Kamis, 07 Maret 2019

Toleransi di zaman nabi

Saya cuma mau cerita sedikit..
Dulu.. ABU LAHAB mempunyai Putri yang Alim, namanya DARROH,.
Ikut hijroh dengan Nabi ﷺ , saat perjalanan Hijroh dia "DIBULLY" dengan Perempuan-perempuan yang ikut hijroh lainnya, "imanmu tidak akan diterima oleh Alloh, sebab Bapakmu itu Kafirnya dinash oleh Qur'an". Kata mereka.
Dia sedih, lalu melaporkan perkataan itu kepada Nabi,. Nabi ﷺ "marah", "bagaimana mungkin kalian menyakiti keluarga saya didepan mata saya?."
Setelah itu, para Sahabat Toleransi, setiap sholat jamaah kok DARROH menjadi makmum, maka Imam tidak membaca surat "TABBAT YADAA ABI LAHAB..".
Untuk menghormati dan supaya DARROH tidak tersinggung,.

Hanya bertanya..
Apakah bisa dikatakan para sahabat "karena tidak mau membaca surat itu dijama'ah yang DARROH menjadi makmumnya" itu menghilangkan (tidak meng-iyakan) surat itu???
Hanya untuk menghormati DARROH, Tidak bukan,..!?

Para Sahabat tetap membaca Surat itu di jama'ah-jamaah lainnya,..
Intinya hanya dengan para sahabat tidak membaca surat itu disuatu keadaan,..
Mereka tidak bisa dikatakan "mentiadakan".

Saya jadi heran, kata *Ustadz zaman now* Karena NU lebih suka menggunakan kata "Non Muslim" NU dikatakan mentiadakan kata "KAFIR" yang kata mereka harus menggunakan kata itu, karena diajarkan oleh Qur'an,.

Ingat, NU bukan mentiadakan kata "Kafir", silahkan meng-kafir-kan orang yang jelas-jelas kafir, tapi NU lebih suka menggunakan bahasa Non Muslim di Indonesia ini..
Karena negara Indonesia penduduknya sudah diangkat drajatnya menjadi rakyat(rooin) yang semua sepakat dengan Pancasila dan UUD 45.
Sehingga kalau sudah menjadi rakyat maka jangan diturunkan lagi menjadi kafir.
_____
#NU
#IndonesiaAman

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar