Senin, 04 Mei 2015

Ada apa di bulan rajab?

Dalam penanggalan Qamariyah, tanggal 16 Rajab 1436 Hijriyah jatuh pada malam Selasa (4/5/2015). Didalam Islam, malam Selasa sudah memaasuki bulan Rajab sejak terbenamnya matahari pada tanggal 15 Rajab, dan sampai terbenamnya matahari lagi pada 16 Rajab (malam Rajab).

Bulan Rajab merupakan salah satu bulan mulya (Asyhurul Hurum). Dibulan Rajab ini, pertama kali kaum muslimin hijrah ke negeri Habsyah (Ethiopia) meminta perlindungan raja Kristen yang bijak. Ini mengajarkan tentang adanya hubungan baik antara Islam dan Nasrani.

Dibulan Rajab pula, terjadi peristiwa Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad Saw, sekaligus wahyu perintah shalat terima oleh Nabi Muhammad Saw dari Allah SWT secara langsung. Dibulan Rajab juga merupakan kelahiran Sayyidina Ali bin Abi Thalib, Muhammad Al Baqir dan Ali al-Asghar. Dibulan Rajab pula terjadinya perang Khaybar, dimulainya perjalanan Sayyidina Husain bin Ali dari Madinah menuju Karbala, serta kekaisaran Ottoman di Turki dihapuskan.

Pada bulan yang mulya ini pula, tepatnya pada 16 Rajab 1344 Hijriyah, organisasi Islam Ahlussunnah wal Jama'ah terbesar di Indonesia, bahkan didunia, didirikan yaitu Jam'iyyah Nahdlatul Ulama.

Nahdlatul Ulama merupakan jelmaan daripada Komite Hijaz, sebuah komite yang memiliki peran internasional dalam upaya melestarikan keberlangsungan bermadzhab di Tanah Haram.

Ahlussunah waljama'ah yang dianut oleh NU merupakan sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrem naqli (skripturalis). Sumber hukum Islam bagi NU tidak hanya al-Qur'an, Sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditambah dengan realitas empirik. Cara berpikir semacam itu dirujuk dari pemikir ulama seperti Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu Mansur Al-Maturidi dalam bidang teologi/ Tauhid/ketuhanan. Kemudian dalam bidang fiqih mengikuti mazhab: imam Syafi'i dan mengakui tiga madzhab yang lain: imam Hanafi, imam Maliki,dan imam Hanbali sebagaimana yang tergambar dalam lambang NU berbintang 4 di bawah. Sementara dalam bidang tasawuf, mengembangkan metode Al-Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi, yang mengintegrasikan antara tasawuf dengan syariat.

Pandji-pandji Nahdlatul Ulama 1926
Tjiptaan KH. Ridwan, Bubutan Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar