Nabi Muhammad saw telah bersabda supaya umat mengikuti sanad:
Dari Abdullah ibn Mas’ud ra., Rasulullah
saw bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah (yang hidup) di zamanku,
kemudian orang-orang setelahnya, kemudian orang-orang setelahnya”. (HR.
Bukhari, No. 2652, Muslim, No. 6635).
Rasulullah saww. bersabda, “Barangsiapa menguraikan Al Qur’an dengan akal pikirannya sendiri (tanpa guru) dan merasa benar, maka sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan.”. (HR. Ahmad)
Rasulullah saww. bersabda, “Barangsiapa menguraikan Al Qur’an dengan akal pikirannya sendiri (tanpa guru) dan merasa benar, maka sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan.”. (HR. Ahmad)
Dari Ibnu ‘Abbas r.a. berkata Rasulullah
saw bersabda, “Di dalam agama itu tidak ada pemahaman berdasarkan akal
pikiran, sesungguhnya agama itu dari Tuhan, perintah-Nya dan
larangan-Nya.” (HR. Ath Thabarani) Ibnul Mubarak berkata: ”Sanad
merupakan bagian dari agama, kalaulah bukan karena sanad, maka pasti
akan bisa berkata siapa saja yang mau dengan apa saja yang
diinginkannya.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Muqoddimah kitab
Shahihnya 1/47 No. 32 )
Dari Ibnu Abbas ra., Rasulullah saw
Bersabda: ”Barangsiapa yang berkata mengenai Al-Qur’an tanpa ilmu maka
ia menyediakan tempatnya sendiri di dalam neraka.”. (HR.At Tirmidzi)
Imam Malik ra. berkata: “Hendaklah
seseorang penuntut itu hafalannya (matan hadith dan ilmu) daripada
ulama, bukan daripada Suhuf (lembaran)”. (Al-Kifayah oleh Imam Al Khatib
m/s 108)
Imam Asy Syafi’i ra. mengatakan: “Tiada ilmu tanpa sanad.”.
Imam Asy Syafi’i ra. juga berkata:
“Barangsiapa yang bertafaqquh (coba memahami agama) melalui isi
kandungan buku-buku, maka dia akan mensia-siakan hukum (kefahaman
sebenar-benarnya).”. (Tazkirah As-Sami’e: 87)
Berkata Imam Asy Syafi’i ra.: “Orang
yang belajar ilmu tanpa sanad guru bagaikan orang yang mengumpulkan kayu
bakar digelapnya malam, ia membawa pengikat kayu bakar yang terdapat
padanya ular berbisa dan ia tak tahu” (Faidhul Qadir juz 1 hal 433)
Berkata pula Imam Ats Tsauri ra.: “Sanad
adalah senjata orang mukmin, maka bila kau tak punya senjata maka
dengan apa kau akan berperang?”, berkata pula Imam Ibnul Mubarak:
“Pelajar ilmu yang tak punya sanad bagaikan penaik atap namun tak punya
tangganya, sungguh telah Allah muliakan ummat ini dengan sanad.”.
(Faidhul Qadir juz 1 hal 433).
Al-Hafidh Imam Ats Tsauri ra.
mengatakan: “Penuntut ilmu tanpa sanad adalah bagaikan orang yang ingin
naik ke atap rumah tanpa tangga.”.
Bahkan Al Imam Abu Yazid Al Bustamiy ra.
berkata: “Barangsiapa tidak memiliki susunan guru dalam bimbingan
agamanya, tidak ragu lagi niscaya gurunya syetan.”. (Tafsir Ruhul-Bayan
Juz 5 hal. 203)
Asy Syeikh As Sayyid Yusuf Bakhour Al
Hasani menyampaikan bahwa: “Maksud dari pengijazahan sanad itu adalah
agar kamu menghafazh bukan sekadar untuk meriwayatkan tetapi juga untuk
meneladani orang yang kamu mengambil sanad daripadanya, dan orang yang
kamu ambil sanadnya itu juga meneladani orang yang di atas di mana dia
mengambil sanad daripadanya dan begitulah seterusnya hingga berujung
kepada kamu meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dengan
demikian, keterjagaan al-Qur’an itu benar-benar sempurna baik secara
lafazh, makna dan pengamalan.“.
Sheikh Ibn Jama’ah berkata:
“Sebesar-besar musibah adalah dengan bergurukan sahifah
(lembaran-lembaran atau buku).”. (Ibn Al-Jama’ah: 87 dan dinukilkan
dalam Muqoddimah Syarh Al-Maqawif 1/90)
Imam Badruddin ibn Jama’ah: “Hendaklah
seseorang penuntut ilmu itu berusaha mendapatkan Syeikh yang mana dia
seorang yang menguasai ilmu-ilmu Syariah secara sempurna, yang mana dia
melazimi para syeikh yang terpercaya di zamannya yang banyak mengkaji
dan dia lama bersahabat dengan para ulama’, bukan berguru dengan orang
yang mengambil ilmu hanya dari lembar kertas dan tidak pula bersahabat
dengan para syeikh (ulama’) yang agung.”. (Tazkirah As-Sami’ wa
Al-Mutakallim 1/38)
Dan Nabi juga memerintahkan supaya berpegang tegung pada jamaah mayoritas,
Dari Anas bin Malik ra berkata : “Aku
mendengar Rasulullah saww. bersabda : “Sesungguhnya umatku tidak akan
bersepakat pada kesesatan, oleh karena itu, apabila kalian melihat
terjadinya perselisihan, maka ikutilah kelompok mayoritas.”. (HR. Ibnu
Majah No. 3950, Abd bin Humaid dalam Musnad-nya (1220) dan Ath Thabarani
dalam Musnad Al Syamiyyin (2069).
Wallahu a’lm bishshowab.
Itulah beberapa hadits dan dalil-dalil tentang pentingnya menuntut ilmu dengan berguru dan bersanad.
Oleh: Muhammad Shulfi bin Abunawar Al ‘Aydrus.
Inilah Pentingnya Menuntut Ilmu Dengan Berguru dan Bersanad Dalam Islam was last modified: April 23rd, 2014 by
Tidak ada komentar:
Posting Komentar