Minggu, 20 April 2014

mencintai Madinah dan Makkah

“Wahai Allah, jadikan kami mencintai Madinah, seperti kami mencintai Makkah atau lebih dari mencintai Makkah.” (Shahih Al Bukhari)

mencintai madinahKita fahami bahwa tempat yang paling dicintai sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Madinah Al Munawwarah. Tempat yang paling dimuliakan adalah Makkah Al Mukarramah namun tempat yang paling dicintai nabi Muhammad adalah Madinah Al Munawwarah, dalilnya adalah hadits yang tadi kita baca, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa :
اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ
“Ya Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana kecintaan kami terhadap Makkah atau lebih cinta lagi.”
Bahkan meminta leebih dari kecintaannya terhadap Makkah, maka hal ini menunjukkan bahwa cinta sangat diizinkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahkan dilantunkan dalam doa untuk mencintai Madinah Al Munawwarah lebih dari Makkah Al Mukarramah, meskipun Makkah adalah wilayah haram yang termulia namun yang tercinta adalah Madinah Al Munawwarah. Hal ini juga terbukti dari doa sayyidina Umar bin Khatthab RA dalam riwayat Shahih Al Bukhari :
اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِي الشَّهَادَةَ فِي بَلَدِ نَبِيِّكَ
” Wahai Allah berilah aku mati syahid di negeri Nabi-MU “
Mengapa sayyidina Umar tidak meminta agar wafat di Makkah? karena sayyidina Umar ingin jasadnya berdampingan dengan jasad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam demi cintanya kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.
Allah subhanahu wata’ala menjadikan medan Madinah Al Munawwarah sebagai tempat berkumpul para sahabat dalam perjuangan dakwah Islam, yang disaat itu meluas di Madinah hingga ke segala penjuru, sedangkan dakwah di Makkah tidak meluas, padahal Madinah tidak memiliki kelebihan dibandingkan Makkah yang termasuk kota para nabi dan rasul. Makkah adalah kota nabi Ibrahim, nabi Isma’il, dan lainnya, sedangkan Madinah tidak mempunyai sejarah para nabi, namun Madinah adalah kota para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Di saat penduduk Makkah membenci dan mengusir nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka wilayah-wilayah lainnya tidak mau menerima nabi Muhammad dan para pengikutnya untuk datang kepada mereka, karena jika mereka datang maka pasukan quraisy akan mneyerang mereka, namun kota Madinah membuka pintu seluas-luasnya untuk sayyidina Muhammad dan para pengikutnya. Diriwayatkan dalam Shahih Muslim, saat Fath Makkah ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masuk ke Makkah Al Mukarramah, maka orang-orang Madinah bersedih dan menangis, dan tersebar ucapan bahwa rasulullah telah pulang ke kampung halamannya, yaitu Makkah Al Mukarramah. Maka rasulullah dikabari oleh Jibril AS akan hal ini, lalu Rasulullah berkata :
كَلاَّ إِنِّي عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ هَاجَرْتُ إِلَى اللهِ وَإِلَيْكُمْ اَلْمَحْيَا مَحْيَاكُمْ وَالْمَمَاتُ مَمَاتُكُمْ
” Sungguh tidak, aku ini hamba Allah dan RasulNya, aku hijrah kepada Allah dan kepada kalian hidupku bersama kalian, dan wafatku bersama kalian “
Maka mereka pun memeluk nabi dan menangis karena haru dan gembira. Kampung halaman rasulullah bukanlah tempat kelahirannya, namun kampung halaman beliau adalah tempat para pecinta beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, semoga Jakarta menjadi kota pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, amin.
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sering melakukan ziarah di malam hari ke pemakaman Baqi’ yang berdekatan dengan Masjid An Nabawy. Diatara para sahabat yang dimakamkan disana adalah sayyidina Abbas bin Abdul Mutthalib Ra, sayyidatuna Fathimah Az Zahra’ Ra, dan para sahabat besar lainnya dan juga dimakamkan disana beberap syuhada’ Uhud.
Satu hal yang perlu kita ketahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika wafat beliau meninggalkan 120.000 sahabat. Dijelaskan oleh guru mulia kita Al Musnid Al Arif billah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh bahwa dari 120.000 sahabat rasulullah, hanya 10.000 sahabat yang dimakamkan di Madinah Al Munawwarah, maka kemana 110.000 sahabat yang lainnya?!. Mereka semua menyebar ke seluruh penjuru barat dan timur untuk menegakkan syiar “Laa ilaaha illallah Muhammadun Rasulullah”. Jelaslah bahwa perjuangan para hamba yang mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah ditentukan oleh Allah dengan tinta emas, mereka menjadi pahlawan di seluruh penjuru barat dan timur, kemana pun mereka pergi mereka menjadi pahlawan luhur karena mereka membawa risalah nabawiyah yang diajarkan oleh sang nabi dari Allah subhanahu wata’ala. Maka perbanyaklah doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliau pun berdoa dengan doa ini :
اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ
“Ya Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana kecintaan kami terhadap Makkah atau lebih cinta lagi.”
Yang mana di Madinah Al Munawwarah terdapat makam rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan tempat berjuangnya rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan tempat bersatunya kaum Muhajirin dan kaum Anshar, yang dakwah mereka meluas hingga ke wilayah-wilayah lainnya di berbagai penjuru, dan pusat dari perluasan dakwah itu adalah di Madinah Al Munawwarah.
wallahu a’lam
sumber: majelisrasulullah.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar