Jumat, 25 April 2014

Percaya Siksa Kubur dan Rupa Munkar Nakir

Alam kubur bagaikan ruang penantian. Ruang yang penghubung antara alam dunia dan alam akhirat. Di sanalah manusia menunggu hari penghitungan (penghitungan amal) sembari pengenalan alam lain setelah alam dunia. Di alam kubur inilah manusia akan berjumpa dengan dua malaikat yang menanyakan hal-hal keimanan. Malaikat itu datang setelah para pengantar jenazah kembali ke rumah masing-masing.
Anas bin Malik pernah memberitakan kepada para sahabat bahwa Rasulullah saw bersabda:
إن العبد اذا وضع فى قبره وتولى عنه اصحابه إنه ليسمع قرن نعالهم اتاه ملكان فيقعدانه فيقولان ماكنت تقول فى هذا الرجل محمد صلى الله عليه وسلم فأما المؤمن فيقول أشهد أنه عبد الله ورسوله فيقوله انظر الى مقعدك من النار قد ابدلك الله به مقعدا من الجنة واما المنافق والكافر فيقال له ماكنت تقول فى هذه الرجل؟ فيقول لا ادرى كنت اقول مايقوله الناس فيقال لادريت ولاتليت ويضرب بمطارق من حديد ضربة فيصيح صيحة يسمعها من يليه غير الثقلين  (رواه البخارى)
Sesungguhnya jika seseorang telah diletakkan di dalam kuburnya lalu telah berpaling darinya teman-temannya dimana ia masih dengar suara jejak sandalnya, datanglah kepadanya dua malaikat yang mendudukkannya lalu berkata kepadanya “apa yang pernah kau katakan kepada laki-laki yang bernama Muhammad?”. Jika orang itu seorang mu’min maka dia akan menjawab sesungguhnya lelaki bernama Muhammad saw adalah hamba Allah swt dan Rasulnya” maka malaikat itu akan berkata padanya lihatlah Allah telah mengganti  tempat dudukmu dari api neraka menjadi surga. Dan diperhatikanlah kedua tempat duduk itu. Dan begitupun jika (jenazah itu) orang munafik dan kaifr maka akan ditanya juga “apa yang pernah kau katakan kepada laki-laki ini (yang bernama Muhammad)?” maka jawabnya “aku tak tahu, aku ucapkan apa yang dikatan orang-orang. Malaikatpun bertanya kembali “apakah engkau tidak mengerti atau tidak membaca?” . Dan dipukullah ia dengan gada besi satu pukulan, maka ia menjerit, dan tak ada satupunn pengantar yang mendengarnya kecuali jin dan manusia khusus.
Mengenai gambaran kedua malaikat yang datang ini dalam hadits lain diterangkan dari Abu Hurairah:
اسودان ازرقان يقال لاحدهما المنكر وللاخر النكير
Yang hitam dan biru keduanya,yang satu dipanggil Munkar dan yang lain dipanggil Nakir.
Dalam hadist lain yang termaktub dalam kitab Austahnya Imam at-Tabharany, Abu Hurairah meriwayatkan:
اعينهما مثل قدور النحاس وانيابهما مثل صياصى البقر واصوتهما مثل الرعد  
Mata keduanya seperti belanga tembaga, taring keduanya seperti tanduk sapi dan suaranya seperti halilintar.
Demikianlah bahwasanyya ni’mat dan sisika kubur sungguh benar-benar adanya dan termasuk bagian dari masalah aqidah. Syiakh Ibrahim Allaqani menerangkan dalam Jauhartut Tauhid dengan sebuha nadhaman:
سؤالنا ثم عذاب القبر  *   نعيمه واجب كبعث الحشر
Ditanya kita soal adzab dan nimat kubur, adalah wajib seperti halnya kebangkitaan dari kubur untuk dikumpulkan. (red.Ulil H)

 Tiap Malam Arwah Kembali Ke Rumah

Di daerah pesisir pantai utara pulau Jawa terdapat puji-pujian yang sangat mengharuka. Apalagi jika dilagukan oleh suara orang tua, seolah mereka menghayati benar makna kandungannya. Biasanya pujian itu dilantunkan setiap malam jum’at sebelum jama’ah shalat maghrib dan isya. Atau seringkali dilagukan ibu-ibu menjelang yasinan dan pengajian.
Dalam bahasa Indonesia kurang lebih inti makna pujian itu adalah demikian ‘ingatlah wahai saudara seiman, anak, famili dan handai taulan. Aku datang menengok rumahku, adakah engkau sudah kirim do’a untukku. Aku di sana (di alam kubur) hidup sendirian. Sunyi sepi, hanya kiriman do’a dan bacaan qur’an darimu yang menjadi harapan’.
Pujian di atas mengandaikan suara orang tua, sanak-saudara yang lebih dahulu meninggalkan kita. Mereka setiap malam jum’at mendatangi kediaman keluarga yang masih hidup meminta belas kasihan agar dikirim do’a dan bacaan ayat-ayat al-Qur’an. Karena hanya itulah bekal tambahan untuk ruh yang telah berada di alam kubur.
Mengenai subtansi pujian tersebut ternyata memiliki dalil yang kuat dalam kitab I’anatuthalibin Juz II.
وورد أيضا أن ارواح المؤمنين تأتى فى كل ليلة الى سماء الدنيا وتقف بحذاء بيوتها وينادى كل واحد منها بصوت خزين يااهل واقاربى وولدى يامن سكنوابيوتنا ولبسوا ثيابنا واقتسموا اموالنا هل منكم من أحد يذكرنا ويتفكرنا فى غربتنا ونحن فى سجن طويل وحصن شديد فارحمونا يرحمكم الله. ولاتبخلوا علينا قبل أن تصيروا مثلنا ياعباد الله ان الفضل الذى فى ايديكم كان فى ايدينا وكنا لاتنفق منه فى سبيل الله وحسابه ووباله علينا والمنفعة لغيرنا فان لم تنصرف اى الارواح بشيئ فتنصرف بالحسرة والحرمان وورد أيضا عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال مالميت فى قبره إلاكالغريق المغوث ينتظر دعوة تلحقه من ابنه او اخيه اوصديق له فاذا لحقته كانت أحب اليه من الدنيا ومافيها.
Keterangan dari hadits bahwa arwah orang-orang mukmin datang pada tiap malam ke langit dunia, dan berhenti di jurusan rumah-rumahnya dan berseru-seru dengan suara yang mengharukan seribu kali “wahai keluargaku, sanak-saudara, dan anak-anakku, wahai kau yang mendiami rumah-rumahku, memakai pakaianku dan membagi-bagi hartaku. Apakah ada diantara kalian yang mengingat dan memikirkanku dalam pengasinganku ini dan aku berada dalam tahanan yang cukup lama dalam benteng yang kuat. Kasihanilah kami, maka Allah akan mengasihanimu. Janganlah kamu semua bakhil kepadaku sebelum kamu (berposisi) sepertiku.Wahai hamba-hamba Allah sesungguhnya apa yang kau miliki sekarang dulu juga (pernah) ku miliki, hanya saja dulu aku tidak membelanjakannya di jalan Allah, dimana pemeriksaannya dan bahayanya menimpaku sedang kegunaannya bermanfaat kepada  orang lain”.  Jika kamu (sanak, saudara dll) tidak memperhatikannya (arwah), maka mereka (arwah-arwah itu) tidak mendapatkan oleh-oleh sesuatupun dan mereka hanya akan mendapatkan penyesalan dan kerugian. Ada pula hadits Rasulullah saw.beliau bersabda ”mayit itu di dalam kuburnya seperti orang hanyut yang meminta-minta tolong, mereka menungu-nunggu do’a dari anaknya, saudaranya atau teman-temannya. Makajika  do’a itu sampai kepadanya nilainya jauh kebih baik dibandingkan dunia seisinya.
Demikianlah keterangan tentang kondisi arwah yang selalu menjenguk rumah dan keluarganya di setiap malam hari. (red.Ulil H)  

Berita Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar