Kamis, 23 Juli 2015

Jumuan makan dan silaturahmi adalah tradisi islam

Jamuan Makan atau makan bersama adalah Tradisi Islam

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الإِسْلامِ خَيْرٌ قَالَ تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ. رواه البخاري

“Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma, bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “Perbuatan apa yang paling baik dalam Islam?”
Beliau menjawab: “Kamu memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan orang yang tidak kamu kenal.” (HR. al-Bukhari, [12]).

Dalam hadits di atas, jelas sekali, bahwa memberi makan merupakan tradisi Islami yang paling baik. Bahkan memberi makan termasuk tanda-tanda ibadahnya seseorang diterima oleh Allah. Dalam hadits diriwayatkan:

عن جابر بن عبد الله قال : سئل رسول الله صلى الله عليه و سلم ما بر الحج قال إطعام الطعام وطيب الكلام أخرجه عبد بن حميد ، وابن خزيمة ، والحاكم وقال: صحيح الإسناد . وأبو نعيم فى الحلية الطيالسى

“Jabir bin Abdullah berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya: “Apakah tanda-tanda haji mabrur?”
Beliau menjawab: “Memberi makan dan kata-kata yang baik.”
(HR. Abd bin Humaid [1091], Ibnu Khuzaimah (Ithaf al-Maharah [3714]), al-Hakim [1778], Abu Nu’aim (Hilyah, 3/156) dan al-Thayalisi [1718]. Dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan al-Hakim).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar