Selasa, 31 Desember 2013

Amaliah bulan syawal dan fadhilahnya

1.      Disunnahkan mandi mulai pukul 24.00 sampai terbenamnya matahari pada hari raya ‘Idul Fitri walaupun tidak akan mengerjakan sholat hari raya. Sedang niat mandinya adalah :  

نَوَيْتُ سُنَّةَ الْغُسْلِ لِعِيْدِ اْلأَضْحَى للهِ تَعَالَى


2.      Ba’da sholat Subuh membaca istighfar 100 kali. Dihadiahkan untuk ahli kubur, maka ahli kubur akan mendoakan orang tersebut.

3.      Membaca “ 100x " سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ

Dihadiahkan kepada ahli kubur maka ahli kubur akan mendo’akan orang tersebut.

4.      Membaca 300 kali     سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ

Dihadiahkan kepada ahli kubur yang muslim maka  akan masuk 1000 nur dalam kubur dan Allah akan memberikannya juga kepada orang tersebut. Dan kemudian pahalanya disampaikan pada ahli qubur. Sedangkan do’anya adalah :

ياَرَبِّ اِنِّى اَعْطَيْتُ ثَوَابَهاَ اَهْلَ الْقُبُوْرِ


5.      Membaca:

لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِ وَيُمِيْتُ وَهُوَ حَىٌّ لاَ يَمُوْتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ  عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ 400×


Faedah:  akan dinikahkan dengan 400 bidadari surga dan sama juga dengan memerdekakan 400 budak.

Begitu juga disunnahkan melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Mengumandangkan Takbir

Malam Idul Fitri atau malam 1 Syawal merupakan salah satu dari malam yang istimewa (selain malam Tarwiyah, malam Arofah dan malam Idul Adha). Pada malam itu disunnahkan membaca takbir dengan mengeraskan suara. Namun bagi kaum wanita tidak diperbolehkan mengeraskan suara. Adapun kalimat takbir yang masyhur adalah:

اللهُ أَكْبَرُ اَللهُُ أَكْبَرُ اَللهُُ أَكْبَرُلَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ اَللهُ أَكْبَرْ وَلِلّهِ الْـحَمْدُ.


أَللهُ أَكْبَرُ كبَِيْرًا وَالحَْمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً لآاِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهْ َونَصَرَعَبْدَهُ وَأَعَزَّجُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهْ. لَااِلَهَ إِلّاَللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مخُلِْصِيْنَ لَهُ الدِّيْنُِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ.


2. Mengeluarkan Zakat.

Zakat fitrah wajib dikeluarkan sejak tenggelamnya matahari pada akhirnya bulan Romadlon sampai dengan tenggelamnya matahari pada tanggal 1 Syawal. Sedangkan yang paling utama dikeluarkan setelah terbitnya fajar pada tanggal 1 Syawal dan sebelum sholat Idul Fitri.

Syarat-syarat dari barang yang digunakan untuk zakat fitrah adalah:

    Berupa makanan  pokok.
    Sejenis atau tidak campuran.
    Dikeluarkan di tempat orang yang  dizakati.
    Satu Sho’ untuk satu orang yaitu; (1.862, 18 gr. untuk gandum), (2.719, 193 gr. untuk beras putih), (2.20, 22 gr. untuk gabah), (2.600, 12 gr. untuk kacang hijau), (2,522, 323 gr. untuk kacang tunggak).

3. Sholat Idul Fitri.

Sholat ‘Idul Fitri hukumnya sunnah Muakaddah (kesunahan yang sangat dianjurkan) bagi laki-laki dan perempuan.

Sedangkan waktu pelaksanaan shalatnya yaitu sejak terbitnya matahari pada tanggal 1 Syawal sampai masuk waktu dzuhur.

            Sholat Idul Fitri dilaksanakan dengan  2 rokaat. Untuk rokaat pertama setelah takbirotul ihrom dan do’a iftitah membaca takbir sebanyak 7 kali dan untuk rokaat ke dua setelah takbir intiqol membaca takbir sebanyak 5 kali. Antara takbir pertama, ke dua, ketiga dan seterusnya disunahkan membaca takbir, tahlil dan tahmid yaitu:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحمَدْ ُلِلَّهِ وَلَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ


Adapun beberapa kesunahan-kesunahan sebelum melaksanakan ‘Idul fitri:

    Mandi

Pada tanggal 1 Syawal disunahkan mandi sekalipun dia tidak melakukan sholat Idul Fitri. Sedangkan niatnya:

نَوَيْتُ سُنَّة َالْغُسْلِ لِعِيْدِ الْفِطْرِ لِلَّهِ تَعََالَى


    Mengenakan pakaian yang indah.

Pengertian indah dalam bab sholat ‘Idul Fitri adalah baru, sedangkan dalam bab sholat Jum’at adalah putih.

    Makan pagi sebelum berangkat. Hal ini berdasarkan hadits nabi s.a.w:

وََكَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم لَا يَغْدُوْ يَوْمَ االْفِطْرِحَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ


    Melewati jalan yang berbeda.

Berangkat menuju tempat ibadah melalui satu jalan dan kembali atau pulang melewati jalan yang lain. Hal ini berdasarkan hadits nabi:

وَكَانَ يَخْرُجُ اِلَى العِيْدَيْنِ مَا شِيًا وَيُصَلِّى بِغَيْرِ أَذَانٍ وَلَا أَقَامَةٍ ثُمَّ يَرْجِعُ مَاشِيًا فِى طَرِيقٍ آخَرَ.


4. Sholat Sunnah.

            Setelah Sholat ‘Idul Fitri tanggal 1 Syawal disunahkan menjalankan sholat sunah dengan 4 rokaat, setelah membaca surat Al-Fatihah pada rokaat pertama kemudian membaca surat Al-‘Ala 1 kali. Rokaat ke dua, membaca surat As-Syamsu 1 kali, rokaat ke tiga membaca surat Ad- dhuha 1 kali dan rokaat yang ke empat membaca surat Al-Insyiroh 1 kali dan surat Al-Ikhlas 21 kali.

            Pada tanggal 6 Syawal disunahkan melaksanakan sholat sunnah dengan 6 rokaat. Pada setiap rokaat setelah membaca Al-Fatihah membaca Surat At-Thoriq 1 kali dan setelah salam membaca sholawat 100 kali.

            Selanjutnya pada 10 hari terakhir bulan Syawal, setiap harinya disunnahkan membaca surat Al-Fatihah 50 x.

Fadhilahnya: Mendapatkan pahala seperti menghatamkan Al-Qur’an dan mati syahid serta pada tahun tersebut segala dosa dan kesalahannya akan diampuni.[1]

5. Ziaroh kubur.

6. Shilaturrohim.

7. Membaca Dzikir dan wirid.

Dalam hadits dari Anas bin Malik R.A. Rosulallah s.a.w. bersabda:

زَيِّنُوا الْعِيْدَيْنِ بِالْتَهْلِيْلِ وَالتَقْدِيْسِ وَالْتَّحْمِيْدِ وَالتَّكْبِيْرِ [2]


Syekh Al-Wana’i dalam risalahnya menjelaskan: “Barang siapa yang membaca istigfar 100x setelah shalat subuh pada hari raya ‘Idul Fitri atau ‘Idul Adha, maka dosa- dosanya akan diampuni dan pada hari kiamat kelak ia termasuk golongan orang-orang  yang diselamatkan.

             Disunnahkan pula membaca tasbih dan tahmid 100 kali yaitu:

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِه ِ100 × 


            Kemudian pahalanya diperuntukan pada semua orang yang telah meninggal dunia, maka kelak pada hari kiamat orang yang membaca tasbih dan tahmid tersebut akan dimintakan rahmat oleh semua orang yang telah meninggal dunia.

يَا رَبِّ إِنِّى أَعْطَيْتُ ثَوَابَهَا اَهْلَ القُبُورِ


            Azhuri menuturkan, Anas bin Malik R.a berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda: ”Barang siapa sebelum sholat ‘Idul Fitri atau ‘Idul Adha membaca kalimat di bawah ini sebanyak 400 kali maka akan dinikahkan  dengan 400 bidadari, mendapatkan pahala seakan-akan memerdekakan 400 budak, akan dibangunkan beberapa kota dan akan ditanamkan beberapa pohon”. Adapun kalimatnya ialah:

لَاإِلَهَ إِلَا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ لَايَمُوْتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ  ....[3]


8. Puasa 6 hari

            Puasa 6 hari di bulan Syawal hukumnya ialah Sunnah Muakkadah. Mengenai tata cara pelaksanaan puasanya yaitu; boleh dikerjakan dengan sekaligus (6 hari berturut-turut) atau 6 hari secara terputus. Dan puasa 6 hari tersebut boleh dikerjakan di awal, pertengahan, atau di akhir bulan Syawal. Namun lebih utama jika dikerjakan dengan sekaligus dan dimulai setelah hari raya ‘Idul fitri yaitu tanggal 2 Syawal. Dalam hadits riwayat Bukhori-  Muslim  disebutkan:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ االدَّهْرِ (رواه البخارى ومسلم)


[1] Jawahirul Khomsi, Hal.62

[2] Kanzun Najah, Hal.113

[3] Kanzun Najah, Hal.114

Tidak ada komentar:

Posting Komentar