Sabtu, 11 April 2015

Apakah kita wajib Zuhud?

PERTANYAAN :
Assalamu'alaikum, Mau tanya : 
1. Apa yang dimaksud dengan Zuhud..? 
2. Sebagai seorang muslim, Apakah kita wajib zuhud..? 
 Terimakasih banyak
JAWABAN :
Wa alaikum salam. 
Banyak sekali orang yang salah faham mengartika zuhud menurut mereka zuhud diidentikkan dengan keadaan bersahaya yang dilebih-lebihkan (kemiskinan) padahal zuhud adalah kondisi yang berkaitan dengan bathin seseorang yang telah berhasil melepaskan dari keterikatan nilai-nilai duniawi meskipun ia dalam keadaan kaya raya.
Al-bakri mengambil contoh seperti halnya Nabi Sulaiman AS, beliau ini adalah orang yang paling kaya dan palingdermawan,menurut Al-bakrikedermawaan Nabi Sulaiman ini tak lebih karena kondisi bathinnya sudah bisa terbebaskan dari hal-hal yang bersifat duniawi. Setiap Muslim hendaknya mampu menanamkan zuhud dalam hidupnya agar mampu menyikapi kenikmatan dunia searif mungkin dan mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama manusia. Keterangan selengkapnya baca kitab kifayatul atqiya' hal 21 tentang zuhud.
MAKNA ZUHUD (Dinukil dari kitab Risalatul Qusyairiyah)
Menurut Sufyan Ats-Tsauri, yang dimaksud zuhud adalah memperkecil cita-cita bukan memakan sesuatu yang keras dan bukan pula memakai pakaian mantel yang kusut. Menurut As-Sirri, Allah Ta’ala menghilangkan kenikmatan dunia, melarangnya dan mengeluarkannya dari para kekasihnya. Allah Ta’ala tidak rela jika mereka menikmati dunia.
Menurut yang lain, kata-kata zuhud dikutip adri firman Allah Ta’ala yang berbunya, “liakilaa ta-suu ‘alaa maa faataakum walaa tafrachuu bimaa aataakum” yang artinya, “(kami jelaskann yang demikian itu agar mereka tidak berdukaa terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak terlalu gembira terhadap apa yang diberikanNya kepadamu”.
Orang yang zuhud tidak akan bangga dengan kenikmatan dunia, dan tidak akan mengeluh dengan kehilangan dunia. Sedangkan menurut pendapat Abu Utsman, yang dimaksud zuhud adalah meninggalkan kenikmatan dunia dan tidak mempedulikan orang yang dapat menikmatinya.Ustadz Abu Ali Ad-Daqaq berkata, “Zuhud merupakan sikap anti kemewahan dunia, tidak berkeinginan membangun pondok / ribath, dan masjid”.Menurut Yahya bin Muazd, zuhud membawa implikasi mendermakan harta benda, sedangkan cinta membawa implikasi mendermakan diri sendiri.
Menurut Ibnu Jala’, yang dimaksud zuhud adalah memandang dunia hanya pergeseran bentuk yang tidak mempunyai arti dalam pandangan. Oleh karenanya ia akan mudah sirna.Ibnu Khafif berpendapat, tanda-tanda zuhud adalah merasa senang meninggalkan harta benda, sedangkan yang dimaksud zuhud adalah hati merasa terhibur meninggalkan berbagai bentuk kehidupan dan menghindarkan diri dari harta benda. Sedangkan menurut pendapat yang lain yang dimaksud zuhud adalah jiwa merasa tenang meninggalkan kehidupan dunia tanpa keterpaksaan.
Nashr Abadzi berkata, “Yang dimaksudn orang zuhud adalah orang yang terisolir dalam kehidupan dunia. Sedangkan yang dimaksud orang ma’rifat adalah orang yang terisolir dalam kehidupan akhirat. “ Menurut satu pendapat barang siapa yang zuhudnya benar, maka dia akan menjadi orang yang rendah hati di dunia ini. Oleh karean itu dapat dikatakan, seandainya songkok yang jatuh dari langit, maka ia tidak akan jatuh kecuali di atas orang yang menginginkannya. 
Menurut Al-Junaid, zuhud adalah hati yang terhindar dari hal-hal yang negative.Ulama salaf berbeda pendapat tentang arti zuhud. Menurut Sufyan Ats-Tsauri, Ahmad bin Hambal, Isa bin Yunus, dan ulama yang lain, arti zuhud adalah memperkecil cita-cita. Dalam pengertian ini terkandung beberpa indikasi zuhud, beberapa sebab yang muncul , dan beberapa arti yang telah ditetapkan.menurut Abdullah ibn Mubarak, zuhud adalah percaya kepada Allah SWT disertai sikap cinta terehadap kefakiran.Syaqiq Al-Balkhi dan Yusuf bin Asbath sependapat dengan pandangan tersebut yang juga mengandung beberapa indikasi zuhud. Oleh karena itu seorang hamba tidak mampu mengerjakan zuhud kecuali ia percaya kepada Allah SWT.
Menurut Abdul Wahid bin Zaid arti zuhud adalah meninggalkan dinar dan dirham. Sedangkan menurut Abu Sulaiman Ad-Darani, arti zuhud adalah meninggalkan aktifitas yang mengakibatkan jauh dari Allah SWT.Al-Junaid ditanya tentang zuhud oleh Riwaim, beliau menjawab, “Memperkecil kehidupan dunia dan menghilangkan berbagai pengaruh yang ada di dalam hati “. Menurut as-Sary, kehidupan yang zuhud tidak akan menjadi baik jika yang bersangkutan masih menyibukkan diri. Demikian juga orang yang ma’rifat.
Al-Junaid juga pernah ditanya tentang zuhud maka beliau menjawab, “Melepaskan tangan dari harta benda dan melepaskan hati dari kesenangan hawa nafsu”. Asy-Syibli pernah ditanya tentang zuhud, beliau menjawab, “Meninggalkan segala bentuk kehidupan dunia untuk beribadah kepada Allah”.Menurut Yahya bin Mu’adz, orang tidak akan sampai kepada hakikat zuhud kecuali dengan tiga hal. Pertama, perbuatan tanpa ketergantungan. Kedua ucapan tanpa keinginan hawa nafsu. Ketiga, kemuliaan tanpa kekuasaan. Menurut Abu Hafs, zuhud tidak akan terealisir kecuali dalam hal yang halal. Demikian juga haln yang halal tidak akan terealisir kecuali dengan zuhud.
Abu Utsman berpendapat, Allah SWT akan memeberikan sesuatu kepada orang zuhud melebihi apa yang dikehendaki, memberikan kepada orang yang cinta Allah SWT selain apa yang ia kehendaki, dan memberikan kepada orang yang konsisten beribadah sesuai dengan apa yang ia kehendaki.Menurut Yayha bin Mu’adz, oranag yang zuhud akan membuat cuka dan biji sawi sebagai obat, sedangkan orang yang ma’rifat akan membuat minyak misik dan ambar sebagai parfum.Sedangkan menurut Hasan AL-Bashri, arti zuhud adalah benci terhadap orang yangmenyukai harta kekayaan dan apa-apa yang dimilikinya. Sebagian ulama ditanya, “apakah zuhud itu?’.“Meninggalkan sesuatu yang dimiliki orang lain.”

- kitab risalatul qusyairiyah (1/240-242)

وتكلموا فِي معنى الزهد فَكُل نطق عَن وقته وأشار إِلَى حده.سمعت الشيخ أبا عَبْد الرَّحْمَنِ السلمي يَقُول: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ إِسْمَاعِيل الأزدي قَالَ: حَدَّثَنَا عمران بْن مُوسَى الإسفنجي قَالَ: حَدَّثَنَا الدورقي قَالَ: حَدَّثَنَا وكيع قَالَ: قَالَ سُفْيَان الثَّوْرِي: الزهد فِي الدنيا قصر الأمل لَيْسَ بأكل الغليظ ولا بلبس العباء.وسمعته يَقُول: سمعت سَعِيد بْن أَحْمَد يَقُول: سمعت عَبَّاس بْن عصام يَقُول: سمعت الجنيد يَقُول: سمعت السري يَقُول: إِن اللَّه سلب الدنيا عَن أوليائه وحماها عَن أصفيائه وأخرجها من قلوب أهل وداده لأنه لَمْ يرضها لَهُمْ.وقيل: الزهد من قَوْله سبحانه وتعالى: {لِكَيْلا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ} [الحديد: 23] لا يفرح بموجود من الدنيا ولا يتأسف عَلَى مفقود منها.وَقَالَ أَبُو عُثْمَان: الزهد أَن تترك الدنيا ثُمَّ لا تبالي بمن أخذها.سمعت الأستاذ أبا عَلِي الدقاق يَقُول: الزهد أَن تترك الدنيا كَمَا هِيَ لا تقول أبني رباطا أَوْ أعمر مسجدا.وَقَالَ يَحْيَي بْن معاذ.الزهد يورث السخاء بالملك والحب يورث السخاء بالروح، وَقَالَ ابْن الجلاء: الزهد والنظر إِلَى الدنيا بعين الزوال لتصغر فِي عينك فيسهل عليك الإعراض عَنْهَا.وَقَالَ ابْن خفيف: علامة الزهد وجود الراحة فِي الخروج عَنِ الْمَلِك.وَقَالَ أَيْضًا: الزهد سلو القلب عَنِ الأسباب ونفض الأيدي من الأملاك وقيل الزهد عزوف النفس عَنِ الدنيا بلا تكلف.سمعت الشيخ أبا عَبْد الرَّحْمَنِ السلمي يَقُول: سمعت النصرأباذي يَقُول: الزاهد غريب فِي الدنيا والعارف غريب فِي الآخرة.وقيل: من صدق فِي زهده أتته الدنيا راغمة.ولهذا قيل لو سقطت قلنسوة من السماء لما وقعت إلا عَلَى رأس من لا يريدها.وَقَالَ الجنيد: الزهد خلو القلب عما خلت منه اليد.وَقَالَ أَبُو سُلَيْمَان الداراني: الصوف علم من أعلام الزهد فلا ينبغي أَن يلبس صوفا بثلاثة دراهم وَفِي قلبه رغبة خمسة دراهم.وَقَد اختلف السلف فِي الزهد فَقَالَ سُفْيَان الثوري وَأَحْمَد بْن حنبل وعيسى بْن يُونُس وغيرهم: الزهد فِي الدنيا إِنَّمَا هُوَ قصر الأمل، وَهَذَا الَّذِي قالوه يحمل عَلَى أَنَّهُ من أمارات الزهد والأسباب الباعثة عَلَيْهِ والمعاني الموجبة لَهُ، وَقَالَ عَبْد اللَّهِ بْن الْمُبَارَكِ: الزهد هُوَ الثقة بالله تَعَالَى مَعَ حب الفقر وَبِهِ قَالَ شقيق البلخي ويوسف بْن أسباط، وَهَذَا أَيْضًا من أمارات الزهد فَإِنَّهُ لا يقوى العبد عَلَى الزهد إلا بالثقة بالله تَعَالَى.وَقَالَ عَبْد الْوَاحِد بْن زَيْد: الزهد ترك الدينار والدرهم.وَقَالَ أَبُو سُلَيْمَان الداراني: الزهد ترك مَا يشغل عَنِ اللَّه تَعَالَى.سمعت مُحَمَّد بْن الْحُسَيْن يَقُول: سمعت أَحْمَد بْن عَلِيّ يَقُول: سمعت إِبْرَاهِيم بْن فاتك يَقُول: سمعت الجنيد وَقَدْ سَأَلَهُ رويم عَنِ الزهد فَقَالَ: استغفار الدنيا ومحو آثارها من القلب.وَقَالَ سري لا يطيب عيش الزاهد إِذَا اشتغل عَن نَفْسه ولا يطيب عيش العارف إِذَا اشتغل بنفسه.وسئل الجنيد عَنِ الزهد فَقَالَ: خلو اليد من الْمَلِك والقلب من التتبع.وسئل الشبلي عَنِ الزهد فَقَالَ: أَن تزهد فيما سِوَى اللَّه تَعَالَى وَقَالَ يَحْيَي بْن معاذ: لا يبلغ أحد حقيقة الزهد حَتَّى يَكُون فِيهِ ثَلاث خصال عمل بلا عقل وقول بلا طمع وعز بلا رياسة.وَقَالَ أَبُو حفص: الزهد لا يَكُون إلا فِي الحلال ولا حلال فِي الدنيا فلا زهد.وَقَالَ أَبُو عُثْمَان: إِن اللَّه تَعَالَى يعطى الزاهد فَوْقَ مَا يريد ويعطي الراغب دُونَ مَا يريد ويعطى المستقيم موافقة مَا يريد وَقَالَ يَحْيَي بْن معاذ الزاهد يسعطك الخل والخردل والعارف يشمك السمك والعنبر.وَقَالَ الْحَسَن البصري: الزهد فِي الدنيا أَن تبعض أهلها وتبغض مَا فِيهَا.وقيل لبعضهم: مَا الزهد فِي الدنيا؟ قَالَ: ترك مَا فِيهَا عَلَى من فِيهَا.


Kebanyakan ulama' salaf membagi zuhud kedalam tiga bagian zuhud yg wajib, yaitu :
1. menjaga diri dari syirik akbar
2, menjaga diri dari syirik asghor
3. menjaga diri dari semua kemaksiatan.

- kitab Al Majalisus Saniyyah halaman 95.

وقد قسم كثير من السلف الزهد الي ثلاثة اقسام زهد فرض وهو اتقاء الشرك الاكبر ثم الاصغر وهو ان يراد بشئ من العمل قولا او فعلا غير الله تعالي ثم اتقاء جميع المعاصي

Kebanyakan ulama' salaf telah membagi zuhud kedalam 3 bagian zuhud yang wajib, yaitu menjaga diri dari syirik akbar kemudian syirik asghor yaitu beramal baik ucapan maupun tindakan dengan mengharapkan sesuatu selain Allah ta'ala, kemudian menjaga diri dari semua kemaksiyatan.
Apa-apa yang tidak bermanfaat ada kalanya haram, syubhat, makruh dan hal mubah yang berlebihan. Jadi hukumnya mengikuti pada apa yang ditinggalkan tsb, misalnya jika yang akan ditinggalkan adalah apa-apa yang tidak bermanfaat dari perkara yang haram maka hukumnya wajib meninggalkannya.

- kitab jami'ul ulum wal hikam (1/289)

وإن الإسلام الكامل الممدوح يدخل فيه ترك المحرمات ، كما قال صلى الله عليه وسلم : المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده وإذا حسن الإسلام ، اقتضى ترك ما لا يعني كله من المحرمات والمشتبهات والمكروهات ، وفضول المباحات التي لا يحتاج إليها ، فإن هذا كله لا يعني المسلم إذا كمل إسلامه ، وبلغ إلى درجة الإحسان ، وهو أن يعبد الله تعالى كأنه يراه ، فإن لم يكن يراه ، فإن الله يراه


- kitab kifayatul atqiya' sayyid bakri halaman 21.

والزهد هو فقد علاقة القلب بالمال وليس هو فقد المال فلا تظن ان نبي الله سليمان عليه وعلي نبينا الصلاة والسلام لم يكن زاهدا في الدنيا بل هو ازهد الزاهدين اذ كان ياءكل الخبز الشعير ويطعم الخلق لذيذ الاطعمة وهذا من اعظم الزهد

Zuhud adalah ketiadaan hubungan hati dengan harta, bukan ketiadaan harta.jadi janganlah engkau menyangka bahwa Nabiyulloh Sulaiman alaihi wa ala nabiyyinas sholatu was salaam bukanlah seorang yang zuhud, bahkan beliau adalah orang paling zuhud karena beliau memakan roti gandum yang kasar dan memberi makan orang lain dengan makanan yg lezat, ini adalah zuhud yang paling agung.

WALLOHU A'LAM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar