“Wahai Allah, jadikan kami mencintai Madinah, seperti kami mencintai Makkah atau lebih dari mencintai Makkah.” (Shahih Al Bukhari)
Kita
fahami bahwa tempat yang paling dicintai sayyidina Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam adalah Madinah Al Munawwarah. Tempat yang paling
dimuliakan adalah Makkah Al Mukarramah namun tempat yang paling dicintai
nabi Muhammad adalah Madinah Al Munawwarah, dalilnya adalah hadits yang
tadi kita baca, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa :
اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ
“Ya Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana kecintaan kami terhadap Makkah atau lebih cinta lagi.”
Bahkan meminta leebih dari kecintaannya
terhadap Makkah, maka hal ini menunjukkan bahwa cinta sangat diizinkan
oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahkan
dilantunkan dalam doa untuk mencintai Madinah Al Munawwarah lebih dari
Makkah Al Mukarramah, meskipun Makkah adalah wilayah haram yang termulia
namun yang tercinta adalah Madinah Al Munawwarah. Hal ini juga terbukti
dari doa sayyidina Umar bin Khatthab RA dalam riwayat Shahih Al Bukhari
:
اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِي الشَّهَادَةَ فِي بَلَدِ نَبِيِّكَ
” Wahai Allah berilah aku mati syahid di negeri Nabi-MU “
Mengapa sayyidina Umar tidak meminta agar
wafat di Makkah? karena sayyidina Umar ingin jasadnya berdampingan
dengan jasad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam demi cintanya
kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.
Allah subhanahu wata’ala menjadikan medan
Madinah Al Munawwarah sebagai tempat berkumpul para sahabat dalam
perjuangan dakwah Islam, yang disaat itu meluas di Madinah hingga ke
segala penjuru, sedangkan dakwah di Makkah tidak meluas, padahal Madinah
tidak memiliki kelebihan dibandingkan Makkah yang termasuk kota para
nabi dan rasul. Makkah adalah kota nabi Ibrahim, nabi Isma’il, dan
lainnya, sedangkan Madinah tidak mempunyai sejarah para nabi, namun
Madinah adalah kota para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam . Di saat penduduk Makkah membenci dan mengusir nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam, maka wilayah-wilayah lainnya tidak mau
menerima nabi Muhammad dan para pengikutnya untuk datang kepada mereka,
karena jika mereka datang maka pasukan quraisy akan mneyerang mereka,
namun kota Madinah membuka pintu seluas-luasnya untuk sayyidina Muhammad
dan para pengikutnya. Diriwayatkan dalam Shahih Muslim, saat Fath
Makkah ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masuk ke Makkah Al
Mukarramah, maka orang-orang Madinah bersedih dan menangis, dan
tersebar ucapan bahwa rasulullah telah pulang ke kampung halamannya,
yaitu Makkah Al Mukarramah. Maka rasulullah dikabari oleh Jibril AS akan
hal ini, lalu Rasulullah berkata :
كَلاَّ إِنِّي عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ هَاجَرْتُ إِلَى اللهِ وَإِلَيْكُمْ اَلْمَحْيَا مَحْيَاكُمْ وَالْمَمَاتُ مَمَاتُكُمْ
” Sungguh tidak, aku ini hamba
Allah dan RasulNya, aku hijrah kepada Allah dan kepada kalian hidupku
bersama kalian, dan wafatku bersama kalian “
Maka mereka pun memeluk nabi dan menangis
karena haru dan gembira. Kampung halaman rasulullah bukanlah tempat
kelahirannya, namun kampung halaman beliau adalah tempat para pecinta
beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, semoga Jakarta menjadi kota pecinta
sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, amin.
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari
bahwa rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sering melakukan ziarah di
malam hari ke pemakaman Baqi’ yang berdekatan dengan Masjid An Nabawy.
Diatara para sahabat yang dimakamkan disana adalah sayyidina Abbas bin
Abdul Mutthalib Ra, sayyidatuna Fathimah Az Zahra’ Ra, dan para sahabat
besar lainnya dan juga dimakamkan disana beberap syuhada’ Uhud.
Satu hal yang perlu kita ketahui bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika wafat beliau meninggalkan
120.000 sahabat. Dijelaskan oleh guru mulia kita Al Musnid Al Arif
billah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh bahwa dari
120.000 sahabat rasulullah, hanya 10.000 sahabat yang dimakamkan di
Madinah Al Munawwarah, maka kemana 110.000 sahabat yang lainnya?!.
Mereka semua menyebar ke seluruh penjuru barat dan timur untuk
menegakkan syiar “Laa ilaaha illallah Muhammadun Rasulullah”. Jelaslah
bahwa perjuangan para hamba yang mencintai Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam telah ditentukan oleh Allah dengan tinta emas, mereka
menjadi pahlawan di seluruh penjuru barat dan timur, kemana pun mereka
pergi mereka menjadi pahlawan luhur karena mereka membawa risalah
nabawiyah yang diajarkan oleh sang nabi dari Allah subhanahu wata’ala.
Maka perbanyaklah doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam dan beliau pun berdoa dengan doa ini :
اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ
“Ya Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana kecintaan kami terhadap Makkah atau lebih cinta lagi.”
Yang mana di Madinah Al Munawwarah
terdapat makam rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan tempat
berjuangnya rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan tempat
bersatunya kaum Muhajirin dan kaum Anshar, yang dakwah mereka meluas
hingga ke wilayah-wilayah lainnya di berbagai penjuru, dan pusat dari
perluasan dakwah itu adalah di Madinah Al Munawwarah.
wallahu a’lam
sumber: majelisrasulullah.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar