Dinukil dari kitab Tambihul Ghofilin Abul Laits As Samarqondi
" tafakkur sesaat lebih utama daripada ibadah setahun"
Al Faqih -semoga Allah meridhoinya berkata :
" jika seseorang mengharapkan utk mendapatkan keutamaan tafakkur, maka bertafakkurlah dalam lima perkara:
1. tafakkur pada ayat2 dan tanda2 Allah.
2. tafakkur pada nikmat2 Allah.
3. tafakkur pada pahala dari Allah.
4. tafakkur pada siksaan Allah.
5. tafakkur pada kebaikan2 Allah kpdnya dan keberpalingannya dari Allah
" Dan dibumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yaqin ,
dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan? "
(ad dzariyat ayat 20-21)
ketika seorang hamba bertafakkur pada ayat2 dan tanda2, maka dengannya akan menambah keyakinan dan ma'rifat kpd Allah.
Sebagian ulama' bijak ditanyai ttg perbedaan antara al ala' dan an na'ma' (arti ala' dan na'ma' adalah sama, yaitu nikmat2 Allah), kemudian dia berkata :
" semua kenikmatan yg terlihat maka disebut al ala dan semua kenikmatan yg bersifat batin maka disebut na'ma; "
misalnya kedua tangan, kedua tangan adalah ala'-Nya dan kekuatan kedua tangan adalah na'ma'-Nya, wajah adalah ala'-Nya dan indah seta bagusnya wajah adalah na'm'-Nya, mulut adalah ala'-Nya dan bisa merasakan makanan adalah na'ma'-Nya, kedua kaki adalah ala'-Nya dan bisa berjalan adalah na'ma'-Nya.
ketika seorang hamba mempunyai dua kaki tapi tdk punya kekuatan utk berjalan maka dia telah diberi ala' dan tdk diberi na'ma',
otot2 tubuh dan tulang2 adalah ala'-Nya sedangkan sehat dan tenangnya otot dan tulang adalah na'ma'-Nya.
sebagian ulama' berkata : al ala' adalah sampainya na'ma' dan an na'ma' adalah menolak balak.
sebagian yg lain berkata sebaliknya.
dan dikatakan bahwa al ala' dan an na'ma' adalah satu
Allah ta'ala berfirman :
" Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya "
(an nahl ayat 18)
ketika seorang hamba bertafakkur pada nikmat2 Allah maka akan bertambah rasa mahabbah / kecintaan kpd Allah.
karena sesungguhnya tafakkur pada pahala-Nya bisa menambah rasa senang pada pahala dan bersungguh2 dalam mencarinya serta bisa menambah kekuatan dalam ketaatan kepada Tuhannya.
Adapun tafakkur pada siksaan-Nya adalah dengan merenungkan apa yg telah Allah ancamkan kpada musuh2-Nya dineraka kelak, yaitu kehinaan, siksaan dan malapetaka,
karena sesungguhnya dengan mentafakkuri hal tsb bisa menambah rasa takut dan ini bisa menjadi kekuatan utk menolak kemaksiyatan.
serta dengan melihat pada keberpalingan dirinya sendiri dari Allah, bagaimana dia meninggalkan perintah Allah dan melakukan maksiyat kepada-Nya,
karena sesungguhnya tafakkur dalam hal ini bisa menambahkan rasa malu kepada Alah.
Ketika seorang hamba bertafakkur pada kelima hal ini maka dia termasuk orang yg Nabi shollallohu alaihi wasallam berkata di dalamnya :
" Tafakkur sesaat itu lebih baik daripada ibadah setahun"
Dan janganlah engkau tafakkur pada selain lima ini, karena tafakkur pada selain ini bisa menyebabkan was was.
wallohu a'lam.
وَرُوِيَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , أَنَّهُ قَالَ: «تَفَكُّرُ سَاعَةٍ أَفْضَلُ مِنْ عِبَادَةِ سَنَةٍ» .
قَالَ الْفَقِيهُ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ: إِذَا أَرَادَ الْإِنْسَانُ أَنْ يَنَالَ فَضْلَ التَّفَكُّرِ، فَلْيَتَفَكَّرَ فِي خَمْسَةِ أَشْيَاءَ:
أَوَّلُهَا: فِي الْآيَاتِ وَالْعَلَامَاتِ، وَالثَّانِي: فِي الْآلَاءِ وَالنَّعْمَاءِ،
وَالثَّالِثُ: فِي ثَوَابِهِ، وَالرَّابِعُ: فِي عِقَابِهِ، وَالْخَامِسُ: فِي إِحْسَانِهِ إِلَيْهِ وَجَفَائِهِ لَهُ،
dan diriwayatkan dari Rasululloh shollallohu alaihi wasallam sesungguhnya beliau bersabda :" tafakkur sesaat lebih utama daripada ibadah setahun"
Al Faqih -semoga Allah meridhoinya berkata :
" jika seseorang mengharapkan utk mendapatkan keutamaan tafakkur, maka bertafakkurlah dalam lima perkara:
1. tafakkur pada ayat2 dan tanda2 Allah.
2. tafakkur pada nikmat2 Allah.
3. tafakkur pada pahala dari Allah.
4. tafakkur pada siksaan Allah.
5. tafakkur pada kebaikan2 Allah kpdnya dan keberpalingannya dari Allah
فَأَمَّا التَّفَكُّرُ فِي الْآيَاتِ وَالْعَلَامَاتِ فَأَنْ يَنْظُرَ فِي قُدْرَةِ اللَّهِ تَعَالَى، فِيمَا خَلَقَ اللَّهُ تَعَالَى مِنَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَطُلُوعِ الشَّمْسِ مِنْ مَشْرِقِهَا، وَغُرُوبِهَا فِي مَغْرِبِهَا، وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَفِي خَلْقِ نَفْسِهِ كَمَا قَالَ اللَّهُ تَعَالَى:
{وَفِي الأَرْضِ آيَاتٌ لِلْمُوقِنِينَ وَفِي أَنْفُسِكُمْ أَفَلا تُبْصِرُونَ}
[الذاريات: 20-21]
فَإِذَا تَفَكَّرَ الْعَبْدُ فِي الْآيَاتِ وَالْعَلَامَاتِ يَزِيدُ بِهِ يَقِينًا وَمَعْرِفَةً
adapun tafakkur pada ayat2 dan tanda2 adalah dengan merenungkan kekuasaan Allah ta'ala dalam ciptaan-Nya, misalnya langit, bumi, terbitnya matahari dari timur, tenggelamnya matahari di barat, pebedaan saing dan malam dan pencptaan dirinya sendiri sebagaimana firman Allah ta'ala :" Dan dibumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yaqin ,
dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan? "
(ad dzariyat ayat 20-21)
ketika seorang hamba bertafakkur pada ayat2 dan tanda2, maka dengannya akan menambah keyakinan dan ma'rifat kpd Allah.
وَأَمَّا التَّفَكُّرُ فِي الْآلَاءِ وَالنَّعْمَاءِ فَأَنْ يَنْظُرَ إِلَى نِعَمِ اللَّهِ تَعَالَى.
وَسُئِلَ بَعْضُ الْحُكَمَاءِ عَنِ الْفَرْقِ بَيْنَ الْآلَاءِ وَالنَّعْمَاءِ فَقَالَ كُلُّ مَا ظَهَرَ فَهُوَ الْآلَاءُ وَمَا بَطَنَ فَهُوَ النَّعْمَاءُ، وَمِثْلُ ذَلِكَ الْيَدَانِ آلَاؤُهُ، وَقُوَّةُ الْيَدَيْنِ نَعْمَاؤُهُ، وَالْوَجْهُ آلَاؤُهُ، وَحُسْنُ الْوَجْهِ وَالْجَمَالُ نَعْمَاؤُهُ، وَالْفَمُ آلَاؤُهُ، وَطَعْمُ الطَّعَامِ نَعْمَاؤُهُ، وَالرِّجْلَانِ آلَاؤُهُ، وَالْمَشْيُ نَعْمَاؤُهُ فَإِذَا كَانَ لِلْعَبْدِ رِجْلَانِ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ قُوَّةُ الْمَشْيِ، فَقَدْ أُعْطِيَ الْآلَاءَ، وَلَمْ يُعْطَ النَّعْمَاءَ، وَالْعُرُوقُ وَالْعِظَامُ آلَاؤُهُ، وَصِحَّتُهَا وَسُكُونُهَا نَعْمَاؤُهُ.
وَقَالَ بَعْضُهُمْ: الْآلَاءُ إِيصَالُ النِّعْمَةِ، وَالنَّعْمَاءُ دَفْعَ الْبَلِيَّةِ، وَقَالَ بَعْضُهُمْ: عَلَى ضِدِّ هَذَا.
وَيُقَالُ: الْآلَاءُ وَالنَّعْمَاءُ وَاحِدٌ.
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: {وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لا تُحْصُوهَا} [النحل: 18] ، فَإِذَا تَفَكَّرَ الْإِنْسَانُ فِي الْآلَاءِ وَالنَّعْمَاءِ يَزِيدُ الْمَحَبَّةَ،
Adapun tafakkur pada kenikmatan2 maka dengan merenungkan nikmat2 Allah ta'ala kepadanya.Sebagian ulama' bijak ditanyai ttg perbedaan antara al ala' dan an na'ma' (arti ala' dan na'ma' adalah sama, yaitu nikmat2 Allah), kemudian dia berkata :
" semua kenikmatan yg terlihat maka disebut al ala dan semua kenikmatan yg bersifat batin maka disebut na'ma; "
misalnya kedua tangan, kedua tangan adalah ala'-Nya dan kekuatan kedua tangan adalah na'ma'-Nya, wajah adalah ala'-Nya dan indah seta bagusnya wajah adalah na'm'-Nya, mulut adalah ala'-Nya dan bisa merasakan makanan adalah na'ma'-Nya, kedua kaki adalah ala'-Nya dan bisa berjalan adalah na'ma'-Nya.
ketika seorang hamba mempunyai dua kaki tapi tdk punya kekuatan utk berjalan maka dia telah diberi ala' dan tdk diberi na'ma',
otot2 tubuh dan tulang2 adalah ala'-Nya sedangkan sehat dan tenangnya otot dan tulang adalah na'ma'-Nya.
sebagian ulama' berkata : al ala' adalah sampainya na'ma' dan an na'ma' adalah menolak balak.
sebagian yg lain berkata sebaliknya.
dan dikatakan bahwa al ala' dan an na'ma' adalah satu
Allah ta'ala berfirman :
" Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya "
(an nahl ayat 18)
ketika seorang hamba bertafakkur pada nikmat2 Allah maka akan bertambah rasa mahabbah / kecintaan kpd Allah.
وَأَمَّا التَّفَكُّرُ فِي ثَوَابِهِ فَهُوَ أَنْ يَتَفَكَّرَ فِي ثَوَابِ مَا أَعَدَّ اللَّهُ لِأَوْلِيَائِهِ، فِي الْجَنَّةِ مِنَ الْكَرَامَاتِ، فَإِنَّ التَّفَكُّرَ فِي ثَوَابِهِ يَزِيدُهُ رَغْبَةً فِيهَا، وَاجْتِهَادًا فِي طَلَبِهَا، وَقُوَّةً فِي طَاعَةِ رَبِّهِ،
وَأَمَّا التَّفَكُّرُ فِي عِقَابِهِ، فَهُوَ أَنْ يَتَفَكَّرَ فِيمَا أَعَدَّ اللَّهُ لِأَعْدَائِهِ فِي النَّارِ مِنَ الْهَوَانِ، وَالْعُقُوبَةِ، وَالنَّكَالِ، فَإِنَّ التَّفَكُّرَ فِي ذَلِكَ يَزِيدُهُ رَهْبَةً، وَيَكُونُ لَهُ قُوَّةٌ عَلَى الِامْتِنَاعِ مِنَ الْمَعَاصِي
Adapun tafakkur pada pahala-Nya adalah dengan merenungkan pahala yg telah dijanjikan Allah kpd kekasih2-Nya di syurga, yaitu berupa kemuliaan2.karena sesungguhnya tafakkur pada pahala-Nya bisa menambah rasa senang pada pahala dan bersungguh2 dalam mencarinya serta bisa menambah kekuatan dalam ketaatan kepada Tuhannya.
Adapun tafakkur pada siksaan-Nya adalah dengan merenungkan apa yg telah Allah ancamkan kpada musuh2-Nya dineraka kelak, yaitu kehinaan, siksaan dan malapetaka,
karena sesungguhnya dengan mentafakkuri hal tsb bisa menambah rasa takut dan ini bisa menjadi kekuatan utk menolak kemaksiyatan.
وَأَمَّا التَّفَكُّرُ فِي إِحْسَانِهِ إِلَيْهِ، فَهُوَ أَنْ يَتَفَكَّرَ فِي إِحْسَانِ اللَّهِ تَعَالَى، وَهُوَ مَا سَتَرَ عَلَيْهِ مِنْ ذُنُوبِهِ، وَلَمْ يُعَاقِبْهُ بِهَا، وَدَعَاهُ إِلَى التَّوْبَةِ، وَيَنْظُرُ فِي جَفَاءِ نَفْسِهِ كَيْفَ تَرَكَ
أَوَامِرَهُ، وَارْتَكَبَ مَعَاصِيهِ، فَإِنَّ التَّفَكُّرَ فِي ذَلِكَ يَزِيدُ الْحَيَاءَ وَالْخَجَلَ،
فَإِذَا تَفَكَّرَ فِي هَذِهِ الْخَمْسَةِ أَشْيَاءَ، فَهُوَ مِنَ الَّذِينَ
قَالَ فِيهِمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «تَفَكُّرُ سَاعَةٍ خَيْرٌ مِنْ عِبَادَةِ سَنَةٍ» .
وَلَا يُتَفَكَّرُ فِيمَا سِوَى ذَلِكَ فَإِنَّ التَّفَكُّرَ، فِيمَا سِوَى ذَلِكَ وَسْوَسَةٌ.
Adapun tafakkur pada kebaikan2-Nya kepadanya adalah dengan mentafakkuri kebaikan Allah ta'ala yaitu dosa2 yg telah Allah tutupi dan tdk disiksa sebabnya, dan Allah mengajaknya utk bertaubat .serta dengan melihat pada keberpalingan dirinya sendiri dari Allah, bagaimana dia meninggalkan perintah Allah dan melakukan maksiyat kepada-Nya,
karena sesungguhnya tafakkur dalam hal ini bisa menambahkan rasa malu kepada Alah.
Ketika seorang hamba bertafakkur pada kelima hal ini maka dia termasuk orang yg Nabi shollallohu alaihi wasallam berkata di dalamnya :
" Tafakkur sesaat itu lebih baik daripada ibadah setahun"
Dan janganlah engkau tafakkur pada selain lima ini, karena tafakkur pada selain ini bisa menyebabkan was was.
wallohu a'lam.
تنبيه الغافلين
ابو الليث السمرقندى
Tafakur
kpd Allah itu sebenarnya perjalanan memfanakan diri dr kesadaran hingga
tenggelam dlm cahaya Ilahi, disaat itulah diri tdk merasakan adanya
diri, hnya merasakan nikmat yg tak pernah dirasakan didunia, bila sdh
mencapai puncaknya disitulah Allah swt akan membuka hijab hingga
terlihatlh lautan cahaya & Allah swt akan memperdengarka sesuatu yg
blm pernah terdengar didunia.. Barakallahu ta'ala
Bertafakur
itu setiap saat karena qolbu yang diperjalankannya menuju ridhaNya
Ilahi, akan halnya syari'at adalah ibadahnya jasmani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar