Asy-Syahid
Syaikh Muhammad Said Ramadhan Al Buthi pernah diajak untuk membuat
Partai Islam oleh Presiden Hafez Asad. Beliau ditanya:
“Anda adalah pemuka Islam yang disukai
rakyat Suriah. Kenapa tidak membuat partai berbasis Islam supaya
aspirasi Muslim tersalurkan, karena mungkin mereka tidak suka partai
sekuler seperti partai Baath?”
Syaikh al-Buthi menjawab:
“Oke, mungkin saya istiqamah pada Islam,
mungkin saya bisa jadi teladan yang baik dalam berpolitik, dan saya
yakin dalam setahun saya bisa mendapat jutaan pendukung. Tapi, apa saya
bisa memastikan orang-orang yang mengikuti partai Islam saya benar-benar
mencerminkan akhlak Islam? Kalaupun ketika saya hidup, mereka menjadi
seperti saya, apa Anda bisa yakin kalau saya sudah mati, mereka tetap
seperti itu? Kalau mereka berbuat salah, Islam yang dibawa-bawa, padahal
Islam bukan diwakili oleh partai.
Kemudian, kalau saya menjadi ketua
partai, saya akan merasa mendzalimi umat Islam lainnya yang tidak masuk
partai saya. Kalau suatu saat anggota partai saya berbuat salah, orang
partai lain menghujat anggota partai saya, saya pastinya akan mendukung
anggota saya dan membelanya. Sedangkan saya tahu dia salah dan orang
partai lain yang benar. Tapi karena dia orang partai saya, saya membela
dia. Saya jadi sangat dzalim!
Biarlah saya berdakwah seperti ini,
tanpa bawa-bawa partai. Kalau mau berdakwah, jangan sampai kamu
dipolitiki. Kalau mau berpolitik kamu harus tahu agama, tapi jangan
dekati mimbar.”
Disadur dari tulisan Ustadz Ichwands dan
ditulis ulang oleh Imam Besar Jomblowan Sya’roni As-Samfuriy, Cilangkap
Jaktim 21 April 2014.
Mempertanyakan Labelisasi Partai Dakwah Atau Partai Islam was last modified: April 23rd, 2014 by
معارف الدين says: