MAYAT MEMBACA AL-QUR’AN DI DALAM KUBURAN

PERPUSTAKAAN PRIBADI “MUHAMMAD THOBARY SYADZILY AL-BANTANI” 
Nama kitab: Syarhu ash-Shudur bi Syarhi Hal al-Mawta wal Qubur
Karya: Imam Jalaluddin as-Suyuthi
Tebal: 312 halaman
Cetakan: Darul Fikr, Beirut – Libanon
Nama kitab: Syarhu ash-Shudur bi Syarhi Hal al-Mawta wal Qubur
Karya: Imam Jalaluddin as-Suyuthi
Tebal: 312 halaman
Cetakan: Darul Fikr, Beirut – Libanon

Pada zaman Nabi saw ada mayat dari golongan 
waliyullah membaca Al-Qur’an di dalam kuburannya sendiri. Hal itu 
diterangkan di dalam kitab “Syarhu ash-Shudur bi Syarhi Hali al-Mawta 
wal Qubur”, karya Al-Muhaddits al-Imam Jalaluddin as-Suyuthi, halaman 
170-171, cetakan “Darul Fikr”, Beirut – Libanon (lihat tulisan di foto 
!) dengan keterangan sebagai berikut: 
Artinya:
=====
“Imam Tirmidzi telah mentakhrij hadits dan menghasankannya. Begitupula halnya dengan Imam Hakim dan Imam Baihaqi. Hadits tersebut dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata: Sebagian sahabat Nabi saw pernah mendirikan sebuah kemah di atas kuburan. Mereka tidak menyangka bahwa tanah itu adalah kuburan. Tiba-tiba di dalam kuburan itu terdengar ada orang sedang membaca surat “Al-Mulk” hingga selesai. Kemudian, sahabat mendatangi Nabi saw dan memberitahukannya kepada beliau. Lalu beliau bersabda: Surat Al-Mulk itu adalah Munjiyah (penyelamat) dan Mani’ah (penghalang), yang dapat menyelamatkannya dari siksa kubur”.
Artinya:
=====
“Imam Tirmidzi telah mentakhrij hadits dan menghasankannya. Begitupula halnya dengan Imam Hakim dan Imam Baihaqi. Hadits tersebut dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata: Sebagian sahabat Nabi saw pernah mendirikan sebuah kemah di atas kuburan. Mereka tidak menyangka bahwa tanah itu adalah kuburan. Tiba-tiba di dalam kuburan itu terdengar ada orang sedang membaca surat “Al-Mulk” hingga selesai. Kemudian, sahabat mendatangi Nabi saw dan memberitahukannya kepada beliau. Lalu beliau bersabda: Surat Al-Mulk itu adalah Munjiyah (penyelamat) dan Mani’ah (penghalang), yang dapat menyelamatkannya dari siksa kubur”.
Di dalam kitab “Ar-Ruh” Abul Qasim as-Sa’di berkata: 
Ini merupakan pembenaran dari Nabi saw bahwa seorang mayit juga membaca 
Al-Qur’an di dalam kuburnya. Sementara itu Abdullah juga pernah 
memberitahukannya tentang hal itu dan Rasulullah saw pun membenarkannya.
 Imam Kamaluddin bin az-Zamlakani berkata di dalam kitab “Al-‘Amal al-Maqbul fi Ziyarah ar-Rasul”: Hadits ini secra jelas menunjukkan bahwa seorang mayat membaca surat Al-Mulk di dalam kuburnya. Di dalam riwayat ini disebutkan tentang pemuliaan Allah kepada sebagian wali-walinya dengan membaca surat “Al-Mulk” dan menjalankan shalat di dalam kuburnya. Karena, ketika hidupnya dulu mereka pernah berdo’a memohon kepada Allah akan hal itu. Jika Allah swt telah memuliakan para wali-Nya dengan menetapkan mereka berbuat ta’at dan beribadah di alam kubur, maka sudah barangtentu para Nabi lebih berhak untuk mendapatkan ketetapan itu.
Berkata Al-Hafizh Zainuddin Ibnu Rajab di dalam kitab
 “Ahwal al-Qubur”: Allah telah memuliakan sebagian penghuni alam barzakh
 dengan berbuat amal shaleh di dalamnya, meskipun mereka dengan hal itu 
tidak mendapatkan pahala, karena amalnya telah terputus oleh kematian. 
Namun, amalnya itu masih tetap berlaku baginya. Dengan itu, dia dapat 
bersenang-senang dalam berdzikir kepada Allah dan berbuat ketaatan 
kepada-Nya, sebagaimana yang dirasakan oleh para malaikat dan penghuni 
surge di surga; meskipun dengan hal itu mereka tidak mendapatkan pahala.
 Karena, dzikir dan ketaatan itu sendiri merupakan ketaatan yang lebih 
besar daripada seluruh kenikmatan dan keledzatan penghuni dunia. Betapa 
nikmatnya orang-orang yang telah memperoleh nikmat bisa melakukan 
seperti itu denga berdzikr dan taat kepada-Nya.
Abul Hasan bin al-Barra’ meriwayatkan di dalam kitab 
“Ar-Rawdhah”, dari Abdullah bin Muhammad bin Manshur, telah menceritakan
 kepada saya Ibrahim al-Haffar, dia berkata: Saya menggali kuburan . 
kemudian nampak batu-bata. Lalu, saya mencium bau minyak misik ketika 
batu-bata itu terbuka. Saat itu juga seorang Syeikh sedang duduk di 
dalam kuburannya sedang membaca Al-Qur’an. 
Ibnu Rajab berkata: Telah menceritakan kepada saya Al-Muhaaits (Pakar Hadits) Abul Hajjaj Yusuf bin Muhammad as-Surramarri, telah menceritakan guru kami Abul Hasan Ali bin al-Husain as-Samiri, seorang khatib di Samira’, seorang muslim yang shaleh memperlihatkan suatu tempat dari beberapa kuburan yang tidak pernah sepi. Lalu dia berkata: Dari tempat ini kita masih akan terus mendengar bacaan surat Al-Mulk
www.thobary.comIbnu Rajab berkata: Telah menceritakan kepada saya Al-Muhaaits (Pakar Hadits) Abul Hajjaj Yusuf bin Muhammad as-Surramarri, telah menceritakan guru kami Abul Hasan Ali bin al-Husain as-Samiri, seorang khatib di Samira’, seorang muslim yang shaleh memperlihatkan suatu tempat dari beberapa kuburan yang tidak pernah sepi. Lalu dia berkata: Dari tempat ini kita masih akan terus mendengar bacaan surat Al-Mulk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar