Senin, 17 November 2014

Do'a Untuk Orang Mati

بسم الله الرحمن الرحيم
‘Auf bin Malik Al-Asyja’iy radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan salat jenazah dan aku menghafalkah do’anya:
«اللهُمَّ، اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ - أَوْ مِنْ عَذَابِ النَّارِ
“Ya Allah, ampunilah dosanya, rahmatilah ia, selamatkanlah ia, maafkanlah ia, muliakanlah tempat persinggahannya, luaskanlah kuburannya, mandikanlah ia dengan air, salju, dan embun, bersihkanlah ia dari segala kesalahan sebagaimana Engkau membersihkan pakaian putih dari kotoran, gantikanlah rumahnya dengan rumah yang lebih baik, keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, istri/suaminya dengan istri/suami yang lebih baik, masukkanlah ia ke dalam surga, dan lindungilah ia dari siksaan kubur – atau dari siksaan neraka –“. [Sahih Muslim]
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan salat jenazah dan berdo’a:
«اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا، وَمَيِّتِنَا، وَصَغِيرِنَا، وَكَبِيرِنَا، وَذَكَرِنَا وَأُنْثَانَا، وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا، اللَّهُمَّ مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنَّا فَأَحْيِهِ عَلَى الْإِيمَانِ، وَمَنْ تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى الْإِسْلَامِ، اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ، وَلَا تُضِلَّنَا بَعْدَهُ»
“Ya Allah, ampunilah yang masih hidup dari kami, yang telah mati, yang masih kecil, yang dewasa, yang laki-laki, yang perempuan, yang sedang bersama kami, dan yang tidak bersama kami. Ya Allah, siapa yang Engkau hidupkan dari kami maka hidupkanlah ia dalam keimanan, dan siapa yang Engkau matikan darikami maka matikanlah ia dalam keadaan Islam. Ya Allah, janganlah Engkau halangi kami dari pahalanya, dan jangalah Engkau sesatkan kami setelah kepergiannya”. [Sunan Abu Daud: Sahih]
Watsilah bin Al-Asqa’ radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyalati jenazah seorang muslim, dan aku mendengarnya berdo’a:
«اللَّهُمَّ إِنَّ فُلَانَ بْنَ فُلَانٍ فِي ذِمَّتِكَ، وَحَبْلِ جِوَارِكَ، فَقِهِ مِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ، وَعَذَابِ النَّارِ، وَأَنْتَ أَهْلُ الْوَفَاءِ وَالْحَقِّ، فَاغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ، إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ»
“Ya Allah, sesungguhnya si Fulan bin Fulan (menyebutkan nama orang yang meninggal) berada dalam lindungan dan penjagaanmu, maka lindungilah ia dari cobaan kubur dan siksaan neraka. Engkaulah yang paling berhak menunaikan janji dan hak, maka ampunilah ia dan rahmatilah ia, sesungguhnya Engkau Yang Maha Pengampun dan Penyayang”. [Sunan Ibnu Majah: Sahih]
Yazid bin Abdillah bin Rukanah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mendirikan salat jenazah membaca:
«اللَّهُمَّ عَبْدُكَ، وَابْنُ أَمَتِكَ احْتَاجَ إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَنْتَ غَنِيٌّ عَنْ عَذَابِهِ إِنْ كَانَ مُحْسِنًا فَزِدْ فِي إِحْسَانِهِ، وَإِنْ كَانَ مُسِيئًا فَتَجَاوَزَ عَنْهُ»
“Ya Allah, hamba-Mu dan anak dari hamba-Mu ini sangat membutuhkan rahmat-Mu, dan Engkau Maha Kaya (tidak membutuhkan) dari siksaannya, jika ia dulunya berbuat baik maka tambahkanlah kebaikannya, dan jika dulunya ia berbuat buruk maka abaikanlah keburukannya”. [Mustadrak Al-Hakim: Sahih]
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya pada kematian itu ada ketakutan, maka jika datang kepada seorang dari kalian berita kematian saudaranya, maka ucapkanlah:
" إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ، اللهُمَّ اكْتُبْهُ فِي الْمُحْسِنِينَ، وَاجْعَلْ كِتَابَهُ فِي عِلِّيِّينَ، وَأَخْلِفْ عَلَى عَقِبِهِ فِي الْآخَرِينَ، اللهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ، وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهُ "
"Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami, Ya Allah .. catatlah ia pada orang-orang yang berbuat kebaikan, dan jadikanlah catatan amalannya di tempat yang tinggi (mulia), dan tinggalkanlah sesudahnya pada orang tersisa, Ya Allah .. janganlah Engkau halangi kami dari pahalanya dan janganlah Engkau beri cobaan pada kami setelahnya”. [Al-Mu’jam Al-Kabiir karya Ath-Thabaraniy: Hasan]
Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu jika salat untuk orang mati, ia berdo’a:
اللَّهُمَّ عَبْدُك أَسْلَمَهُ الأَهْلُ ، والمالُ ، وَالْعَشِيرَةُ ، وَالذَّنْبُ عَظِيمُ ، وَأَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Ya Allah, hamba-Mu ini telah diserahkan kepadamu oleh keluarganya, hartanya, dan kerabatnya. Dan dosanya sangat banyak, dan Engkaulah Yang Maha Pengampun dan Penyayang”. [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah]
Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu membaca do’a ini tiga kali untuk jenazah:
اللَّهُمَّ أَصْبَحَ عَبْدُكَ فُلَانٌ، - إِنْ كَانَ صَبَاحًا، وَإِنْ كَانَ مَسَاءً قَالَ: أَمْسَى عَبْدُكَ - قَدْ تَخَلَّى مِنَ الدُّنْيَا وَتَرَكَهَا لِأَهْلِهَا، وَافْتَقَرَ إِلَيْكَ وَاسْتَغْنَيْتَ عَنْهُ، وَكَانَ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُكَ وَرَسُولُكَ فَاغْفِرْ لَهُ، وَتَجَاوَزْ عَنْهُ
“Ya Allah, hamba-Mu si Fulan berada di waktu pagi (jika di pagi hari, dan jika di sore hari mengatakan: Berada di waktu sore), ia telah berlepas dari dunia dan meninggalkannya pada penghuninya, dan ia membutuhkan Engkah sedangkan Engkau tidak membutuhkannya, ia telah bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau, dan bahwasanya Muhammad adalah hamba dan Rasul-Mu, maka ampunilah ia, dan abaikanlah dosa-dosanya”. [Mushannaf Abdurrazzaaq]
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berdo’a untuk orang mati:
«اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأَحْيَائِنَا وَأَمْوَاتِنَا، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاجْعَلْ قُلُوبَنَا عَلَى قُلُوبِ أَخْيَارِنَا، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ، اللَّهُمَّ أَرْجِعْهُ إِلَى خَيْرٍ مِمَّا كَانَ فِيهِ، اللَّهُمَّ عَفْوَكَ»
“Ya Allah .. ampunilah yang masih hidup dari kami dan yang sudah mati, satukanlah hari kami, dan perbaikilah hubungan kami, dan jadikanlah hati kami seperti hati orang terbaik dari kami. Ya Allah .. ampunilah ia, Ya Allah .. rahmatilah ia, Ya Allah .. kembalikanlah ia kepada yang lebih baik dari pada ia yang dulu, Ya Allah .. kami mengharapkan ampunan-Mu”
Dan jika datang padanya berita kematian seorang yang berada jauh, ia berdo’a:
«إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، اللَّهُمَّ ارْفَعْ دَرَجَتَهُ فِي الْمُهْتَدِينَ، وَاخْلُفْهُ فِي تَرِكَتِهِ فِي الْغَابِرِينَ، وَنَحْتَسِبُهُ عِنْدَكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، اللَّهُمَّ وَلَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهُ»
"Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali, Ya Allah .. angkatlah derajatnya pada derajat orang-orang yang mendapat hidayah, dan berikanlah peninggalannya pada orang-orang yang tersisa, dan kami mengharapkan kebaikannya di sisi-Mu wahai Tuhan semesta alam, Ya Allah .. janganlah Engkau halangi kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau memalingkan kami setelahnya”. [Mushannaf Abdurrazzaaq]
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu takbir pada jenazah Yaziid bin Al-Mukaffaf empat kali, kemudian duduk di atas kuburan saat ia mengubutkannya dan berdo’a:
«اللَّهُمَّ عَبْدُكَ وَوَلَدُ عَبْدِكَ، نَزَلَ بِكَ الْيَوْمَ وَأَنْتَ خَيْرُ مَنْزُولٍ بِهِ، اللَّهُمَّ وَسِّعْ لَهُ فِي مُدْخَلِهِ، وَاغْفِرْ لَهُ ذَنْبَهُ، فَإِنَّا لَا نَعْلَمُ مِنْهُ إِلَّا خَيْرًا وَأَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ»
“Ya Allah hamba-Mu dan anak hamba-Mu datang kepada-Mu hari ini, dan Engkaulah sebaik-baik yang didatangi, Ya Allah .. luaskanlah tempat masuknya, dan ampunilah dosanya, karena sesungguhnya tidak ada yang kami ketahui darinya kecuali yang baik, dan Engkaulah yang lebih tahu tentangnya”. [Mushannaf Abdurrazzaaq]
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu jika salat untuk jenazah, ia berdo’a:
اللَّهُمَّ عَبدُك، وَابْنُ عَبدِك، وَابْنُ أَمَتِك، أَنْتَ خلقتَه، وَأَنتَ هديتَه لِلْإِسْلَامِ، وَأَنتَ قبضتَ روحَه، وَأَنتَ أعلمُ بسريرتِهِ وعلانيتِهِ، جِئْنَا نشفع لَهُ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَجِيره بِحَبلِ جِوارِك، إِنَّك ذُو وَفَاء، وَذمَّة، فَقِهِ فتْنَة الْقَبْر وَعَذَاب النَّار، اللَّهُمَّ إِن كَانَ مُحسنًا فزدْ فِي إحسانه، وَإِن كَانَ مُسيئًا فَتَجَاوزْ عَن سيئاته، اللَّهُمَّ نوِّر لَهُ فِي قَبرِه، وألحقْه بِنَبِيِّهِ
“Ya Allah .. ini hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu, Engkau yang telah menciptakannya, dan Engkau memberinya hidayah memeluk Islam, Engkau mencabut ruhnya, dan Engkau lebih tahu tentang rahasianya dan yang ia perlihatkan, kami datang untuk memberi syafa'at untuknya. Ya Allah .. kami meminta perlindungan untuknya dengan tali perlindungan-Mu, sesungguhnya Engkau Yang menepati janji dan jaminan, maka lindungilah ia dari cobaan kubur dan siksa neraka. Ya Allah .. jika ia melakukan kebaikan maka tambahkanlah kebaikannya dan jika ia melakukan keburukan maka abaikanlah keburukannya. Ya Allah .. berilah cahaya dalam kuburannya, dan pertemukanlah ia dengan nabinya". [Tahdziib Al-Atsar karya Ath-Thabariy]
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma takbir pada salat jenazah kemudian berselawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berdo’a:
اللَّهُمَّ بَارِكْ فِيهِ وَصَلِّ عَلَيْهِ وَاغْفِرْ لَهُ وَأَوْرِدْهُ حَوْضَ نَبِيِّكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Ya Allah berilah berkah padanya, dan selawat kepadanya, ampunilah ia, dan berikanlah ia minum dari telaga Nabi-Mu shallallahu ‘alaihi wa sallm”. [Fadhl Ash-Shalah ‘alaa An-Nabiy oleh Al-Jahdhamiy]
Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma berdo’a dalam salat jenazah:
«اللَّهُمَّ عَبْدُكَ، وَابْنُ عَبْدِكَ، وَابْنُ أَمَتِكَ، يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ وَحْدَكَ لَا شَرِيكَ لَكَ، وَيَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُكَ وَرَسُولُكَ، أَصْبَحَ فَقِيرًا إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَصْبَحْتَ غَنِيًّا عَنْ عَذَابِهِ، يُخَلَّى مِنَ الدُّنْيَا وَأَهْلِهَا، إِنْ كَانَ زَاكِيًا فَزَكِّهِ، وَإِنْ كَانَ مُخْطِئًا فَاغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ، وَلَا تُضِلَّنَا بَعْدَهُ»
“Ya Allah .. ini hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu, ia telah bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau semata, tiada sekutu bagi-Mu, dan ia telah bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Mu, ia sekarang membutuhkan rahmat-Mu dan engkau tidak memerlukan siksaannya, ia meninggalkan dunia dan isinya, jika ia terpuji maka pujilah ia dan jika ia melakukan keburukan maka ampunilah ia. Ya Allah ... janganlah engkau halangi kami dari pahalanya dan janganlah engkau sesatkan kami setelahnya". [Mustadrak Al-Hakim]
Abdullah bin Salam radhiyallahu ‘anhu berkata: Salat untuk jenazah dengan berdo’a:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا وَصَغِيرِنَا وَكَبِيرِنَا وَذَكَرِنَا وَأُنْثَانَا وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا اللَّهُمَّ مَنْ تَوَفَّيْتهُ مِنْهُمْ فَتَوَفَّهُ عَلَى الإِيمَانِ وَمَنْ أَبْقَيْته مِنْهُمْ فَأَبْقِهِ عَلَى الإِسْلاَمِ.
“Ya Allah .. ampunilah yang masih hidup dari kami dan yang sudah mati, yang masih kecil dan yang sudah besar, laki-laki dan perempuan, yang hadir dan yang gaib. Ya Allah .. siapa yang Engkau wafatkan dari mereka maka wafatkanlah ia dalam keadaan beriman, dan siapa yang Engkau biarkan tetap hidup dari mereka maka biarkanlah ia hidup dalam keadaan Islam”. [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah]
Abu Ad-Dardaa’ radhiyallahu ‘anhu mendo’akan orang mati:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لأَحْيَائِنَا وَأَمْوَاتِنَا الْمُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَاجْعَلْ قُلُوبَهُمْ عَلَى قُلُوبِ خِيَارِهِمَ , اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِفُلاَنِ بْنِ فُلاَنٍ ذَنْبَهُ , وَأَلْحِقْهُ بِنَبِيِّهِ مُحَمَد صلى الله عليه وسلم , اللَّهُمَّ ارْفَعْ دَرَجَتَهُ فِي الْمُهْتَدِينَ , وَاخْلُفْهُ فِي عَقِبِهِ فِي الْغَابِرِينَ , وَاجْعَلْ كِتَابَهُ فِي عِلِّيِّينَ , وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ رَبَّ الْعَالَمِينَ , اللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ ، وَلاَ تُضِلَّنَا بَعْدَهُ
"Ya Allah .. ampunilah yang masih hidup dari kami dan yang sudah mati dari umat Islam. Ya Allah .. ampunilah umat Islam yang laki-laki dan perempuan, orang beriman laki-laki dan perempuan. Perbaikilah hubungan mereka, dan satukanlah antara hari mereka, dan jadikanlah hati mereka di atas hati yang terbaik dari mereka. Ya Allah .. ampunilah dosa si Fulan bin Fulan, pertemukanlah ia dengan nabinya Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, Ya Allah .. angkatlah derajatnya pada derajat orang-orang yang mendapat hidayah, dan tinggalkanlah di belakangnya pada orang-orang yang tersisa, jadikanlah catatan amalannya di tempat yang tinggi, dan ampunilah kami dan ia wahai Tuhan semesta alam. Ya Allah .. janganlah Engkau halangi kami dari pahalanya dan jangalah Engkau menyesatkan kami setelahnya". [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah]
Jika kuburan jenazah sudah di tutup, Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berdiri dan berdo’a:
اللَّهُمَّ عَبْدُك رُدَّ عَلَيْك , فَارْأَفْ بِهِ وَارْحَمْهُ ، اللَّهُمَّ جَافِ الأَرْضَ عَنْ جَنْبَيْهِ وَافْتَحْ أَبْوَابَ السَّمَاءِ لِرُوحِهِ , وَتَقَبَّلْهُ مِنْك بِقَبُولٍ حَسَنٍ ، اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ مُحْسِنًا فَضَاعِفْ لَهُ فِي إحْسَانِهِ ، وَإِنْ كَانَ مُسِيئًا فَتَجَاوَزْ عَن سَيِّئَاتِهِ
“Ya Allah .. hamba-Mu ini telah dikembalikan kepada-Mu, maka kasihilah ia dan rahmatilah ia, Ya Allah .. jauhkanlah bumi dari sisinya, dan bukakanlah pintu-pintu langit untuk ruhnya, dan terimalah ia di sisi-Mu dengan penerimaan yang baik. Ya Allah .. jika ia melakukan kebaikan maka lipat gandakanlah kebaikannya, dan jika ia melakukan keburukan maka abaikanlah keburukannya". [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah]
Habib bin Maslamah Al-Fahriy radhiyallahu ‘anhu berkata: Perbanyaklah berdo’a untuk saudara kalian (yang telah meninggal), dan hendaklah do’a yang kalian panjatkan:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِهَذِهِ النَّفْسِ الْحَنِيفِيَّةِ الْمُسْلِمَةِ , وَاجْعَلْهَا مِنَ الَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ , وَقِهَا عَذَابَ الْجَحِيمِ
“Ya Allah ... ampunilah jiwa yang suci dan muslim ini, jadikanlah ia dari orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan-Mu, dan jauhkanlah ia dari siksa jahanam". [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah]

Wallahu a’lam!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar