Puasa 10 hari pertama bulan dzulhijjah
PERTANYAAN :
ada dokument tentang puasa 10 hari pertama bulan dzulhijjah nggak.?
JAWABAN :
sependek pengetahuan saya, tidak ada hadits yang secara khusus menerangkan keutamaan puasa tanggal satu Dzul Hijjah.....
Yang ada adalah hadits yang menerangkan keutamaan puasa dihari-hari pertama bulan Dzulhijjah.
Dalam kitab I'anah diterangkan 2/266, syamilah:
Maksudnya berpuasa pada hari delapan bersama puasa hari Arafah. Hal itu karena adanya khabar (hadits) bahwasanya Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda:
Tidak ada hari-hari yg lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzul Hijjah, satu hari berpuasa didalamnya setara dengan setahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar
Catatan:
Hadits diatas diriwayatkan oleh Imam Tirimidzi dalam kitab Sunannya (juz I halaman 131, hadits nomor 758)
Berikut sanad dan matannya:
PERTANYAAN :
Keterangan puasa Agarofah dan Tarwiyah apa..??
JAWABAN :
walaikumussalam..Puasa Sunat Terbagi Menjadi 3 Macam :
Tahunan (berulang dengan berulangnya tahun), yaitu puasa ‘Arofah, ‘Asyuro, Tasyu’a dan 6 harinya bulan Syawal.
Bulanan (berulang dengan berulangnya bulan), yaitu puasa hari-hari putih (ayyamul bid) tanggal 13, 14 dan 15 tiap bulan.
Mingguan (berulang dengan berulangnya minggu), yaitu puasa hari Senin dan Kamis.
§ Puasa ‘Arofah (9 Dzulhijjah) disunatkan bagi selain orang yang sedang berhaji dan musafir. Bagi orang yang sedang berhaji disunatkan tidak berpuasa pada hari ‘Arofah.
§ Puasa ‘Asyuro (10 Muharrom) disunatkan disambung dengan puasa Tasyu’a (9 Muharrom) untuk membedakan diri dari kaum yahudi.
§ Puasa 6 harinya bulan Syawal diutamakan disambung langsung setelah hari ‘Ied ( tanggal 2 – 7 ) dan berturut-turut.
§ Puasa genap setahun penuh selain dua hari raya id dan hari-hari Tasyriq itu hukumnya boleh bagi orang yang tidak mendapat madhorot (bahaya) dengan puasa itu
§ Puasa ndawud, sehari puasa sehari tidak (meniru nabi Dawud) disunatkan berdasarkan riwayat sabda nabi saw “sebaik-baik puasa adalah puasa saudaraku, Dawud”
Puasa Tarwiyah dan Arafah NUonline. 26/12/2006
PUASA ARAFAH adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada hari Arafah yakni tanggal 9 Dzulhijah. Puasa ini sangat dianjurkan bagi orang-orang yang tidak menjalankan ibadah haji. Adapun teknis pelaksanaannya mirip dengan puasa-puasa lainnya.
Keutamaan puasa Arafah ini seperti diriwayatkan dari Abu Qatadah Rahimahullah. Rasulullah SAW bersabda:
Sementara puasa Tarwiyah dilaksanakan pada hari Tarwiyah yakni pada tanggal 8 Dzulhijjah. Ini didasarkan pada satu redaksi hadits yang artinya bahwa Puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan dosa satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun. Dikatakan hadits ini dloif(kurang kuat riwayatnya) namun para ulama memperbolehkan mengamalkan hadits yang dloif sekalipun sebatas hadits itu diamalkan dalam kerangka fadla'ilul a’mal (untuk memperoleh keutamaan), dan hadits yang dimaksud tidak berkaitan dengan masalah aqidah dan hukum.
Lagi pula hari-hari pada sepersepuluh bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang istimewa. Abnu Abbas r.a meriwayatkan Rasulullah s.a.w bersabda:
Puasa Arafah dan tarwiyah sangat dianjurkan untuk turut merasakan nikmat yang sedang dirasakan oleh para jemaah haji sedang menjalankan ibadah di tanah suci.
Sebagai catatan, jika terjadi perbedaan dalam penentuan awal bulan Dzulhijjah antara pemerintah Arab Saudi dan Indonesia seperti terjadi pada tahun ini (Dzulhijjah 1427 H), dimana Saudi menetapkan Awal Dzulhijjah pada hari Kamis (21 Desember 2006) dan Indonesia menetapkan hari Jum'at (22 Desember 2006) maka untuk umat Islam Indonesia melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah sesuai dengan ketetapan pemerintah setempat, yakni tanggal 8-9 Dzulhijjah (29-30 Desember 2006). Ini didasarkan pada perbedaan posisi geografis semata.
Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadist Qudsi: Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku-lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku.
Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah SAW bersabda: Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun.(HR Bukhari Muslim).
Fadhilah Puasa Arafah NUonline. 02/12/2008
Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada hari Arafah yakni tanggal 9 bulan Dzulhijah pada kalender Islam Qamariyah/Hijriyah. Puasa ini sangat dianjurkan bagi kaum Muslimin yang tidak menjalankan ibadah haji.
Kesunnahan puasa Arafah tidak didasarkan adanya wukuf di Arafah oleh jamaah haji, tetapi karena datangnya hari Arafah tanggal 9 Dzulhijjah. Maka bisa jadi hari Arafah di Indonesia tidak sama dengan di Saudi Arabia yang hanya berlainan waktu 4-5 jam. Ini tentu berbeda dengan kelompok umat Islam yang menghendaki adanya ‘rukyat global’, atau kelompok yang ingin mendirikan khilafah islamiyah, dimana penanggalan Islam disamaratakan seluruh dunia, dan Saudi Arabia menjadi acuan utamanya.
Keinginan menyamaratakan penanggalan Islam itu sangat bagus dalam rangka menyatukan hari raya umat Islam, namun menurut ahli falak, keinginan ini tidak sesuai dengan kehendak alam atau prinsip-prinsip keilmuan. Rukyatul hilal atau observasi bulan sabit yang dilakukan untuk menentukan awal bulan Qamariyah atau Hijriyah berlaku secara nasional, yakni rukyat yang diselenggarakan di dalam negeri masing-masing dan berlaku satu wilayah hukum. Ini juga berdasarkan petunjuk Nabi Muhammad SAW sendiri. (Lebih lanjut tentang hal ini silakan klik di rubrik Syari’ah dan Iptek)
Penentuan hari arafah itu juga ditegaskan dalam Bahtsul Masa’il Diniyah Maudluiyyah pada Muktamar Nahdlatul Ulama XXX di Pondok Pesantren Lirboyo, akhir 1999. Ditegaskan bahwa yaumu arafah atau hari Arafah yaitu tanggal 9 Dzulhijjah berdasarkan kalender negara setempat yang berdasarkan pada rukyatul hilal.
Adapun tentang fadhilah atau keutamaan berpuasa hari Arafah tanggal 9 Dzulhijjah didasarkan pada hadits berikut ini:
Para ulama menambahkan adanya kesunnahan puasa Tarwiyah yang dilaksanakan pada hari Tarwiyah, yakni pada tanggal 8 Dzulhijjah. Ini didasarkan pada satu redaksi hadits lain, bahwa Puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan dosa satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun. Dikatakan bahwa hadits ini dloif (tidak kuat riwayatnya) namun para ulama memperbolehkan mengamalkan hadits yang dloif sekalipun sebatas hadits itu diamalkan dalam kerangka fadla'ilul a’mal (untuk memperoleh keutamaan), dan hadits yang dimaksud tidak berkaitan dengan masalah aqidah dan hukum.
Selain itu, memang pada hari-hari pada sepersepuluh bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang istimewa untuk menjalankan ibadah seperti puasa. Abnu Abbas RA meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda:
Puasa Arafah dan Tarwiyah sangat dianjurkan bagi yang tidak menjalankan ibadah haji di tanah suci. Adapun teknis pelaksanaannya mirip dengan puasa Ramadhan.
Bagi kaum Muslimin yang mempunyai tanggungan puasa Ramadhan juga disarankan untuk mengerjakannya pada hari Arafah ini, atau hari-hari lain yang disunnahkan untuk berpuasa. Maka ia akan mendapatkan dua pahala sekaligus, yakni pahala puasa wajib (qadha puasa Ramadhan) dan pahala puasa sunnah. Demikian ini seperti pernah dibahas dalam Muktamar NU X di Surakarta tahun 1935, dengan mengutip fatwa dari kitab Fatawa al-Kubra pada bab tentang puasa:
Wallaahu A'laamu Bis Showaab
10 Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah.
Hari pertama, hari diampuninya nabi Adam. Barangsiapa berpuasa di hari itu akan diampuni segala dosanya.
Hari kedua, hari diterimanya doa nabi Yunus dan dikeluarkannya dari dalam perut ikan. “Barang siapa yang berpuasa pada hari itu, maka akan dapat pahala selama 1 tahun tanpa mendurhakai Allah walaupun sekejap mata.
Hari ketiga, Allah mengabulkan do’anya nabi Zakaria. Barangsiapa yang berpuasa, maka do’anya akan dikabulkan oleh Allah.
Hari keempat, hari dilahirkannya nabi Isa. Barangsiapa pada puasa hari itu, maka Allah akan menghilangkan kesusahan dan kekafirannya dan pada hari kiamat kelak akan dikumpulkan dengan orang yang baik – baik dan mulia.
Hari kelima, hari dilahirkannya nabi Musa. Barangsiapa yang berpuasa, maka akan terhindar dari sifat munafik dan siksa kubur.
Hari keenam, hari dimana Allah membuka pintu kebaikan pada nabi Muhammad Barangsiapa berpuasa pada hari itu, Allah memperhatikan kepadanya dengan penuh kasih sayang.
Hari ketujuh, hari ditutupnya pintu-pintu jahannam dan tidak akan dibuka hingga berlalunya hari kesepuluh. Barangsiapa puasa pada hari itu, Allah menghindarkan dari pahalanya 30 pintu kesukaran dan membukakan baginya 30 pintu kemudahan.
Hari kedelapan, disebut hari Tarwiyah. Barangsiapa puasa pada hari itu, akan diberi pahala yang nilainya hanya Allah yang tahu.
Hari kesembilan, hari Arafah. Barang siapa puasa pada hari itu, Allah mengampuni dosa setahun yang lalu dan tahun yang akan datang.
Hari kesepuluh, hari Raya Idul Adha. Barang siapa berkurban dengan hewan kurban, maka mulai tetesan darah yang jatuh ke tanah Allah mengampuni dosanya dan dosa keluarganya. Dan siapa yang memberi makan orang mukmin atau bersodaqoh, maka Allah akan membangkitkan di hari kiamat dengan selamat dan timbangannya menjadi lebih berat dari gunung Uhud.
Dari Ibnu Abbas ra. Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada hari, di mana Allah mengampuni Nabi Adam as. adalah hari pertama bulan Dzulhijjah, maka siapa shaum pada hari itu, Allah pasti mengampuni segala dosanya.
Pada hari kedua Allah mengabulkan do a Nabi Yunus as, hingga ia keluar dari dalam perut ikan besar. Maka siapa shaum pada hari itu, adalah seperti beribadah setahun, bersih dari perbuatan maksiat dalam ibadahnya, tidak sekejap pun ia berbuat dosa.
Pada hari ketiga, Allah mengabulkan do’a Nabi Zakaria, maka siapa berpuasa pada hari itu, pasti do’anya dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dan pada hari keempat lahirnya Nabi Isa as, maka siapa berpuasa pada hari itu, Allah melenyapkan kesusahan dan kefakirannya, dan kelak di hari Kiamat bersama dengan para perantau yang baik lagi mulia/Safaratul Kiramil Bararah.
Dan pada hari kelima Nabi Musa as lahir, maka siapa berpuasa pada hari itu, terbebas dari sifat nifak dan siksa kubur.
Pada hari keenam Allah Subhanahu wa Ta’ala membuka kebaikan bagi Nabi-Nya (Muhammad), maka siapa berpuasa pada hari itu, Allah memandangnya penuh rahmat, dan sesudah itu tidak disiksa selamanya,
Pada hari ketujuh semua pintu neraka Jahannam ditutup, tiada terbuka sampai habis sepuluh awal bulan Dzulhijjah itu, maka siapa berpuasa pada hari itu Allah menghindarkan darinya 30 pintu kesulitan, dan membukakan baginya 30 pintu kemudahan.
Dan pada hari kedelapan dikenal dengan hari Tarwiyah, maka siapa berpuasa pada hari itu, diberi pahala sebesar-besarya, tiada yang tahu jumlahnya kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pada hari kesembilan, dikenal dengan hari Arafah. Maka barangsiapa yang berpuasa pada hari itu, berarti dapat menebus dosanya pada tahun terdahulu dan tahun mendatang, dan pada hari itulah turunnya ayat terakhir menurut nomor urut turunnya wahyu.
“Pada hari ‘Arafah ini, Aku sempurnakan bagimuagamamu dan Aku cukupkan nikmatKu untukmu, dan Aku ridhoi islam menjadi agamamu”. (Al.Maidah 3)
Dan pada hari kesepuluh, adalah hari raya ‘Idul Adha, siapa mendekat kepada Allah dengan berkurban sesuatu/hewan kurban, maka mulai tetesan darah yang jatuh, Allah swt.
mengampuni dosa-dosanya dan keluarganya, maka siapa mmemberi makan orang mukmin atau bersdekah dengan suatu pemberian, kelak di hari Kiamat ia dibangkitkan oleh Allah dalam keadaan aman, papan timbangannya diberati/dimenangkan dengan amal baik yang berat, melebihi gunung Uhud”.
(Durrotun Nashihin hal 1077)
AMALAN 10 HARI YANG AWAL BULAN DZULHIJJAH DARI KITAB KANZUN NAJAH WAS SURUR
Arti do'a :
Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah sebanyak masa , Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah sebanyak ombak lautan , Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah sebanyak tumbuhan dan pohon , Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah sebanyak tetesan dan air hujan , Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah sebanyak kedipan mata , Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan , Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah mulai hari ini sampai hari ditiupkannya terompet hari kiamat
Disamping itu ada larangan utk puasa sunnah yg brsifat tdk mutlak, yakni
*puasa pd hr jum'at saja( cm 1 hari tnpa disambung ke hari brkutnya) kcuali puasa daud atau dilanjut ke hari selanjutnya
*puasa hari sabtu saja(keterangannya sama sperti hari jum'at)
*puasa hari yg diragukan( ragu untuk penentuan awal ramadhan)
*puasa setahun penuh tanpa henti walau hari2 yg diharamkan..
*puasa tanpa seizin (keridhoan) suami ktika suaminya brada di rumah
*puasa wishol(ngebleng kta org jawa) scara berlanjut
Tanya :
Apakah diharuskan mulai dr 1 dzulhijjah.. Bila bagi akhwat dapat halangan ( mens ) lalu mulai pd tgl 3, apakah boleh?
Ketentuan menjalankan puas sunnah ini gmn geh?
Jawab :
Gak ada keharusan bg perkara sunnah.. Kesunnahan puasa itu sbenernya ada tiap hari kcuali bg hari2 yg diharamkan, terlebih kesunnahan itu bernilai besar ganjarannya ya'ni pada hari hari yg ada nash dalil kesunnahannya..
Dimulai tanggal 3 pun boleh..
Yuk kita amalkan do'a ini ... gak ada kata terlambat ...
sumber:
http://www.islamweb.net/newlibrary/display_book.php…
PERTANYAAN :
ada dokument tentang puasa 10 hari pertama bulan dzulhijjah nggak.?
JAWABAN :
sependek pengetahuan saya, tidak ada hadits yang secara khusus menerangkan keutamaan puasa tanggal satu Dzul Hijjah.....
Yang ada adalah hadits yang menerangkan keutamaan puasa dihari-hari pertama bulan Dzulhijjah.
Dalam kitab I'anah diterangkan 2/266, syamilah:
(قوله للخبر الصحيح فيها)
أي الثمانية أي صومها مع صوم يوم عرفة وذلك لخبر هو أنه صلى الله عليه وسلم قال مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبّ إِلَى اللَّهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
(إعانة الطالبين ج ٢ ص ٢٦٦)
ucapan Mushannif ' karena ada khabar yang shahih didalam delapan"Maksudnya berpuasa pada hari delapan bersama puasa hari Arafah. Hal itu karena adanya khabar (hadits) bahwasanya Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبّ إِلَى اللَّهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
MAA MIN AYAAMIN AHABBA ILALLAAHI AN YUTA'ABBADA LAHUU FIIHAA MIN 'ASYRI DZIL HIJJAH YA'DILU SHIYAAMU KULLI YAUMIN MINHAA BISHIYAAMI SANATIN WA QIYAAMU KULLI LALLATIN MINHAA BIQIYAAMI LAILATIL QADRITidak ada hari-hari yg lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzul Hijjah, satu hari berpuasa didalamnya setara dengan setahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar
Catatan:
Hadits diatas diriwayatkan oleh Imam Tirimidzi dalam kitab Sunannya (juz I halaman 131, hadits nomor 758)
Berikut sanad dan matannya:
حدثنا أبو بكر بن نافع البصري حدثنا مسعود بن واصل عن نهاس بن قهم عن قتادة عن سعيد بن المسيب عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال ما من أيام أحب إلى الله أن يتعبد له فيها من عشر ذي الحجة يعدل صيام كل يوم منها بصيام سنة وقيام كل ليلة منها بقيام ليلة القدر
PERTANYAAN :
Keterangan puasa Agarofah dan Tarwiyah apa..??
JAWABAN :
walaikumussalam..Puasa Sunat Terbagi Menjadi 3 Macam :
Tahunan (berulang dengan berulangnya tahun), yaitu puasa ‘Arofah, ‘Asyuro, Tasyu’a dan 6 harinya bulan Syawal.
Bulanan (berulang dengan berulangnya bulan), yaitu puasa hari-hari putih (ayyamul bid) tanggal 13, 14 dan 15 tiap bulan.
Mingguan (berulang dengan berulangnya minggu), yaitu puasa hari Senin dan Kamis.
§ Puasa ‘Arofah (9 Dzulhijjah) disunatkan bagi selain orang yang sedang berhaji dan musafir. Bagi orang yang sedang berhaji disunatkan tidak berpuasa pada hari ‘Arofah.
§ Puasa ‘Asyuro (10 Muharrom) disunatkan disambung dengan puasa Tasyu’a (9 Muharrom) untuk membedakan diri dari kaum yahudi.
§ Puasa 6 harinya bulan Syawal diutamakan disambung langsung setelah hari ‘Ied ( tanggal 2 – 7 ) dan berturut-turut.
§ Puasa genap setahun penuh selain dua hari raya id dan hari-hari Tasyriq itu hukumnya boleh bagi orang yang tidak mendapat madhorot (bahaya) dengan puasa itu
§ Puasa ndawud, sehari puasa sehari tidak (meniru nabi Dawud) disunatkan berdasarkan riwayat sabda nabi saw “sebaik-baik puasa adalah puasa saudaraku, Dawud”
Puasa Tarwiyah dan Arafah NUonline. 26/12/2006
PUASA ARAFAH adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada hari Arafah yakni tanggal 9 Dzulhijah. Puasa ini sangat dianjurkan bagi orang-orang yang tidak menjalankan ibadah haji. Adapun teknis pelaksanaannya mirip dengan puasa-puasa lainnya.
Keutamaan puasa Arafah ini seperti diriwayatkan dari Abu Qatadah Rahimahullah. Rasulullah SAW bersabda:
صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية
Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Assyura (tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas. (HR. Muslim)Sementara puasa Tarwiyah dilaksanakan pada hari Tarwiyah yakni pada tanggal 8 Dzulhijjah. Ini didasarkan pada satu redaksi hadits yang artinya bahwa Puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan dosa satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun. Dikatakan hadits ini dloif(kurang kuat riwayatnya) namun para ulama memperbolehkan mengamalkan hadits yang dloif sekalipun sebatas hadits itu diamalkan dalam kerangka fadla'ilul a’mal (untuk memperoleh keutamaan), dan hadits yang dimaksud tidak berkaitan dengan masalah aqidah dan hukum.
Lagi pula hari-hari pada sepersepuluh bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang istimewa. Abnu Abbas r.a meriwayatkan Rasulullah s.a.w bersabda:
ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام يعني أيام العشر قالوا: يا رسول الله! ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك شيء
Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya : Ya Rasulullah! walaupun jihad di jalan Allah? Sabda Rasulullah: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lamanya (menjadi syahid). (HR Bukhari)Puasa Arafah dan tarwiyah sangat dianjurkan untuk turut merasakan nikmat yang sedang dirasakan oleh para jemaah haji sedang menjalankan ibadah di tanah suci.
Sebagai catatan, jika terjadi perbedaan dalam penentuan awal bulan Dzulhijjah antara pemerintah Arab Saudi dan Indonesia seperti terjadi pada tahun ini (Dzulhijjah 1427 H), dimana Saudi menetapkan Awal Dzulhijjah pada hari Kamis (21 Desember 2006) dan Indonesia menetapkan hari Jum'at (22 Desember 2006) maka untuk umat Islam Indonesia melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah sesuai dengan ketetapan pemerintah setempat, yakni tanggal 8-9 Dzulhijjah (29-30 Desember 2006). Ini didasarkan pada perbedaan posisi geografis semata.
Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadist Qudsi: Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku-lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku.
Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah SAW bersabda: Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun.(HR Bukhari Muslim).
Fadhilah Puasa Arafah NUonline. 02/12/2008
Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada hari Arafah yakni tanggal 9 bulan Dzulhijah pada kalender Islam Qamariyah/Hijriyah. Puasa ini sangat dianjurkan bagi kaum Muslimin yang tidak menjalankan ibadah haji.
Kesunnahan puasa Arafah tidak didasarkan adanya wukuf di Arafah oleh jamaah haji, tetapi karena datangnya hari Arafah tanggal 9 Dzulhijjah. Maka bisa jadi hari Arafah di Indonesia tidak sama dengan di Saudi Arabia yang hanya berlainan waktu 4-5 jam. Ini tentu berbeda dengan kelompok umat Islam yang menghendaki adanya ‘rukyat global’, atau kelompok yang ingin mendirikan khilafah islamiyah, dimana penanggalan Islam disamaratakan seluruh dunia, dan Saudi Arabia menjadi acuan utamanya.
Keinginan menyamaratakan penanggalan Islam itu sangat bagus dalam rangka menyatukan hari raya umat Islam, namun menurut ahli falak, keinginan ini tidak sesuai dengan kehendak alam atau prinsip-prinsip keilmuan. Rukyatul hilal atau observasi bulan sabit yang dilakukan untuk menentukan awal bulan Qamariyah atau Hijriyah berlaku secara nasional, yakni rukyat yang diselenggarakan di dalam negeri masing-masing dan berlaku satu wilayah hukum. Ini juga berdasarkan petunjuk Nabi Muhammad SAW sendiri. (Lebih lanjut tentang hal ini silakan klik di rubrik Syari’ah dan Iptek)
Penentuan hari arafah itu juga ditegaskan dalam Bahtsul Masa’il Diniyah Maudluiyyah pada Muktamar Nahdlatul Ulama XXX di Pondok Pesantren Lirboyo, akhir 1999. Ditegaskan bahwa yaumu arafah atau hari Arafah yaitu tanggal 9 Dzulhijjah berdasarkan kalender negara setempat yang berdasarkan pada rukyatul hilal.
Adapun tentang fadhilah atau keutamaan berpuasa hari Arafah tanggal 9 Dzulhijjah didasarkan pada hadits berikut ini:
صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ مَاضِيَةً وَمُسْتَقْبَلَةً وَصَوْمُ عَاشُوْرَاَء يُكَفِّرُ سَنَةً مَاضِيَةً
Puasa hari Arafah menebus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang dan puasa Asyura (10 Muharram) menebus dosa setahun yang telah lewat. (HR Ahmad, Muslim dan Abu Daud dari Abi Qotadah)Para ulama menambahkan adanya kesunnahan puasa Tarwiyah yang dilaksanakan pada hari Tarwiyah, yakni pada tanggal 8 Dzulhijjah. Ini didasarkan pada satu redaksi hadits lain, bahwa Puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan dosa satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun. Dikatakan bahwa hadits ini dloif (tidak kuat riwayatnya) namun para ulama memperbolehkan mengamalkan hadits yang dloif sekalipun sebatas hadits itu diamalkan dalam kerangka fadla'ilul a’mal (untuk memperoleh keutamaan), dan hadits yang dimaksud tidak berkaitan dengan masalah aqidah dan hukum.
Selain itu, memang pada hari-hari pada sepersepuluh bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang istimewa untuk menjalankan ibadah seperti puasa. Abnu Abbas RA meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْ أيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيْهَا أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِيْ أَياَّمُ اْلعُشْرِ قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ! وَلَا الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ؟ قَالَ: وَلَا الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ إلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهُ فَلَمْ يَرْجِعُ مِنْ ذَلِكَ شَيْءٌ
Diriwayatkan Rasulullah SAW bersabda: Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya: Ya Rasulallah, walaupun jihad di jalan Allah? Rasulullah bersabda: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lamanya atau menjadi syahid.(HR Bukhari)Puasa Arafah dan Tarwiyah sangat dianjurkan bagi yang tidak menjalankan ibadah haji di tanah suci. Adapun teknis pelaksanaannya mirip dengan puasa Ramadhan.
Bagi kaum Muslimin yang mempunyai tanggungan puasa Ramadhan juga disarankan untuk mengerjakannya pada hari Arafah ini, atau hari-hari lain yang disunnahkan untuk berpuasa. Maka ia akan mendapatkan dua pahala sekaligus, yakni pahala puasa wajib (qadha puasa Ramadhan) dan pahala puasa sunnah. Demikian ini seperti pernah dibahas dalam Muktamar NU X di Surakarta tahun 1935, dengan mengutip fatwa dari kitab Fatawa al-Kubra pada bab tentang puasa:
يُعْلَمُ أَنَّ اْلأَفْضَلَ لِمُرِيْدِ التََطَوُّعِ أَنْ يَنْوِيَ اْلوَاجِبَ إِنْ كَانَ عَلَيْهِ وَإِلَّا فَالتَّطَوُّعِ لِيَحْصُلَ لَهُ مَا عَلَيْهِ
Diketahui bahwa bagi orang yang ingin berniat puasa sunnah, lebih baik ia juga berniat melakukan puasa wajib jika memang ia mempunyai tanggungan puasa, tapi jika ia tidak mempunyai tanggungan (atau jika ia ragu-ragu apakah punya tanggungan atau tidak) ia cukup berniat puasa sunnah saja, maka ia akan memperoleh apa yang diniatkannya. (A Khoirul Anam)Wallaahu A'laamu Bis Showaab
10 Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah.
Hari pertama, hari diampuninya nabi Adam. Barangsiapa berpuasa di hari itu akan diampuni segala dosanya.
Hari kedua, hari diterimanya doa nabi Yunus dan dikeluarkannya dari dalam perut ikan. “Barang siapa yang berpuasa pada hari itu, maka akan dapat pahala selama 1 tahun tanpa mendurhakai Allah walaupun sekejap mata.
Hari ketiga, Allah mengabulkan do’anya nabi Zakaria. Barangsiapa yang berpuasa, maka do’anya akan dikabulkan oleh Allah.
Hari keempat, hari dilahirkannya nabi Isa. Barangsiapa pada puasa hari itu, maka Allah akan menghilangkan kesusahan dan kekafirannya dan pada hari kiamat kelak akan dikumpulkan dengan orang yang baik – baik dan mulia.
Hari kelima, hari dilahirkannya nabi Musa. Barangsiapa yang berpuasa, maka akan terhindar dari sifat munafik dan siksa kubur.
Hari keenam, hari dimana Allah membuka pintu kebaikan pada nabi Muhammad Barangsiapa berpuasa pada hari itu, Allah memperhatikan kepadanya dengan penuh kasih sayang.
Hari ketujuh, hari ditutupnya pintu-pintu jahannam dan tidak akan dibuka hingga berlalunya hari kesepuluh. Barangsiapa puasa pada hari itu, Allah menghindarkan dari pahalanya 30 pintu kesukaran dan membukakan baginya 30 pintu kemudahan.
Hari kedelapan, disebut hari Tarwiyah. Barangsiapa puasa pada hari itu, akan diberi pahala yang nilainya hanya Allah yang tahu.
Hari kesembilan, hari Arafah. Barang siapa puasa pada hari itu, Allah mengampuni dosa setahun yang lalu dan tahun yang akan datang.
Hari kesepuluh, hari Raya Idul Adha. Barang siapa berkurban dengan hewan kurban, maka mulai tetesan darah yang jatuh ke tanah Allah mengampuni dosanya dan dosa keluarganya. Dan siapa yang memberi makan orang mukmin atau bersodaqoh, maka Allah akan membangkitkan di hari kiamat dengan selamat dan timbangannya menjadi lebih berat dari gunung Uhud.
Dari Ibnu Abbas ra. Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada hari, di mana Allah mengampuni Nabi Adam as. adalah hari pertama bulan Dzulhijjah, maka siapa shaum pada hari itu, Allah pasti mengampuni segala dosanya.
Pada hari kedua Allah mengabulkan do a Nabi Yunus as, hingga ia keluar dari dalam perut ikan besar. Maka siapa shaum pada hari itu, adalah seperti beribadah setahun, bersih dari perbuatan maksiat dalam ibadahnya, tidak sekejap pun ia berbuat dosa.
Pada hari ketiga, Allah mengabulkan do’a Nabi Zakaria, maka siapa berpuasa pada hari itu, pasti do’anya dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dan pada hari keempat lahirnya Nabi Isa as, maka siapa berpuasa pada hari itu, Allah melenyapkan kesusahan dan kefakirannya, dan kelak di hari Kiamat bersama dengan para perantau yang baik lagi mulia/Safaratul Kiramil Bararah.
Dan pada hari kelima Nabi Musa as lahir, maka siapa berpuasa pada hari itu, terbebas dari sifat nifak dan siksa kubur.
Pada hari keenam Allah Subhanahu wa Ta’ala membuka kebaikan bagi Nabi-Nya (Muhammad), maka siapa berpuasa pada hari itu, Allah memandangnya penuh rahmat, dan sesudah itu tidak disiksa selamanya,
Pada hari ketujuh semua pintu neraka Jahannam ditutup, tiada terbuka sampai habis sepuluh awal bulan Dzulhijjah itu, maka siapa berpuasa pada hari itu Allah menghindarkan darinya 30 pintu kesulitan, dan membukakan baginya 30 pintu kemudahan.
Dan pada hari kedelapan dikenal dengan hari Tarwiyah, maka siapa berpuasa pada hari itu, diberi pahala sebesar-besarya, tiada yang tahu jumlahnya kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pada hari kesembilan, dikenal dengan hari Arafah. Maka barangsiapa yang berpuasa pada hari itu, berarti dapat menebus dosanya pada tahun terdahulu dan tahun mendatang, dan pada hari itulah turunnya ayat terakhir menurut nomor urut turunnya wahyu.
“Pada hari ‘Arafah ini, Aku sempurnakan bagimuagamamu dan Aku cukupkan nikmatKu untukmu, dan Aku ridhoi islam menjadi agamamu”. (Al.Maidah 3)
Dan pada hari kesepuluh, adalah hari raya ‘Idul Adha, siapa mendekat kepada Allah dengan berkurban sesuatu/hewan kurban, maka mulai tetesan darah yang jatuh, Allah swt.
mengampuni dosa-dosanya dan keluarganya, maka siapa mmemberi makan orang mukmin atau bersdekah dengan suatu pemberian, kelak di hari Kiamat ia dibangkitkan oleh Allah dalam keadaan aman, papan timbangannya diberati/dimenangkan dengan amal baik yang berat, melebihi gunung Uhud”.
(Durrotun Nashihin hal 1077)
AMALAN 10 HARI YANG AWAL BULAN DZULHIJJAH DARI KITAB KANZUN NAJAH WAS SURUR
جاء في كتاب كنز النجاح والسرور فيما يقال في ايام العشر من ذي الحجه عن العلامة الونائي رحمه الله تعالى قال في رسالته : روى الطبراني رحمه الله تعالى في معجمه الكبير عن النبي صلى الله تعالى عليه وسلم أنه قال :«من قال في عشر ذي الحجة كل يوم عشر مرات: لا إله إلا الله عدد الدهور، لا إله إلا الله عدد أمواج البحور، لا إله إلا الله عدد النبات والشجر، لا إله إلا الله عدد القطر والمطر، لا إله إلا الله عدد لمح العيون، لا إله إلا الله خيرٌ مما يجمعون، لا إله إلا الله من يومنا هذا إلى يوم يُنفخُ في الصور، غفر له ما تقدّم من ذنبه وما تأخّر». انتهى
(كتاب كنز النجاة والسرور)
Dari Al-'Allamah Al-Wanaiy -rahimahu Allah ta.ala- ia berkata dalam risalahnya : Imam Ath-Thobaroni meriwayatkan dalam kitab al-Mu'jam al-Kabir dari Nabi sholla Allahu 'alaihi wa sallam bahwa sesungguhnya beliau bersabda : Barang siapa mengucapkan disepuluh hari yang awwal dari bulan dzulhijjah setiap hari 10 kali do'a "LAA ILAAHA ILLA ALLAH 'ADADA DDUHUUR , LAA ILAAHA ILLA ALLAH 'ADADA AMWAJIL BUHUUR , LAA ILAAHA ILLA ALLAH 'ADADA NNABAATI WA SSYAJAR , LAA ILAAHA ILLA ALLAH 'ADADIL QOTHRI WAL MATHOR , LAA ILAAHA ILLA ALLAH 'ADADA LAMHIL 'UYUUN , LAA ILAAHA ILLA ALLAH KHOYRUN MIN MAA YAJMA'UUN , LAA ILAAHA ILLA ALLAH MIN YAUMINA HAADZAA ILAA YAUMI YUNFAKHU FI SSHUUR" maka Allah mengampuni dosa yang telah lalu dan dosa yang akan datang.Arti do'a :
Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah sebanyak masa , Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah sebanyak ombak lautan , Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah sebanyak tumbuhan dan pohon , Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah sebanyak tetesan dan air hujan , Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah sebanyak kedipan mata , Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan , Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah mulai hari ini sampai hari ditiupkannya terompet hari kiamat
Disamping itu ada larangan utk puasa sunnah yg brsifat tdk mutlak, yakni
*puasa pd hr jum'at saja( cm 1 hari tnpa disambung ke hari brkutnya) kcuali puasa daud atau dilanjut ke hari selanjutnya
*puasa hari sabtu saja(keterangannya sama sperti hari jum'at)
*puasa hari yg diragukan( ragu untuk penentuan awal ramadhan)
*puasa setahun penuh tanpa henti walau hari2 yg diharamkan..
*puasa tanpa seizin (keridhoan) suami ktika suaminya brada di rumah
*puasa wishol(ngebleng kta org jawa) scara berlanjut
Tanya :
Apakah diharuskan mulai dr 1 dzulhijjah.. Bila bagi akhwat dapat halangan ( mens ) lalu mulai pd tgl 3, apakah boleh?
Ketentuan menjalankan puas sunnah ini gmn geh?
Jawab :
Gak ada keharusan bg perkara sunnah.. Kesunnahan puasa itu sbenernya ada tiap hari kcuali bg hari2 yg diharamkan, terlebih kesunnahan itu bernilai besar ganjarannya ya'ni pada hari hari yg ada nash dalil kesunnahannya..
Dimulai tanggal 3 pun boleh..
Yuk kita amalkan do'a ini ... gak ada kata terlambat ...
sumber:
http://www.islamweb.net/newlibrary/display_book.php…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar