Sabtu, 20 Oktober 2018

Mengapa jarang ditemukan lambang tauchid diacara Pesantren NU


Mengapa kita jarang sekali temukan lambang-lambang bertorehkan kalimat tauhid di acara-acara lingkungan pesantren NU ?

Lihat saja saat ada pagelaran imtihan, haflah, haul, istighotsah, maulid akbar, atau sejenisnya. Jarang sekali kita lihat kalimat tauhid tercetak di bendera, spanduk, kaos, peci, koko, sorban, apalagi ikat kepala.
Mengapa?
Bukankah kalimat tauhid itu luhur?
Apakah kalangan pesantren kurang ghirah keislamannya?
Apakah mereka tidak bangga dengan ketauhidannya?
Atau jangan-jangan mereka tidak suka kalimat tauhid?



Mari kita bahas,


Sebelumnya, Ada satu hal yang musti dipahami. Justru para kiai dan santri itu mungkin lebih akrab dengan kalimat tauhid dari pada mereka yg justru mengibarkan sebagai bendera kemana-mana.
 

Dalam tradisi Islam..
Selain dikumandangan lima kali sehari saat adzan,
Bagi Kaum Nahdhiyin kalimat tauhid diwiridkan dan diendapkan di alam bawah sadar mereka, secara berjamaah tiap usai Sholat, belum lagi jika ada yang mengamalkan wirid tahlil juga lainya.
Kembali lagi...

Sebab Ikhtyath..
Ikhtiyath bisa kita sebut sebagai tradisi moral kalangan Ulama yg di wariskan kpd santri dalam berfikih.
Ikhtiyath inilah yang membuat mereka pendahulu kita.
- Membuat kobokan kaki di luar tempat wudhu sebelum masuk masjid, - Membuat serambi ato aula sebelum masuk masjid,
- Pelafalan niat sebelum takbiratul ihram,
- Niat "jamah" puasa setelah Taraweh, dll.
Apalagi dalam kaitannya dengan kalimat tauhid. Ada kehati-hatian fikih bagi kalangan NU agar tidak sembrono meletakkan kalimat suci tersebut di sembarang tempat.
Bagi NU, kalimat tauhid adalah jimat dunia akhirat yang sangat luhur. Ia tidak boleh tercecer, tergeletak, terbuang, apalagi buat kampanye politik.
Bagi kalangan pesantren, kalimat tauhid hanya boleh dicantumkan di tempat-tempat spesial yang sekiranya bisa terjaga kehormatannya.
 

Itulah Mengapa NU sangat ketat dalam hal ikhtiyath perkara tauhid.
Maka bagi teman-teman yang sedang hobi menunjukkan identitas keislaman dengan atribut berlabel kalimat tauhid, dan sampai menuduh suatu kelompok benci Bendera Tauhid.
Sebab kalimat Tauhid sudah terpatri kuat di dalam sanubari beliau-beliau para kiyai-kyai NU yang di wariskan ke generasi penerus yabgg di abadikan dalam kegiatan keagamaan, bukan sekedar hanya Simbol yang eluk-eluk kan dg triakan Takbir dan Khilafah


Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar