Khawārij (bahasa Arab: خوارج baca Khowaarij, secara harfiah berarti 
"Mereka yang Keluar") ialah istilah umum yang mencakup sejumlah aliran 
dalam Islam yang awalnya mengakui kekuasaan Ali bin Abi Thalib, lalu 
menolaknya. Pertama kali muncul pada pertengahan abad ke-7, terpusat di 
daerah yang kini ada di Irak selatan, dan merupakan bentuk yang berbeda 
dari Sunni dan Syi'ah.
Disebut atau dinamakan Khowarij disebabkan
 karena keluarnya mereka dari dinul Islam dan pemimpin kaum muslimin. 
(Fat, juz 12 hal. 283)
Awal keluarnya mereka dari pemimpin kaum 
muslimin yaitu pada zaman Amirul Mu'minin Al Kholifatur Rosyid Ali bin 
Abi Thalib رضي الله عنه ketika terjadi (musyawarah) dua utusan. Mereka 
berkumpul disuatu tempat yang disebut Khouro (satu tempat di daerah 
Kufah). Oleh sebab itulah mereka juga disebut Al Khoruriyyah. (Mu'jam 
Al-Buldan li Yaqut Al-Hamawi juz 2 hal. 245)
Asal muasal 
khawarij: Setelah Utsman bin Affan dibunuh oleh orang-orang khawarij, 
kaum muslimin mengangkat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah, setelah 
beberapa hari kaum muslimin hidup tanpa seorang khalifah. Kabar kematian
 'Ustman kemudian terdengar oleh Mu'awiyyah bin Abu Sufyan, yang mana 
beliau masih memiliki hubungan kekerabatan dengan 'Ustman bin Affan. 
Sesuai dengan syari'at Islam, Mu'awiyyah berhak menuntut balas atas 
kematian 'Ustman. Mendengar berita ini, orang-orang Khawarij pun 
ketakutan, kemudian menyusup ke pasukan Ali bin Abi Thalib. Mu'awiyyah 
berpendapat bahwa semua orang yang terlibat dalam pembunuhan 'Ustman 
harus dibunuh, sedangkan Ali berpendapat yang dibunuh hanya yang 
membunuh 'Ustman saja karena tidak semua yang terlibat pembunuhan 
diketahui identitasnya. Akhirnya terjadilah perang siffin karena 
perbedaan dua pendapat tadi. Kemudian masing-masing pihak mengirim 
utusan untuk berunding, dan terjadilah perdamaian antara kedua belah 
pihak. Melihat hal ini, orang-orang khawarijpun menunjukkan jati dirinya
 dengan keluar dari pasukan Ali bin abi Thalib. Mereka ( Khawarij ) 
merencanakan untuk membunuh Mu'awiyyah bin Abi Sufyan dan Ali bin Abi 
Thalib, tapi yang berhasil mereka bunuh hanya Ali bin Abi Thalib.
Ajaran
Secara umum, ajaran-ajaran pokok golongan ini adalah:
    * Kaum muslimin yang melakukan dosa besar adalah kafir.
    * Kaum muslimin yang terlibat dalam perang Jamal, yakni perang 
antara Aisyah, Thalhah, dan Zubair melawan 'Ali ibn Abi Thalib dan 
pelaku arbitrase (termasuk yang menerima dan membenarkannya) dihukumi 
kafir.
    * Khalifah harus dipilih rakyat serta tidak harus dari 
keturunan Nabi Muhammad SAW dan tidak mesti keturunan Quraisy. Jadi, 
seorang muslim dari golongan manapun bisa menjadi kholifah asalkan mampu
 memimpin dengan benaR
Tokoh utama
Tokoh-tokoh utama Khawarij antara lain:
    * 'Abdullah bin Wahhab ar-Rasyidi
    * Urwah bin Hudair
    * Mustarid bin Sa'ad
    * Hausarah al-Asadi
    * Quraib bin Maruah
    * Nafi' bin al-Azraq
    * 'Abdullah bin Basyir
    * Najdah bin Amir al-Hanafi
Sekte
Akibat perbedaan pendapat di antara tokoh-tokohnya, Khawarij terpecah menjadi beberapa sekte, antara lain:
    * Sekte Muhakkimah, yang merupakan sekte pertama, yakni golongan yang memisahkan diri dari 'Ali bin Abi Thalib.
    * Sekte Azariqoh yang lebih radikal, sebab orang yang tidak sepaham dengan mereka dibunuh.
    * Sekte Najdat yang merupakan pecahan dari sekte Azariqoh.
    * Sekte al-Ajaridah yang dipimpin 'Abd Karim bin Ajrad, yang dalam 
perkembangannya terpecah menjadi beberapa kelompok kecil seperti 
Syu'aibiyyah, Hamziyyah, Hazimiyyah, Maimuniyyah, dll.
Perpecahan
 itulah yang menghancurkan aliran Khawarij. Satu-satunya yang masih ada,
 Ibadi dari Oman, Zanzibar, dan Maghreb menganggap dirinya berbeda dari 
yang lain dan menolak disebut Khawarij.
Rujukan
    * Hamid, Syamsul Rijal. 2002. Buku Pintar Agama Islam: Edisi Senior. Bogor: Penebar Salam
* AL-FARQU BAINAL FIRAQ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar