Dalam tubuh Nahdlatul ‘Ulama, kepemimpinan tertinggi diduduki oleh seorang Rois Am.
Namun, jangan disangka jabatan ini sebagai jabatan prestisius yang akan diperebutkan
oleh orang yang mendudukinya. Fakta sejarah telah berbicara, posisi
Rois Am diterima tidak dengan riang gembira, melainkan dengan kesedihan
dan deraian air mata.
Tercatat, Ketika Syaikhona Mbah Bisyri Syansuri RA, selaku Rois Am wafat pada
tahun 1980 padahal amanah yang beliau emban belumlah selesai masanya.
Maka digelarlah Munas Alim-Ulama 1981 di Kaliurang, Jogja. Dan hasilnya:
tidak ada seorang Kyai-pun berani menggantikan beliau sebagai Rais Am.
Adalah Kyai As’ad Syamsul Arifin Situbondo yang pertama dipandang paling layak untuk menduduki posisi Rois Am selanjutnya.
Namun, beliau menolak sejadi-jadinya. Bahkan beliau sangat tegas
menyatakan penolakannya. Kalimat terkenal yang beliau ucapkan ’’Walaupun
Malaikat Jibril turun sendiri dan menyuruh saya jadi Rais Am, saya
tidak akan mau!’’
Maka, para Kyai saat itu segera mengalihkan
perhatiannya kepada sosok tokoh mumpuni yang luar biasa yaitu, Kyai
Mahrus Ali Lirboyo Kediri. Bukan persetujuan yang didapat melainkan
penolakan yang lebih keras lagi dari beliau. ’’Jangankan Malaikat
Jibril, Malaikat Izrail sekalipun yang turun menodong saya jadi Rais Am,
saya tidak akan mau!’’
Kebingungan melanda para Kyai, hingga
akhirnya diputuskan secara aklamasi untuk mengangkat Kyai Ali Ma’shum
Krapyak Jogja yang waktu itu tidak hadir dalam pertemuan ini sehingga
tidak bisa menolak.
Lalu para Kyai mengutus Gus Mus Rembang (KH
Musthofa Bisri) ke Krapyak untuk menyampaikan kesepakatan itu dan
membujuk gurunya agar bersedia menerima.
Penolakan juga
dilakukan oleh Kyai Ali Ma’shum. Bahkan beliau tidak mau keluar kamar
dan menangis seharian. Dengan sabar, Gus Mus membujuk hingga akhirnya,
Syaikhona Mbah Kyai Ali Ma’shum dengan deraian air mata menyatakan
kesanggupannya.
“ Rois Am bukanlah jabatan yang saya kehendaki.
Namun, jika saya lari dari tanggungjawab ini, saya khawatir jika
mendapat dosa besar”.
Kisah amazing ini, kini terulang dengan
situasi yang berbeda. Saat Syaikhona Mbah Maimun Zubair menolak amanah
sebagai Rois Am atas putusan Ahlul Halli Wal Aqdi, beliau meminta agar
Syaikhona Mbah Mustofa Bisri untuk menjadi Rois Am.
Dan ternyata, beliau dengan sangat santun menolak amanah ini.
Teladan yang luar biasa... sungguh luar biasa..... ko gagah gagahan ngustad jaman now......... begitu mudahnya bersumpah .......wooow..
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar