PERTANYAAN :
Asalamuala ikum..
pengen tanya termasuk perbuatan dzolim orang tua kpada anak bukan?
memaksa anaknya tuk menikah(di jodohkan) tapi si anaknya gak mau krn punya pilihan
sendiri
sebelumnya saya
ucapkan terimakasi h
JAWABAN:
WA'ALAIKUM SALAM
Mbah Jenggot II:
Masalah ini ada dua pendapat yang populer di kalangan ulama fiqih.
Pendapat pertama: orang tua boleh menikahkan paksa anak gadisnya.
>>Pendapat
>>Pendapat
· تَنْبِيهٌ : لِتَزْوِيج ِ الْأَبِ أَوْ الْجَدِّ الْبِكْرَ بِغَيْرِ
إذْنِهَا شُرُوطٌ : الْأَوَّلُ
أَنْ لَا يَكُونَ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ
عَدَاوَةٌ ظَاهِرَةٌ .
الثَّانِي : أَنْ يُزَوِّجَه َا
مِنْ كُفْءٍ .
الثَّالِثُ : أَنْ
يُزَوِّجَه َا بِمَهْرِ مِثْلِهَا .
الرَّابِعُ : أَنْ يَكُونَ
مِنْ نَقْدِ الْبَلَدِ .
الْخَامِسُ : أَنْ لَا
يَكُونَ الزَّوْجُ مُعْسِرًا بِالْمَهْر ِ .
السَّادِسُ : أَنْ لَا
يُزَوِّجَه َا بِمَنْ
تَتَضَرَّر ُ
بِمُعَاشَر َتِهِ كَأَعْمَى أَوْ شَيْخٍ
هَرَمٍ .
السَّابِعُ : أَنْ لَا
يَكُونَ قَدْ وَجَبَ عَلَيْهَا نُسُكٌ فَإِنَّ الزَّوْجَ
يَمْنَعُهَ ا لِكَوْنِ النُّسُكِ
عَلَى التَّرَاخِ ي وَلَهَا غَرَضٌ
فِي تَعْجِيلِ بَرَاءَةِ ذِمَّتِهَا قَالَهُ ابْنُ الْعِمَادِ .
وَهَلْ هَذِهِ الشُّرُوطُ الْمَذْكُو رَةُ شُرُوطٌ لِصِحَّةِ النِّكَاحِ بِغَيْرِ الْإِذْنِ أَوْ لِجَوَازِ
الْإِقْدَا مِ فَقَطْ ؟ فِيهِ مَا
هُوَ مُعْتَبَرٌ لِهَذَا وَمَا
هُوَ مُعْتَبَرٌ لِذَلِكَ ،
فَالْمُعْت َبَرَاتُ
لِلصِّحَّة ِ بِغَيْرِ الْإِذْنِ
أَنْ لَا يَكُونَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ وَلِيِّهَا عَدَاوَةٌ ظَاهِرَةٌ ، وَأَنْ يَكُونَ الزَّوْجُ
كُفُؤًا ، وَأَنْ يَكُونَ مُوسِرًا بِحَالِ صَدَاقِهَا ، وَمَا عَدَا ذَلِكَ شُرُوطٌ لِجَوَازِ
الْإِقْدَا مِ .
قَالَ الْوَلِيُّ
الْعِرَاقِ يُّ :
وَيَنْبَغِ ي أَنْ
يُعْتَبَرَ فِي
الْإِجْبَا رِ أَيْضًا
انْتِفَاءُ
الْعَدَاوَ ةِ بَيْنَهَا وَبَيْنَ
الزَّوْجِ انْتَهَى
Kembali kepada mazhab Syafii yang mengatakan
1. Tidak ada permusuhan
antara ayah dan gadis tersebut. Artinya tidak terbukti ada unsur
penganiaya an dan
kepentinga n sepihak dalam
pernikahan tersebut;
2. Sang ayah menikahkan ya
dengan orang yang sepadan dengannya (kafa’ah).
3. Ayah menikahkan nya dengan
mahar mitsil (yaitu senilai mahar atau lebih mahal dari mahar yang diterima ibu
sang gadis);
4. Mahar harus dengan valuta yang berlaku di negeri dimana mereka hidup;
5. Suaminya harus mampu membayar mahar tersebut;
6. Ayah tidak menikahkan ya dengan seseorang yang membuat gadis tersebut
menderita, misalnya seorang yang buta
atau orang yang sudah tua;
7. Gadis tersebut belum wajib melaksanak an haji, karena kalau sudah wajib akan tertunda
hajinya oleh pernikahan tersebut;
Ulama Wali Iraqi menambahka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar