Minggu, 02 November 2014

Rambut Ajaib yang Digunakan Imam Ahmad bin Hanbal sebagai Obat

Rambut Ajaib yang Digunakan Imam Ahmad bin Hanbal sebagai Obat

Penilaian orang awam yang baru belajar Islam atau orang yang tidak mengerti ajaran Islam dengan benar tidak bisa dijadikan pijakan dalam menilai suatu amaliyah. Tetapi, akhir-akhir ini sering didapati fenomena seperti itu.

Salah satunya dalam hal tawassul dengan atsar/ peninggalan Nabi dan lainnya. Orang awam yang baru belajar Islam akan berpandangan hal itu sebagai perbuatan yang menyekutukan Allah atau syirik. Tapi tidak demikian dengan ulama salaf. Ulama salaf sudah terbiasa bertawassul dan tabarruk dengan peninggalan Nabi Muhammad SAW.

Dalam karya monumental Imam Ahmad ibnu Hanbal radliyallahu anhu, al-Musnad atau Musnad Imam Ahmad. Jilid 1 halaman 76, terdapat fasal tentang adab Imam Ahmad yang akan membuat beberapa pihak akan terkejut. Di situ dimuat penuturan putra beliau, Abdullah ibnu Ahmad sebagai berikut:

قال عبد الله بن احمد : رايت ابي يأخذ شعرة من شعر النبي صلى الله عليه وسلم فيضعها على فمه يقبلها، واحسب اني رايته يضعها على عينه ويغمسها فى الماء ويشربه يستشفى به. ورايته قد اخذ قصعة النبي صلى الله عليه وسلم فغسلها فى جب الماء ثم شرب فيها ورايته يشرب ماء زمزم يستشفى به ويمسح به يديه ووجهه

"Saya melihat ayahku mengambil sehelai rambut Nabi saw. Lalu ia letakkan rambut Nabi itu di mulutnya kemudian ia menciumnya. Seingat saya, saya juga melihatnya meletakkan rambut Nabi saw itu di matanya (ayahku) dan beliau mencelup rambut itu ke dalam air kemudian meminumnya sebagai upaya pengobatan atas sakit yang ayah derita. Saya juga melihat beliau mengambil mangkuk Nabi saw dan mencucinya di dalam sumur lalu beliau meminum air cucian itu di dalam mangkuk tersebut. Saya juga melihat ayah meminum air zamzam untuk mengobati penyakitnya serta mengusap tangan dan wajahnya dengan zamzam. (Bab Thala'iul Kitab di dalam Musnad Imam Ahmad jilid 1 hal. 76 terbitan Darul Hadits Kairo)

Secara pandangan awam yang baru belajar agama Islam, apa yang dilakukan Imam Ahmad adalah perbuatan syirik karena bertawassul atau bertabarruk kepada rambut Nabi Muhammad saw. Tapi bagaimana mungkin seorang imam bidang hadits dan fiqih sekaliber Imam Ahmad melakukan perbuatan syirik???. Tentunya perbuatan Imam Ahmad bukanlah kesyirikan.

    Oleh : KH. Abdi Kurnia Djohan
    prolog Ibnu L' Rabassa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar