Minggu, 04 Januari 2015
Suka Maulud dapat Hidayah
Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (ASWAJA)Kisah Keutamaan MaulidSyeikh Abdul
Wahid bin Ismail bercerita, bahwa di Mesir dahulu, ada seorang laki-laki
yang setiap tahun mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad
Saw.Disebelah laki-laki tadi, ada tetangganya yang beragama Yahudi,
isteri Yahudi ini berkata kepada suaminya: "Mengapa, tetangga kita yang
muslim itu, setiap bulan ini (Rabi'ul Awwal) membelanjakan harta yang
banyak?" Suami Yahudi itu menjawab, "Itu adalah karena dia beranggapan
bahwa dalam bulan inilah nabinyadilahirkan, dia melakukan hal tersebut
karena senang dengan nabinya dan memuliakan hari kelahirannyaSyeikh
Abdul Wahid bin Ismail melanjutkan ceritanya.Kedua suami isteri pun
diam, kemudian keduanya tidur. Dalam tidurnya, isteri Yahudi itu
bermimpi ia melihat ada seorang laki-laki yang begitu tampan dan agung,
berwibawa dan sangat dimuliakan memasuki rumah tetangganya yang Muslim
itu. Dan di kanan kiri laki-laki tersebut ada serombongan dari
sahabatnya. Mereka menghormati dan mengagungkan laki-laki
tersebut.Wanita itu pun bertanya kepada pada salah seorang diantara
anggota rombongan itu, "Siapalaki-laki yang tampan ini?"Orang itu
menjelaskan bahwa itulah Rasulullah Saw. Beliau masuk kerumah ini untuk
mengucapkan salam kepada penghuni rumah inidan menemui mereka yang telah
menunjukkan rasa suka-cita mereka atas kelahiran beliau.Wanita Yahudi
itu pun berkata lagi, "Maukah orang itu berbicara denganku apabila aku
mengajaknya bicara ?" Laki-laki tadi menjawab,"Sudah tentu beliau
mau."Wanita Yahudi itupun lantas mendekati Nabi Muhammad Saw dan
menyapanya, "Wahai Muhammad!" lantas Nabi pun menjawab,"LABBAIKI (aku
sambut panggilanmu)."Wanita itu pun berkata, " Engkau menjawab orang
sepertiku dengan TALBIYAH, sedangkan aku bukan mengikuti agamamu dan
akupun termasuk salah satu musuh-musuhmu."Nabipun bersabda kepadanya,
"Demi Dzat Yang telah mengutusku dengan haq menjadi Nabi, aku tidak
menjawab panggilanmu sehingga aku mengerti bahwasanya Allah telah
memberi hidayah atasmu."Wanita itupun berucap, "Sesungguhnya Tuan memang
benar seorang Nabi yang mulia yang berpribadi agung, celakalah orang
yang menyelisihi perintahmu dan merugilah orang yang tidak mengerti
pangkatmu. Ulurkanlah tanganmu, Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain
Allah dan Engkau adalah Rasulullah Saw."Dalam hatinya, wanita itu
berjanji kepada Allah, berniat bahwa nanti besok pagi, ia akan
bersedekah dengan seluruh harta yang ia miliki dan melaksanakan jamuan
untuk memperingati Maulid Nabi Shallallaahu Alaihi Wasallam, sekaligus
sebagai perwujudan rasa syukur atas keislamannya dan mimpinya malam
ituAkan tetapi, diluar dugaan begitu bangun pagi ia melihat suaminya
sudah sibuk untuk menyiapkan suatu perjamuan, ia begitu rajin
danserius.Wanita itupun heran dengan apa yang dilakukan suaminya seraya
berkata, "Ada apa gerangan kulihat engkau begitu sibuk dan bersemangat
pagi ini?" si suami menjawab, "Karena orang yang kau lihat malam tadi,
yang mana engkau masuk Islam dihadapan beliau."Dia bertanya kepada
suaminya, "Siapa gerangan yang telah membukakan engkau rahasia ini
(ihwal impiannya) dan memperlihatkannya kepada engkau?"Si suamipun
berkata, "Yaitu Nabi Muhammad yang mana aku masuk Islam setelah Engkau
dihadapan beliau Saw. Beliaulah Nabi yang diterima syafaatnya kelak
untuk orang yang bershalawat dan salam atas beliau."SumberKitab Maulid
Syeikh Ahmad bin Al Qasim (terkenal dengan nama Maulid Syaraful Anam) ,
yang disyarahi oleh Syeikh Nawawi Al Jawi dengan nama: Fat_hush Shamad
al Alim 'alaa Maulidisysaikh Ahmad bin al Qasim (halaman 44-46).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar