Minggu, 25 Mei 2014

Musnad Anas bin Malik

Riwayat #160

حَدَّثَنَا يَزِيدُ أَخْبَرَنَا زَكَرِيَّا عَنْ عَطِيَّةَ الْعَوْفِيِّ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَدْ أَعْطَى اللَّهُ كُلَّ نَبِيٍّ عَطِيَّةً فَكُلٌّ قَدْ تَعَجَّلَهَا وَإِنِّي أَخَّرْتُ عَطِيَّتِي شَفَاعَةً لِأُمَّتِي وَإِنَّ الرَّجُلَ مِنْ أُمَّتِي لَيَشْفَعُ لِلْفِئَامِ مِنْ النَّاسِ فَيَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَشْفَعُ لِلْقَبِيلَةِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَشْفَعُ لِلْعُصْبَةِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَشْفَعُ لِلثَّلَاثَةِ وَلِلرَّجُلَيْنِ وَلِلرَّجُلِ
Telah menceritakan kepada kami Yazid berkata; telah mengabarkan kepada kami Zakaria dari ‘Athiyyah Al ‘Aufi dari Abu Sa’id Al Khudri dari Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Alloh memberi para Nabi dengan pemberian, setiap dari mereka telah menyegerakannya, sedangkan aku menangguhkannya sebagai syafa’at bagi umatku. Sesungguhnya seorang lelaki dari umatku akan memberi syafa’at untuk segolongan manusia sehingga mereka masuk ke dalam surga, dan ada seorang lelaki akan memberi syafa’at untuk satu kabilah, dan seorang lelaki yang memberi syafa’at untuk sekelompok orang, dan seorang lelaki akan memberikan syafa’at untuk tiga, dua ataupun seorang saja.”

Riwayat #166

حَدَّثَنَا يَزِيدُ أَخْبَرَنَا هَمَّامُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَبِي الصِّدِّيقِ النَّاجِيِّ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ
لَا أُحَدِّثُكُمْ إِلَّا مَا سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمِعَتْهُ أُذُنَايَ وَوَعَاهُ قَلْبِي أَنَّ عَبْدًا قَتَلَ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ نَفْسًا ثُمَّ عَرَضَتْ لَهُ التَّوْبَةُ فَسَأَلَ عَنْ أَعْلَمِ أَهْلِ الْأَرْضِ فَدُلَّ عَلَى رَجُلٍ فَأَتَاهُ فَقَالَ إِنِّي قَتَلْتُ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ نَفْسًا فَهَلْ لِي مِنْ تَوْبَةٍ قَالَ بَعْدَ قَتْلِ تِسْعَةٍ وَتِسْعِينَ نَفْسًا قَالَ فَانْتَضَى سَيْفَهُ فَقَتَلَهُ بِهِ فَأَكْمَلَ بِهِ مِائَةً ثُمَّ عَرَضَتْ لَهُ التَّوْبَةُ فَسَأَلَ عَنْ أَعْلَمِ أَهْلِ الْأَرْضِ فَدُلَّ عَلَى رَجُلٍ فَأَتَاهُ فَقَالَ إِنِّي قَتَلْتُ مِائَةَ نَفْسٍ فَهَلْ لِي مِنْ تَوْبَةٍ فَقَالَ وَمَنْ يَحُولُ بَيْنَكَ وَبَيْنَ التَّوْبَةِ اخْرُجْ مِنْ الْقَرْيَةِ الْخَبِيثَةِ الَّتِي أَنْتَ فِيهَا إِلَى الْقَرْيَةِ الصَّالِحَةِ قَرْيَةِ كَذَا وَكَذَا فَاعْبُدْ رَبَّكَ فِيهَا قَالَ فَخَرَجَ إِلَى الْقَرْيَةِ الصَّالِحَةِ فَعَرَضَ لَهُ أَجَلُهُ فِي الطَّرِيقِ قَالَ فَاخْتَصَمَتْ فِيهِ مَلَائِكَةُ الرَّحْمَةِ وَمَلَائِكَةُ الْعَذَابِ قَالَ فَقَالَ إِبْلِيسُ أَنَا أَوْلَى بِهِ إِنَّهُ لَمْ يَعْصِنِي سَاعَةً قَطُّ قَالَ فَقَالَتْ مَلَائِكَةُ الرَّحْمَةِ إِنَّهُ خَرَجَ تَائِبًا
قَالَ هَمَّامٌ فَحَدَّثَنِي حُمَيْدٌ الطَّوِيلُ عَنْ بَكْرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْمُزَنِيِّ عَنْ أَبِي رَافِعٍ قَالَ فَبَعَثَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ مَلَكًا فَاخْتَصَمُوا إِلَيْهِ ثُمَّ رَجَعَ إِلَى حَدِيثِ قَتَادَةَ قَالَ فَقَالَ انْظُرُوا أَيُّ الْقَرْيَتَيْنِ كَانَ أَقْرَبَ إِلَيْهِ فَأَلْحِقُوهُ بِأَهْلِهَا قَالَ قَتَادَةُ فَحَدَّثَنَا الْحَسَنُ قَالَ لَمَّا عَرَفَ الْمَوْتَ احْتَفَزَ بِنَفْسِهِ فَقَرَّبَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْهُ الْقَرْيَةَ الصَّالِحَةَ وَبَاعَدَ مِنْهُ الْقَرْيَةَ الْخَبِيثَةَ فَأَلْحَقُوهُ بِأَهْلِ الْقَرْيَةِ الصَّالِحَةِ
Telah menceritakan kepada kami Yazid berkata; telah mengabarkan kepada kami Hammam bin Yahya dari Qotadah dari Abu Ash Shidiq An Naji dari Abu Sa’id Al Khudri ia berkata; “Aku tidak meriwayatkan hadits kepada kalian kecuali apa yang aku dengar dari Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam, aku mendengar dengan kedua telingaku dan aku perhatikan dengan hatiku, bahwasanya ada seorang hamba yang telah membunuh sembilan puluh sembilan orang dan ia ingin bertaubat, ia bertanya tentang siapa orang yang paling pandai di muka bumi, lalu ditunjukkanlah kepadanya seorang laki-laki, lalu ia pun mendatanginya, ia berkata; “Aku telah membunuh sembilan puluh sembilan orang, apakah pintu taubat masih terbuka untukku?” Ia menjawab, “(tidak ada taubat bagimu) setelah membunuh sembilan puluh sembilan orang!” Abu Sa’id berkata; “Lalu ia mencabut pedangnya dari warangkanya dan membunuhnya sehingga genap seratus orang.” Kemudian ia ingin bertaubat, ia bertanya siapa orang yang paling pandai di muka bumi, lalu ditunjukkan kepadanya seorang laki-laki, iapun menemuinya, ia berkata; “Aku telah membunuh seratus orang, apakah pintu taubat masih terbuka untukku? Ia menjawab; “Siapa yang menghalangimu untuk bertaubat, keluarlah dari tempat buruk yang engkau tinggali dan pergilah ke tempat yang baik, yaitu desa seperti ini dan seperti ini lalu beribadahlah kepada Tuhanmu, ” Abu Sa’id berkata; “Lalu orang tersebut keluar menuju desa yang dimaksud, namun ajal menjemputnya diperjalanan, ” Abu Sa’id berkata; “Lalu Malaikat rahmat dan Malaikat azab saling berebut, ” Abu Sa’id berkata; “Lalu Iblis berkata; “Sesungguhnya ia lebih berhak untukku, ia tidak pernah bermaksiat kepadaku sekalipun, ” tapi Malaikat rahmat berkata; “Sesungguhnya ia keluar dalam keadaan bertaubat, ” telah menceritakan kepada kami Hammam berkata; telah menceritakan kepadaku Humaid Ath Thawil dari Bakr bin Abdulloh Al Muzani dari Abu Rafi’ ia berkata; “Kemudian Alloh mengutus seorang malaikat kepadanya, lalu mereka pun menjadikannya sebagai penengah, ” kemudian ia kembali ke hadits Qotadah, ia berkata; “Malaikat itu berkata, “Lihatlah desa mana yang paling dekat dengannya, jika dia lebih dekat dengan desa tersebut maka ia gabungkan ia dengan penduduk desa tersebut, ” Qotadah berkata; “telah menceritakan kepada kami Hasan ia berkata; “ketika ia tahu akan mati ia pun bersungguh-sungguh memaksa dirinya untuk menjadi baik, maka Alloh mendekatkannya dengan desa yang baik dan menjauhkan dari desa yang buruk, lalu mereka menjadikannya seperti penduduk desa yang baik.”

Riwayat #223

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَبِي بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ أَبِي الْعَيَّاشِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً رَجُلٌ صَرَفَ اللَّهُ وَجْهَهُ عَنْ النَّارِ قِبَلَ الْجَنَّةِ وَمَثَّلَ لَهُ شَجَرَةً ذَاتَ ظِلٍّ فَقَالَ أَيْ رَبِّ قَدِّمْنِي إِلَى هَذِهِ الشَّجَرَةِ فَأَكُونَ فِي ظِلِّهَا فَقَالَ اللَّهُ هَلْ عَسَيْتَ إِنْ فَعَلْتُ أَنْ تَسْأَلَنِي غَيْرَهَا قَالَ لَا وَعِزَّتِكَ فَقَدَّمَهُ اللَّهُ إِلَيْهَا وَمَثَّلَ لَهُ شَجَرَةً ذَاتَ ظِلٍّ وَثَمَرٍ فَقَالَ أَيْ رَبِّ قَدِّمْنِي إِلَى هَذِهِ الشَّجَرَةِ أَكُونُ فِي ظِلِّهَا وَآكُلُ مِنْ ثَمَرِهَا فَقَالَ اللَّهُ لَهُ هَلْ عَسَيْتَ إِنْ أَعْطَيْتُكَ ذَلِكَ أَنْ تَسْأَلَنِي غَيْرَهُ فَيَقُولُ لَا وَعِزَّتِكَ فَيُقَدِّمُهُ اللَّهُ إِلَيْهَا فَتُمَثَّلُ لَهُ شَجَرَةٌ أُخْرَى ذَاتُ ظِلٍّ وَثَمَرٍ وَمَاءٍ فَيَقُولُ أَيْ رَبِّ قَدِّمْنِي إِلَى هَذِهِ الشَّجَرَةِ أَكُونُ فِي ظِلِّهَا وَآكُلُ مِنْ ثَمَرِهَا وَأَشْرَبُ مِنْ مَائِهَا فَيَقُولُ لَهُ هَلْ عَسَيْتَ إِنْ فَعَلْتُ أَنْ تَسْأَلَنِي غَيْرَهُ فَيَقُولُ لَا وَعِزَّتِكَ لَا أَسْأَلُكَ غَيْرَهُ فَيُقَدِّمُهُ اللَّهُ إِلَيْهَا فَيَبْرُزُ لَهُ بَابُ الْجَنَّةِ فَيَقُولُ أَيْ رَبِّ قَدِّمْنِي إِلَى بَابِ الْجَنَّةِ فَأَكُونَ تَحْتَ نِجَافِ الْجَنَّةِ وَأَنْظُرَ إِلَى أَهْلِهَا فَيُقَدِّمُهُ اللَّهُ إِلَيْهَا فَيَرَى أَهْلَ الْجَنَّةِ وَمَا فِيهَا فَيَقُولُ أَيْ رَبِّ أَدْخِلْنِي الْجَنَّةَ قَالَ فَيُدْخِلُهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ قَالَ فَإِذَا دَخَلَ الْجَنَّةَ قَالَ هَذَا لِي قَالَ فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ تَمَنَّ فَيَتَمَنَّى وَيُذَكِّرُهُ اللَّهُ سَلْ مِنْ كَذَا وَكَذَا حَتَّى إِذَا انْقَطَعَتْ بِهِ الْأَمَانِيُّ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هُوَ لَكَ وَعَشَرَةُ أَمْثَالِهِ قَالَ ثُمَّ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ يَدْخُلُ عَلَيْهِ زَوْجَتَاهُ مِنْ الْحُورِ الْعِينِ فَيَقُولَانِ لَهُ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَاكَ لَنَا وَأَحْيَانَا لَكَ فَيَقُولُ مَا أُعْطِيَ أَحَدٌ مِثْلَ مَا أُعْطِيتُ قَالَ وَأَدْنَى أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يُنْعَلُ مَنْ نَارٍ بِنَعْلَيْنِ يَغْلِي دِمَاغُهُ مِنْ حَرَارَةِ نَعْلَيْهِ
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Abu Bukair berkata; telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Muhammad dari Suhail bin Abu Shalih dari An Nu’man bin Abu Al ‘Ayyasy dari Abu Sa’id Al Khudri berkata; Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya derajat penduduk surga yang paling rendah derajatnya adalah seorang lelaki yang Alloh palingkan wajahnya dari neraka ke arah surga, dan dibentangkan baginya sebuah pohon yang mempunyai naungan, ia berkata; ‘Wahai Rabb, dekatkanlah aku ke pohon ini sehingga aku bisa berada di bawah naungannya, ‘ lalu Alloh berfirman; ‘jangan-jangan jika Aku melakukannya kamu akan meminta yang lain?” ia menjawab, ‘Demi kemulian-Mu, tidak, ‘ lalu Alloh pun mendekatkannya ke pohon tersebut. Kemudian Alloh bentangkan lagi pohon yang memiliki naungan dan buah-buahan, lalu ia berkata, ‘Wahai Rabb, dekatkanlah aku ke pohon ini sehingga aku bisa bernaung di bawahnya dan memakan buahnya, ‘ maka Alloh pun berfirman kepadanya; “‘jangan-jangan jika Aku melakukannya kamu akan meminta yang lain?” ia menjawab; ‘Demi kemulian-Mu, tidak, ‘ lalu Alloh pun mendekatkannya ke pohon tersebut. Kemudian Alloh bentangkan baginya sebuah pohon yang memiliki naungan, buah-buahan dan air, lalu ia berkata, ‘Wahai Rabb, dekatkanlah aku ke pohon ini sehingga aku bisa bernaung di bawahnya, memakan buah dan meminum airnya, ‘ lalu Alloh pun berfirman kepadanya; “‘jangan-jangan jika Aku melakukannya kamu akan meminta yang lain?” ia menjawab; ‘Demi kemuliaan-Mu, aku tidak akan meminta lagi.’ Kemudian Alloh menampakkan baginya pintu surga, lalu ia berkata; ‘Wahai Rabb, dekatkanlah aku ke pintu surga sehingga aku bisa berada di bawah ambang pintunya dan melihat para penduduknya, ‘ lalu Alloh pun mendekatkannya ke ambang pintu surga sehingga ia bisa melihat para penduduknya dan apa yang ada di dalamnya. Lalu ia berkata; “Wahai Rabb, masukkanlah aku ke dalam surga, ” beliau bersabda: “Lalu Alloh pun memasukkannya ke dalam surga.” Beliau bersabda: “Ketika ia telah masuk surga, ia berkata; ‘Apakah ini untukku? ‘ beliau bersabda: “Alloh ‘azza wajalla berfirman kepadanya; “Berangan-anganlah, ” lalu ia berangan-angan, dan Alloh selalu mengingatkannya untuk meminta ini dan itu hingga habislah semua permintaan dan angan-angannya, Alloh lalu berfirman; ‘Itu untukmu dan sepuluh yang semisalnya.’” Beliau bersabda: “Lalu ia masuk ke dalam surga dan masuk pula kepadanya dua istrinya dari golongan bidadari, mereka berkata kepada suaminya; ‘Segala puji bagi Alloh yang telah menghidupkanmu untuk kami dan menghidupkan kami untukmu, ‘ ia pun berkata; ‘Tidak ada seorang pun yang diberikan sebagaimana yang diberikan kepadaku.’ Beliau bersabda: “Penduduk neraka yang paling rendah derajatnya adalah seorang yang dipakaikan sandal dari neraka, lalu otaknya mendidih karena panasnya sandal tersebut.”

Riwayat #229

حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي ابْنَ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا يَزِيدُ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنَّانٌ وَلَا عَاقٌّ وَلَا مُدْمِنُ خَمْرٍ
Telah menceritakan kepada kami Abdush Shamad berkata; telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz -yaitu Ibnu Muslim- berkata, telah menceritakan kepada kami Yazid dari Mujahid dari Abu Sa’id berkata; Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak akan masuk surga mannan (orang yang mengungkit-ungkit pemberian), pendurhaka kepada orang tua dan pecandu khamer.”

Riwayat #232

حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ حَدَّثَنِي أَبِي حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي ابْنَ صُهَيْبٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو نَضْرَةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ
أَنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَام أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ اشْتَكَيْتَ يَا مُحَمَّدُ قَالَ نَعَمْ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ وَعَيْنٍ يَشْفِيكَ بِسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ
Telah menceritakan kepada kami Abdush Shamad berkata; bapakku telah menceritakan kepadaku, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz -yaitu Ibnu Shuhaib- ia berkata; telah menceritakan kepadaku Abu Nadhr dari Abu Sa’id Al Khudri ia berkata; Bahwasanya Jibril ‘Alaihis Salam datang menemui Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam, lalu ia berkata; “Wahai Muhammad, apakah engkau sakit?” beliau bersabda: “Ya benar, ” Jibril berkata: “BISMILAH ARQIIKA MINKULLI SYAIN YU`DZIIKA MIN SYARRI KULLI NAFSIN WA ‘AININ YASYFIIKA BISMILAH ARQIIKA (Dengan nama Alloh aku ruqyah engkau dari setiap sesuatu yang menyakitimu, dari setiap jiwa dan ‘Ain, semoga Alloh menyembuhkanmu, dengan nama Alloh aku meruqyah engkau).”

Riwayat #296

حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ إِسْرَائِيلَ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ عَنِ الْأَغَرِّ أَبِي مُسْلِمٍ قَالَ أَشْهَدُ عَلَى أَبِي سَعِيدٍ وَأَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُمَا شَهِدَا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ وَأَنَا أَشْهَدُ عَلَيْهِمَا
مَا قَعَدَ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللَّهَ تَعَالَى إِلَّا حَفَّتْ بِهِمْ الْمَلَائِكَةُ وَتَنَزَّلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَتَغَشَّتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
Telah menceritakan kepada kami Waki’ dari Israil dari Abu Ishaq dari Al Aghar Abu Muslim berkata; aku bersaksi atas Abu Sa’id dan Abu Hurairah bahwa keduanya bersaksi atas Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam, bahwasanya beliau bersabda: “Dan aku bersaksi atas keduanya bahwa tidaklah suatu kaum yang berdzikir kepada Alloh Ta’ala kecuali malaikat akan mengelilingi mereka, ketenangan akan turun kepada mereka, rahmat akan melingkupi mereka dan Alloh akan menyebut-nyebut mereka di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya.”

Riwayat #347

حَدَّثَنَا أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ بْنُ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ يَزِيدَ بْنِ مُحَمَّدٍ الْقُرَشِيِّ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ لَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ هَمٌّ وَلَا حَزَنٌ وَلَا نَصَبٌ وَلَا وَصَبٌ وَلَا أَذًى إِلَّا كُفِّرَ عَنْهُ
Telah menceritakan kepada kami Abu Abdurrahman berkata; telah menceritakan kepada kami Isma’il berkata; telah menceritakan kepadaku Sulaiman bin Abu Harb dari Yazid bin Muhammad Al Qurasyi dari Abu Sa’id Al Khudri dari Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam, bahwasanya beliau bersabda: “Tidaklah kegelisahan, sedih, lelah, sakit atau hal yang menyakitkan lainnya menimpa seorang mukmin kecuali akan dihapuskan darinya (kesalahannya).”

Riwayat #411

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي بِشْرٍ عَنْ أَبِي الْمُتَوَكِّلِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ
أَنَّ نَاسًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَوْا عَلَى حَيٍّ مِنْ أَحْيَاءِ الْعَرَبِ فَلَمْ يَقْرُوهُمْ فَبَيْنَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ لُدِغَ سَيِّدُ أُولَئِكَ فَقَالُوا هَلْ فِيكُمْ دَوَاءٌ أَوْ رَاقٍ فَقَالُوا إِنَّكُمْ لَمْ تَقْرُونَا وَلَا نَفْعَلُ حَتَّى تَجْعَلُوا لَنَا جُعْلًا فَجَعَلُوا لَهُمْ قَطِيعًا مِنْ شَاءٍ قَالَ فَجَعَلَ يَقْرَأُ أُمَّ الْقُرْآنِ وَيَجْمَعُ بُزَاقَهُ وَيَتْفُلُ فَبَرَأَ الرَّجُلُ فَأَتَوْهُمْ بِالشَّاءِ فَقَالُوا لَا نَأْخُذُهَا حَتَّى نَسْأَلَ عَنْهَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلُوا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ فَضَحِكَ وَقَالَ مَا أَدْرَاكَ أَنَّهَا رُقْيَةٌ خُذُوهَا وَاضْرِبُوا لِي فِيهَا بِسَهْمٍ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far berkata; telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Abu Bisyr dari Abu Al Mutawakkil dari Abu Sa’id Al Khudri, bahwasanya beberapa orang dari sahabat Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam mendatangi sebuah kampung dari perkampungan Arab, namun orang-orang kampung tersebut tidak menerima mereka, ketika sikap mereka masih seperti itu seorang pemimpin mereka disengat kalajengking, lalu mereka pun berkata; “Apakah diantara kalian ada yang mempunyai obat, atau seorang yang bisa meruqyah?” lalu para sahabat Nabi pun berkata; “Sesungguhnya kalian tidak mau menerima kami, maka kamipun tidak akan melakukannya sehingga kalian memberikan imbalan kepada kami, ” akhirnya mereka pun memberikan segerombolan kambing. Abu Sa’id berkata; “Lalu seorang sahabat Nabi membaca Ummul Qur`an dan mengumpulkan ludahnya seraya meludahkan kepadanya hingga laki-laki itu sembuh, kemudian orang-orang kampung itu memberikan kepada para sahabat Nabi beberapa ekor kambing.” Namun para sahabat Nabi berkata; “Kita tidak akan mengambilnya hingga kita bertanya kepada Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam tentang hal ini, ” lalu mereka bertanya kepada Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam tentang pemberian itu hingga membuat beliau tertawa. Kemudian beliau bersabda: “Tidak tahukah bahwa itu ruqyah, kalian ambil dan berikanlah bagianku.”



حَدَّثَنَا حَسَنٌ حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ حَدَّثَنَا أَبُو الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَضَى أَحَدُكُمْ صَلَاتَهُ فِي الْمَسْجِدِ ثُمَّ رَجَعَ إِلَى بَيْتِهِ حِينَئِذٍ فَلْيُصَلِّ فِي بَيْتِهِ رَكْعَتَيْنِ وَلْيَجْعَلْ فِي بَيْتِهِ نَصِيبًا مِنْ صَلَاتِهِ فَإِنَّ اللَّهَ جَاعِلٌ فِي بَيْتِهِ مِنْ صَلَاتِهِ خَيْرًا

Telah menceritakan kepada kami Hasan berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi’ah berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Az Zubair dari Jabir dari Abu Sa’id Al Khudri ia berkata; Aku mendengar Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika salah seorang dari kalian melaksanakan sholat di masjid kemudian pulang ke rumah, maka ketika itu hendaklah ia sholat dua raka’at di rumahnya, hendaknya ia berikan bagian dari sholatnya di rumah karena Alloh menjadikan untuk rumahnya kebaikan dari sholat itu.”

Riwayat #144

حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ يَعْنِي شَيْبَانَ عَنْ لَيْثٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ عَنْ أَبِي الْبَخْتَرِيِّ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقُلُوبُ أَرْبَعَةٌ قَلْبٌ أَجْرَدُ فِيهِ مِثْلُ السِّرَاجِ يُزْهِرُ وَقَلْبٌ أَغْلَفُ مَرْبُوطٌ عَلَى غِلَافِهِ وَقَلْبٌ مَنْكُوسٌ وَقَلْبٌ مُصْفَحٌ فَأَمَّا الْقَلْبُ الْأَجْرَدُ فَقَلْبُ الْمُؤْمِنِ سِرَاجُهُ فِيهِ نُورُهُ وَأَمَّا الْقَلْبُ الْأَغْلَفُ فَقَلْبُ الْكَافِرِ وَأَمَّا الْقَلْبُ الْمَنْكُوسُ فَقَلْبُ الْمُنَافِقِ عَرَفَ ثُمَّ أَنْكَرَ وَأَمَّا الْقَلْبُ الْمُصْفَحُ فَقَلْبٌ فِيهِ إِيمَانٌ وَنِفَاقٌ فَمَثَلُ الْإِيمَانِ فِيهِ كَمَثَلِ الْبَقْلَةِ يَمُدُّهَا الْمَاءُ الطَّيِّبُ وَمَثَلُ النِّفَاقِ فِيهِ كَمَثَلِ الْقُرْحَةِ يَمُدُّهَا الْقَيْحُ وَالدَّمُ فَأَيُّ الْمَدَّتَيْنِ غَلَبَتْ عَلَى الْأُخْرَى غَلَبَتْ عَلَيْهِ

Telah menceritakan kepada kami Abu An Nadhr berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah -yaitu Syaiban- dari Laits dari ‘Amru bin Murrah dari Abu Al Bakhtari dari Abu Sa’id ia berkata; Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Hati itu ada empat macam; hati yang bersih ia seperti lentera yang bercahaya, hati yang tertutup ia terikat dengan tutupnya, hati yang sakit dan hati yang terbalik. Adapun hati yang bersih adalah hatinya orang beriman, ia seperti lentera yang bercahaya, sedangkan hati yang tertutup adalah hatinya orang kafir, hati yang sakit adalah hati orang munafik, ia mengetahui yang baik namun ia mengingkari, dan hati yang terbalik adalah hati yang di dalamnya ada iman dan nifak, contoh keimanan di situ adalah seperti tanah yang dapat memberikan air yang bersih, sedangkan nifak adalah seperti bisul, di dalamnya hanya nanah dan darah, maka di antara keduanya yang paling kuat ia akan mengalahkan lainnyaRiwayat #128.”




Tidak ada komentar:

Posting Komentar