Jumat, 17 Maret 2017

Hasil Musyawarah 99 Ulama Khos Nahdlatul Ulama di Sarang Rembang



5 Risalah Hasil Musyawarah 99 Ulama Khos Nahdlatul Ulama di Rembang (Risalah Rembang)

Hasil Musyawarah 99 Ulama Khos Nahdlatul Ulama

Para ulama khas Nahdlatul Ulama mengadakan silaturahim di Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Kabupaten Rembang Jawa Tengah pada Kamis (16/3/2017). Silaturahim tersebut membuah hasil dengan nama "Risalah Sarang". Berikut isinya:

ﺑِﺴْﻢِﺍﻟﻠَّﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴﻢِ


ﺃُﺩْﻉُ ﺇِﻟَﻰٰ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺭَﺑِّﻚَ ﺑِﺎﻟْﺤِﻜْﻤَﺔِ ﻭَﺍﻟْﻤَﻮْﻋِﻈَﺔِ ﺍﻟْﺤَﺴَﻨَﺔِ ۖ ﻭَﺟَﺎﺩِﻟْﻬُﻢْ ﺑِﺎﻟَّﺘِﻲ ﻫِﻲَ ﺃَﺣْﺴَﻦُ ۚ ﺇِﻥَّ ﺭَﺑَّﻚَ ﻫُﻮَ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﺑِﻤَﻦْ ﺿَﻞَّ ﻋَﻦْ ﺳَﺒِﻴﻠِﻪِ ۖ ﻭَﻫُﻮَ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﺑِﺎﻟْﻤُﻬْﺘَﺪِﻳﻦَ ( ﺍﻟﻨﺤﻞ : ١٢٥ )


Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
(An-Nahl: 125)
 

ﻭَﻣَﺎ ﺃَﺭْﺳَﻠْﻨَﺎﻙَ ﺇِﻟَّﺎ ﺭَﺣْﻤَﺔً ﻟِﻠْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦَ  ( ١٠٧ : ﺍﻷﻧﺒﻴﺎﺀ )

“Kami (Allah) tidak mengutus engkau (Muhammad ) kecuali sebagai pembawa rahmat bagi semesta”
(QS. Al-Anbiya`: 107)

مَا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَىٰ رَسُولِهِ مِنْ أَهْلِ الْقُرَىٰ فَلِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ كَيْ لَا يَكُونَ دُولَةً بَيْنَ الْأَغْنِيَاءِ مِنْكُمْ ۚ وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ ( ﺍﻟﺤﺸﺮ : ٧ )

Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.
(Al-Hasyr: 7)

ﻳٰۤﺎَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺍٰﻣَﻨُﻮﺍ ﺍِﻥ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢ ﻓَﺎﺳِﻖٌ ﺑِﻨَﺒَﺎٍ ﻓَﺘَﺒَﻴَّﻨُﻮﺍ ﺍَﻥ ﺗُﺼِﻴﺒُﻮﺍ ﻗَﻮﻣًﺎ ﺑِﺠَﻬَﺎﻟَﺔٍ ﻓَﺘُﺼﺒِﺤُﻮﺍ ﻋَﻠٰﻰ ﻣَﺎ ﻓَﻌَﻠﺘُﻢ ﻧٰﺪِﻣِﻴﻦَ ‏( ﺍﻟﺤﺠﺮﺍﺕ : ٦ ‏)


Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
(Al –Hujurat: 6)

ﻻَﺧَﻴْﺮ ﻓِﻲ ﻛَﺜِﻴْﺮٍ ﻣِﻦْ ﻧَﺠْﻮَﺍﻫُﻢ ﺇﻻَّ ﻣَﻦْ ﺃَﻣَﺮَ ﺑِﺼَﺪَﻗَﺔٍ ﺃَﻭْ ﻣَﻌْﺮُﻭْﻑٍ ﺃًﻭْ ﺇِﺻْﻼَﺡٍ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟﻨَّﺄﺱِ ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﻔْﻌَﻞْ ﺫَﻟِﻚَ ﺇِﺑْﺘِﻐَﺎﺀَ ﻣَﺮْﺿَﺎﺕِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻓَﺴَﻮْﻑَ ﻧُﻮْﺗِﻴْﻪِ ﺃَﺟْﺮﺍ ﻋَﻈِﻴْﻤﺎ

( ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ : ١١٤ )


Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahalanya yang besar.
(An Nisa: 114)

ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ  ﻟَﻢْ ﻳَﺒْﻌَﺜْﻨِﻲ ﻣُﻌَﻨِّﺘًﺎ ﻭَﻻ ﻣُﺘَﻌَﻨِّﺘًﺎ  ﻭَﻟَﻜِﻦْ  ﺑَﻌَﺜَﻨِﻲ ﻣُﻌَﻠِّﻤًﺎ  ﻣُﻴَﺴِّﺮً ( ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ )


“Sesungguhnya Allah tidak mengutusku (Muhammad ) sebagai orang yang mempersulit atau memperberat para hamba. Akan tetapi Allah mengutusku sebagai pengajar yang memudahkan.
(HR. Muslim).
 

ﺇِﻧَّﻤَﺎﺑُﻌِﺜْﺖُ ﻟِﺄُﺗَﻤِّﻢَ ﻣَﻜَﺎﺭِﻡَ ﺍﻟْﺄَﺧْﻠَﺎﻕِ

( ﺭﻭﺍﻩ ﺑﻴﻬﻘﻲ )


“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia” (HR. Al-Baihaqi)
 
Rasulullah bersabda:
 

اِرْحَمْ مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكَ مَنْ فِي السَّمَاءِ


“Sayangilah makhluk yang ada dibumi, niscaya yang ada dilangit akan menyayangimu”.

(Hadits Shahih, Riwayat ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir, Lihat Shahiihul jaami’ no. 896).
 

ﺍﻟﺮَّﺍﺣِﻤُﻮﻥَ ﻳَﺮْﺣَﻤُﻬُﻢْ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤﻦ إﺭْﺣَﻤُﻮﺍ ﻣَﻦْ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﻳَﺮْﺣَﻤْﻜُﻢْ ﻣَﻦْ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ )


“Orang-orang yang menyayangi sesama, Sang Maha Penyayang menyayangi mereka. Sayangilah semua penduduk bumi niscaya penduduk langit akan menyayangimu” (HR. At-Tirmidzi)

ﻓَﺎﺍﻝ ﺗَّﻔَﺮُﻕُ ﺳَﺒَﺐُ ﺍﻟﻀُﻌْﻒِ ﻭَﺍﻟﺠِﺬْﻻَﻥِ ﻭَﺍﻟﻔَﺼْﻞِ ﻓِﻲ ﺟَﻤِﻴْﻊِ ﺍﻷَﺯْﻣﺎَﻥِ . ﺑَﻞْ ﻫُﻮَ ﻣَﺠْﻠَﺒَﺔُ ﺍﻟﻔَﺴَﺎﺩِ ﻭَﻣَﻄِﻴَّﺔُ ﺍﻟﻜَﺴَﺎﺩِ ﻭَﺩَﻋِﻴَّﺔُ ﺍﻟﺨَﺮَﺏِ ﻭﺍﻟﺪِّﻣَﺎﺭِ، ﻭَﺩَﺍﻫِﻴَﺔُ ﺍﻟﻌَﺎﺭِ ﻭَﺍﻟﺴَّﺘَّﺎﺭِ .

ﻓَﻜَﻢْ ﻣِﻦْ ﻋَﺎ ﺋِﻼَﺕٍ ﻛَﺒِﻴْﺮَﺓٍ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻓِﻲ ﺭَﻏَﺪٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻐَﻴْﺶِ ﻭَﺑُﻴُﻮْﺕٍ ﻛَﺜِﻴْﺮَﺓٍ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﺃﻫِﻠَﺔً ﺑِﺄَﻫْﻠِﻬَﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﺇِﺫَﺍ ﺩَﺑَّﺖْ ﻓِﻴْﻬِﻢ ﻋَﻘَﺎﺭِﺏُ ﺍﻟﺘَّﻨَﺰُﻉِ ﻭَﺳَﺮَﻯ ﺳُﻤُّﻬَﺎ ﻓِﻲ ﻗُﻠُﻮْﺑِﻬِﻢ، ﻭَﺃَﺧَﺬَ ﻣِﻨْﻬُﻢُ ﺍﻟﺸَﻴْﻄَﺎﻥُ ﻣَﺄْﺧَﺬَﻩُ ﺗَﻔَﺮَّﻗُﻮْﺍ ﺷَﺬَﺭَ ﻣَﺬَﺭَ ﻓَﺄَﺻْﺒَﺤَﺖْ ﺑُﻴُﻮْﺗَﻬُﻢْ ﺧَﺎﻭِﻳَﺔً ﻋَﻠَﻰ ﻋُﺮُﻭْﺳِﻬَﺎ

( ﺍﻟﺮﺋﻴﺲ ﺍﻷﻛﺒﺮ ﻟﺠﻤﻌﻴﺔ ﻧﻬﻀﺔ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﺍﻟﺸﻴﺞ ﺍﻟﻌﺎﻟﻢ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﻫﺎﺷﻢ ﺃﺷﻌﺮﻱ , ﻣﻘﺪﻣﺔ ﺍﻟﻘﺎﻧﻮﻥ ﺍﻷﺳﺎﺳﻲ ﻟﺠﻤﻌﻴﺔ ﻧﻬﻀﺔ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ )


Perpecahan adalah penyebab kelemahan, kekalahan dan kegagalan di sepanjang zaman.

Bahkan pangkal kehancuran dan kemacetan, sumber keruntuhan dan kebinasaan, dan penyebab kehinaan dan kenistaan. Betapa banyak keluarga keluarga besar, semula hidup dalam keadaan makmur, rumah-rumah penuh dengan penghuni, sampai satu ketika kalajengking perpecahan merayapi mereka, bisanya menjalar meracuni hati mereka dan syaithan pun melakukan perannya, mereka kocar-kacir tak karuan. Dan rumah-rumah mereka runtuh berantakan.

(Rais Akbar Jamiyah Nahdlatul Ulama Hadlratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari, Muqaddimah Qanun Asasi)


Sayangilah Makhluk di Bumi

Rasulullah SAW sebelum diangkat menjadi nabi dan rasul, beliau di gembleng ahlaqnya dulu oleh Allah SWT sehingga beliau mendapat julukan "Al Amin" sebelum diangkat manjadi nabi dan rasul.
Bahkan julukan itu datang dari orang non muslim(Luar biasa)
Ini menjukkan bahwa sebelum belajar ilmu pengetahuan belajarlah dulu Ilmu ahlaq.
Sehingga ada istilah

"Mang-agama-kan aqal jangan meng-akali agama".

Ketika akal sudah beragama maka tindak laku akan terkontrol dengan agama, maka lahirlah sikap dan sifat watadhuk, tatakerama dan saling mengasihi sesama mahluk termasuk mengasihi alam.


Rasulullah bersabda:

اِرْحَمْ مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكَ مَنْ فِي السَّمَاءِ


“Sayangilah makhluk yang ada dibumi, niscaya yang ada dilangit akan menyayangimu”.

(Hadits Shahih, Riwayat ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir, Lihat Shahiihul jaami’ no. 896).

Penjelasan

Hadits ini menjelaskan akan keutamaan sifat kasih sayang, yang selayaknya setiap Mukmin berhiasi diri dengan akhlak yang mulia ini.

Penjelasan hadits ini ada dalam redaksi lain, di mana Rasulullah bersabda: “Orang-orang penyayang, pasti disayangi Allah. Maka sayangilah setiap penduduk bumi, niscaya engkau akan di sayangi oleh penghuni langit -yakni para malaikat-. (HR Abu Daud, Lihat Shahihul jami’ 3522).

Ketahuilah “Sesungguhnya Allah menyayangi hamba-hambaNya yang penyayang“(HR Bukhori Muslim).

Dan Pahamilah saudaraku….”Tak mengherankan jika seseorang mencintai Allah, yang sungguh sungguh sangat mengherankan adalah tatkala Allah mencintainya”.

Apabila Allah mencintai seorang hamba, Dia akan memanggil jibril,seraya berkata…”Sungguh Aku mencintai fulan, maka cintailah ia”. Jibripun bergegas dgn serta merta mencintainya, dan berseru dgn lantang pada penghuni langit “Allah mencintai si fulan, maka cintailah ia…!!!”. Penghuni langitpun seketika itupun mencintainya.Setelah itu di bumi, ia pun di cintai manusia “. (HR Muslim.)

Mari kita Ilmui…!! Bahwa sifat penyayang merupakan pertanda kesempurnaan iman seseorang.

Suatu hari Rasulullah bertutur “Tidak akan sempurna keimanan kalian hingga kalian saling menyayangi”.

Para Sahabat lantas menimpali “Wahai Rasulullah, kami semua adalah penyayang.”

“Kasih sayang yang di maksud bukanlah kasih sayang antar sesama kalian saja,”…belaiupun meluruskan…

“melainkan kasih sayang kepada seluruh manusia dan seluruh makhluk.”….,(HR at-Thabrani)

Oleh sebab itulah hadits ini lebih umum dari hadits ke delapan sebelumnya, yang bukan hanya menyayangi sesama manusia dari orang tua, istri, suami, anak, tetangga, sahabat, faqir miskin dan orang-orang lemah, bahkan binatang, tumbuhan atau makhluk lain disekitar kita sekalipun.

Rasul kita adalah hamba paling sempurna kasih sayanggnya. Beliaulah sosok yang lemah lembut, dermawan, penuh cinta, romantis dan pandai berhalus kata.

“Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam” (al-anbiyaa :107)
 
Sayangi yang Ada di Bumi, Engkau Disayangi Penduduk Langit

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مَنْ لَا يَرْحَمْ مَنْ فِي الْاَرْضِ لَا يَرْحَمْهُ مَنْ فِي السَّمَاءِ –الطبراني


Artinya: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah bersabda, ”Barangsiapa tidak menyayangi siapa (yang berada) di bumi maka tidak menyayanginya siapa (yang berada) di langit”. (Riwayat Ath Thabarani, dan dishahihkan oleh Al Hafidz As Suyuthi)

Al Allamah Al Munawi menjelaskan bahwa yang dalam riwayat yang lain disebutkan penduduk langit sebagai ganti daripada siapa (yang berada) di langit.

Dalam syarh Al Hikam disebutkan, bahwa seseorang bermimpi bertemu dengan dengan saudaranya yang telah wafat, kemudian ia pun bertanya mengenai perihalnya, ”Apa yang telah Allah lakukan terhadapmu?” Saudaranya itu pun menjawab,”Allah mengampuniku dan menyayangiku, hal itu disebabkan saat aku melalui jalanan di Baghdad dalam keadaan hujan deras, aku menyaksikan seekor kucing kedinginan, aku pun merasa kasihan lalu aku ambil dia dan kuletakkan dibalik pakaiannku.” (Lihat, Faidh Al Qadir, 6/239)
 
Banyak kisah cinta dan sayangnya, yang takan cukup tertuliskan sekedarnya.itulah Rasulullah suri tauladan kita, tinggal kita lah yang mau mengkajinya dan mengikutinya.
 
Bismillahirrahmanirrahim

1. Nahdlatul Ulama senantiasa mengawal Pancasila dan NKRI serta keberadaannya tidak dapat bisa dipisahkan dari keberadaan NKRI itu sendiri. Nahdlatul Ulama mengajak seluruh ummat islam dan bangsa
Indonesia untuk senantiasa mengedepankan pemeliharaan negara dengan menjaga sikap moderat dan bijaksana dalam menanggapi berbagai masalah. Toleransi, demokrasi dan terwujudnya akhlakul karimah dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat harus terus diperjuangkan bukan hanya demi keselamatan dan harmoni kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat di Indonesia ini saja, tetapi juga sebagai inspirasi bagi dunia menuju solusi masalah-masalah peradaban yang dihadapi dewasa ini.

2. Lemahnya penegakan hukum dan kesenjangan ekonomi merupakan sumber-sumber utama kegelisahan masyarakat selain masalah-masalah sosial seperti budaya korupsi, rendahnya mutu pendidikan dan sumberdaya manusia, meningkatnya kekerasan dan kemerosotan moral secara umum. Pemerintah diimbau agar menjalankan kebijakan-kebijakan yang lebih efektif untuk mengatasi masalah-masalah tersebut termasuk dengan menerapkan kebijakan-kebijakan yang lebih berpihak kepada yang lemah (affirmatif) seperti reformasi agraria, pajak progresif, pengembangan strategi pembangunan ekonomi yang lebih menjamin pemerataan serta pembangunan hukum ke arah penegakkan hukum yang lebih tegas dan adil dengan tetap menjaga prinsip praduga tak bersalah dalam berbagai kasus yang muncul. Penyelenggaraan negara oleh pemerintah dan unsur-unsur lainnya harus senantiasa selaras dengan tujuan mewujudkan maslahat bagi seluruh rakyat (tasharraful imam manutun bi maslahatirroiyyah).

3. Perkembangan teknologi informasi, termasuk internet dan media-media sosial, serta peningkatan penggunaannya oleh masyarakat membawa berbagai manfaat seperti sebagai sarana silaturahmi nasrul ilmi taawwun alal birri dan sebagainya, tetapi juga mendatangkan dampak-dampak negatif seperti cepatnya penyebaran fitnah dan seruan seruan kebencian, propaganda radikalisme, pornografi, dan halhal lain yang dapat merusak moral dan kerukunan masyarakat. Pemerintah diimbau untuk mengambil langkah-langkah yang lebih efektif baik dalam mengatasi dampak-dampak negatif tersebut maupun pencegahanpencegahannya. Pada saat yang sama para pemimpin masyarakat dihimbau untuk terus membina dan mendidik masyarakat agar mampu menyikapi informasiinformasi yang tersebar secara lebih cerdas dan bijaksana sehingga terhindar dari dampak-dampak negatif tersebut.

4. Para pemimpin negara, pemimpin masyarakat, temasuk pemimpin
Nahdlatul Ulama agar senantiasa menjaga kepercayaan masyarakat dengan senantiasa arif dan bijaksana dalam menjalankan tugas masing-masing dengan penuh tanggung jawab adil dan amanah dengan menomorsatukan kemaslahatan masyarakat dan NKRI.

5. Para ulama dalam majlis ini mengusulkan diselenggarakannya forum silaturrahmi di antara seluruh elemen-elemen bangsa untuk mencari solusi berbagai permasalahan yang ada, mencari langkah-langkah antisipatif terhadap kecenderungan-kecenderungan perkembangan di masa depan serta rekonsiliasi diantara sesama saudara sebangsa. Nahdlatul Ulama diminta untuk mengambil inisiatif bagi terwujudnya forum tersebut.

ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻤﻮﻓﻖ ﺇﻟﻰ ﺃﻗﻮﻡ ﺍﻟﻄﺮﻳﻖ


Sarang, 16 Maret 2017

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar