Minggu, 30 April 2017

Kata Wahabi bumi itu datar, Aneh


Kaum wahabi memiliki keyakinan bahwa Tuhan ada di atas Arys sesuai dengan tekstual ayat.
Maka anda kaum wahabi pun harus yakin dengan hadits yg menyatakan bahwa Tuhan turun disetiap sepertiga malam berdasarkan arti tekstual dari hadits nabi
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam sabda beliau:

ينزل ربنا تبارك وتعالى إلى السماء الدنيا كل ليلة حين يبقى ثلث الليل الآخر فيقول: من يدعوني فأستجيب له، من يسألني فأعطيه، من يستغفرني فأغفر له، حتى ينفجر الفجر


“Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia setiap sepertiga malam akhir. Ia lalu berkata: ‘Barangsiapa yang berdoa, akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku akan Aku beri. Siapa yang memohon ampun kepada-Ku, akan Aku ampuni. Hingga terbit fajar‘ ”

Pertanyaannya,
1. Kapan Tuhan naik lagi ketempat semulanya?
2. Mungkinkah diwaktu bersamaan Tuhan ada di arys dan turun,karena kita tahu sepanjang waktu selama bumi ini berputar maka siang dan malam tidak pernah berhenti kecuali kiamat.
3.Apakah Tuhan anda ada 2,yaitu Tuhan yg selalu di atas arys,dan Tuhan yg bertugas turun ke langit dunia???

Silahkan bersiskusi dengan baik.


Konsep Tuhan menghamparkan bumi ini diyakini sebagai sebuah pesan bahwa bumi ini datar, seperti karpet yang terhampar. Mukidi mungkin tidak memahami bahasa kiasan bahwa menghampar dalam kalimat itu bisa diartikan juga "dihadirkan" atau "dipaparkan di depan mata manusia sebagai bukti keagungan-Nya".

Dan teori konspirasi pun berputar bahwa kita sejak kecil dibohongi NASA dan scientist barat bahwa bumi itu bulat. Kenapa mereka membohongi kita? Untuk menjauhkan kita dari Alquran. Gundulmu kotak, di...

Selain konsep bumi itu datar, video itu juga memaparkan apa yang mereka bilang kebohongan NASA, bahwa bumi berputar mengelilingi bumi. Kata mereka, matahari-lah yang mengelilingi bumi.
Pandangan paling kuat dari mereka adalah penemu teori heliosenstris adalah Galileo Galilei. Mungkin karena Galileo "kafir" kali ya.. jadinya gak dipercaya.

Kene di, tak bisikno nang kupingmu yang jarang dikoroki..

Galileo itu sebenarnya "pendukung" teori bukan penemu. Yang awal sekali menemukan konsep bahwa bumi itu bulat dan mengelilingi matahari adalah ilmuwan muslim dari Persia yang bernama Al Sizji yang lahir tahun 945 M. Galileo sendiri baru lahir tahun 1564. Al Sizji sendiri waktu mengemukakan teori itu ditentang oleh Ibnu Sina, yang masyhur di bidang kedokteran.

Galileo galilei kenapa matinya digantung oleh dewan gereja?


Galileo galilei mengatakan bumi itu bulat sementara geraja mengatakan bumi itu datar.

Galileo galilei mengatakan matahari sebagai pusat peredaran (heliosentris) tapi gereja mengatakan bumi pusat peredaran (geosentris)

Akibat menentang gereja dan galileo galilei tidak mau mengoreksi penelitian ilimiahnya, lantas ia digantung oleh dewan gereja.

Kalau kristen berkaca dari peristiwa itu harusnya kristen dengan legowo mengakui kalau agama mereka salah. 

BUKAN HANYA GALILEO YANG DIBUNUH OLEH AJARAN KASIH TAPI JUGA INI

tokoh unitarian Kristen dijatuhi hukuman mati, antara lain:
1. IRANAEUS (130-200 M):
Ia meyakini Tuhan Yang Maha Esa dan mendukung doktrin tentang “kemanusiaan” yesus. Dengan sengit ia mengeritik Paulus karena telah bertanggung jawab memasukkan doktrin-doktrin dari agama berhala dan filsafat Plato ke dalam Kristen.
2. TERTULIAN (160-220)
Ia menulis: “Orang-orang kebanyak berpikir tentang Kristus sebagai seorang manusia biasa. Saat itu Paus Callistuslah yang mengenalkan Trinitas ke dalam tulisan-tulisannya “ecclesiastical” latin ketika ia membahas doktrin baru yang aneh tersebut.
3. ORIGEN (185-254 M).
Karena Origen menentang ajaran gereja yang Trinitas, dia menulis tidak kurang 600 brosur dan risalah yang isinya mengenai keesaan Tuhan. Berdarkan hasil Konsili Alexandria, dia lalu ditangkap dan dipenjarakan dengan mengalami penyiksaan hingga menyebabkan kematiannya pada tahun 254 M.
4. LUCIAN (..-312)
Dia percaya bahwa Yesus tidaklah sama dengan Tuhan dan karenanya berada (di bawah) Tuhan. Pandangan inilah yang menulut kebencian Gereja Pauline, dan setelah mengalami berbagai siksaan, Lucian lalu dihukum mati oleh Gereja Tahun 312

FATWA ULAMA SALAFY – WAHABI BUMI DATAR DAN SIAPA YANG TIDAK SEPAHAM MAKA IA KAFIR !!

FATWA ANEH WAHABI, KENAPA KELUAR DARI SALAFY ?

“The earth is flat. Whoever claims it is round is an atheist deserving of punishment.” Yousef M. Ibrahim, “Muslim Edicts take on New Force”, The New York Times, February 12, 1995, p. A-14. Teori Bumi Datar adalah penemuan spektakuler sepanjang abad modern oleh seorang jenius ulama Arab Saudi, Grand Mufti Ibn Baz. ia meraih penghargaan Service to Islam dari Raja Faisal, dan ditunjuk sebagai Grand Mufti pada tahun 1994 oleh Raja Fahd.

Ia menulis sejumlah buku yg berguna bagi umat manusia. Penemuan paling terkenalnya ditulisnya sesuai dengan judul bukunya, “Bukti bahwa Bumi Tidak Bergerak.” Riset sains ini diterbitkan oleh Islamic University of Medina, Saudi, tahun 1974. Pada halaman 23, ia berbicara tentang penemuan brilyannya ini dan merujuk pada ayat-ayat Al-Quran dan Al-hadist. Ia dengan yakin menentang kepercayaan kuno bahwa bumi berputar. Ini kutipannya:

“Kalau bumi berputar (rotasi) seperti yang mereka katakan, maka negara – negara, pegunungan, pohon – pohon, sungai- sungai dan samudera- samudra tidak memiliki dasar dan orang akan melihat negara-negara di timur bergerak ke barat dan negara- negara barat bergerak ke timur.”

Parvez Hoodbhoy dalam bukunya “Islam and Science: Religious Orthodoxy and the Battle for Rationality”. Pada halaman 49, ia menulis:

”.. The Sheikh (Abdul Aziz Ibn Baz) menulis … sebuah buku dlm bahasa Arab berjudul Jiryan Al-Shams Wa Al-Qammar Wa-Sukoon Al-Arz.

Artinya :
Pergerakan Matahari dan Bulan dan Tidak Bergeraknya Bumi … Dlm buku sebelumnya, ia mengancam para penantang dgn fatwa keras atau ‘takfir’ (alias kafir), tetapi tidak mengulanginya dlm versi yg lebih baru.”

Lagi-lagi tahun 1993, otak jenius encer itu mulai lagi bekerja overtime. Suatu pagi hari, sang jenius membuka Qurannya dan menoleh sejumlah mukjizat ilmiah dan sampai pada penemuan baru bahwa “Bentuk Bumi adalah Datar”. Ini direkam oleh Carl Sagan dlm bukunya “The Demon-haunted World: Science as a Candle in the Dark”. Sagan menulis:

“Th 1993, otoritas religius tertinggi Saudi, Sheik Abdel-Aziz ibn Baaz, mengeluarkan fatwa, menyatakan bahwa bumi adalah datar. Siapapun yg menolak dianggap tidak percaya Allah dan harus dihukum. ”

Namun lagi-lagi, sang jenius Ibn Baz berubah pikiran seperti sebelumnya. Ia membantah bahwa ia pernah menyusun teori Bumi Datar. Tidak diketahui mengapa ia meninggalkan kesimpulan ilmiah yang begitu hebat itu. Mungkin inilah karakteristik seorang jenius.

===================================
Masalah: Apakah bumi itu bulat?

Pendapat asy-Syaikh al-Albani:
Kemudian, secara tekstual hadits137 ini menurut saya adalah hadits mungkar. Sebab bumi adalah bulat secara pasti sebagaimana yang dibuktikan fakta ilmiyah. Dan hal ini tidak bertentangan dengan dalil-dalil syar’iyah. Berbeda dengan orang yang berusaha berkilah dalam masalah ini: kalau bumi bulat, maka di mana kanan bumi dan kiri bumi? Keduanya adalah masalah nisbi persis seperti masalah timur dan barat.

ash-Shahihah (IV/158-159) Fatwa Syeikh Albani

Wahabi Koplak [moslem only]
Satu lagi keyakinan nyeleneh kaum wahabiyyun salafiyyun usiliyyun jahiliyyun yaitu meyakini bahwa BUMI ITU DATAR! Jahilnya faham wahabi memang pantang bagi kita untuk diikuti. Sebab apabila kita ikuti maka kita akan ikut-ikutan berpemikiran jumud, jahil, kaku, dan otak mampet.

Akhir-akhir ini ada segelintir umat Islam yang berpegang kepada teks Al-Qur’an yang tertulis secara zahirnya saja (tekstual), dan mengklaim bahwa bumi ini datar. Lebih dari itu, tidak tanggung-tanggung, mereka malah berani mengkafirkan orang-orang yang berkeyakinan bahwa bumi ini bulat adanya. Kata mereka orang yang tidak percaya bahwa bumi ini datar melawan ayat-ayat Al-Qur’an yang telah menjelaskan dengan nyata bahwa bumi ini datar! Persoalan ini menjadi masalah yang sangat serius, karena menyebabkan terjadinya benturan antara percaya kepada science modern atau percaya kepada Al-Qur’an suci yang agung.

Sebagian orang awam lalu mengambil jalan pintas dengan mengikuti segelintir umat yang berfaham bumi itu datar, karena takut terjatuh ke dalam kemurtadan, alias menjadi kafir. Mereka takut dengan ancaman kelompok ini. Apalagi selama ini, sudah terkenal bahwa kelompok ini sangat rajin dan lantang menyerang orang yang tidak sefaham dengan mereka dengan ancaman kafir, murtad, bid’ah dan lain sebagainya, seraya memakai ayat-ayat Al-Quran segala.

Timbul pertanyaan kemudian, benarkah Al-Qur’an bertentangan dengan ilmu science modern…? Jawabnya tegas, tidak mungkin ada pertentangan antara ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan ilmu science. Jika pun terjadi pertentangan maka itu terjadi karena dua hal saja. Pertama; ilmu sciencenya yang tidak atau belum mampu mendefinisikan secara tepat, atau kedua; ayat Al-Qur’annya yang difahamkan secara keliru,
melenceng, alias tidak tepat!

Selama ini ada beberapa ayat yang oleh para PENGANUT FAHAM BUMI DATAR pakai untuk mendukung argumentasi atas faham mereka, antara lain;

DALIL PERTAMA,
firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Al-Qur’an surat Al-Hijr: 19, “Dan Kami (Allah) telah menghamparkan bumi….”. Nah lihatlah, kata mereka, bukankah ayat ini dengan gamblang telah menjelaskan bahwa bumi itu terhampar, dan tidak dikatakan bulat…! Kemudian mereka pun dengan enteng mengkafirkan semua orang yang berseberangan faham dengan mereka.
Surat Al-Hijr Ayat 19

وَالْأَرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْزُونٍ


Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.
DALIL KEDUA,
adalah firman Allah pada surat Al-Baqarah: 22, “Dialah (Allah) yang telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan (firasy) bagimu.”


Surat Al-Baqarah Ayat 22

الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ


Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.
Memang secara tekstual, bunyi ayat-ayat di atas mengatakan bahwa bumi ini terhampar, seumpama firasy, karpet, atau tempat tidur. Namun, apakah sesederhana itu sajakah memahamkan ayat Al-Qur’an….? Apakah memahamkan al-Qur’an yang agung cukup secara tekstual saja, kemudian mengabaikan arti kontekstualnya…? Kalau demikian, yakni Al-Qur’an hanya difahamkan secara tekstual saja, maka pasti akan hilanglah kehebatan dan keagungan Al-Qur’an itu. Padahal ada banyak ayat suci Al-Qur’an dan hadis yang mendudukkan derajat orang-orang berpengetahuan berada beberapa tingkat di atas orang awam. Dalam hal ini, pemahaman kontekstual jelas memerlukan daya nalar yang lebih tinggi dibandingkan sekedar pemahaman tekstual saja. Dengan demikian, pantaslah kiranya jika Allah dalam Al-Qur’an dan Nabi dalam banyak hadis beliau, memuji dan menyatakan bahwa orang yang berilmu pengetahuan, yang memakai akal dan nalar, memiliki derajat yang tinggi jauh berbeda dengan orang awam.

PEMBAHASAN MASALAH

Pada surat Al-Hijr ayat 19 dikatakan bahwa Allah telah menghamparkan bumi. Disitu tidak ada dikatakan bagian yang dihamparkan adalah bagian bumi tertentu, tetapi yang terhampar adalah bumi secara mutlak. Sehingga dengan demikian, jika kita berada di suatu tempat di bagian manapun dari pada bumi itu (selatan, barat, utara, dan timur), maka kita akan melihat bahwa bumi itu datar saja, SEOLAH-OLAH TERHAMPAR di hadapan kita. Kemudian jika kita berjalan dan terus berjalan dengan mengikuti satu arah yang tetap, maka bumi itu akan terus menerus kita dapati terhampar di hadapan kita sampai suatu saat kita kembali ke tempat semula saat awal berjalan. Hal ini telah jelas membuktikan bahwa justru bumi itu bulat adanya. Sebaliknya, jika saja bumi itu berbentuk kubus, misalnya, maka pasti hamparan itu suatu saat akan terpotong, dan kita akan menuruni suatu bagian yang menjurang, menurun, TIDAK LAGI TERHAMPAR…..!

Selanjutnya, jika bumi itu adalah sebuah hamparan seperti karpet atau tikar, maka jika ada orang yang melakukan perjalanan lurus satu arah secara terus menerus, maka orang itu pada akhir perjalanannya akan sampai pada ujung bumi yang terpotong, dan tidak akan pernah kembali ke tempatnya semula, di mana dia memulai perjalanannya yang pertama dulu. Penelitian dan pengalaman manusia telah membuktikan bahwa perjalanan yang dilakukan secara terus menerus ke satu arah tertentu tidak pernah menemukan ujung dunia yang terpotong, melainkan terus menerus yang ditemukan hanyalah hamparan demi hamparan di tanah yang dilalui, untuk kemudian perjalanan itu berakhir pada tempat semula saat perjalanan pertama dimulai. Hal ini tidak mungkin dapat terjadi jika saja bumi itu tidak bulat keberadaannya.

Penjelasan yang lebih gamblang adalah pada surat Al-Baqarah ayat 22: “ Dia (Allah) yang telah menjadikan bumi itu firasy (hamparan, kapet) BAGIMU ……” Perhatikan kata-kata “bagimu”. Al-Qur’an dalam hal ini, tidak sekedar mengatakan bahwa bumi itu hamparan umpama karpet saja, kemudian berhenti pada kalimat itu, tapi ada kata tambahan lain yaitu “bagimu”. Artinya, bagi kita manusia yang tinggal di atas permukaan bumi ini, bumi terasa datar. Walaupun, bumi itu pada kenyataannya adalah tidak datar. Hanya TERASA DATAR bagi kita manusia. Terasa datar bukan berarti benar-benar datar, bukan….?

Penjelasan kata “karpet (firasy)” bagimu bukankah bisa diartikan sebagai sesuatu yang berfungsi untuk diduduki atau dipakai tidur, dengan aman dan nyaman…?. Kata firasy dalam bahasa Indonesia dapat diartikan karpet, atau ranjang adalah sesuatu yang nyaman dan aman dan dipakai untuk tidur. Nampaknya arti seperti ini dapat dipakai, sebab keberadaan struktur bumi ini memang berlapis-lapis. Bagian intinya sangat panas dengan suhu ribuan derajat celcius yang mematikan. Namun demikian, pada bagian LAPISAN YANG PALING ATAS, ada sebuah lapisan keras setebal 70 kilometer, disebut lapisan kerak bumi yang paling aman dan nyaman, dengan suhu yang aman pula bagi kehidupan. Seolah-olah lapisan bumi bagian atas itu adalah ‘karpet’ atau ‘ranjang’ yang terbentang luas dan melindungi manusia serta seluruh makhluk Allah yang berada di atasnya, aman dari bahaya lapisan bumi bagian dalam yang cair, yang sangat panas lagi mematikan itu. Subhanallah, Maha Suci Allah dengan firman-Nya…..!

Ada satu ayat Al-Qur’an lagi yang patut kita perhatikan sebagai tambahan penjelasan masalah ini, yakni surat Az-Zumar ayat 5: “Dia (Allah) yang telah menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar, Dia juga MEMASUKKAN MALAM KEPADA SIANG (dengan cara menggulungnya-penulis), DAN MEMASUKKAN SIANG ATAS MALAM, dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah, Dia (Allah) yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”

Kata “at-takwir” artinya adalah menggulung. Pada ayat di atas dengan jelas Allah berfirman bahwa malam menggulung siang dan siang menggulung malam. Kalau malam dan siang dapat saling menggulung, pastilah karena keduanya berada pada satu TEMPAT YANG BULAT secara bersama-sama. Bagaimana keduanya dapat saling menggulung jika berada pada tempat yang datar….? Kalau saja kejadian itu pada tempat yang datar, mestinya akan lebih tepat jika dipakai kata MENIMPA atau MENINDIH.

Dari keterangan ayat di atas juga dapat diperoleh gambaran bahwa pada permukaan bumi ini setiap saat, separuh permukaannya senantiasa malam, dan separuh lagi permukaannya adalah siang hari. Hal ini dapat digambarkan dari keterangan ayat, dimana seolah-olah bagian kepala dari sang malam itu menggulung bagian ekor dari sang siang, namun pada saat yang sama bagian kepala dari sang siang sedang menggulung pula bagian ekor dari sang malam. Sebanyak bagian siang yang digulung malam, maka pada saat yang bersamaan, sebanyak itu pula bagian malam yang sedang digulung oleh sang siang. Sekali lagi, keterangan ini menggambarkan bahwa terjadinya hal menakjubkan tersebut di atas bumi, hanya jika permukaan BUMI ITU BULAT adanya…!

Lebih jauh lagi, andaikan saja bumi ini datar seumpama sebuah karpet, pastilah jika matahari terbit dan menyinari bumi, maka keseluruhan bagian bumi seketika akan berada dalam keadaan siang. Kemudian saat matahari berlalu meninggalkan bumi, datang pula kegelapan, maka seluruh permukaan bumi akan serentak menjadi malam pula semuanya. Namun, kenyataannya tidak demikian..!

Di zaman modern ini, sudah terbukti disaat Indonesia sedang siang hari, lalu kita menelepon atau chatt dengan teman kita di Amerika, mereka akan mengatakan: “Disini, saat ini, adalah malam hari, teman...!”, seraya dia akan menyapa kita dengan salamnya: “Good evening, my friend…!” Tidak percaya….? Silakan mencoba….!

Ajaibnya, keterangan-keterangan ini ditulis dalam ayat-ayat Al-Qur’an pada 14 abad yang lalu, disaat orang-orang Eropa dan Amerika masih primitif, dan masih menganggap bumi ini datar serta menganggapnya sebagai pusat bagi jagad raya ini.

Maha suci Allah dengan Al-Qur’an-Nya yang Agung………!

Kita biarkan saja wahabi berfatwa bahwa bumi itu datar seperti tikar yang terhampar. Ya siapa tahu di masa yang akan datang, buku-buku yang menyatakan bumi itu datar akan menjadi barang langka yang banyak dicari orang sebagai buku jenaka untuk pengantar tidur anak dan cucu kita, hehehe… ^_^

Wallahu A’lam Bishshowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar