Salah satu tragedi besar yang menimpa kitab turats warisan para ulama salaf adalah Bulughul Maram. Sebuah kitab ringkas terdiri 1500 an hadits hadits hukum.
Kitab ini disusun oleh ahli hadits senior kenamaan sekaligus juga ahli fiqih. Beliau adalah Alhafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani.
Dimana-mana banyak orang orang pakai kitab beliau ini, baik di pengajian majelis taklim, kampus, majelis para ulama dan juga para santri di berbagai pesantren.
Kitab ini juga banyak diberi syarah (penjelasan) dan juga diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia.
Lalu dimana tragedinya?
Ibnu Hajar adalah seorang ahli diqih tulen bermazhab As-Syafi'i. Semua orang tahu itu. Tentunya ketika beliau menulis kitab, tidak akan keluar dari mazhab yang beliau tekuni. Tak terkecuali kitab Bulughul Maram ini.
Sayangnya, sekarang kita mendapati kitab itu diberi syarah oleh mereka yang justru menentang mazhab As-Syaf'i sendiri. Hampir semua syarah kitab ini ditulis oleh kalangan 'lawan'.
Karuan saja meski kitab ini digunakan untuk mengaji dimana mana, tapi hasilnya malah semakin mengecilkan peran mazhab As-Syaf'iyah sendiri.
Bahkan versi terjemahan ke Bahasa Indonesia pun tidak lebih baik. Footnotenya rata malah menolak apa yang dibenarkan dalam mazhab penulis aslinya.
Benar benar tragedi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar