Sabtu, 15 November 2014

Penutup rahasia ada Dua

Sabab Musabab Seorang Salik Melakukuan kemaksiatan

الستر على قسمين: ستر عن المعصية وستر فيها ، فالعآمة يطلبون من الله تعالى الستر فيها خشية سقوط مرتبتهم عند الخلق . والخآصة يطلبون من الستر عنها خشية سقوطهم من نطر الملك الحق.

Assatru (penutup/ supaya dirahasiakan), ada dua macam. 
Assatru dari maksiat dan dalam (ketika) maksiat. Umum-nya, kebanyakan orang mencari satir dari Alloh SWT, supaya ditutupi dalam  (ketika) melakukan maksiat karena takut jatuhnya martabat dihadapan manusia. Dan yang khusus mereka mencari/ berharap, dari satir  (penutup) dari  maksiat yang telah dikerjakan, karena takut jatuhnya martabat dihadapan GustiAlloh, Yang Maha Merajai perkara yang Haq. [Al-Hikam Atha’iyah Li Ibni Atha’ Assakandary]
 
Kebanyakan orang, mengalahkan penyaksian GustiAlloh, dari pada penyaksian makhluk. Mereka ber-tashannu’ (ber-akting supaya dianggap baik) dan  bertazayyun (pura-pura supaya dianggap baik) kepada makhluk. Mereka orang-orang munafik, yang suka dipuji/ dianggap baik oleh makhluk. Dan benci ketika dianggap rendah oleh makhluk. Ketika mereka melakukan kemaksiatan, mereka takut terlihat keburukannya oleh makhluk, dan berharap kepada GustiAlloh supaya ditutupi keburukannya dihadapan makhluk.

Seperti yang diisyarahkan dalam firman Alloh Swt;

 يَسْتَخْفُونَ مِنَ النَّاسِ وَلَا يَسْتَخْفُونَ مِنَ اللَّهِ وَهُوَ مَعَهُمْ إِذْ يُبَيِّتُونَ مَا لَا يَرْضَىٰ مِنَ الْقَوْلِ ۚوَكَانَ اللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطًا

“Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, Padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak ridlai. dan adalah Allah Maha meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan”. [QS An Nisa’: 108]

Imam Qusyairy, mengomentari ayat ini dengan mengatakan, Orang-orang yang demikian itu, adalah mereka yang dikalahkan disaksiakan Alloh dari pada Makhluk. Mereka tidak sadar bahwa Alloh Swt Melihat-nya. Mereka itulah orang-orang yang diberi tanda oleh Alloh, bahwa dia itu firqah (terpisah) dari penghambaan.

Oleh karenanya, pernah diajarkan Imamunã Asy Sydzili, supaya berdoa dengan doa  beliau:
“Ya Alloh, Kami memohon kepada-MU taubah, dan selalu bertaubah kepada-Mu,  dan kami berlindung dari kemaksiatan serta sabab musabab-nya…”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar