Sabtu, 25 Juli 2015

Kisah Sahabat nabi Yang Shalat Shubuhnya Kesiangan

Dulu ada sahabat Rasulullah sholallahu alaihi wa sallam yang bernama Shofwan bin al-Mu'aththal atau

 صفوان بن المعطل بن ربيعة بالتصغير بن خزاعي بن محارب بن مرة بن فالج بن ذكوان السلمي


Nama beliau mencuat menjadi terkenal dan jadi tranding topik saat itu karena ia di tuduh (oleh orang munafik) atau di gosibpin “bermain mata” dengan Sayyidah Aisyah rodhiyallahu anha (hadits ifki).

Walau akhirnya firman Allah membersihkan nama dia dari tuduhan negatif tersebut, namun dampaknya luar biasa. Dia membujang, dia tak mau menikah (goncangan jiwa, penj). Oleh sebab itu dia pernah berkata demikian:

والله ما كشفت كنف أنثى قط

“Demi Allah, aku tak pernah membuka dada wanita sedikitpun"

Namun akhirnya dia menikah. Ada riwayat yang menarik dari istri beliau ini.

Abi Sa’ied ra menceritakan: Pada suatu hari, aku berada disebelah Rasulullah datanglah seorang wanita yang mengadu kepada Baginda. Dia berkata:

“Wahai Rasulullah, suamiku Shofwan bin Mu’atthol memukulku jika aku selesai melaksanakan sholat, dia menjadikanku tidak berpuasa disaat aku berpuasa, dan dia tak melaksanakan sholat shubuh sehingga matahari terbit”.

Abu Sa’id menjelaskan cerita ini dengan berkata: Wanita itu cerita begitu dihadapan Baginda Nabi padahal suaminya itu ada disebelah Baginda.

Kemudian Baginda mengklarifikasi kepada suaminya (Shofwan) tentang aduan istrinya tersebut lalu Shofwan menjawab: “Wahai Rasulullah, tentang ucapan dia bahwa aku memukulnya setelah dia sholat, ya benar.. karena dia membaca 2 surat suratan, aku melarangnya, 1 kan cukup. Mengenai aku melarang dia berpuasa, itu karena dia bepergian, dia puasa (sunnah), sedang aku pria muda (menggebu-gebu) makanya aku orangnya tak kuatan alias tidak sabar."

Abu Sa’id menimpali: Gara gara cerita ini Rasulullah bersabda saat itu juga:

لاتصوم امرأةٌ إلا بإِذن زوجها

“Seorang istri tidak boleh berpuasa (sunnah) kecuali atas ijin suaminya”.

Nah mengenai aku tak sholat subuh sampai matahari terbit itu keluargaku dah pada tahu Baginda. Kami ini hampir tidak bangun subuh hingga matahari terbit (hampir kesiangan) (mengakhirkan subuhnya).

Selesai kisah diatas.
Imam Ibnu Katsir menambahkan dalam kitab Bidayah wan Nihayahnya:

وكان كثير النوم ربما غلب عليه عن صلاة الصبح في وقتها

“Dia adalah sosok yang banyak tidur, sehingga terkadang dia melakukan sholat subuh mepet waktunya”.

Allahu a’lam wa ahkam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar