺷﺰﺓ ﻭﺍﻟﻤﻴﺖ ﻓﻲ ﻃﻠﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭﻟﻮ ﻋﻠﻰﻓﺮﺍﺷﻪ ﻭﺍﻟﺤﺮﻳﻖ ﻭﺍﻟﻤﻴﺖ ﺑﻬﺪﻡ ﻭﻛﺬﺍ ﻣﻦ ﻣﺎﺕ ﻓﺠﺄﺓ ﺃﻭ ﻓﻲ ﺩﺍﺭ ﺍﻟﺤﺮﺏ ﻗﺎﻟﻪ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺮﻓﻌﺔ ﻭﻛﺬﺍ ﺍﻟﻤﺤﺪﻭﺩ ﺳﻮﺍﺀ ﺯﻳﺪ ﻋﻠﻰﺍﻟﺤﺪ ﺍﻟﻤﺸﺮﻭﻉ ﺃﻡ ﻻ ﻭﺳﻮﺍﺀ ﺳﻠﻢ ﻧﻔﺴﻪ ﻻﺳﺘﻴﻔﺎﺀ ﺍﻟﺤﺪ ﻣﻨﻪ ﺗﺎﺋﺒﺎ ﺃﻡ ﻻ ﻗﺎﻟﻪ ﺍﻟﺸﺒﺮﺍﻣﻠﺴﻲ ﻭ ﻣﻌﻨﻰ ﺍﻟﺸﻬﺎﺩﺓ ﻟﻬﻢ ﺃﻧﻬﻢ } ﺃﺣﻴﺎﺀ ﻋﻨﺪ ﺭﺑﻬﻢ ﻳﺮﺯﻗﻮﻥ { ﺁﻝﻋﻤﺮﺍﻥ ﺍﻵﻳﺔ 169 ﻗﺎﻟﻪ ﺍﻟﺤﺼﻨﻲ

(ﻧﻬﺎﻳﺔ ﺍﻟﺰﻳﻦ : ﺹ147)
ﻭﻣﻦ ﻋﻼﻣﺎﺕ ﺍﻟﺴﻌﺎﺩﺓ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻤﻮﺕ ﻋﺮﻕ ﺍﻟﺠﺒﻴﻦ ﻭﺫﺭﻑﺍﻟﻌﻴﻦ ﻭﺍﻧﺘﺸﺎﺭ ﺍﻟﻤﻨﺨﺮﺭﻭﻱ ﻋﻦ ﺳﻠﻤﺎﻥ ﺍﻟﻔﺎﺭﺳﻲ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ ﺳﻤﻌﺖﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻘﻮﻝ ﺍﺭﻗﺒﻮﺍ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻋﻨﺪﻣﻮﺗﻪ ﺛﻼﺛﺎ ﺇﻥ ﺭﺷﺢ ﺟﺒﻴﻨﻪ ﻭﺫﺭﻓﺖ ﻋﻴﻨﺎﻩ ﻭﺍﻧﺘﺸﺮ ﻣﻨﺨﺮﺍﻩ ﻓﻬﻮ ﺭﺣﻤﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﺪ ﻧﺰﻟﺖ ﺑﻪ ﻭﺇﻥ ﻏﻂ ﻏﻄﻴﻂ ﺍﻟﺒﻜﺮ ﺍﻟﻤﺨﻨﻮﻕ ﻭﺃﺧﻤﺪ ﻟﻮﻧﻪ ﻭﺃﺯﺑﺪ ﺷﺪﻗﺎﻩ ﻓﻬﻮ ﻋﺬﺍﺏ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﺪ ﺣﻞ ﺑﻪ ﻭﻗﺪ ﺗﻈﻬﺮ ﺍﻟﻌﻼﻣﺎﺕ ﺍﻟﺜﻼﺙ ﻭﻗﺪ ﺗﻈﻬﺮ ﻭﺍﺣﺪﺓ ﺃﻭ ﺛﻨﺘﺎﻥ ﺑﺤﺴﺐ ﺗﻔﺎﻭﺕ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻓﻲ ﺍﻷﻋﻤﺎﻝ ﻭﺃﻣﺎ ﻋﻼﻣﺔ ﺫﻟﻚ ﻓﻲ ﺣﺎﻝ ﺍﻟﺼﺤﺔ ﻓﺘﻮﻓﻴﻘﻪ ﻟﻠﻌﻤﻞ ﺑﺎﻟﺴﻨﺔﻋﻠﻰ ﻗﺪﺭ ﺍﻟﻄﺎﻗﺔ 


Kematian Datang Tanpa Diundang

Sesungguhnya kematian merupakan misteri bagi manusia. Tak seorangpun yang tahu kapan datangnya.
Namun satu kepastian bahwa ajal (waktu kematian) seseorang sudah tercatat jauh hari di Lauhul Mahfudz sebelum manusia diciptakan. Dan ketika seseorang sudah tiba ajalnya, maka tidak bisa diajukan barang sesaat ataupun diundurkan. Allah Ta'ala berfirman,

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

"Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya." (QS. Al A'raf: 34)

Setelah kematian maka kesempatan beramal telah habis. Manusia akan mendapatkan balasan dari amal-amal perbuatannya di alam kubur, berupa nikmat atau adzab kubur. Dan ketika sudah terjadi kiamat, dia akan dibangkitkan dan mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya di hadapan Allah.

"Maka barang siapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati."(QS.Al-A'raf:35)

Sedangkan orang yang kafir dan ingkar terhadap kebenaran Islam, "Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya."(QS.Al-A'raf:36)

Kematian Mendadak Semakin Marak di Akhir Zaman

Kasus Meninggal mendadak seperti yang terjadi pada Adjie Massaid sudah atau sering kita dengar dalam keseharian kita.

Dan di akhir zaman, jumlahnya semakin banyak sebagimana yang diungkapkan oleh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf al Wabil dalam kitabnya Asyratus Sa'ah.
Dalam kitabnya tersebut, Yusuf al-Wabil menyebutkan bahwa kematian yang datang tiba-tiba atau mendadak merupakan salah satu dari tanda dekatnya kiamat. Hal ini didasarkan pada beberapa kabar hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Salah satunya hadits marfu' dari Anas bin Malik radliyallah 'anhu,

إِنَّ مِنْ أَمَارَاتِ السَّاعَةِ . . . أَنْ يَظْهَرَ مَوْتُ الْفُجْأَةِ

"Sesungguhnya di antara tanda-tanda dekatnya hari kiamat adalah . . . akan banyak kematian mendadak." (HR. Thabrani dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami' al-Shaghir no. 5899)

Fenomena kematian mendadak ini sudah sering kita saksikan pada masa sekarang. Orang yang sebelumnya sehat bugar, -beraktifitas seperti biasa, atau bahkan berolah raga sepak bola, futsal, badminton dan semisalnya- tiba-tiba ia terjatuh lalu meninggal dunia. Hal ini dibenarkan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) berdasarkan sebuah penelitian, setiap tahunnya banyak orang meninggal karena stroke dan serangan jantung. Bahkan disebutkan kalau penyakit jantung menempati urutan pertama yang banyak menyebabkan kematian pada saat ini.

Dalam hadits di atas terdapat mukjizat ilmiah yang kita benarkan melalui kajian kedokteran yang harus diakui. Mukjizat ini membuktikan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah utusan Allah yang tidak berbicara berdasar hawa nafsunya, tapi yang beliau sampaikan adalah wahyu dari Allah yang diturunkan kepada beliau.

Rasanya orang yang hidup pada zaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tak pernah membayangkan akan datangnya zaman yang merebaknya kematian mendadak, kecuali berdasarkan wahyu ilahi yang menyingkap fenomena ini.

Maksud Kematian Mendadak

Banyak sebab kematian, tapi kematian itu tetap satu. Hal ini menunjukkan bahwa kematian memiliki sebab, seperti sakit, kecelakaan, atau bunuh diri dan semisalnya. Sedangkan kematian yang tanpa didahului sebab itulah maksud kematian yang mendadak yang belum bisa diprediksi sebelumnya.
Seiring majunya ilmu kedokteran, manusia bisa menyingkap tentang sebab kematian seperti kanker, endemik, atau penyakit menular. Penyakit-penyakit ini mengisyaratkan dekatnya kematian, tetapi sebab yang utama adalah mandeknya jantung secara tiba-tiba yang datang tanpa memberi peringatan.
Para ulama mendefinisikan kematian mendadak sebagai kematian tak terduga yang terjadi dalam waktu yang singkat dan salah satu kasusnya adalah seperti yang dialami orang yang terkena serangan jantung.
Imam al-Bukhari dalam shahihnya membuat sebuah bab,

بَاب مَوْتِ الْفَجْأَةِ الْبَغْتَةِ

"Bab kematian yang datang tiba-tiba".

Kemudian beliau menyebutkan hadits Sa'ad bin 'Ubadah radliyallah 'anhu ketika berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia secara mendadak dan aku yakin seandainya ia berbicara sebelum itu, pastilah dia ingin bersedekah. Maka dari itu, apakah dia akan mendapat pahala apabila jika aku bersedekah untuknya?" Beliaupun menjawab, "Ya". (Muttafaq 'alaih)

. . . kematian mendadak sebagai kematian tak terduga yang terjadi dalam waktu yang singkat dan salah satu kasusnya adalah seperti yang dialami orang yang terkena serangan jantung.

Kematian Mendadak Dalam Pandangan Ulama

Sebagian ulama salaf tidak menyukai kematian yang datang secara mendadak, karena dikhawatirkan tidak memberi kesempatan seseorang untuk meninggalkan wasiat dan mempersiapkan diri untuk bertaubat dan melakukan amal-amal shalih lainnya. Ketidaksukaan terhadap kematian mendadak ini dinukil Imam Ahmad dan sebagian ulama madzhab Syafi'i. Imam al-Nawawi menukil bahwa sejumlah sahabat Nabishallallahu 'alaihi wasallam dan orang-orang shalih meninggal secara mendadak. An-Nawawi mengatakan, "Kematian mendadak itu disukai oleh para muqarrabin (orang yang senantiasa menjaga amal kebaikan karena merasa diawasi oleh Allah)." (Lihat (Fathul Baari: III/245)

Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata, "Dengan demikian, kedua pendapat itu dapat disatukan." (Fathul Baari: III/255)

Terdapat keterangan yang menguatkan bahwa kematian mendadak bagi seorang mukmin tidak layak dicela.

Dari Abdullah bin Mas'ud radliyallah 'anhu, dia berkata,

موت الفجأة راحة للمؤمن وأخذة أسف للكافر

"Kematian mendadak merupakan keringanan bagi seorang mukmin dan kemurkaan atas orang-orang kafir."

Ini adalah lafadz Abdul Razaq dan al-Thabrani dalam al-Mu'jam al-Kabir, sedangkan lafadz Ibnu Abi Syaibah, "Kematian mendadak merupakan istirahat (ketenangan) bagi seorang mukmin dan kemurkaan atas orang kafir." (HR. Abdul Razaq dalam al Mushannaf no. 6776, al-Thabrani dalam al-Mu'jam al-Kabir no. no. 8865)

Dari Aisyah radliyallah 'anha, berkata, "Aku pernah bertanya kepada Rasulullahshallallahu 'alaihi wasallam mengenai kematian yang datang tiba-tiba. Lalu beliau menjawab,

رَاحَةٌ لِلْمُؤْمِنِ وَأَخْذَةُ أَسَفٍ لِفَاجِرٍ

"Itu merupakan kenikmatan bagi seorang mukmin dan merupakan bencana bagi orang-orang jahat." (HR. Ahmad dalam al-Musnad no. 25042, al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman no. 10218. Syaikh al Albani mendhaifkannya dalam Dha'if al Jami' no. 5896)

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud dan Aisyah radliyallah 'anhuma, keduanya berkata, "Kematian yang datang mendadak merupakan bentuk kasih sayang bagi orang mukmin dan kemurkaan bagi orang dzalim." (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam al Mushannaf III/370, dan al-Baihaqi dalam al-Sunan al Kubra III/379 secara mauquf).

Kematian mendadak yang dialami seorang mukmin adalah kebaikan baginya. Dia merdeka dari hiruk pikuk dunia yang menjemukan dan terbebas dari fitnah-fitnahnya.

Alangkah indahnya hadits yang dijadikan sebagai penguat oleh Imam al-Baihaqi dalam al Sunan al-Kubra pada kitab "Al-Janaiz" Bab, "Fi Mautil Faj'ah", dari hadits Abu Qatadah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah dilalui iring-iringan jenazah. Beliau lalu bersabda, "Yang istirahat dan yang diistirahatkan darinya." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apa maksud yang istirahat dan yang diistirahatkan darinya?" Beliau menjawab,

الْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ يَسْتَرِيحُ مِنْ نَصَبِ الدُّنْيَا وَأَذَاهَا إِلَى رَحْمَةِ اللَّهِ ، وَالْعَبْدُ الْفَاجِرُ يَسْتَرِيحُ مِنْهُ الْعِبَادُ وَالْبِلاَدُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ

"Seorang hamba yang mukmin beristirahat dari keletihan dunia dan kesusahannya, kembali kepada rahmat Allah. Sedangkan hamba yang jahat, para hamba, negeri, pohon dan binatang beristirahat (merasa aman dan tenang) darinya." (HR. Muslim no. 950, Ahmad no. 21531)

Kematian mendadak yang dialami seorang mukmin adalah kebaikan baginya. Dia merdeka dari hiruk pikuk dunia yang menjemukan dan terbebas dari fitnah-fitnahnya. Sedangkan Kematian mendadak yang dialami seorang fajir merupakan kabar gembira bagi hamba Allah. Mereka akan terbebas dari gangguannya. Di antara gangguannya adalah kedzalimannya terhadap mereka, kesenangannya melakukan kemungkaran dan jika diingatkan malah menantang dan itu menyulitkan mereka. Jika diingatkan malah menyakiti dan bila didiamkan mereka menjadi berdosa. Sedangkan istirahatnya binatang adalah dikarenakan sang fajir tadi selalu menyakiti dan menyiksanya serta membebani di luar kemampuannya, tidak memberinya makan dan yang lainnya. Sedangkan istirahatnya negeri dan pepohonan adalah karena perbuatan jahat sang fajir hujan tidak turun, dia mengeruk kekayaannya dan tidak mengairinya.

"Kematian mendadak merupakan keringanan bagi seorang mukmin dan kemurkaan atas orang-orang kafir." Ibnu Mas'ud

Menyikapi Kematian Mendadak

Bagi orang yang berakal sehat tentu akan mengambil pelajaran dari fenomena yang ia saksikan. Terlebih fenomena tersebut telah disampaikan oleh orang yang terpercaya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka sepantasnya ia segera kembali kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya, sebelum kematian itu menjemputnya.

Imam al-Bukhari pernah berkata,
Peliharalah waktu ruku'mu ketika senggang.
Sebab, boleh jadi kematian akan datang secara tiba-tiba
Betapa banyaknya orang yang sehat dan segar bugar
Lantas meninggal dunia dengan tiba-tiba

Dan setelah memahami adanya kematian yang mendadak, dan semakin sering terjadi pada akhir zaman (termasuk zaman kita ini), hendaknya kita mempersiapkan diri dengan bersegera menyambut seruan Allah untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Dan perintah Allah yang paling utama adalah memurnikan tauhid kepada-Nya semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu, baik dalam masalah ibadah dan pengabdian, juga dalam masalah ketaatan dan ketundukan kepada syariat-Nya.

Sesungguhnya kematian akan tetap datang ke manapun kita lari dan di manapun kita sembunyi. Tidak ada kekuatan di alam raya yang bisa melawan ketetapan ilahi ini. Dan setelah kematian, setiap orang akan mendapat balasan dari amal yang telah dikerjakannya di dunia. Maka bertakwalah kepada Allah, Wahai hamba-hamba Allah! Janganlah engkau menjadi orang yang menyesal ketika kematian datang dan minta diberi kesempatan untuk beramal. Sesungguhnya ajal tidak bisa ditangguhkan dan tidak bisa ditunda barang sesaat.

Ketahuilah! sesungguhnya dunia ini terus berjalan ke belakang meninggalkanmu, dan akhirat berjalan mendatangi. Ingatlah saat kematian dan perpindahan ke alam Barzah. Dan (ingatlah) yang akan tergambarkan di hadapanmu, berupa banyaknya keburukan dan sedikitnya kebaikan. Maka, apa yang ingin engkau amalkan pada saat itu, segeralah amalkan sejak hari ini. Dan apa yang ingin engkau tinggalkan saat itu, maka tinggalkanlah sejak sekarang.

Maka seandainya setelah mati, kamu dibiarkan. Sesungguhnya kematian itu merupakan kenyamanan bagi seluruh yang hidup. Namun. jika kamu telah mati, kamu pasti dibangkitkan dan akan ditanya tentang segala sesuatu, lalau diberi balasan dari setiap perbuatan. Kalau seperti itu, maka kematian merupakan sesuatu yang menakutkan dan menghawatirkan.

Bukan Hanya Tiga Amal yang Terus Mengalir Ketika Mati
syarh_shudrKita sering mendengar para muballigh atau penceramah yang mengatakan bahwa tidak ada lagi amal yang bermanfaat bagi seseorang setelah kematiannya, kecuali tiga hal: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang mendoakannya. Hal ini berdasarkan hadits berikut,

عن أبي هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إذا مات الإنسانُ انقطعَ عملُه إلا من ثلاثٍ: صدقةٍ جاريةٍ، أو علمٍ يُنْتفعُ بهِ، أو ولدٍ يدعو له (رواه البخاري ومسلم)

Dari Abu Hurayrah, bahwa Rasulullah bersabda, ‘Jika manusia mati maka terputuslah amalnya, kecuali tiga: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang mendoakannya’ (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Padahal, hadits tersebut hanyalah sekedar menyebut jumlah, tidak bermaksud membatasi hanya pada tiga amal tersebut. Dalam hadits-hadits lain, kita akan temukan bahwa selain tiga amal tersebut, masih banyak amal lain yang tetap mengalir kepada orang yang sudah mati setelah kematiannya.

Dalam kitab Syarh as-Shudur, Imam al-Hafizh Jalaluddin as-Suyuthi menyebutkan hadits-hadits lain yang menyebut lebih dari tiga amal tersebut. Berikut adalah hadits-hadits yang dimaksud.

عن أبي أمامة، عن رسول الله صلى الله عليه وسلم: أربعةٌ تجري عليهم أجورهم بعد الموت: مرابطٌ في سبيل الله، ومن علّم علما، ورجلٌ تصدّق بصدقة، فأجرها له ما جرت، ورجل ترك ولدا صالحا يدعو له (رواه أحمد)

Dari Abu Umamah, bahwa Rasulullah saw bersabda, ‘Ada 4 golongan yang senantiasa mengalir pahala kepada mereka setelah meninggal dunia, yaitu: orang yang berjaga untuk berjihad di jalan Allah, orang yang mengajarkan ilmu, orang yang berrsedekah jariah, dan orang yang meninggalkan anak shalih yang berdoa untuknya’. (Riwayat Ahmad)

عن جرير بن عبد الله مرفوعا: من سنّ سنّة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها من بعده من غير أن ينقص من أجورهم شيء، ومن سنّ سنّة سيئة كان عليه وزرها ووزر من عمل بها من بعده من غير أن ينقص من أوزارهم شيء (رواه مسلم)

Dari Jarir bin Abdullah secara marfu’, bahwa Rasulullah saw bersabda, ‘Barangsiapa yang merintis suatu tradisi yang baik, maka ia mendapatkan pahala rintisan tersebut dan setelah ia meninggal dunia ia mendapatkan pula pahala orang yang melanjutkan tradisi baik tersebut tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang melanjutkan tradisi tersebut. Barangsiapa yang merintis suatu tradisi yang jelek, maka ia maka ia mendapatkan dosa rintisan tersebut dan setelah ia meninggal dunia ia mendapatkan pula dosa orang yang melanjutkan tradisi jelek tersebut tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang melanjutkan tradisi tersebut’ (Riwayat Muslim)

عن أبي سعيد الخدري مرفوعا: من علّم آيةً من كتاب الله أو بابا من علم أنمى الله أجره إلى يوم القيامة (رواه أبن عساكر)

Dari Abu Sa’id al-Khudry secara marfu’, Rasulullah saw bersabda, ‘Barangsiapa yang mengajarkan satu ayat dari Kitabullah atau satu pembahasan dari suatu ilmu, maka akan mengembangkan pahalanya sampai hari Kiamat’ (Riwayat Ibnu Asakir)

عن أبي هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: أن مما يلحق المؤمن من حسانته بعد موته: علما نشره، أو ولدا صالحا تركه، أو مصحفا ورّثه، أو مسجدا بناه، أو بيتا لإين السبيل بناه، أو نهرا أجراه، أو صدقةً أخرجها من ماله في صحته تلحقه بعد موته (رواه أبن ماجة وابن خزيمة)

Abu Hurayrah menuturkan bahwa Rasulullah saw bersabda, ‘Sesungguhnya di antara amal kebaikan orang beriman yang akan mengalir kepadanya setelah kematianny adalah: ilmu yang disebarluaskannya, anak shalih yang ditinggalkannya, mushaf al-Quran yang diwariskannya, masjid yang dibangunnya, rumah singgah yang dibangunnya untuk ibnu sabil, sungai yang dialirkannya, sedekah yang dikeluarkannya semasa sehatnya. Semua itu akan mengalir baginya setelah kematiannya’ (Riwayat Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah)

عن أنس قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: سبعٌ يجري للعبد أجرها بعد موته وهو في قبره: من علّم علما، أو أجرى نهرا، أو حفر بئرا، أو غرس نخلا، أو بنى مسجدا، أو ورّث مصحفا، أو ترك ولدا يستغفر له بعد موته (رواه البزار وأبو نعيم)

Anas bin Malik menuturkan bahwa Rasulullah saw bersabda, ‘Ada 7 hal yang pahalanya terus mengalir kepada seorang hamba setelah kematiannya dan ia berada di kuburnya, yaitu: orang yang mengajarkan ilmu, mengalirkan sungai, menggali/membuat sumur, menanam pohon kurma, membangun masjid, mewariskan mushaf al-Quran, dan meninggalkan anak yang memohonkan ampunan baginya setelah kematiannya’ (Riwayat al-Bazzar dan Abu Nu’aim)

عن ثوبان، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: كنت نهيكم عن زيارة القبور فزوروها، واجعلوا زيارتكم لها صلاةً عليهم، واستغفارا لهم (رواه الطبراني)

Tsauban menuturkan bahwa Rasulullah saw bersabda, ‘Dulu aku pernah melarang kalian melakukan ziarah kubur, maka sekarang lakukan ziarah kubur. Jadikan ziarah kubur kalian itu sebagai kesempatan untuk mendoakan mereka sekaligus permohonan ampunan bagi mereka’ (Riwayat at-Thabrani)

Jika kita gabungkan informasi semua hadits tersebut, maka kita dapatkan bahwa ada 13 amal yang pahalanya tetap mengalir setelah kematian, sebagai berikut:
1. Sedekah jariah
2. Ilmu yang bermanfaat buat orang lain
3. Doa (permohonan ampun) anak setelah kematian seseorang.
4. Berjaga untuk jihad di jalan Allah
5. Merintis suatu tradisi yang baik
6. Pelestarian tradisi yang baik oleh generasi berikut
7. Mewariskan mushaf al-Quran
8. Membangun masjid
9. Membangun rumah singgah untuk ibnu sabil
10. Mengalirkan sungai
11. Membuat sumur
12. Menanam pohon kurma (atau pohon lain yang buahnya/hasilnya dapat dinikmati oleh orang lain atau binatang)
13. Doa dan permohonan ampun dari peziarah kubur kepada penghuni kubur.

Jadi, amal yang pahalanya akan terus mengalir setelah kematian bukan hanya tiga.

Apakah tanda husnul khatimah atau su’ul khatimah?


Kematian mendadak bukan tanda keduanya, karena kematian mendadak bisa menimpa seorang muslim ataupun kafir. Akan tetapi kematian mendadak bisa jadi bentuk nikmat dari Allah kepada seorang mukmin.

Dari ‘Aisyah bahwasanya Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

موت الفجأة راحة للمؤمن وأخذة أسف للكافر


“Kematian mendadak adalah istirahat bagi mukmin dan penyesalan bagi orang kafir”[HR. Ahmad dan Ibnu Syaibah dalam Mushannafnya]

Para ulama berkata,

جاء في بعض الأحاديث ما يدل على أن موت الفجأة يكثر في آخر الزمان، وهو أخذة غضب للفاجر، وراحة للمؤمن، فقد يصاب المؤمن بموت الفجأة بسكتة أو غيرها ويكون راحة له ونعمة من الله عليه؛ لكونه قد استعد واستقام وتهيأ للموت واجتهد في الخير فيؤخذ فجأة وهو على حال طيبة على خير وعمل صالح، فيستريح من كرب الموت وتعب الموت ومشاق الموت، وقد يكون بالنسبة إلى الفاجر قد يقع هذا بالنسبة إلى الفجار وتكون تلك الأخذة أخذة غضب عليهم، فوجؤوا على شر حال.

“Pada sebagian hadits terdapat dalil mengenai kematian medadak yang akan banyak pada akhir zaman. Yaitu penyesalan bagi orang fajir dan istirahat bagi orang mukmin. Terkadang seorang mukmin tertimpa dengan kematian mendadak seketika, ini adalah bentuk istirahat dan kenikmatan dari Allah. Akan tetapi tentu saja ia sudah menyiapkan (amal shalih), istiqamah dan bersiap-siap menghadapi kematian dan bersungguh-sungguh dalam kebaikan, kemudian ia meninggal dalam keadaan baik dan melakukan amal shalih. Maka ia istirahat dari beban dunia, kelelahan dan penderitaan sakratul maut. Terkadang juga menimpa orang fajir, maka ini menjadi penyesalan baginya, meninggal mendadak dalam keadaan buruk”

Di zaman ini, banyak kita temui beberapa kasus orang mati mendadak. Pagi harinya kita berbincang-bincang hangat dengan dia, sore harinya tiba-tiba datang berita kematiannya dengan tiba-tiba. Atau seseorang yang sedang tersenyum di depan kita, tiba-tiba memagang dada agak kesakitan kemudian tergeletak dan tidak bangun lagi untuk selamanya. Atau kasus pemain bola yang sangat lincah, berlari dengan kencang , tiba-tiba terduduk diam kemudian ia tidak akan lari lagi untuk selamanya.

Penyebab kematian mendadak dan cepat juga banyak ditemui di zaman ini. Wabah mematikan, penyakit serangan jantung, stroke dan lain-lain. Ini merupakan salah satu tanda akhir zaman.

Hadits mengenai hal ini

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salla, bersabda,

إِنَّ مِنْ أَمَارَاتِ السَّاعَةِ …أَنْ يَظْهَرَ مَوْتُ الْفَجْأَةِ


“Sesungguhnya di antara tanda-tanda hari kiamat adalah…munculnya kematian mendadak.” [HR. Thabrani; Dhiya’ Al-Maqdisi]

Bahkan kematian mendadak juga menimpa hewan.


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اُعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ: مَوْتِيْ، ثُمَّ فَتْحُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ، ثُمَّ مُوْتَانٌ يَأْخُذُ فِيْكُمْ كَقُعَاصِ الْغَنَمِ، ثُمَّ اسْتِفَاضَةُ الْمَالِ حَتَّى يُعْطَى الرَّجُلُ مِائَةَ دِيْنَارٍ فَيَظَلُّ سَاخِطًا، ثُمَّ فِتْنَةٌ لاَ يَبْقَى بَيْتٌ مِنَ الْعَرَبِ إِلاَّ دَخَلَتْهُ، ثُمَّ هُدْنَةٌ تَكُوْنُ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ بَنِي اْلأَصْفَرِ، فَيَغْدِرُوْنَ فَيَأْتُوْنَكُمْ تَحْتَ ثَمَانِيْنَ غَايَةً، تَحْتَ كُلِّ غَايَةٍ اِثْنَا عَشَرَ أَلْفًا.

“Perhatikanlah enam tanda-tanda hari Kiamat: (1) wafatku, (2) penaklukan Baitul Maqdis, (3) wabah kematian (penyakit yang menyerang hewan sehingga mati mendadak) yang menyerang kalian bagaikan wabah penyakit qu’ash yang menyerang kambing, (4) melimpahnya harta hingga seseorang yang diberikan kepadanya 100 dinar, ia tidak rela menerimanya, (5) timbulnya fitnah yang tidak meninggalkan satu rumah orang Arab pun melainkan pasti memasukinya, dan (6) terjadinya perdamaian antara kalian dengan bani Asfar (bangsa Romawi), namun mereka melanggarnya dan mendatangi kalian dengan 80 kelompok besar pasukan. Setiap kelompok itu terdiri dari 12 ribu orang.” [HR. Al-Bukhari no. 3176]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar