Minggu, 06 September 2015

Larangan mengikuti nafsunya perut dan farji


HINDARI BERAMAL DENGAN TUJUAN AGAR MASYHUR

الحكم العطائية لابن عطاء الله السكندري

اِدْفِنْ وُجُوْدَكَ فِيْ أَرْضِ الْخُمُوْلِ فَمَا نَبَتَ مِمَّا لَمْ يُدْفَنْ لَا يَتِمُّ نِتَاجُهُ

“Pendamlah wujudmu dalam “tanah” tak dikenal, karena sesuatu yang tumbuh dari benih yang tak ditanam (terlebih dahulu), tidaklah sempurna buahnya.”

Kuburlah dalam-dalam nafsu syahwatmu, sebagaimana bumi mengubur orang yang meninggal dunia.
Janganlah engkau tersibukkan dengan keinginan untuk terkenal dan jauhkanlah kecintaan terhadap materi, karena dengan cara itulah engkau bisa merintis keikhlasan.
Tidak ada amal yang lebih berbahaya dari keinginan beramal agar menjadi masyhur, karena perbuatan itu walaupun untuk kebaikan namamu, tetapi bertolak belakang dengan amal ikhlas.

Tidak akan tumbuh suatu tanaman apapun apabila ia tidak ditanam. Demikian juga manusia, apabila hanya mengejar agar terkenal dalam memulai suatu amal, maka ia tidak akan meraih apa-apa dari amalnya itu.
Rosululloh Bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim :

فَوَاللَّهِ لَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنْ أَخَشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمُ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ

Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku khawatirkan atas kamu. Tetapi aku khawatir atas kamu jika dunia dihamparkan atas kamu sebagaimana telah dihamparkan atas orang-orang sebelum kamu, kemudian kamu akan saling berlomba (meraih dunia) sebagaimana mereka saling berlomba (meraih dunia), kemudian dunia itu akan membinasakan kamu, sebagaimana telah membinasakan mereka (sebelum Kamu).”
Dalam hadits lain beliau bersabda:

إِنَّ مِمَّا أَخْشَى عَلَيْكُمْ شَهَوَاتِ الْغَيِّ فِي بُطُونِكُمْ وَ فُرُوجِكُمْ وَمُضِلَّاتِ الْفِتَنِ

Sesungguhnya di antara yang aku takutkan atas kamu adalah syahwat mengikuti nafsu pada perut kamu dan pada kemaluan kamu serta fitnah-fitnah yang menyesatkan. (HR. Ahmad )

Seseorang telah berkata kepada Basyar bin Al-Harits, ”Berilah saya wasiat”,
Beliaupun menjawab: ”Janganlah keinginanmu untuk dikenal justru akan menghilangkan nilai agamamu, dan karena nya kamu tidak akan menerima kemanisan di akhirat.”
Ulama lain mengatakan, ”Allah tidak membenarkan seorang berbuat demikian, kecuali ia merahasiakan dan tidak menyiarkan amal ibadahnya.”
Syech Ibrahim bin Adham berkata, ”Perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk mencapai kemasyhuran melalui ibadah, tidaklah dibenarkan oleh Allah SWT.”

والله أعلم بالصواب
رَبَّنَا آتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
امــــــــــــــــــــــــيـــــــــــــــــــــــــــــن يا رب العالميين



وقال حاتم الأصم: لا تغتر بموضع صالح؛ فلا مكان أصلح من الجنة، فلقي آدم، عليه السلام فيها ما لقي!! ولا تغتر بكثرة العبادة؛ فإن إبليس بعد طول تعبده لقي ما لقي!! ولا تغتر بكثرة العلم؛ فإن بلعام كان يحسن أسم الله الأعظم؛ فأنظر ماذا لقي!!

لا تغتر برؤية الصالحين فلا شخص أكبر قدراً من المصطفى؛ صلى الله عليه وسلم؛ ولم ينتفع بلقائه أقاربه وأعداؤه.



 وقال ذو النون: ثلاث من علامات الإخلاص: استواء المدح والذم من العامّة، ونسيان رؤية الأعمال في الأعمال، ونسيان اقتضاء ثواب العمل في الآخرة.



Semoga bermanfaat

Nb :
Terkenal tidaklah salah yg kurang pas adalah jika terkenal menjadi tujuan.
Jika yang dimaksud adalah syiar (dalam kebaikan)
 

Semoga bermanfaat khususnya untuk saya pribadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar