Minggu, 16 November 2014

Suguhan Mayat

Cuci Otak

Menyuguhkan Makanan Pada Tamu Yang Bertakziyah
Oleh Von Edison Alouisci
Menyuguhkan makanan kepada tamu yang bertakziyah hukumnya boleh. Hal ini berdasarkan hadits Ibnu Umar:

أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْإِسْلَامِ خَيْرٌ قَالَ تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ

Seseorang bertanya kepada Rasulullah, “Islam seperti apa yang paling baik?” Beliau menjawab, “Yaitu jika engkau memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal maupun tidak engkau kenal.” (Shahih Al Bukhari, nomor 11)

Al Ahnaf bin Qais menyebutkan bahwa ketika Umar bin Al Khatthab ditikam (yang kemudian menjadi sebab kematiannya), dia memerintahkan Shuhaib untuk shalat bersama orang-orang sebanyak tiga kali. Umar juga memerintahkan menyuguhkan makanan.(Al Hafidz Ibnu Hajar dalam Al Mathalib al Aliyah fi Zawa’id al Masanid Ats Tsamaniyah, juz 1 hal. 199)

Demikian juga hadits :

عن رجل من الأنصار قال: خرجنا مع رسول الله – صلى الله عليه وسلم – في جنازة. فرأيت رسول الله – صلى الله عليه وسلم – وهو على القبر يوصي الحافر أوسع من قبل رجليه، أوسع من قبل رأسه، فلما رجع استقبله داعي امرأته فأجاب، ونحن معه، فجيء بالطعام فوضع يده، ثم وضع القوم، فأكلوا - الحديث. رواه أبوداود والبيهقي في دلائل النبوة.]

Dari seorang Anshar, dia berkata, “Kami keluar bersama Rasulullah dalam rangka mengantar satu jenazah. Lalu aku lihat beliau –sedang berada di atas kubur- berpesan pada pengggali kubur, “Lebarkanlah dari arah kedua kakinya. Lebarkanlah dari arah kepalanya.” Setelah beliau pulang seorang utusan istri si Mayit mengundang beliau. Beliau penuhi undangan itu. Kamipun menyertai beliau. Kemudian disuguhkan makanan. Beliau meletakkan tangan kemudian orang-orang juga meletakkan tangan, lalu mereka semua makan.” (Misykah al Mashabih, nomor 5942)

Hadits ini menjelaskan bahwa Rasulullah SAW diundang istri atau keluarga mayit. Kemudian beliau bersama para Sahabat berkumpul di rumah duka. Saat itu adalah setelah penguburan mayit. Beliau dan yang lain makan makanan yang disuguhkan. Rasulullah SAW juga memerintahkan memberikan makanan itu kepada para tawanan perang, sebab beliau juga khawatir dagingnya membusuk.

Berdasarkan hadits di atas hukumnya boleh keluarga orang yang meninggal menyuguhkan makanan atau mengundang orang untuk berkumpul di rumahnya, apalagi jika yang diundang adalah orang-orang fakir miskin. Kecuali apabila diantara ahli waris terdapat anak yang masih kecil, maka jangan sampai untuk keperluan itu diambilkan dari harta peninggalan orang yang meninggal.[(Al Bariqah al Muhammadiyah, juz 3, hal. 253 dan Al Masa’il Al Muntakhabah, hal. 49)

Berdasarkan apa yang terjadi pada masa Rasulullah SAW tersebut menyuguhkan makanan kepada tamu yang berta'ziiyah hukumnya boleh.

Ingat.. sekali lagi INI TERJADI DIMASA RASULULLAH DAN RASULULLAH TIDAK MELARANG.
Dalam Praktek Umumnya diberbagai tempat dan negara mayoritas Ahlus Sunnah Wal jama`ah Tulen,semisal mesir,maroko,yaman,palestina,yordania..maroko.. malaysia..brunai..lebanon.pecahan uni sovyet. dan lain lain..
Umumnya ketika terjafi Musibah kematian pada seseorang,maka biasanya justru para tetangga yang punya Andil besar membantu ahlul musibah, baik soal bahan makanan, memasaknya.. dan membantu segala sesuatunya guna meringankan beban ahli musibah.

Dan tentu mereka yang sibuk membantu bergotong royong.. mengurus mayit.. sampai gali kuburan tentu tidak ada salahnya diberi makanan..yang justru dibuat juga dari hasil gotong royong..dan itulah gunanya BERTETANGGA,mempererat tali kekeluargaan,saling menolong dalam bermasyarakat...
Jika Misalnya wahabi.. merasa itu merepotkan..maka tak usah datang, tak usah susah susah dan tak perlu USIL atas aktipitas gotong royong tetangganya..pada orang lain.. yang kena musibah.

Salah satu Ujian ALLAH yang sering dianggap sepele adalah Ujian IKLAS DAN RIDHO.
Ahlul Musibah diuji dengan kemampuan untuk iklas dan ridho tehadap musibah yang ia hadapi dan resiko atas hal itu.,sementara tetangga diuji dengan Iklas dan Ridho untuk rela memberikan bantuan moril dan materiil untuk ahli musibah..dan orang orang yang terlibat didalamnya.

WAHABI jika tidak biasa iklas dan ridho..sebaiknya DIAM dan tak Usah Usil apalagi suka menuduh yang bukan bukan pada orang lain yang bukan golongan mereka.sebaiknya urus saja diri sendiri bagaiman caranya untuk banyak banyak beramal ibadah yang bermanpaat bagi diri sendiri,keluarga dan masyarakat sebelum ajal tiba.

Dunia ini tempatnya mengumpulkan MODAL bekal akherat sebanyak banyaknya karna hanya itu yang bisa mengamankan diri dari perihnya siksa ala kubur dan alam akherat.Artinya..bukannya sibuk ngurusi amal ibadah orang dengan tuduh sana tuduh sini..fitnah sana fitnah sini.. hingga lupa diri sendiri amal ibadahnya masih banyak kurang.padahal TOBAT ITU TIDAK MENUNGGU DATANGNYA AJAL. jgn jgn sedang sibuk menjelekkkan amal ibadah orang.. tahu tahu AJAL DATANG.mati mendadak,tabrak kendaraan,jatuh.bunuh orang.dan lain lain..

kalo dah begini ente mau bilang apa ?? tidak bisa ngomong selain cuma siap siap menjawab pertanyaan MUNKAR NAKIR.dan gantian ente ente di sholatkan,dikapani,dan dikuburkan.Intaha.
By. Von Edison Alouisci

Tidak ada komentar:

Posting Komentar