Tawassul Masyarakat Samarkand Bukhoro dengan Makam Imam Bukhori:
طبقات الشافعية الكبرى – (ج 2 / ص 172)
طبقات الشافعية الكبرى – (ج 2 / ص 172)
وقال أبو على الغسانى الحافظ أخبرنا أبو الفتح نصر بن الحسن السكنى
السمرقندى قدم علينا بلنسية عام أربع وستين وأربعمائة قال قحط المطر عندنا
بسمرقند فى بعض الأعوام فاستسقى الناس مرارا فلم يسقوا فأتى رجل صالح معروف
بالصلاح إلى قاضى سمرقند فقال له إنى قد رأيت رأيا أعرضه عليك قال وما هو
قال أرى أن تخرج ويخرج الناس معك إلى قبر الإمام محمد بن إسماعيل البخارى
ونستسقى عنده فعسى الله أن يسقينا فقال
القاضى نعم ما رأيت فخرج القاضى والناس معه واستسقى القاضى بالناس وبكى
الناس عند القبر وتشفعوا بصاحبه فأرسل الله تعالى السماء بماء عظيم غزير
فقام الناس من أجله بخرتنك سبعة أيام أو نحوها لا يستطيع أحد الوصول إلى
سمرقند من كثرة المطر وغزارته وبين سمرقند وخرتنك نحو ثلاثة أميال
Tabaqat as-syafi'iyah kubra juz 2 halaman 172
Imam Abu Fath Nashor bin Hasan Sakna Assamarkad berkata:
“Tahun 464 H. Imam Balnasiah datang kepadaku,
Ia bercerita: “Waktu Samarkand kekeringan, masyarakat telah melakukan sholat istisqo’ (minta hujan) namun hujan belum turun, kemudian ada lelaki soleh yang di ketahui kebaikannya mendatangi kadhi Samarkand, lalu dia berkata”:
“Aku bermimpi mengenaimu”.
“Apa itu?”. Tanya sang Kadhi.
“Aku bermimpi melihatmu keluar bersama masyarakat menuju makam Imam Bukhori, Kemudian kita melaksanakan sholat Istisqo’ di samping makam Imam Bukhori. Mungkin saja Alloh akan memberikan hujan pada kita”. Sambung lelaki Soleh tersebut.
“Betulkah? Aku tidak mengetahui tentang hal tersebut”. Kata sang Kadhi.
Imam Balnasiah melanjutkan penuturannya:
“Kemudian kadhi dan masyarakat melaksanakan sholat Istisqo’ di samping makam Imam Bukhori, menangis disana, meminta Syafaat dengan pemilik makam (Imam Bukhori). Maka tidak berselang lama, Alloh menurunkan Hujan yang sangat lebat, Sampai masyarakat menginap di khartanak (nama tempat makam Imam Bukhori) selama Kurang lebih tujuh hari, karena hujan lebat itu menyebabkan mereka tidak bisa melanjutkan perjalanan pulan ke Samarkand. Jarak antara Samarkand dan Khartanak kira-kira tiga mil”.
wallohu a'lam.
Imam Abu Fath Nashor bin Hasan Sakna Assamarkad berkata:
“Tahun 464 H. Imam Balnasiah datang kepadaku,
Ia bercerita: “Waktu Samarkand kekeringan, masyarakat telah melakukan sholat istisqo’ (minta hujan) namun hujan belum turun, kemudian ada lelaki soleh yang di ketahui kebaikannya mendatangi kadhi Samarkand, lalu dia berkata”:
“Aku bermimpi mengenaimu”.
“Apa itu?”. Tanya sang Kadhi.
“Aku bermimpi melihatmu keluar bersama masyarakat menuju makam Imam Bukhori, Kemudian kita melaksanakan sholat Istisqo’ di samping makam Imam Bukhori. Mungkin saja Alloh akan memberikan hujan pada kita”. Sambung lelaki Soleh tersebut.
“Betulkah? Aku tidak mengetahui tentang hal tersebut”. Kata sang Kadhi.
Imam Balnasiah melanjutkan penuturannya:
“Kemudian kadhi dan masyarakat melaksanakan sholat Istisqo’ di samping makam Imam Bukhori, menangis disana, meminta Syafaat dengan pemilik makam (Imam Bukhori). Maka tidak berselang lama, Alloh menurunkan Hujan yang sangat lebat, Sampai masyarakat menginap di khartanak (nama tempat makam Imam Bukhori) selama Kurang lebih tujuh hari, karena hujan lebat itu menyebabkan mereka tidak bisa melanjutkan perjalanan pulan ke Samarkand. Jarak antara Samarkand dan Khartanak kira-kira tiga mil”.
wallohu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar