PERTANYAAN :
Assalaamu alaikum, Ustadz, pengen nanyak, tolong dijawab. Amalan tertinggi itu yang mana yah, Apakah Jihad Fisabilillah atau Berbakti kepada orang tua. Kasih dalilnya ya ustadz,Terimakasih !
JAWABAN :
1. Wa alaikumus salaam warohamtulloh, ada sebuah riwayat hadits Mutafaq 'Alaih, yang artinya kurang lebih sbb:
Dari Abu Abdirrahman yaitu Abdullah bin Mas'ud r.a., katanya: Saya bertanya kepada Nabi s.a.w.: "Manakah amalan yang lebih tercinta disisi Allah?". Beliau menjawab: "Yaitu shalat tepat waktunya."
Saya bertanya pula: "Kemudian apakah?". Beliau menjawab: "Berbakti kepada orang tua."
Saya bertanya pula: "Kemudian apakah?". Beliau menjawab: "Yaitu berjihad fisabilillah.". (Muttafaq 'alaih)
2. Keterangan dari kitab Irsyadul Ibad Syeh Zainuddin Al Malibary :
أخرج الشيخان عن ابن مسعود قال: سَأَلْتُ رَسُولَ الله أيُّ العَمَلِ أَحَبُّ إلى الله؟ قَالَ: الصَّلاةُ عَلَى وَقْتِها. قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: بِرُّ الوَالِدَيْنِ. قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: الجِهَادُ فِي سَبِيلِ الله.
Dari ibnu mas'ud berkata,:" aku bertanya kepada Rasululloh shollallohu alaihi wasallam tentang amal apakah yang paling disukai Allah ? Rasul menjawab : " sholat tepat pada waktunya."
aku berkata : " kemudian apalagi ?" Rasul menjawab: " berbuat baik kepada kedua orang tua."
aku berkata : " kemudian apa lagi ?" Rasul menjawab: " jihad fisabilillah."(HR. Bukhori dan Muslim)
وأبو يعلى والطبراني: أتى رَجُلٌ إلى رَسُولِ الله وَقَالِ: إنَّنِي أَشْتَهِي الجِهَادَ وَلا أَقْدِرُ عَلَيْهِ. قَالَ: هَلْ بَقِيَ مِنْ وَالِدَيْكَ أَحَدٌ؟ قَالَ: أمِّي. قال: قَاتِلْ لِلَّهِ فِي برِّهَا فَإِذَا فَعَلْتَ فَأَنْتَ حَاجٌّ وَمُعْتَمِرٌ وَمُجَاهِدٌ.
seorang lelaki datang kepda Rasululloh dan berkata " sesungguhnya aku menginginkan jihad tapi aku tidak mampu atasnya." Rasul berkata: " apakah kedua orang tuamu masih ada salah satunya?"
lelaki tersebut berkata : " ibuku." Rasul berkata : " jihadlah karena Allah dalam berbuat baik kepada ibumu jika engkau telah melakukanya maka engkau adalah seorang haji, umroh dan seorang mujahid."(HR. abu ya'la dan tabrani).
وابن ماجه والنسائي والحاكم: «جَاءَ رَجُلٌ إلى رَسُولِ الله فَقَالَ: يَا رَسُولَ الله أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُو وَقَدْ جِئْتُ أَسْتَشِيرُكَ. فَقَال: هَلْ لَكَ مِنْ أُمَ؟ قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: فَالْزمهَا فَإِنَّ الجَنَّةَ عِنْدَ رِجْلهَا» وفي رواية: «أَلَكَ وَالدَانِ؟ قُلْتُ: نَعَمْ، قَالَ: فالْزَمْهُمَا فَإِنَّ الجَنَّة تَحْتَ أَرْجُلِهِمَا»
seorang lelaki datang kepada Rasululloh kemudian berkata:" wahai Rasululloh, aku ingin berperang, aku mendatangimu untuk meminta pendapatmu." Rasul berkata : " apakah engkau masih mempunyai ibu ?" lelaki tersebut menjawab : " iya." Rasul berkata : " jangan tingalkan ibumu, karena sesungguhnya syurga berada di kakinya." dalam riwayat yg lain , " apakah engkau masih mempunyai kedua orang tua?". aku berkata : " iya." Rasul berkata : " jangan kau tingalkan keduanya karena sesungguhnya syurga dibawah kaki keduanya.". (HR. ibnu majjah, an nasa'i dan al hakim)
إرشاد العباد إلى سبيل الرشاد
للشيخ زين الدين المليبارى
Wallohu a'lam bis showab
Dicatat oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya (4/344),
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ ، قَالَ : سَمِعْتُ قَتَادَةَ يُحَدِّثُ ، عَنْ زُرَارَةَ بْنِ أَوْفَى ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ مَالِكٍ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ : ” مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا ، ثُمَّ دَخَلَ النَّارَ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ ، فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ وَأَسْحَقَهُ “
Muhammad bin Ja’far menuturkan kepadaku, Syu’bah menuturkan kepadaku, ia berkata, Qatadah menyampaikan hadits dari Zurarah bin Aufa, dari Abu Ibni Malik dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bahwa beliau bersabda:
“Barangsiapa yang mendapati kedua orang tuanya masih hidup atau salah satunya, lalu setelah itu ternyata ia masuk neraka, maka Allah akan masukan ia lebih dalam lagi ke dalam neraka”
Allah Ta’ala berfirman:
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya” (QS. Al Isra: 23)
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
رغمَ أنفُ ، ثم رغم أنفُ ، ثم رغم أنفُ قيل : من ؟ يا رسولَ اللهِ ! قال : من أدرك أبويه عند الكبرِ ، أحدَّهما أو كليهما فلم يَدْخلِ الجنةَ
“Kehinaan, kehinaan, kehinaan“. Para sahabat bertanya: “siapa wahai Rasulullah?”. Nabi menjawab: “Orang yang mendapati kedua orang tuanya masih hidup ketika mereka sudah tua, baik salah satuya atau keduanya, namun orang tadi tidak masuk surga” (HR. Muslim 2551)
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
الوالِدُ أوسطُ أبوابِ الجنَّةِ، فإنَّ شئتَ فأضِع ذلك البابَ أو احفَظْه
“Kedua orang tua itu adalah pintu surga yang paling tengah. Jika kalian mau memasukinya maka jagalah orang tua kalian. Jika kalian enggan memasukinya, silakan sia-siakan orang tua kalian” (HR. Tirmidzi).
Assalaamu alaikum, Ustadz, pengen nanyak, tolong dijawab. Amalan tertinggi itu yang mana yah, Apakah Jihad Fisabilillah atau Berbakti kepada orang tua. Kasih dalilnya ya ustadz,Terimakasih !
JAWABAN :
1. Wa alaikumus salaam warohamtulloh, ada sebuah riwayat hadits Mutafaq 'Alaih, yang artinya kurang lebih sbb:
Dari Abu Abdirrahman yaitu Abdullah bin Mas'ud r.a., katanya: Saya bertanya kepada Nabi s.a.w.: "Manakah amalan yang lebih tercinta disisi Allah?". Beliau menjawab: "Yaitu shalat tepat waktunya."
Saya bertanya pula: "Kemudian apakah?". Beliau menjawab: "Berbakti kepada orang tua."
Saya bertanya pula: "Kemudian apakah?". Beliau menjawab: "Yaitu berjihad fisabilillah.". (Muttafaq 'alaih)
2. Keterangan dari kitab Irsyadul Ibad Syeh Zainuddin Al Malibary :
أخرج الشيخان عن ابن مسعود قال: سَأَلْتُ رَسُولَ الله أيُّ العَمَلِ أَحَبُّ إلى الله؟ قَالَ: الصَّلاةُ عَلَى وَقْتِها. قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: بِرُّ الوَالِدَيْنِ. قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: الجِهَادُ فِي سَبِيلِ الله.
Dari ibnu mas'ud berkata,:" aku bertanya kepada Rasululloh shollallohu alaihi wasallam tentang amal apakah yang paling disukai Allah ? Rasul menjawab : " sholat tepat pada waktunya."
aku berkata : " kemudian apalagi ?" Rasul menjawab: " berbuat baik kepada kedua orang tua."
aku berkata : " kemudian apa lagi ?" Rasul menjawab: " jihad fisabilillah."(HR. Bukhori dan Muslim)
وأبو يعلى والطبراني: أتى رَجُلٌ إلى رَسُولِ الله وَقَالِ: إنَّنِي أَشْتَهِي الجِهَادَ وَلا أَقْدِرُ عَلَيْهِ. قَالَ: هَلْ بَقِيَ مِنْ وَالِدَيْكَ أَحَدٌ؟ قَالَ: أمِّي. قال: قَاتِلْ لِلَّهِ فِي برِّهَا فَإِذَا فَعَلْتَ فَأَنْتَ حَاجٌّ وَمُعْتَمِرٌ وَمُجَاهِدٌ.
seorang lelaki datang kepda Rasululloh dan berkata " sesungguhnya aku menginginkan jihad tapi aku tidak mampu atasnya." Rasul berkata: " apakah kedua orang tuamu masih ada salah satunya?"
lelaki tersebut berkata : " ibuku." Rasul berkata : " jihadlah karena Allah dalam berbuat baik kepada ibumu jika engkau telah melakukanya maka engkau adalah seorang haji, umroh dan seorang mujahid."(HR. abu ya'la dan tabrani).
وابن ماجه والنسائي والحاكم: «جَاءَ رَجُلٌ إلى رَسُولِ الله فَقَالَ: يَا رَسُولَ الله أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُو وَقَدْ جِئْتُ أَسْتَشِيرُكَ. فَقَال: هَلْ لَكَ مِنْ أُمَ؟ قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: فَالْزمهَا فَإِنَّ الجَنَّةَ عِنْدَ رِجْلهَا» وفي رواية: «أَلَكَ وَالدَانِ؟ قُلْتُ: نَعَمْ، قَالَ: فالْزَمْهُمَا فَإِنَّ الجَنَّة تَحْتَ أَرْجُلِهِمَا»
seorang lelaki datang kepada Rasululloh kemudian berkata:" wahai Rasululloh, aku ingin berperang, aku mendatangimu untuk meminta pendapatmu." Rasul berkata : " apakah engkau masih mempunyai ibu ?" lelaki tersebut menjawab : " iya." Rasul berkata : " jangan tingalkan ibumu, karena sesungguhnya syurga berada di kakinya." dalam riwayat yg lain , " apakah engkau masih mempunyai kedua orang tua?". aku berkata : " iya." Rasul berkata : " jangan kau tingalkan keduanya karena sesungguhnya syurga dibawah kaki keduanya.". (HR. ibnu majjah, an nasa'i dan al hakim)
إرشاد العباد إلى سبيل الرشاد
للشيخ زين الدين المليبارى
Wallohu a'lam bis showab
Ancaman Bagi Yang Lalai Dari Birrul Walidain
Dicatat oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya (4/344),
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ ، قَالَ : سَمِعْتُ قَتَادَةَ يُحَدِّثُ ، عَنْ زُرَارَةَ بْنِ أَوْفَى ، عَنْ أُبَيِّ بْنِ مَالِكٍ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ : ” مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا ، ثُمَّ دَخَلَ النَّارَ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ ، فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ وَأَسْحَقَهُ “
Muhammad bin Ja’far menuturkan kepadaku, Syu’bah menuturkan kepadaku, ia berkata, Qatadah menyampaikan hadits dari Zurarah bin Aufa, dari Abu Ibni Malik dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bahwa beliau bersabda:
“Barangsiapa yang mendapati kedua orang tuanya masih hidup atau salah satunya, lalu setelah itu ternyata ia masuk neraka, maka Allah akan masukan ia lebih dalam lagi ke dalam neraka”
Ancaman Bagi Yang jahat pada orang tua
Allah Ta’ala berfirman:
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya” (QS. Al Isra: 23)
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
رغمَ أنفُ ، ثم رغم أنفُ ، ثم رغم أنفُ قيل : من ؟ يا رسولَ اللهِ ! قال : من أدرك أبويه عند الكبرِ ، أحدَّهما أو كليهما فلم يَدْخلِ الجنةَ
“Kehinaan, kehinaan, kehinaan“. Para sahabat bertanya: “siapa wahai Rasulullah?”. Nabi menjawab: “Orang yang mendapati kedua orang tuanya masih hidup ketika mereka sudah tua, baik salah satuya atau keduanya, namun orang tadi tidak masuk surga” (HR. Muslim 2551)
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
الوالِدُ أوسطُ أبوابِ الجنَّةِ، فإنَّ شئتَ فأضِع ذلك البابَ أو احفَظْه
“Kedua orang tua itu adalah pintu surga yang paling tengah. Jika kalian mau memasukinya maka jagalah orang tua kalian. Jika kalian enggan memasukinya, silakan sia-siakan orang tua kalian” (HR. Tirmidzi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar