Rabu, 01 Juli 2015

Hukum membaca al qur'an menggunakan speaker

MEMAKAI SPEAKERS (pengeras suara)

.اما بعد:فيقول الفقير إلى عفو الله تعالى إسماعيل عثمان زين اليمني المكي الشافعي، لطف الله به:سألني بعض المحبين عن حكم مكبّرات الصوت أثناء الأذان وصلاة الجماعة والجمعة وخطبتيها وغير ذلك مما يطلب فيه الجهر وإسماع الغير، لأن بعض من يدعي العلم يرى أن ذلك لا يجوز، لأنه بدعة.

Amma ba'du,
Orang yang sangat mengharap pengampunan Alloh, Isma'il Utsman Zain Al-Yamani Al-Makki Asy-Syafi'i -semoga Alloh senantiasa mengasihinya- berkata;
Sebagian orang bertanya tentang hukum menggunakan alat pengeras suara saat adzan, sholat jama'ah, sholat jum'at, khutbah sholat jum'at, dan hal-hal lain yang dianjurkan untuk mengeraskan bacaan dan disengar oleh orang lain, sebab sebagian orang yang menganggap dirinya seorang 'alim mengatakan bahwa hal tersebut tidak diperbolehkan dan menyatakannya sebagai perbuatan bid'ah

.قأقول وبالله التوفيق:إعلم أنه ما من موضوع كائن أو يكون إلى يوم الدين إلا وله حكم في شرعنا المبين، سواء كان نصا أو استنباطا يستنبطه الفقهاء العارفون المشهود لهم بالخيرية الكاملة، ويعرفه العلماء الأذكياء، ذوو الألباب الفاضلة الذين قال الله تعالى فيهم: وَمَا يَعْقِلُهَا إِلاَّ الْعَالِمُونَ.وقال فيهم: وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُولِي الأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُم

ْAku berkata;
Ketahuilah bahwasanya setiap permasalahan yang sedang terjadi atau akan terjadi hingga hari kiamat nanti ada hukumnya dalam syari'at kita yang sangat jelas. Baik hal tersebut terdapat dalam nash atau dengan penggalian hukum yang dilakukan oleh ulama' ahli fiqih yang mengerti dan sudah diakui kebaikannya yang sempurna, dan diakui oleh orang-orang yang pandai dan memiliki keutamaan dalam berpikir. Mereka itu adalah orang-orang yang disebutkan dalam firman Alloh"dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.”)QS. Al-‘Ankabut : 43(dan firman Alloh dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulilAmri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya )akan dapat( mengetahuinya dari mereka)Rasul dan ulil Amri(
)QS. An-Nisa’ : 83(

ثم إن من القواعد المقررة المشهورة بين أهل العلم، خصوصافي مذهب إمامنا الشافعي رحمهالله تعالى وأصحابه رضوان الله عليهم أن للوسائل حكم المقاصد.

Selain itu sebagian dari qoidah-qoidah yang telah ditetapkan dan sudah dikenaldikalangan ahli ilmu terutama dikalangan madzhab syafi'i -semoga Alloh merahmati beliau dan para pengikutnya- adalah;

"Lil Wasa'il Hukmul Maqoshid"

Semua perantara memiliki hukum sebagaimana tujuannya

(.وهذه القاعدة تدخلها الأحكام الخمسة بحسب المقاصد، فمتى كان المقصد واجبا فالوسيلة إليه واجبة، ومتى كان مندوبا فالوسيلة إليه مندوبة، ومتى كان حراما فالوسيلة إليه محرمة، ومتى كان مكروها فالوسيلة إليه مكروهة، ومتى كان مباحا فالوسيلة إليه مباحة.

Qoidah ini mencakup kelima hukum islam tergantung dari tujuannya,jadi apabila yang dituju adalah perkara yang wajib maka perantara kepada perkara tersebut hukumnya juga wajib, apabila yang dituju adalah perkara yang sunat maka perantara kepada perkara tersebut hukumnya juga sunat, apabila yang dituju adalah perkara yang haram maka perantara kepada perkara tersebut hukumnya juga haram,apabila yang dituju adalah perkara yang makruh maka perantara kepada perkara tersebut hukumnya juga makruh, dan apabila yang dituju adalah perkara yang wajib maka perantara kepada perkara tersebut hukumnya juga makruh.

فمن أمثلة ذلك أنه يجب على الخطيب إسماع أربعين من أهل الجمعة أركان الخطبة، فإذا لم يتأتّ ذلك إلا باستعمال المكبر كاناستعماله واجبا، لأن ما ما لا يتم الواجب إلا به فهو واجب، وإن تأتى بدون ذلك فاستعماله حينئذٍ مندوب لمزيدالفائدة وتمام الغَرَض

Sebagian contohnya adalah kewajiban bagi khotib untuk memperderngarkan rukun khutbahnya kepada 40 jama'ah sholat jum'at, karena itu apabila hal tersebut tak bisa terlaksana kecuali dengan menggunakan pengeras suara maka penggunaan pengeras suara tersebut hukumnya adalah wajib, sebab sesuatu yang dapat menyempurnakan perkara yang wajib juga dihukumi wajib, sedangkan apabila hal tersebut sudah bisa terlaksana dengan tanpa menggunakan pengeras suara maka penggunaan pengeras suara tersebut hukumnya sunat untuk menambahkan faedah )pembacaan khutbah( dan kesempurnaan tujuannya )tujuan khutbahagar bisa didengar semua jama'ah yang hadir

(.وإذا كان الشارع الحكيم قد طلب في الأذان رفع الصوت وإبلاغه إلى مدى بعيد ونَدَب الوقوف َعلى مكان عالٍ كالمنارة مثلا وندب وضع السبابتين في الأذنين لأنه أندى وأبعد للصوت، فيكون استعمال المكبر فيه مندوبا، لأنه مما يستعان به على إبلاغ صوت المؤذن إلى مدى بعيد

Begitu pula pemilik syari'at yang bijaksana menganjurkan untuk mengeraskan suara ketika adzan dan mennyampaikan suaranya sampai jauh dan menganjurkan untuk menempati tempat yang tinggi seperti menara.
Selain itu sianjurkan juga untuk meletakkan 2 jari telunjuk pada kedua telinga dengan tujuan agar suara yang dihasilkan bisa didengar dari jarak yang jauh. Berdasarkan itu semua maka penggunaan pengeras suara ketika adzan hukumya sunat sebab penggunaan alat tersebut dapat membantu agar suara adzan yang dikumandangkan bisa terdengar sampai jauh.

ولنذكر هنا نبذة يسيرة من كلام الفقهاء الشافعية في متونهم وشروحهم الدال على طلب زيادة مدى الصوت لزيادة الإبلاغ ففي مغنى المحتاج الجزء الأول صفحة 128

:"ويسن للأذان مؤذن حر لأنه أكمل من غيره صيِّتٌ أي عالى الصوت لقوله صلى الله عليه وسلم في خبر عبد الله بن زيد }أَلْقِهِ عَلَى بِلاَلٍ فَإِنَّهُ أَنْدَى مِنْكَ صَوْتًا{ أي أبعد ولزيادة الإبلاغ" انتهى

Disini kami akan sedikit mengemukakan pernyataan para fuqoha' darikalangan madzhab syafi'i dalam kitab-kitab matan dan syarah mereka yang menunjukkan bahwa mengeraskan suara agar bisa didengar sampai jauh itu dianjurkan dengan tujuan agar menambah penyampaian;1. Dalam kitab Mughil Muhtaj, jilid

1, halaman 128 dijelaskan;"Pelaksan­aan adzan disunatkan untuk dilakukan oleh orang yang suaranya paling tinggi. Hal ini didasarkan pada sabda rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam hadits yang diriwayatkan Abdullaoh bin Zaid;

أَلْقِهِ عَلَى بِلاَلٍ فَإَِّنه أَنْدَى مِنْكَ صَوْتًا"

Ajarkanlah kepada Bilal karena sesungguhnya dia lebih kencang suaranya daripada kamu.")Sunan Abu Dawud, no.512, Sunan Baihaqi, no.1873.
Hadits ini dishohihkan Ibnu Hibban(.Pada halaman 127 diterangkan;
"Disunat­kan untuk mengerjakan adzan ditempat yang tinggi seperti menara atau diatas atap, berdasarkan hadits dalamshohih bukhori dan shohih muslim;

كَانَ لِرَسُولِ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُؤَذِّنان بِلَالٌ وَابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ ، وَلَمْ يَكُنْ بَيْنَهُمَا إِلَّا أَنْ يَنْزِلَ هَذَا وَيَرْقَى هَذ"

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mempunyai dua orang muadzin,yaitu Bilal dan IbnuUmmi Maktum. Dan tidak ada jarak antara keduanya, kecuali waktu Bilal turun)dari sini( dan Ibnu Ummi Maktum naik dari sini ")ShohihMuslim,no.1092(

والله أعلم بالصواب

Semoga bermanfaat

2 komentar:

  1. Judulnya hukum baca al quran pakai pengeras suara... jawabannya hukum adzan pakai pengeras suara.

    Nggak nyambung atuh...

    BalasHapus
  2. Masyaallah ustadz pembahasanya luar biasa sangat jelas dan padat disertai dalil dalil yang rinci. kami ini masih awam dan sangat faqir ilmu sekedar menyampaikan, bahwa yang di sunahkan mengeraskan suara itu bagi orang yang adzanya, artinya tidak sunah adzan kalau suara pelan, mohon di periksa kembali tentang menyunahkan muadzin menggunakan speaker tadi apakah sunah mengeraskan suara itu bagi si muadzin atau sunah menggunakan pengeras suara ?

    BalasHapus