Senin, 20 April 2015

Bulan rajab dan hukumnya puasa rajab

Mengapa bulan rajab dinamakan bulan haram?


Rajab adalah bulan ke tujuh dari penggalan Islam qomariyah (hijriyah). Peristiwa Isra Mi’raj  Nabi Muhammad  shalallah ‘alaih wasallam  untuk menerima perintah salat lima waktu terjadi pada 27 Rajab ini.

Bulan Rajab juga merupakan salah satu bulan haram, artinya bulan yang dimuliakan. Dalam tradisi Islam dikenal ada empat  bulan haram, ketiganya secara berurutan  adalah: Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan satu bulan yang tersendiri,  Rajab. Sebagaimana sabda Nabi SAW :

إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلاَثٌ مُتَوَالِيَاتٌ: ذُو القَعْدَةِ، وَذُو الحِجَّةِ، وَالمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى، وَشَعْبَانَ

"Sesungguhnya waktu berputar seperti keadaannya sewaktu Allah menciptkan langit dan bumi. Setahun itu dua belas bulan, diantaranya empat bulan haram. Tiga bulan berurutan; dzul qa'idah, dzul hijjah, dan muharram. Sedangkan rajab (bulan yang diagungkan oleh kabilah) Mudhar, berada di antara bulan jumadil akhir dan sya'ban". [HR. Bukhari dan Muslim]

Dinamakan bulan haram karena pada bulan-bulan tersebut orang Islam dilarang mengadakan peperangan. Tentang bulan-bulan  ini, Al-Qur’an menjelaskan:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu” (QS. At-Taubah : 36)

Ayat dan hadits diatas menunjukkan bahwa bulan Rajab merupakan bulan yang memiliki keutamaan (fadlilah), sebab bulan Rajab termasuk diantara bulan-bulan yang di hormati. Sehingga mengingkari bulan Rajab sebagai bulan yang memiliki keutamaan adalah perbuatan mungkar.

Akan selalu pegang uang

Dari Kitab Kanzun Najaah was Surruur Fil Ad’iyah Allatii Tasyrahush Shuduur karya Syeikh Abdul Hamid bin Muhammad Ali Quds halaman 43 disebutkan sebuah amalan yang dibaca pada jum'at akhir bulan Rajab.

وَمِنْ فَوَائِدِ الشَّيْخِ عَلِيٍّ اَلْأَجْهُوْرِيِّ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى كَمَا فِيْ تَرْجَمَتِهِ بِخُلَاصَةِ الْأَثَرِ أَنَّ مَنْ قَرَأَ فِيْ آخِرِ جُمُعَةٍ مِنْ رَجَبٍ وَالْخَطِيْبُ عَلَى الْمِنْبَرِأَحْمَدُ رَسُوْلُ اللهْ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهْ (خَمْسًا وَثَلَاثِيْنَ مَرَّةً)لَا تَنْقَطِعُ الدَّرَاهِمُ مِنْ يَدِهِ ذَلِكَ السَّنَةَ

Diantara Fawaaid Syeikh Ali Al-Ajhuri – rahimahullaahu Ta’ala- sebagaimana didalam terjemah (biografi) beliau dalam (kitab) Khulashatul Atsar : “Sesungguhnya barang siapa pada akhir Jumat bulan Rajab, saat Khatib berada diatas mimbar membaca: AHMADU RASUULULLAAH MUHAMMADUN RASUULULLAAH 35 X". Maka tidak terputus dirham dari tangannya dalam setahun itu”.

Note:

قال المؤلف رحمه اللهفاعمل يا أخي بكل ما في هذا الكتاب [كنْز النجاح والسرور، من الأدعية التي تشرح الصدرو] فإنها كثيرة الفوائد

Berkata pengarang kitab Kanzun Najaah (Syeikh Syeikh Abdul Hamid bin Muhammad Ali Quds): Maka amalkanlah wahai saudaraku apa yang ada dalam kitab ini (Kitab Kanzunnajaah Wassurruur Fil Ad’iyah Allatii Tasyrahushshuduur) karena apa yang ada dalam kitab ini banyak faedahnya

Dalam Kitab Syu’abil Iman, lil Hafizh Al Baihaqi, juz 5 halaman 348, hadits nomor 3534:

أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللهِ الْحَافِظُ، أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْمُؤَمَّلِ، حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُحَمَّدٍ الشَّعْرَانِيُّ، حَدَّثَنَا الْقَوَارِيرِيُّ، حَدَّثَنَا زَائِدَةُ، حَدَّثَنَا زِيَادٌ النُّمَيْرِيُّ، عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ، قَالَ: " اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ، وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ "

Dari Anas, berkata: Adalah Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam ketika masuk bulan Rojab beliau berdoa: ALLOOHUMMA BAARIK LANAA FII ROJAB WA SYA’BAAN WA BALLIGHNAA ROMADHOON. “Ya Allah, berkahilah kami didalam bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan”.

Dalam Kitab Musnad Ahmad juz 4 halaman 180, hadits nomor 2346:

حَدَّثَنَا عَبْد اللَّهِ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ عَنْ زَائِدَةَ بْنِ أَبِي الرُّقَادِ عَنْ زِيَادٍ النُّمَيْرِيِّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِي رَمَضَانَ

"... Dari Anas bin Malik, beliau berkata: Adalah Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam ketika masuk bulan Rajab, beliau berdoa: ALLOOHUMMA BAARIK LANAA FII ROJAB WA SYA’BAAN WA BAARIK LANAA FII ROMADHOON. “Ya Allah, berkahilah kami didalam bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan berkahilah kami didalam bulan Ramadhan”.
Wallaahu A'lam

KONTROVERSI HUKUM PUASA ROJAB : SUNNAH/ BID’AH?

 بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العلمين. وبه نستعين على أمور الدنيا والدين. وصلى الله على سيدنا محمد وآله صحبه وسلم أجمعين. قال الله تعالى :  إن عدة الشهور عند الله اثنا عشر شهرا في كتاب الله يوم خلق السماوات والأرض منها أربعة حرم ذلك الدين القيم فلا تظلموا فيهن أنفسكم وقاتلوا المشركين كافة كما يقاتلونكم كافة واعلموا أن الله مع المتقين. الأية  . وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم :  فإن خير الحديث كتاب الله وخير الهدى هدى ‏ ‏محمد ‏وشر الأمور ‏ ‏محدثاتها ‏ ‏وكل بدعة ضلالة . أما بعد :


PENDAHULUAN

Ada 2 hal yang harus diperhatikan dalam membahas masalah puasa Rojab. Pertama :  Tidak ada riwayat yang benar dari Rosulullah SAW  yang melarang puasa Rojab.  Kedua : Banyak riwayat-riwayat tentang keutamaan puasa Rojab yang tidak benar dan palsu.

Dan di dalam masyarakat kita terdapat 2 kutub ekstrim. Pertama adalah sekelompok kecil kaum muslimin yang menyuarakan dengan lantang bahwa puasa bulan Rojab adalah bid’ah. Kedua : Sekelompok orang yang biasa melakukan atau menyeru puasa Rojab akan tetapi tidak menyadari telah membawa riwayat-riwayat tidak benar dan  palsu. Maka dalam risalah kecil ini kami ingin mencoba menghadirkan riwayat yang benar sekaligus pemahaman para ulama 4 madzhab tentang puasa di bulan Rojab

Sebenarnya masalah puasa rojab sudah dibahas tuntas oleh ulama-ulama terdahulu dengan jelas dan gamblang. Akan tetapi  karena adanya kelompok kecil hamba-hamba Alloh yang biasa MENUDUH BID’AH ORANG LAIN menyuarakan dengan lantang bahwa amalan puasa di bulan Rojab adalah sesuatu yang bid’ah.

Dengan Risalah kecil ini mari kita lihat hujjah para ulama tentang puasa bulan Rojab dan mari kita juga lihat perbedaan para ulama di dalam menyikapi hukum puasa di bulan Rojab. Yang jelas bulan Rojab adalah termasuk bulan Haram yang 4 (Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah, Muharrom dan Rojab) dan bulan haram ini dimuliakan oleh Allah SWT sehingga tidak diperkenankan untuk berperang di dalamnya dan masih banyak keutamaan di dalam bulan-bulan haram tersebut khususnya bulan Rojab. Dan di sini kami hanya akan membahas masalah puasa Rojab, untuk masalah yang lainnya seperti hukum merayakan Isro’ Mi’roj dan sholat malam di bulan rojab akan kami hadirkan pada risalah yang berbeda.

Tidak kami pungkiri adanya hadits-hadits dho’if atau palsu (Maudhu’) yang sering dikemukakan oleh sebagian pendukung puasa Rojab. Maka dari itu wajib bagi kami untuk menjelaskan agar jangan sampai ada yang membawa hadits-hadits palsu biarpun untuk kebaikan seperti memacu orang untuk beribadah hukumnya adalah HARAM dan DOSA BESAR sebagaimana ancaman Rosulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim :

مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّءْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

Artinya : “Barang siapa sengaja berbohong atas namaku maka hendaknya mempersiapkan diri untuk menempati neraka”.

Dan perlu diketahui bahwa dengan banyaknya hadits-hadits palsu tentang keutamaan puasa Rojab  itu  bukan berarti tidak ada hadits  yang benar yang  membicarakan tentang keutamaannya bulan Rojab.

DALIL-DALIL TENTANG PUASA RAJAB

1. Dalil tentang puasa Rojab Secara umum
Himbauan secara umum untuk memperbanyak puasa kecuali di hari-hari yang diharamkan yang 5. Dan bulan Rojab adalah bukan termasuk hari-hari yang diharamkan. Dan juga anjuran-anjuran memperbanyak di hari-hari seperti puasa hari senin, puasa hari kamis, puasa hari-hari putih, puasa Daud dan lain-lain yang itu semua bisa dilakukan dan tetap dianjurkan walaupun di bulan Rojab. Berikut ini adalah riwayat-riwayat tentang keutamaan puasa.

- Hadits Yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori No.5472:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ أَدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامُ وَأَنَا أَجْزِيْ بِهِ

“Semua amal anak adam (pahalanya) untuknya kecuali puasa maka aku langsung yang membalasnya”
- Hadits Yang diriwayatkan oleh Imam Muslim No.1942:

لَخُلُوْفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

"Bau mulutnya orang yang berpuasa itu lebih wangi dari misik menurut Allah kelak di hari qiamat”
Yang dimaksud Allah akan membalasnya sendiri adalah pahala puasa tak terbatas hitungan tidak seperti pahala ibadah sholat jama’ah dengan 27 derajat. Atau ibadah lain yang  satu kebaikan dilipat gandakan menjadi 10 kebaikan.

- Hadits yang diriwayatkan Imam Bukhori No.1063 dan Imam Muslim No.1969 :

إِنَّ أَحَبَّ الصِّيَامِ إِلَى اللهِ صِيَامُ دَاوُدَ كَانَ يَصُوْمُ يَوْمًا وَ يُفْطِرُ يَوْمًا

“Sesungguhnya paling utamanya puasa adalah puasa saudaraku Nabi Daud, beliau sehari puasa dan sehari buka”

2. Dalil-Dalil Tentang Puasa Rajab secara Khusus

- Hadits yang diriwayatkan Imam Muslim

أَنَّ عُثْمَانَ بْنَ حَكِيْمٍ اْلأَنْصَارِيِّ قَالَ: " سَأَلْتُ سَعِيْدَ بْنَ جُبَيْرٍ عَنْ صَوْمِ رَجَبَ ؟ وَنَحْنُ يَوْمَئِذٍ فِيْ رَجَبَ فَقَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُوْمُ حَتَّى نَقُوْلَ لاَ يُفْطِرُ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُوْلَ لاَ يَصُوْمُ"

“Sesungguhnya Sayyidina Ustman Ibn Hakim Al-Anshori, berkata : “Aku bertanya kepada Sa’id Ibn Jubair tentang puasa di bulan Rojab dan ketika itu kami memang di bulan Rojab”, maka Sa’id menjawab: “Aku mendengar Ibnu ‘Abbas berkata : “Nabi Muhammad SAW berpuasa (di bulan Rojab) hingga kami katakan beliau tidak pernah berbuka di bulan Rojab, dan beliau juga pernah berbuka di bulan Rojab, hingga kami katakan beliau tidak berpuasa di bulan Rojab.”

Dari riwayat tersebut di atas bisa dipahami bahwa Nabi SAW pernah berpuasa di bulan Rojab  dengan utuh, dan Nabi pun pernah tidak berpuasa dengan utuh.

Artinya di saat Nabi SAW meninggalkan puasa di bulan Rojab itu menunjukan bahwa puasa di bulan Rojab bukanlah sesuatu yang wajib.  Begitulah yang dipahami para ulama tentang amalan Nabi SAW, jika Nabi melakukan satu amalan kemudian Nabi meninggalkannya  itu menunjukan amalan itu bukan suatu yang wajib, dan hukum mengamalkannya adalah sunnah.

- Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dan Imam Ibnu Majah

عَنْ مُجِيْبَةَ الْبَاهِلِيَّةِ عَنْ أَبِيْهَا أَوْ عَمِّهَا أَنَّهُ : أَتَى رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُُمَّ انْطَلَقَ فَأَتَاهُ بَعْدَ سَنَةٍ وَقَدْ تَغَيَّرَتْ حَالَتُهُ وَهَيْئَتُهُ فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَمَا تَعْرِفُنِيْ. قَالَ وَمَنْ أَنْتَ قَالَ أَنَا الْبَاهِلِيِّ الَّذِيْ جِئْتُكَ عَامَ اْلأَوَّلِ قَالَ فَمَا غَيَّرَكَ وَقَدْ كُنْتَ حَسَنَ الْهَيْئَةِ قَالَ مَا أَكَلْتُ طَعَامًا إِلاَّ بِلَيْلٍ مُنْذُ فَارَقْتُكَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَ عَذَّبْتَ نَفْسَكَ. ثُمَّ قَالَ صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ وَيَوْمًا مِنْ كُلِّ شَهْرٍ قَالَ زِدْنِيْ فَإِنَّ بِيْ قُوَّةً قَالَ صُمْ يَوْمَيْنِ قَالَ زِدْنِيْ قَالَ صُمْ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ قَالَ زِدْنِيْ قَالَ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ وَقَالَ بِأَصَابِعِهِ الثَّلاَثَةِ فَضَمَّهَا ثُمَّ أَرْسَلَهَا. رواه أبو داود 2/322

“Dari Mujibah Al-Bahiliah  dari ayahnya atau pamannya sesungguhnya ia (ayah atau paman) datang kepada Rosulullah SAW kemudian berpisah dan kemudian datang lagi kepada Rosulullah setelah setahun dalam keadaan tubuh yang berubah (kurus), dia berkata : Yaa Rosulullah apakah engkau tidak mengenalku? Rosulullah SAW menjawab : Siapa Engkau? Dia pun berkata : Aku Al-Bahili yang pernah menemuimu setahun yang lalu. Rosulullah SAW bertanya : Apa yang membuatmu berubah sedangkan dulu keadaanmu baik-baik saja (segar-bugar), Ia menjawab : Aku tidak makan kecuali pada malam hari (yakni berpuasa) semenjak berpisah denganmu, maka Rosulullah SAW bersabda :  Mengapa engkau menyiksa dirimu, berpuasalah di bulan sabar dan sehari di setiap bulan, lalu ia berkata : Tambah lagi (yaa Rosulullah) sesungguhnya aku masih kuat. Rosulullah SAW berkata : Berpuasalah 2 hari (setiap bulan), dia pun berkata : Tambah lagi ya Rosulullah. Rosulullah SAW berkata : berpuasalah 3 hari (setiap bulan), ia pun berkata: Tambah lagi (Yaa Rosulullah), Rosulullah SAW bersabda : Jika engkau menghendaki berpuasalah engkau di bulan-bulan haram (Rojab, Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah dan Muharrom) dan jika engkau menghendaki maka tinggalkanlah, beliau mengatakan hal  itu tiga kali sambil menggenggam 3 jarinya kemudian membukanya.

 Imam nawawi  menjelaskan hadits tersebut.

قَوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ" صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ" إنما أمره بالترك ; لأنه كان يشق عليه إكثار الصوم كما ذكره في أول الحديث . فأما من لم يشق عليه فصوم جميعها فضيلة . المجموع 6/439


“Sabda Rosulullah SAW :

 صم من الحرم واترك

“Berpuasalah di bulan haram kemudian tinggalkanlah”

Sesungguhnya Nabi SAW memerintahkan berbuka kepada orang tersebut karena dipandang puasa terus-menerus akan memberatkannya  dan menjadikan fisiknya berubah. Adapun bagi orang yang tidak merasa berat untuk melakukan puasa, maka berpuasa dibulan Rojab seutuhnya adalah sebuah keutamaan. Majmu’ Syarh Muhadzdzab juz 6 hal. 439

- Hadits riwayat Usamah Bin Zaid

قال قلت : يا رسول الله لم أرك تصوم شهرا من الشهور ما تصوم من شعبان قال ذلك شهر غفل الناس عنه بين رجب ورمضان وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين وأحب أن يرفع عملي وأنا صائم. رواه النسائي 4/201

“Aku berkata kepada Rosulullah : Yaa Rosulullah aku tidak  pernah melihatmu berpuasa sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban. Rosulullah SAW menjawab : Bulan sya’ban itu adalah bulan yang dilalaikan di antara bulan Rojab dan Ramadhan, dan bulan sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal kepada Allah SWT dan aku ingin amalku diangkat dalam keadaaan aku berpuasa”. HR. Imam An-Nasa’I Juz 4 Hal. 201.

Imam Syaukani menjelaskan

ظاهر قوله في حديث أسامة : إن شعبان شهر يغفل عنه الناس بين رجب ورمضان أنه  يستحب صوم رجب ; لأن الظاهر أن المراد أنهم يغفلون عن تعظيم شعبان بالصوم كما يعظمون رمضان ورجبا به  . نيل الأوطار 4/291

Secara tersurat yang bisa dipahami dari hadits yang diriwayatkan oleh Usamah,  Rosulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya Sya’ban adalah bulan yang sering dilalaikan manusia di antara Rojab dan Ramadhan” ini menunjukkan bahwa puasa Rojab adalah sunnah sebab bisa difahami dengan jelas dari sabda Nabi SAW bahwa mereka lalai dari mengagungkan sya’ban dengan berpuasa karena mereka sibuk mengagungkan ramadhan dan Rojab dengan berpuasa”. Naylul Author juz 4 hal 291

 KOMENTAR PARA ULAMA TENTANG PUASA  ROJAB

   
Dalam menyikapi tentang puasa dibulan Rojab pendapat ulama terbagi menjadi 2, akan tetapi 2 pendapat ini tidak sekeras yang kita temukan di lapangan pada saat ini yaitu dengan membi’dahkan dan memfasiqkan para pelaku puasa Rojab.

Jumhur Ulama dari Madzhab Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan riwayat dari Imam Ahmad Bin Hanbal mereka mengatakan bahwasannya disunnahkan puasa di bulan Rojab semuanya dan juga ada riwayat lain dari Imam Ahmad Bin Hanbal bahwasannya makruh mengkhususkan melakukan puasa sebulan penuh di bulan Rojab.

Akan tetapi di dalam Madzhab Imam Ahmad Bin Hanbal dijelaskan bahwasannya kemakruhan ini akan hilang dengan 4 hal :

1)      Dibolong (berbuka) 1 hari di bulan Rojab, atau
2)      Disambung dengan puasa di bulan sebelum Rojab, atau
3)      Disambung dengan puasa di bulan setelah Rojab
4)      Dengan puasa di hari apapun di selain bulan rojab.

Mungkin ada yang mendengar dari salah satu stasiun radio atau selebaran yang dibagi-bagi yang mengatakan bahwasannya “Puasa Rojab adalah Bid’ah Dholalah” dengan membawa Riwayat dari Nabi SAW yang melarang puasa Rojab atau riwayat dari Sayyidina Umar Bin Khottob yang mengatakan “Kami akan memukul orang yang melakukan puasa di bulan Rojab”. Padahal riwayat tersebut adalah tidak benar dan palsu dan sungguh sangat aneh orang yang membid’ahkan puasa bulan Rojab dengan tuduhan riwayat puasa Rojab adalah hadits-haditsnya palsu akan tetapi mereka sendiri tidak sadar bahwa justru riwayat yang melarang puasa bulan Rojab adalah palsu.

Secara singkat para ulama empat madzhab tidak ada yang mengatakan puasa bulan rojab adalah bid’ah. Bahkan mereka sepakat kalau puasa bulan rojab adalah sunnah termasuk dalam madzhab Imam Ahmad bin Hambal.

Berikut ini uraian ulama empat tentang puasa rojab :


    1.     Pendapat Ulama’ Madzhab Hanafi

    Disebutkan dalam Fatawa Al-Hindiyah Juz 1 Hal. 202 :

)المرغوبات من الصيام أنواع ( أولها صوم المحرم والثاني صوم رجب والثالث صوم شعبان وصوم عاشوراء ). اهـ

“Puasa yang disunnakahkan itu bermacam-macam : Puasa Muharrom, Puasa Rojab, Puasa Sya’ban, Puasa ‘Asyuro’ (tgl. 10 Muharrom)”

    2.     Pendapat dari Ulama’ Madzhab Maliki

    Disebutkan dalam Syarh Al-Khorsyi ‘Ala Kholil Juz 2 Hal. 241:

أنه يستحب صوم شهر المحرم وهو أول الشهور الحرم , ورجب وهو الشهر الفرد عن الأشهر الحرم ). اهـ

“Sesungguhnya disunnahkan puasa di bulan Muharrom dan puasa di bulan Rojab.”

    Disebutkan dalam Hasyiah dari Syarh Al-Khorsyi ‘Ala Kholil :

بل يندب صوم بقية الحرم الأربعة وأفضلها المحرم فرجب فذو القعدة فالحجة ). اهـ

“Disunnahkan puasa di bulan-bulan haram yang 4, paling utamanya adalah puasa di bulan Muharrom kemudian Rojab, Duzl Qo’dah dan Dzul Hijjah”.

    Disebutkan dalam Muqoddimah Ibnu Abi Zaid serta syarah Lil Fawaakih Al-Dawani juz 2 hal. 272 :

التنفل بالصوم مرغب فيه وكذلك , صوم يوم عاشوراء ورجب وشعبان ويوم عرفة والتروية وصوم يوم عرفة لغير الحاج أفضل منه للحاج. اهـ

“Melakukan puasa disunnahkan begitu juga puasa dihari ‘Asyuro’, bulan Rojab, bulan  Sya’ban, Hari ‘Arafah dan Tarwiyah sedangkan puasa di hari ‘Arafah itu lebih utama bagi orang yang tidak haji”.

    Disebutkan dalam Syarh Ad-Dardir, syarah Muhtashor Kholil juz 1 hal. 513 :

وندب صوم المحرم ورجب وشعبان وكذا بقية الحرم الأربعة وأفضلها المحرم فرجب فذوالقعدة والحجة). اهـ

“Dan disunnahkan puasa Muharrom, Rojab, Sya’ban begitu juga bulan-bulan haram lainnya yang 4 dan paling utamanya adalah puasa Muharrom kemudian Rojab, Duzl Qo’dah dan Dzul Hijjah”.

    Disebutkan dalam At-Taj Wa Al-Iklil juz 3 hal. 220 :

والمحرم ورجب وشعبان لو قال والمحرم وشعبان لوافق المنصوص . نقل ابن يونس : خص الله الأشهر الحرم وفضّلها وهي : المحرم ورجب وذو القعدة وذو الحجة . اهـ

“Dan disunnahkan Puasa Muharrom, Rojab dan Sya’ban, andaikan beliau berkata “Puasa Muharrom dan Sya’ban disunnahkan maka akan mencocoki Nashnya”. Dinukil dari Ibnu Yunus bahwasannya “Allah SWT mengkhususkan bulan-bulan haram dan mengutamakannya yaitu : Muharrom dan Rojab, Dzul Qo’dah dan Dzul Hijjah.”

    3.     Pendapat dari Ulama’ Madzhab Syafi’i

    Imam An-Nawawi menyebutkan dalam Al-Majmu’ (Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab) juz 6 hal. 439 :

قال أصحابنا : ومن الصوم المستحب صوم الأشهر الحرم , وهي ذوالقعدة وذوالحجة والمحرم ورجب , وأفضلها المحرم. اهـ

“Berkata Ulama’ kami : Dan dari puasa yang disunnahkan adalah puasa bulan-bulan haram yaitu Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah, Muharrom dan Rojab sedangkan yang paling utama adalah Muharrom”.

    Syaikhul Islam Zakariya Al-Anshori menyebutkan dalam Asna Al-Mathollib juz 1 hal. 433 :

)وأفضل الأشهر للصوم(  بعد رمضان الأشهر

( الحرم ( ذو القعدة وذو الحجة والمحرم ورجب )وأفضلها المحرم( لخبر مسلم * أفضل الصوم بعد رمضان شهر الله المحرم ( ثم  اقيها) وظاهره استواء البقية والظاهر تقديم رجب خروجا من خلاف من فضله على الأشهر الحرم ). اهـ

“Paling utamanya bulan-bulan untuk puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan-bulan Haram yaitu Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah, Muharrom dan Rojab sedangkan paling Utamanya adalah Muharrom berdasarkan riwayat dari Imam Muslim “Paling utamanya puasa setelah Ramadhan adalah bulan Allah Muharrom kemudian bulan haram yang lainnya. Secara dhohir keutamaan diantara bulan haram yang lainnya itu sama (selain Muharrom). Dan secara dhohir mendahulukan keutamaan Rojab agar keluar dari Khilafnya ulama yang mengunggulkannya melebihi bulan-bulan Haram”

    Imam Ibnu Hajar menyebutkan dalam Fatawa-nya juz 2 hal. 53 :

... وأما استمرار هذا الفقيه على نهي الناس عن صوم رجب فهو جهل منه وجزاف على هذه  لشريعة المطهرة فإن لم يرجع عن ذلك وإلا وجب على حكام الشريعة المطهرة زجره وتعزيره التعزير البليغ المانع له ولأمثاله من المجازفة في دين الله تعالى ويوافقه إفتاء العز بن عبد السلام  إنه سئل عما نقل عن بعض المحدثين من منع صوم رجب وتعظيم حرمته وهل يصح نذر صوم جميعه فقال في جوابه : نذر صومه صحيح لازم يتقرب إلى الله تعالى بمثله والذي نهى عن صومه جاهل بمأخذ أحكام الشرع وكيف يكون منهيا عنه مع أن العلماء الذين دونوا الشريعة  لم يذكر أحد منهم اندراجه فيما يكره صومه بل يكون صومه قربة إلى الله تعالى. اهـ

“Orang yang melarang puasa Rojab maka itu adalah kebodohan dan ketidak tahuan  terhadap hukum syariat. Apabila ia tidak menarik ucapannya itu maka wajib bagi hakim atau penegak hukum untuk menghukumnya dengan hukuman yang keras yang dapat mencegahnya dan mencegah orang semisalnya yang merusak  agama Allah SWT.

Sependapat dengan ini ‘Izzuddin Abdusssalam, sesungguhnya beliau ditanya dari apa yang dinukil dari sebagian Ahli Hadits tentang larangan puasa Rojab dan pengharamannya, dan apakah sah orang yang bernadzar puasa Rojab sebulan penuh maka beliau menjawab “Nadzar puasa Rojab itu sah dan bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT. Adapun larangan puasa Rojab itu adalah pendapat orang yang bodoh akan pengambilan hukum-hukum syariat. Bagaimana bisa dilarang sedangkan para Ulama’ yang dekat dengan syariat tidak ada yang menyebutkan tentang dimakruhkannya puasa Rojab bahkan dikatakan puasa Rojab adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT (sunnah)".

Disebutkan dalam Mughni Al-Muhtaj  juz 2 hal. 187 :

أفضل الشهور للصوم بعد رمضان الأشهر الحرم , وأفضلها المحرم لخبر مسلم* أفضل الصوم بعد رمضان شهر الله المحرم ثم رجب , خروجا من خلاف من فضله على الأشهر الحرم ثم باقيها ثم شعبان ). اهـ

“Paling utamanya bulan-bulan untuk melakukan puasa setelah Ramadhan adalan bulan-bulan haram, sedangkan paling utamanya adalah Muharrom berdasarkan Hadits riwayat Imam Muslim “Paling utamanya puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah Muharrom” kemudian Rojab agar keluar dari Khilaf tentang keutamaan Rojab  terhadap bulan-bulan haram lainnya kemudian Sya’ban”.

Disebutkan dalam Nihayah Al-Muhtaj juz 3 hal. 211 :

)اعلم أن أفضل الشهور للصوم بعد رمضان الأشهر الحرم وأفضلها المحرم ثم رجب خروجا  من خلاف من فضله على الأشهر الحرم ثم باقيها وظاهره الاستواء ثم شعبان (. اهـ

“Ketahuilah sesungguhnya paling utamanya bulan-bulan untuk melakukan puasa setelah Ramadhan adalah puasa bulan-bulan Haram. Sedangkan paling utamanya adalah Muharrom kemudian Rojab agar keluar dari Khilaf tentang keutamaannya atas bulan-bulan Haram yang lainnya, yang jelas keutamaannya sama dengan bulan-bulan haram yang lainnya kemudian Sya’ban”.

4 Pendapat dari Ulama’ Madzhab Hanbali

Ibnu Qudamah menyebutkan dalam Al-Mughni juz 3 hal. 53 :

فصل : ويكره إفراد رجب بالصوم . قال أحمد : وإن صامه رجل , أفطر فيه يوما أو أياما , بقدر ما لا يصومه كله ... قال أحمد : من كان يصوم السنة صامه , وإلا فلا يصومه متواليا  , يفطر فيه ولا يشبهه برمضان ). اهـ

“Fasal : Dan dimakruhkan mengkhususkan Rojab dengan puasa, Imam Ahmad berkata “Apabila seseorang berpuasa bulan Rojab maka berbukalah sehari atau beberapa hari sekiranya ia tidak puasa sebulan penuh, Imam Ahmad berkata “Barangsiapa terbiasa puasa setahun maka boleh berpuasa sebulan penuh kalau tidak biasa puasa setahun janganlah berpuasa terus-menerus dan jika ingin puasa rojab sebulan penuh hendaknya ia berbuka di bulan Rojab (biarpun sehari) agar tidak menyerupai Ramadhan”.

Dari keterangan tersebut sangat jelas bahwa Imam Ahmad tidak membidahkan puasa rojab.

Disebutkan dalam Al-Furu’  Karya Ibn Muflih juz 3 hal. 118 :

فصل : يكره إفراد رجب بالصوم نقل ابن حنبل : يكره , ورواه عن عمر وابنه وأبي بكرة , قال أحمد : يروى فيه عن عمر أنه كان يضرب على صومه , وابن عباس قال : يصومه إلا يوما أو أياما. وتزول الكراهة بالفطر أو بصوم شهر آخر من السنة . اهـ

“Fasal : Dimakruhkan mengkhususkan Rojab dengan berpuasa berdasarkan apa yang dinukil dari Imam Ahmad Bin Hanbal dan diriwayatkan oleh Umar dan puteranya dan Abi bakrah. Imam Ahmad berkata “Diriwayatkan dari Sayyidina Umar Ra sesungguhnya beliau memukul orang yang berpuasa Rojab, dan berkata Ibnu Abbas “Hendaknya berpuasa Rojab dengan berbuka sehari atau beberapa hari”. Dan kemakruhan puasa bulan rojab akan hilang dengan berbuka (walaupun sehari) atau dengan berpuasa di bulan lain selain bulan rojab.

KESIMPULAN

Dari penjelasan dari ulama empat madzhab sangat jelas bahwa puasa bulan rojab adalah sunnah hanya menurut madzhab Imam Ahmad saja yang makruh. Dan ternyata kemakruhan puasa Rojab menurut madzhab Imam Hanbali itu pun jika dilakukan sebulan penuh. Adapun kalau berbuka satu hari saja atau di sambung dengan sehari sebelumnya atau sesudahnya. Atau dengan melakukan puasa di dselain bulan rojab maka kemakruhannya akan  hilang . Dan mereka tidak mengatakan puasa rojab  bid'ah  sebagaimana yang marak akhir-akhir ini disuarakan oleh kelompok orang dengan menyebar selebaran, siaran radio atau  internet.

Wallohu a'lam bishshowab

Hanya Orang Bodoh Yang Melarang Orang Lain Puasa di Bulan Rajab


Dalam kitab Nuzhatul Majalis halaman 143 ada disebutkan :

وقال الشيخ عز الدين بن عبد السلام رضي الله عنه من نهى عن صوم رجب فهو جاهل والمنقول استحباب صيام الأشهر الحرم وهي رجب وذو القعدة وذو الحجة والمحرم

Syekh Izzuddin bin Abdissalaam -semoga Allah meridhoinya - berkata : "Barang siapa melarang (orang lain) dari berpuasa di bulan Rajab maka berarti dia orang BODOH, yang ternukil dari Nabi adalah anjuran berpuasa pada bulan-bulan haram, yaitu bulan RAJAB, Dzul-Qo'dah, Dzul Hijjah dan Muharrom"

Bulan Rajab adalah salah bulan Haram (suci) sebagaimana Firman Allah Ta’ala terkait dengannya:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ (سورة التوبة: 36)

"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At-Taubah: 36)

Bulan-bulan Haram adalah Rajab, Dzulqaidah, Dzulhijjah dan Muharram. Diriwayatkan oleh Bukhari, 4662 dan Muslim, 1679 dari Abu Bakrah radhiallahu anhu dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا , مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ , ثَلاثٌ مُتَوَالِيَاتٌ : ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ , وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

“Setahun itu ada dua belas bulan, diantaranya (ada) empat bulan Haram, tiga (bulan) berurutan, Dzulqaidah, Dzulhijjah dan Muharam serta Rajab Mudhar yang terdapat di antara (bulan) Jumadi Tsani dan Sya’ban.”
Rasululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabada:

صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ

“Berpuasalah di (bulan-bulan) Haram dan tinggalkanlah.” (HR. Abu Daud )

Dalam kitab Syarah An-Nawawi ala Muslim Juz 3 Halaman 38, Imam Nawawi menulis :

(سَأَلْتُ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ عَنْ صَوْمِ رجب فقال سمعت بن عَبَّاسٍ يَقُولُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ) الظَّاهِرُ أَنَّ مُرَادَ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ بِهَذَا الِاسْتِدْلَالِ أَنَّهُ لَا نَهْيَ عَنْهُ وَلَا نَدْبَ فِيهِ لِعَيْنِهِ بَلْ لَهُ حُكْمُ بَاقِي الشُّهُورِ وَلَمْ يَثْبُتْ فِي صَوْمِ رَجَبٍ نَهْيٌ وَلَا نَدْبٌ لِعَيْنِهِ وَلَكِنَّ أَصْلَ الصَّوْمِ مَنْدُوبٌ إِلَيْهِ وَفِي سُنَنِ أَبِي دَاوُدَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَدَبَ إِلَى الصَّوْمِ مِنَ الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ وَرَجَبٌ أَحَدُهَا وَاللَّهُ أَعْلَمُ

Aku bertanya kepada Said bin Jubair tentang puasa Rajab kemudian beliau berkata : "Aku mendengar Ibnu Abbas berkata : Adalah Rasululloh Shollallohu alaihi wasallam dulu berpuasa hingga kami berkata beliau tidak pernah berbuka, dan beliau berbuka hingga kami berkata beliau tidak berpuasa".

Dhohir hadis ini bahwa maksud Said bin Jubair beristidlal dengan hadis ini bahwa puasa bulan rajab tidaklah terlarang dan tidak sunnah 'ain tetapi hukumnya sama dengan puasa pada bulan-bulan lainnya. Tidak ada hadis tsabit yang melarang puasa Rojab, tidak pula mensunnahkan 'ain puasa Rojab, akan tetapi hukum asal puasa adalah sunnah, dalam sunan Abu Dawud sesungguhnya Rasululloh shollallohu alaihi wasallam mensunnahkan puasa di bulan-bulan haram, dan rajab adalah salah satunya."

Dalam kitab Latoiful Ma'arif Ibnu Rojab halaman 213 menuliskan :

قد كان بعض السلف يصوم الأشهر الحرم كلها منهم ابن عمر و الحسن البصري و أبو اسحاق السبيعي و قال الثوري : الأشهر الحرم أحب إلي أن أصوم فيها

"Dulu sebagian ulama salaf melakukan puasa di semua bulan haram, di antaranya: Ibnu Umar, Hasan Al-Bashri, dan Abu Ishaq As-Subai’i. Imam Ats-Tsauri mengatakan, “Bulan-bulan haram, lebih aku cintai untuk dijadikan waktu berpuasa.”

    Wallohu A'lam

Kisah ingin menjadi umat nabi muhammad


Marhaban Ya Rojabu (hikayat)

الثالثة عشرة مر عيسى عليه السلام على جبل يتلألأ نورا فقال يا رب انطق لي هذا الجبل فقال يا روح الله ما الذي تريد قال أخبرني بخبرك قال في جوفي رجل قال عيسى يا رب أخرجه فانفلق الجبل عن شيخ حسن الوجه وقال عيسى أنا من قوم موسى سألت الله الحياة إلى زمن محمد ( صلى الله عليه وسلم ) لأكون من أمته ولي ستمائة عام أعبد الله تعالى في هذا الجبل فقال عيسى يا رب هل على وجه الأرض أكرم عليك من هذا فقال يا عيسى من صام من أمة محمد يوما من رجب فهو أكرم علي من هذا . .

Suatu ketika Nabi Isa AS berjalan di sebuah gunung yang memancarkan cahaya,maka nabi Isa kemudian berkata : " Ya robb, izinkanlah pada gunung ini untuk berbicara dengan ku.."
Gunung tersebut berkata : "Ya Ruhalloh...apa yang engkau kehendaki dariku ?"
Nabi Isa : "Katakan padaku,ada kabar apa dalam dirimu?"
Gunung : " Di dalam ku (sebuah goa) ada seorang lelaki"
Nabi Isa : " Ya robb...aku mohon keluarkan dia (laki-laki itu).

Maka terbelahlah gunung itu dan nampak seorang lelaki yang telah sepuh yang sangat bagus rupanya.
Maka berkata Syeikh : "Wahai isa... aku adalah seorang dari umat Nabi Musa AS, aku memohon kepada Allah untuk memanjangkan umurku sehingga datang zaman Nabi Muhammad SAW, agar aku termasuk umatnya Nabi Muhammad, aku telah beribadah kepada Allah dalam gunung ini selama enam ratus tahun.
Nabi isa : " Ya robb...Apakah ada dimuka bumi yang lebih mulia disisiMu dari syeikh ini ?"
Robb : " Wahai isa... barang siapa diantara umat nabi Muhammad berpuasa sehari di bulan rojab,maka ia lebih mulia disisiKu dari syeikh ini.

نزهة المجالس ومنتخب النفائس - الصفحة 72

Sumber : Nazhatul Majalis wa Muntakhobun Nafaais

Wallohu A'lam

Fadilah malam awal malam bulan rajab


Malam ini adalah permulaan malam bulan Rajab
Khusus tentang kelebihan awal malam bulan Rajab Imam Syafii meriwayatkan :

وبلغنا أنه كان يقال إن الدعاء يستجاب في خمس ليال في ليلة الجمعة وليلة الأضحى وليلة الفطر وأول ليلة من رجب وليلة النصف من شعبان

Telah sampai riwayat kepada kami bahwa dikatakan do`a dikabulkan pada lima malam; pada malam jum`at, malam hari raya Adha, malam hari raya fihtri, awal malam bulan Rajab dan malam nisfu Sya`ban (Imam Syafii, al-Umm jilid 1 hal 254 Cet. Dar Fikr th 2009)

Salah satu doa yang bisa di baca pada malam pertama Rajab adalah doa yang di sebutkan oleh Imam Abdul Qadir Jailani dalam kitab al-Ghuniyah;

إلهي تعرَّض لَكَ فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ الْمُتَعَرِّضُوْنَ، وَقَصَدَكَ اْلقَاصِدُوْنَ، وَأَمَلَ فَضْلَكَ وَمَعْرُوْفَكَ الطَّالِبُوْنَ؛ وَلَكَ فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ نَفَحَاتٌ وَجَوَائِزُ، وَعَطَايَا وَمَوَاهِبُ، تَمُنُّ بِهَا عَلَى مَنْ تَشَاءُ مِنْ عِبَادِكَ، وَتَمْنَعُهَا مِمَّنْ لَمْ تَسْبِقْ لَهُ الْعِنَايَةُ مِنْكَ، وَهَأَنَذَا عَبْدُكَ الْفَقِيْرُ إلَيْكَ، الْمُؤَمِّلُ فَضْلَكَ وَمَعْرُوْفَكَ، فَإنْ كُنْتَ يَا مَوْلَايَ تَفَضَّلْتَ فِي هَذِهِ الْلَّيْلَةِ عَلَى أَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ، وَجُدْتَ عَلَيْهِ بِعَائِدَةٍ مِنْ عَطَفِكَ، فَصَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ، وَجُدْ عَلَيَّ بِطَوْلِكَ وَمَعْرُوْفِكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Mari kita perbanyak ibadah dan memohon ampun kepada Allah.

Sedikita tentang jawaban tentang fadhilah bulan Rajab.

Malam ini adalah permulaan malam bulan Rajab
Khusus tentang kelebihan awal malam bulan Rajab Imam Syafii meriwayatkan :

وبلغنا أنه كان يقال إن الدعاء يستجاب في خمس ليال في ليلة الجمعة وليلة الأضحى وليلة الفطر وأول ليلة من رجب وليلة النصف من شعبان

Telah sampai riwayat kepada kami bahwa dikatakan do`a dikabulkan pada lima malam; pada malam jum`at, malam hari raya Adha, malam hari raya fihtri, awal malam bulan Rajab dan malam nisfu Sya`ban (Imam Syafii, al-Umm jilid 1 hal 254 Cet. Dar Fikr th 2009)

Salah satu doa yang bisa di baca pada malam pertama Rajab adalah doa yang di sebutkan oleh Imam Abdul Qadir Jailani dalam kitab al-Ghuniyah;

إلهي تعرَّض لَكَ فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ الْمُتَعَرِّضُوْنَ، وَقَصَدَكَ اْلقَاصِدُوْنَ، وَأَمَلَ فَضْلَكَ وَمَعْرُوْفَكَ الطَّالِبُوْنَ؛ وَلَكَ فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ نَفَحَاتٌ وَجَوَائِزُ، وَعَطَايَا وَمَوَاهِبُ، تَمُنُّ بِهَا عَلَى مَنْ تَشَاءُ مِنْ عِبَادِكَ، وَتَمْنَعُهَا مِمَّنْ لَمْ تَسْبِقْ لَهُ الْعِنَايَةُ مِنْكَ، وَهَأَنَذَا عَبْدُكَ الْفَقِيْرُ إلَيْكَ، الْمُؤَمِّلُ فَضْلَكَ وَمَعْرُوْفَكَ، فَإنْ كُنْتَ يَا مَوْلَايَ تَفَضَّلْتَ فِي هَذِهِ الْلَّيْلَةِ عَلَى أَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ، وَجُدْتَ عَلَيْهِ بِعَائِدَةٍ مِنْ عَطَفِكَ، فَصَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ، وَجُدْ عَلَيَّ بِطَوْلِكَ وَمَعْرُوْفِكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Mari kita perbanyak ibadah dan memohon ampun kepada Allah.
Sedikita tentang jawaban tentang fadhilah bulan Rajab.

DOA AWAL ROJAB

فَصْلٌ: فِي الْأَدْعِيَةِ الْمَأْثُوْرَةِ فِيْ أَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ


DOA MA`TSUR YANG DIBACA AWAL ROJAB

وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يَدْعُوَ فِيْ أَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ إِذَا فَرَغَ مِنْ صَلَاتِهِ بِهَذَا الدُّعَاءِ وَهُوَ أَنْ يَقُوْلَ:

Disunnahkan berdoa pada awal malam Rojab ketika usai melakukan sholat dengan doa berikut ini

إِلَهِيْ تَعَرَّضَ لَكَ فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ الْمُتَعَرِّضُوْنَ، وَقَصَدَكَ الْقَاصِدُوْنَ، وَأَمَّلَ فَضْلَكَ وَمَعْرُوْفَكَ الطَّالِبُوْنَ؛ وَلَكَ فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ نَفَحَاتٌ وَجَوَائِزُ، وَعَطَايَا وَمَوَاهِبُ، تَمُنُّ بِهَا عَلَى مَنْ تَشَاءُ مِنْ عِبَادِكَ، وَتَمْنَعُهَا مِمَّنْ لَمْ تَسْبِقْ لَهُ الْعِنَايَةُ مِنْكَ،
وَهَا أَنَا عَبْدُكَ الْفَقِيْرُ إلَيْكَ، الْمُؤَمِّلُ فَضْلَكَ وَمَعْرُوْفَكَ، فَإِنْ كُنْتَ يَا مَوْلَايَ تَفَضَّلْتَ فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ عَلَى أَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ، وَجُدْتَ عَلَيْهِ بِعَائِدَةٍ مِنْ عَطْفِكَ، فَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ ، وَجُدْ عَلَيَّ بِطَوْلِكَ وَمَعْرُوْفِكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

وَكَانَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يُفَرِّغُ نَفْسَهُ لِلْعِبَادَةِ فِيْ أَرْبَعِ لَيَالٍ فِي السَّنَةِ، وَهِيَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ، وَلَيْلَةُ الْفِطْرِ، وَلَيْلَةُ الْأَضْحَى، وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ. وَكَانَ مِنْ دُعَائِهِ فِيْهَا:

Adalah sayyidina Ali radhiyallaahu ‘anhu menfokuskan dirinya untuk beribadah dalam empat malam dalam satu tahun, yaitu malam pertama bulan Rojab, malam Iedul Fitri, malam Iedul Adha, dan malam Nishfu Sya’ban

Diantara doa beliau pada malam-malam tsb adalah

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ مَصَابِيْحِ الْحِكْمَةِ، وَمَوَالِي النِّعْمَةِ، وَمَعَادِنِ الْعِصْمَةِ، وَاعْصِمْنِيْ بِهِمْ مِنْ كُلِّ سُوْءٍ، وَلَا تَأْخُذْنِيْ عَلَى غِرَّةٍ، وَلَا عَلَى غَفْلَةٍ، وَلَا تَجْعَلْ عَوَاقِبَ أَمْرِيْ حَسْرَةً وَنَدَامَةً، وَارْضَ عَنِّيْ؛ فَإِنَّ مَغْفِرَتَكَ لِلظَّالِمِيْنَ، وَأَنَا مِنَ الظَّالِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ مَا لَا يَضُرُّكَ، وَأَعْطِنِيْ مَا لَا يَنْفَعُكَ، فَإِنَّكَ الْوَاسِعَةُ رَحْمَتُهُ، الْبَدِيْعَةُ حِكْمَتُهُ، فَأَعْطِنِيَ السَّعَةَ وَالدَّعَةَ، وَالْأَمْنَ وَالصِّحَّةَ، وَالشُّكْرَ وَالْمُعَافَاةَ وَالتَّقْوَى، وَأَفْرِغِ الصَّبْرَ وَالصِّدْقَ عَلَيَّ وَعَلَى أَوْلِيَائِكَ، وَأَعْطِنِيَ الْيُسْرَ، وَلَا تَجْعَلْ مَعَهُ الْعُسْرَ، وَاعْمُمْ بِذَلِكَ أَهْلِيْ وَوَلَدِيْ وَإِخْوَانِيْ فِيْكَ، وَمَنْ وَلَدَنِيْ، مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ.

Sumber
Kitab Al Ghunyah, karya Syeikh Abdul Qadir Al Jilani, juz 1 halaman 236-237, Wallaahu A’lam

Umat Islam akan segera berjumpa kembali dengan bulan Ramadlan yang penuh berkah. Sebelum menyongsong bulan Ramadlan, umat Islam akan melewati dua bulan utama sebelum Ramadlan, yaitu bulan

Rajab dan Sya'ban.

Dalam sebuah hadis diriwayatkan, bahwa ketika masuk bulan Rajab maka Rasulullah Saw berdoa: "Allahumma barik lana fi Rajaba wa Sya'bana wa ballighna Ramadlana", artinya: "Ya Allah, berkatilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban. Serta pertemukanlah kami dengan bulan Ramadlan" (HR Ahmad, al-Bazzar, Abu Nuaim dan Ibnu 'Asakir. an-Nawawi menilainya dlaif, tetapi menurut Ibnu Taimiyah hadis ini yang paling banyak digunakan tentang keutamaan bulan Rajab. Baca Majmu' al-Fatawa 24/291)

Bulan Rajab

al-Hafidz Ibnu Hajar mengutip dari Ibnu Dahiyah bahwa bulan Rajab memiliki 18 nama, diantaranya adalah Syahrullah, al-fardu, syahrul Haram, al-'Atirah (karena orang Jahiliyah menyembelih hewan di bulan ini), al-Asham atau tuli (karena tidak ada bunyi gesekan pedang) dan sebagainya. Rajab artinya adalah agung, karena orang Jahiliyah mengagungkan bulan tersebut.

Keutamaan Bulan Rajab

Keutamaan bulan Rajab masuk dalam kategori keutamaan bulan-bulan Haram (mulia) sebagaimana firman Allah Swt: "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan Haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu..." (at-Taubah: 36).

Dan Rasulullah Saw telah menentukan nama-nama bulan Haram tersebut dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, bahwa yang 3 adalah secara berurutan yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijjah dan Muharram, sementara yang keempat adalah Rajab (Syaikh 'Athiyah Shaqar dalam Fatawa al-Azhar Bab Syahru Rajab)

Puasa Bulan Rajab

Ahli hadis yang diberi gelar Amirul Mu'minin fil Hadis, al-Hafidz Ibnu Hajar, telah mengarang sebuah kitab Tabyin al-'Ajab fi Ma Warada fi Fadhli Rajab yang mengulas tentang dalil-dalil hadis keutamaan bulan Rajab dengan menjelaskan hadis-hadis yang sahih dan dlaif bahkan maudlu' (palsu), begitu pula tentang dalil puasa di bulan Rajab.

Di awal pembahasannya, al-Hafidz Ibnu Hajar berkata: "Tidak ada dalil sahih secara khusus untuk berpuasa dan ibadah malam di bulan Rajab". Namun Ibnu Hajar mengulas beberapa hadis yang secara umum memberi indikasi keutamaan puasa di bulan Rajab.

Pertama hadis Usamah bin Zaid, ia bertanya kepada Rasulullah Saw: "Wahai Rasulullah, saya tidak menjumpai Engkau berpuasa di bulan-bulan yang lain sebagaimana Engkau berpuasa di bulan Sya'ban. Rasulullah menjawab: "Sya'ban adalah bulan yang dilupakan oleh orang-orang antara bulan Rajab dan Ramadlan. Bulan Sya'ban adalah bulan laporan amal kepada Allah. Maka saya senang amal saya dilaporkan sementara saya dalam kondisi berpuasa" (HR Nasai, Abu Dawud dan disahihkan oleh Ibnu Khuzaimah. Baca Fathul Bari Syarah Sahih Bukhari karya al-Hafidz Ibnu Hajar, VI/238. Ibnu Hajar juga menilainya sahih)
al-Hafidz Ibnu Hajar berkata: "Hadis ini memberi penjelasan bahwa bulan Rajab dan Ramadlan memiliki kesamaan dalam hal keutamaan. Dan Rasulullah yang menyebut secara khusus tentang puasa juga memberi penjelasan tentang keutamaan Rajab" (Tabyin al-Ajab hal. 2)

Kedua hadis seorang sahabat yang meminta kepada Nabi agar diperintah melakukan puasa, maka Nabi bersabda: "Puasalah di bulan Sabar (Ramadlan) dan dua hari setiap bulan". Sahabat berkata: ”Tambahkanlah Nabi, saya masih mampu". Nabi bersabda: "Puasalah tiga hari". Sahabat berkata: "Tambahkanlah Nabi". Maka Nabi bersabda: "Puasalah di bulan-bulan mulia dan tinggalkan. Puasalah di bulan-bulan mulia dan tinggalkan. Puasalah di bulan-bulan mulia dan tinggalkan (diulang tiga kali. Rasulullah menggenggam tangannya lalu melepaskannya)" (HR Ahmad No 20338, Abu Dawud No 2428, Ibnu Majah No 1741, Nasai dalam Sunan al-Kubra No 2743, Thabrani No 18336 dan al Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman No 3738)
al-Hafidz Ibnu Hajar berkata: "Hadis ini menunjukkan anjuran puasa sebagian bulan Rajab. Sebab bulan Rajab adalah salah satu bulan yang mulia (Asyhur al-Hurum)"

Sebagian ulama ada yang menilai hadis ini dlaif, misalnya Syaikh Syu'aib al-Arnauth, dengan alasan bahwa Mujibah al-Bahiliyah 'tidak diketahui' (La Yu'rafu). Namun anggapan ini tidak benar, karena al-Hafidz Ibnu Hajar memberi penilaian tentang perawi yang dituduh majhul tadi: "Mujibah al-Bahiliyah adalah salah seorang perawi al-Bukhari secara Ta'liq dalam Bab Haid, ia dapat diterima (Maqbul), dari tingkatan ketiga" (Taqrib at-Tahdzib II/659)

Sedangkan riwayat atsar dari Sahabat yang seolah tidak ada anjuran berpuasa di bulan Rajab juga segera direspon oleh Ulama ahli hadis, misalnya riwayat berikut ini: "Utsman bin Hakim al-Anshari bertanya kepada Said bin Jubair tentang puasa Rajab (saat itu sedang di bulan Rajab). Said menjawab: Saya mendengar Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah Saw berpuasa sehingga kami berkata: Rasulullah tidak berbuka. Dan Rasul berbuka sehingga kami berkata: Rasulullah tidak berpuasa" (HR Muslim No 2782)
Imam an-Nawawi menjawab: "Yang dimaksud dengan jawaban Said bin Jubair adalah tidak ada larangan untuk berpuasa di bulan Rajab dan tidak ada anjuran secara khusus untuk puasa di bulan tersebut. Tetapi Rajab sama dengan bulan yang lainnya. Namun sebenarnya hakikat puasa adalah sunah. Di dalam Sunan Abi Dawud dijelaskan bahwa Rasulullah Saw menganjurkan puasa di bulan-bulan Haram (Bulan Mulia), dan Rajab adalah salah satunya" (Syarah Muslim IV/167)

Begitu pula jawaban dari al-Hafidz as-Suyuthi, bahkan beliau meriwayatkan atsar yang lain, yaitu Abu Qilabah berkata: "Di surga ada istana yang diperuntukkan bagi orang-orang yang berpuasa di bulan Rajab". Ahmad (bin Hanbal) berkata: "Kendatipun diwayat ini mauquf pada Abu Qilabah, sementara dia adalah Tabi'in, namun hal semacam ini hanya diucapkan oleh seorang yang menerima wahyu (Rasulullah Saw)".

Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Syu'ab al-iman No 3641 dan disahihkan oleh al-Hafidz as-Suyuthi dalam ad-Dibaj Syarah Sahih Muslim bin Hajjaj III/238.

Memang telah banyak hadis palsu (maudlu') yang popular tentang puasa Rajab yang harus dihindari. Misalnya: "Barang siapa berpuasa 1 hari di bulan Rajab karena iman dan mengharap pahala, maka akan mendapatkan ridlo Allah yang paling agung dan ditempatkan di surga Firdaus…." Di dalam sanadnya terdapat Hasan an-Naqqasy, Ibnu Hajar berkata: Ia pemalsu hadis (wadldla' Dajjal). Begitu pula: "Barangsiapa yang berpuasa 3 hari di bulan Rajab, maka Allah mencatatnya seperti puasa 1 bulan…" Di dalam sanadnya terdapat Amru bin Azhari yang dituduh dusta oleh Yahya bin Ma'in dan lainnya.

Penutup

Seorang sahabat pernah bertanya tentang puasa selain Ramadlan, maka Rasulullah menjawab: "Tidak ada kewajiban puasa selain puasa Ramadlan, kecuali engkau melakukan puasa sunah" (HR Muslim No 11).
Puasa sunah memiliki banyak macam, ada yang bersifat dua harian (puasa Dawud), puasa mingguan (senin dan kamis), puasa bulanan (hari purnama 13-14 dan 15), puasa tahunan (9 Arafah, Tasu'a', 'Asyura' dan lain-lain), dan puasa di bulan-bulan mulia. Sementara puasa bulan Rajab termasuk dalam kategori puasa di bulan-bulan mulia seperti yang dikemukakan dalam 2 hadis diatas.
Hal ini dperkuat oleh pernyataan al-Hafidz Ibnu Hajar: "Imam-imam kita berkata bahwa puasa sunah yang paling utama adalah di bulan Muharram, kemudian Rajab, Dzulhijjah, dan Dzulqa'dah (Syaikh Mulla Ali al-Qari dalam Mirqat al-Mafatih VI/360)

Wahai sahabat2ku Muslimah Muslimah kita sdh memasuki Bulan Sa'ban salah satu Bulan Yg di Muliakan Oleh Allah SWT
Rasul SAW mengajarkan kepada Umatnya pada Bulan Ramadan ini sangat baik mengamalkan Do'a2 yg sebagaimana Rasul Meamalkannya
=======================================

Menyambut bulan Rajab


Bulan Rajab adalah bulan persiapan untuk menghadapi bulan Sya’ban dan Ramadhan, adalah bulan-bulan yang dimulyakan oleh Allah SWT, maka pada bulan ini para muslim dan muslimah disunatkan untuk memperbanyak amal ibadah terutama ibadah puasa sunah, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Raslullah SAW, dan para sahabat serta para tabi’in, dan orang2 saleh yang dimulyakan oleh Allah SWT.
Inilah adalah, Doa yang diucapkan oleh Rasulullah SAW, ketika memasuki bulan Rajab,

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

(Allahuma bariklana fii Rojaba wa Sya’bana wabaligna Romadhona)

Artinya : Ya Allah berkahi hidup kami di bulan Rajab ini, dan juga di bulan Sya’ban, serta panjangkan umur kami hingga bulan Ramadhon

Ibarat menanam tanaman, Rajab adalah bulan kita menanam benih-benihnya, Sya’ban kita menyirami dan memupuknya, sedang Ramadhan kita memanen hasilnya. Itulah keterkaitan tiga bulan tersebut. Demikianlah apa yang dikatakan oleh Imam Abu Bakar Al Warraq Al Balkhi. Beliau juga berkata, “Perumpamaan Rajab seperti angin, Sya’ban seperti awan (mendung)nya dan Ramadhan ibarat hujannya.”

Rajab tergolong salah satu dari Al Asyahrul Hurum, bulan-bulan penuh kehormatan dan kemuliaan, yaitu Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharramdan Rajab. karena pada malam pertama bulan Rajab ini adalah malam terkabulnya doa2 yang dipanjatkan, sebagaimana sabda Rasululullah SAW,
“Lima malam, tidak akan ditolak doa-doa didalamnya : awal Rajab, malam nisfu Sya’ban, malam Jum’at, malam Idul Fitri dan malam an Nahr Idul Adha)” (HR. Ibnu ‘Asakir)

Bulan Rajab ini juga adalah merupakan bulan Allah SWT. yang dituangkan di dalamnya rahmat kepada hamba-hamba-Nya. Rasulullah SAW. bersabda,
“Rajab bulan Allah, Sya’ban bulanku dan Ramadhan bulan umatku.” (Hadits mursal dari Al Hasan AL Bashri)

Dengan berdasarkan hadits di atas, maka sebagian Ulama juga menyebutkan bahwa Rajab adalah bulan istighfar dan taubat kepada Allah sesuai dengan istilah ‘Rajab bulan Allah’. Sebagai hamba Allah, hendaknya di bulan Allah ini kita banyak bertaubat kepada-Nya, kembali kepada-Nyadan meminta maaf sepenuh hati ke hadirat Ilahi, agar benar-benar diampuni dan didekatkan kepada-Nya.

Wahai sahabat muslim, mari kita perbanyak amal ibadah kita, dengan tujuan karena Allah SWT semata, untuk meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat nanti, semoga Allah meridhoi, Amien…

Bacaan ini dibaca pada pagi hari sebanyak 70x dan sore 70x (boleh lebih dari itu)
* Istighfar * lalu berdoa seperti di baawah ini:

رَبِّ ١غْفِِرْْ لِيْ وَارْحََمْْنِىْ وَتٌبْ عَلَىََّ

(Rabbigfirlii warhamnii watub alayya)
Artinya kurang lebih, “Ya Tuhanku Ampunilah dosaku dan rahmatilah segala pertaubatanku”

Dan yang dibawah juga dibaca selama bulan Rajab, pada waktu pagi hari sebanyak 3x dan sore 3x

اََلِّّلهُمََ انت رَبِيْ لاِِِِاِِلََهََ اِِلا اََنْتَ خَلََقْتَنِيْ وَاََنَاعَبْْدُكََ وََاََنََ عََليَ عَهْْدِِكَ وََوََعْدِِكَ مَااسْتََطََعْْتٌٌ اََعُدُوبِكَ مِنْْ شَرِِّمَا صََنََعْْتََ وَاََبُوْءُلَكَ بِنِعْْمََتِِكَ عََلَيَََّ وََاََبُوءُُبِدَ نْبِ فَاغْْفِرْلِِيْْ فََاِِنََهُ لايََغْفِِرُالذُُّنٌٌوْبَ ِالااَنْتَ

Allahuma anta Robbi, Lailaha ila kholaqtanii wa anaa abduka wa anaa alla ahdika wawa’dika mastatho’tu a’udubika min sarrimaa shona’tu wa abuu ulaka bini’matika alayya wa abuu ubidanbi fagfirlii fainnahu laa yagfiru ddunuuba illa anta.

NOTE:

untuk sore hari, lebih di anjurkan di baca 27 x (bukan hanya di baca di bulan rajab)

Kemudian Bacaan lainnya adalah

سُُُبْحَانَ الْحَيِّّ الْقَيُومْ

(Subhaanalhayyil qoyyum)
dibaca dari tanggal 1 sampai tanggal 10

سُُُبْحَانَ الله الا حَدِالصََّمَدْ

(Subhaanallahil ahadishomad)
dibaca dari tanggal 11 sampai 20

سُُُبْحَانَ اللهِ الّرَؤُوفْ

(Subhaanallahi rrouf)
dibaca dari tanggal 21 sampai 30
perbanyak membaca
Lâ ilâha illallahu sebanyak-banyaknya, misal 100 x, 300 x,atau 1.000 x

Dan satu lagi kalau tidak sempat puasa, silahkan baca saja dua dibawah ini

سُُُبْحَانَ مَنْْ لاََ يََنْبَغِيْ التََّسْبِيْحُ اِِلاََّلَهُ سُُُبْحَانَ اْلاَعَزِّاْلاَكْْرَمْ سُُُبْحَانَ مََنْ لَهُ الْعِزُُّوَهُوَلََهُ اَهْلٌٌ

(Subhaana man la yan bagii ttasbiihu illa lahu, Subhaa nal a ajjilakram, Subhaana man lahul ijju wahuwa lahu ahluun)

smg Ya Allah sehat wal afiat keluarga kami sahabat2ku muslimin dan muslimah Kuatkanlah Iman dan takqa kami untuk melaksanakan Amal Ibadah di Bulan Sa'ban yg KAU muliakan Ya Allah untuk kemulian kami semuanya,, Amin ya Allah, Semoga bermanfaat.

اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان وأعِنا على الصيام والقيام


ALLOHUMMA BARIK LANA FI ROJAB WA SYA'BAN WA BALLIGHNA ROMADHON WA A'INNA 'ALASH SHIYAM WAL QIYAM

Ya ALLAH berikanlah keberkahan untuk kami dibulan rajab dan sya'ban dan sampaikan kami pada bulan ramadhan dan bantulah kami untuk bisa berpuasa dan menghidupkan malam ramadhan

*******************

رب اغفرلي وارحمني وتب علي ولوالدي انك انت التواب الرحيم


ROBBIGHFIRLI WARCHAMNI WATUBB 'ALAYYA WALIWALIDAYYA INNAKA ANTAT TAWWABUR ROCHIM

Ya ALLAH ampunilah aku, sayangilah aku, dan terimalah taubatku dan juga kedua orangtuaku. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang

Wahai sahabat2ku Muslimah Muslimah kita sdh memasuki Bulan Sa'ban salah satu Bulan Yg di Muliakan Oleh Allah SWT Rasul SAW mengajarkan kepada Umatnya pada Bulan Ramadan ini sangat baik mengamalkan Do'a2 yg sebagaimana Rasul Mengamalkannya =======================================

Keutamaan bulan rajab


Referensi kitab Mukasyafatul Qulub Imam Al Ghazali:

رَجَبٌ مُشْتَقٌّ مِنَ التَّرْجِيْبِ وَهُوَ التَّعْظِيْمُ وَيُقَالُ لَهُ الْأَصَبُّ لِأَنَّ الرَّحْمَةَ تُصَبُّ فِيْهِ عَلَى التَّائِبِيْنَ وَتُفِيْضُ أَنْوَارَ الْقَبُوْلِ عَلَى الْعَامِلِيْنَ وَيُقَالُ لَهُ الْأَصَمُّ لِأَنَّهُ لَمْ يُسْمَعْ فِيْهِ حِسُّ قِتَالٍ

وَقِيْلَ رَجَبٌ اِسْمُ نَهْرٍ فِي الْجَنَّة مَاؤُهُ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ وَأَحْلَى مِنَ الْعَسَل وَأَبْرَدُ مِنَ الثَّلْجِ لَا يَشْرَبُ مِنْهُ إِلَّا مَنْ صَامَ شَهْرَ رَجَبٍ

Rajab diambil dari kalimat Tarjiib yg artinya pengagungan, Rajab juga disebut dengan Ashob yg artinya curahan karena rahmat Allah pada bulan rojab di curahlan kepada orang2 yg bertaubat dan cahaya peenrimaan dari Allah terpancar kepada orang2 yg beramal. Rajab disebut sebagai Ashom yg artinya tuli karena dalam bulan rajab tidaklah terdengar suara peperangan. Dan Rajab disebut sebagai nama sebuah sungai di syurga, airnya lebih putih daripada susu, lebih manis daripada madu dan lebig dingin daripada salju, tiada minum dari sungi itu kecuali orang yg berpuasa di bulan Rajab.

قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجَبٌ شَهْرُ اللهِ وَشَعْبَانُ شَهْرِيْ وَرَمَضَانُ شَهْرُ أُمَّتِيْ

وَقَالَ أَهْلُ الْإِشَارَةِ رَجَبٌ ثَلَاثَةُ أَحْرُفٍ رَاءٌ وَجِيْمٌ وَبَاءٌ فَالرَّاءُ رَحْمَةٌ وَالْجِيْمُ جُرْمُ الْعَبْدِ وَجِنَايَتُهُ وَالْبَاءُ بِرُّ اللهِ كَأَنَّ اللهَ تَعَالَى يَقُوْلُ أَجْعَلُ جُرْمَ عَبْدِيْ بَيْنَ رَحْمَتِيْ وَبِرِّيْ

Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : " Rajab adalah bulannya Allah, sya'ban adalah bulanku dan romadhon adalah bulan ummatku " Ulama' ahli isyaroh berkata : "Rajab terdiri dari 3 huruf : ro', jim dan ba',Ro' dari Rahmat, Jim dari Jurmul abdi wa Jinayatuhu (dosa dan kesalahan hamba-Nya) dan Ba' dari Birrulloh (kebaikan Allah) jadi seolah2 Allah ta'ala berfirman : 'Aku jadikan dosa dan kesalahan hamba-Ku diantara Rahmat dan kebaikan-Ku".

وَعَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَامَ السَّابِعَ وَالْعِشْرِيْنَ مِنْ رَجَبٍ كُتِبَ لَهُ صِيَامُ سِتِّيْنَ شَهْرًا

وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا إِنَّ رَجَبًا شَهْرُ اللهِ الْأَصَمُّ فَمَنْ صَامَ مِنْ رَجَبٍ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا اِسْتَوْجَبَ رِضْوَانَ اللهِ الْأَكْبَرَ

وَقِيْلَ زَيَّنَ اللهُ الشُّهُوْرَ بِأَرْبَعَةٍ ذِي الْقَعْدَةِ وَذِي الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمِ وَرَجَبٍ وَوَاحِدٌ فَرْدٌ وَهُوَ شَهْرُ رَجَبٍ

Dari abu hurairoh rodhiyallohu anhu, Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : "barang siapa berpuasa tanggal 27 rajab maka di tulis baginya pahala puasa 60 bulan". Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : "sesunguhnya rajab adalah bulan Allah yg ashom, barang siapa berpuasa di bulan rajab dengan keimanan dan karena Allah maka dia berhak mendapatkan keridhoan Allah yg besar." Dikatakan : Allah menghiasi bulan2 dengan empat bulan yaitu,dzil qo'dah, dzul hijjah, muharram dan Rajab, dan yg satu serta sendirian adalah bulan rajab.

وَحُكِيَ أَنَّ امْرَأَةً فِيْ بَيْتِ الْمَقْدِسِ كَانَتْ تَقْرَأُ كُلَّ يَوْمٍ مِنْ رَجَبٍ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ اِثْنَتَيْ عَشْرَةَ أَلْفَ مَرَّةٍ وَكَانَتْ تَلْبَسُ الصُّوْفَ فِيْ شَهْرِ رَجَبٍ فَمَرِضَتْ وَأَوْصَتْ اِبْنَهَا أَنْ يَدْفِنَ مَعَهَا صُوْفَهَا فَلَمَّا مَاتَتْ كَفَّنَهَا فِيْ ثِيَابٍ مُرْتَفِعَةٍ فَرَآهَا فِيْ مَنَامِهِ تَقُوْلُ لَهُ أَنَا عَنْكَ غَيْرُ رَاضِيَةٍ لِأَنَّكَ لَمْ تَعْمَلْ بِوَصِيَّتِيْ فَانْتَبَهَ فَزِعًا وَأَخَذَ صُوْفَهَا لِيَدْفِنَهُ مَعَهَا فَنَبَشَ قَبْرَهَا فَلَمْ يَجِدْهَا فِيْهِ فَتَحَيَّرَ فَسَمِعَ نِدَاءً أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ مَنْ أَطَاعَنَا فِيْ رَجَبٍ لَا نَتْرُكُهُ فَرْدًا وَحِيْدًا

Dikisahkan bahwa ada seorang perempuan di baitul maqdis yg membaca surat al ikhlas sebanyak 12.000 kali setiap hari selama bulan rajab, dia memakai baju bulu yg kasar di bulan rajab. Suatu kali dia sakit dan berwasiyat kpd putranya kalo meninggal kelak agar di kuburkan beserta baju bulunya. ketika telah meninggal, dia di kafani dengan baju yg indah, maka sang anak bermimpi melihat ibunya sedang berkata kpdnya : "aku tidak meridhoimu karena kamu tdk melaksanakan wasiyatku". Sang anak terbangun karena kaget dengan mimpinya, dia mengambil baju bulu ibunya utk dikuburkan bersama sang ibu. Kuburan sang ibu di gali tapi ternyata dia tdk menemukan apapun didalamnya, sang anak menjadi kebingungan. Kemudian dia mendengar ada panggilan : " apakah kamu tdk tahu bahwa orang yg ta'at kepada Kami di bulan rajab maka Kami tdk akan meninggalkan dirinya sendirian ! "

وَرُوِيَ إِذَا كَانَ ثُلُثُ اللَّيْلِ مِنْ أَوَّلِ جُمُعَةٍ مِنْ رَجَبٍ لَا يَبْقَى مَلَكٌ إِلَّا وَيَسْتَغْفِرُ لِصُوَّامِ رَجَبٍ

وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَامَ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ شَهْرٍ حَرَامٍ كُتِبَ لَهُ ثَوَابُ عِبَادَةِ تِسْعِمِائَةِ سَنَةٍ

قَالَ أَنَسٌ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ صُمَّتْ أُذُنَايَ إِنْ لَمْ أَكُنْ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

اَلْأَشْهُرُ الْحُرُمُ أَرْبَعَةٌ وَخِيَارُ الْمَلَائِكَةِ أَرْبَعَةٌ وَأَفْضَلُ الْكُتُبِ الْمُنْزَلَةِ أَرْبَعَةٌ وَأَعْضَاءُ الْوُضُوْءِ أَرْبَعَةٌ وَأَفْضَلُ التَّسْبِيْحَاتِ كَلِمَاتٌ أَرْبَعَةٌ سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَعِمَادُ الْحِسَابِ أَرْبَعَةٌ آحَادٌ وَمِئَاتٌ وَأُلُوْفٌ وَالْأَوْقَاتُ أَرْبَعَةٌ اَلسَّاعَةُ وَالْيَوْمُ وَالشَّهْرُ وَالسَّنَةُ وَسُلْطَانُ الْبَدَنِ أَرْبَعَةٌ صَفْرَاءُ وَسَوْدَاءُ وَدَمٌ وَبُلْغَمٌ وَالْخُلَفَاءُ الرَّاشِدُوْنَ أَرْبَعَةٌ أَبُوْ بَكْرٍ وَعُمَرُ وَعُثْمَانُ وَعَلِيٌّ رِضْوَانُ اللهِ عَلَيْهِمْ أَجْمَعِيْنَ

Diriwayatkan ketika sepertiga malam di awal jum'at bulan rajab maka tiadalah tersisa dari malaikat kecuali membaca istighfar utk orang2 yg berpuasa di bulan rajab. Dari Anas rodhiyallohu anhu berkata, Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : "Barang siapa puasa 3 hari pada bulan haram maka di tulis baginya pahala ibadah 900 tahun ."

Anas rodhiyallohu anhu berkata : "Tuli kedua telingaku jika aku tdk mendengarkan dari Rasululloh shollallohu alaihi wasallam : ' bulan haram ada empat, malaikat terbaik ada empat, kitab terbaik yg diturunkan ada empat, anggota wudhu ada empat, sebaik2 kalimat tasbih ada empat yaitu subhanalloh wal hamdulillah wala ilaha illallohu wallohu akbar, pokok hitungan ada empat yaitu, satuan, puluhan, ratusan dan ribuan, waktu ada empat yaitu, jam, hari, bulan dan tahun, penguasa tubuh ada empat yaitu, kuning , hitam, darah dan cairan, dan khulafa'ur rosyidin ada empat yaitu, abu bakar, umar, utsman dan ali -semoga Allah meridhoi mereka semuanya -

رَوَى الدَّيْلَمِيُّ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ يَسُحُّ اللهُ الْخَيْرَ فِيْ أَرْبَعِ لَيَالِيَ سَحًّا لَيْلَةِ الْأَضْحَى وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ وَلَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ

وَرَوَى الدَّيْلَمِيُّ أَيْضًا بِسَنَدِهِ عَنْ أَبِيْ أُمَامَةَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَمْسُ لَيَالٍ لَا تُرَدُّ فِيْهَا دَعْوَةٌ أَوَّلُ لَيْلَةٍ

مِنْ رَجَبٍ وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ وَلَيْلَةُ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَتَا الْعِيْدَيْنِ .

Ad dailami meriwayatkan dari Aisyah rodhiyallohu anha berkata : "Aku mendengar Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : "Allah menuangkan kebaikan dalam empat malam yaitu, malam adha, malam fitri, malam nisfu sya'ban dan malam awal bulan rajab". Ad Dailami meriwayatkan juga dengan sanadnya dari abu umamah dari Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : "Ada lima malam yg tdk tertolak doa di dalamnya yaitu, awal malam dibulan rajab, malam nisfu sya'ban, malam jum'at dan dua malam 'iedain."

wallohu a'lam.

Baca juga ini :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar