Selasa, 18 Oktober 2016

Dakwah dengan Kekerasan Terbukti Gagal

Sejarah perkembangan Islam di Nusantara menunjukkan bahwa keberhasilan dakwah tergantung pada cara-cara yang digunakan. Pendekatan konfrontatif yang mengedepankan kekerasan terbukti gagal dan membuahkan penolakan.

”Islam di Indonesia pernah disampaikan dengan cara keras. Ada yang namanya Syaikh Subakir. Dengan pasukannya berjumlah 400, ia menyerang Ki Darmawangsa di Dhoho, Kediri, yakni padepokan Hindu yang mengajaran kitab Bhagavad Gita,” kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dalam sebuah forum di Jakarta, Senin (13/5).

Kiai yang akrab disapa Kang Said ini menjelaskan, akibat penyerangan ini Ki Darmawangsa terpaksa memanggil bantuan dari Prabu Airlangga. Akhirnya, Syaikh Subakir dan pengikutnya pun berhasil ditumpas pasukan Airlangga.

Selanjutnya, tutur Kang Said, datang pula lima ulama, di antaranya Syaikh Ibrahim as-Samarkandi dan Syaikh Jumadil Kubra. Mereka mendekati para petani miskin dan mengajak bersama-sama menyerbu Majapahit. Usaha ini pun berakhir dengan kekalahan.

”Ratusan tahun Islam datang ke Indonesia tidak pernah maju. Islam bisa maju ternyata hanya membutuhkan waktu 50 tahun, yaitu di masa Wali Songo,” ujarnya.

Menurut Kang Said, kejayaan ini diraih para wali karena kecerdikan dan kebijaksanaan mereka dalam hal strategi berdakwah. Melalui jalur kebudayaan dan jaringan perkawinan, Wali Songo sukses merebut hati penduduk pribumi secara masif hanya dalam kurun separuh abad saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar