Minggu, 17 Maret 2019

Mengkritik Pemimpin lewat Medsos Bertentangan dengan Ajaran Islam

Aturan Dalam Islam Tentang Menasehati Pemimpin
Jika ada Non Muslim melihat seorang Muallaf menjelek-jelekkan Pemimpin Negeri ini di Medsos, jangan Anda yakini itu sebagai etika Islami. Islam tidak mengajarkan hal itu. Demikian halnya kami tidak meyakini bahwa etika itu berasal dari agamanya yang dahulu.

Al-Quran, Al-Hadis dan Ulama kami memberi etika yang sangat santun dalam masalah ini:

1. Al-Quran:

فقولا له قولا لينا لعله يتذكر او يخشى

Maka bicaralah kamu berdua (Musa dan Harun) kepada Firaun dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut (Thaha 44)

Allah saja memerintahkan Nabi Musa dan Nabi Harun berbicara kepada Firaun dengan lemah lembut. Mengapa kepada saudara sebangsa dan seagama sangat kasar dan tak beretika?

2. Hadis Nabi Muhammad shalla Allahu alaihi wa sallama

من اراد ان ينصح لذي سلطان فلا يبده علانية ولكن يأخذ بيده فيخلو به فان قبل منه فذاك والا فد أدى الذي عليه

"Barang siapa ingin menasehati pemerintah, janganlah disampaikan terang-terangan. Tapi pegang tangannya, bawa tempat sepi (lalu sampaikan nasehat). Jika nasehatnya diterima maka bagus. Jika ditolak, ia telah menyampaikan kepada pemerintah sesuatu yang tidak baik baginya" (HR Ahmad, menurut al-Hafidz al-Haitsami ada 2 jalur yang salah satunya terpercaya dan sanadnya muttashil)

3. Pendapat Ulama:

قال الشافعي من وعظ اخاه سرا فقد نصحه وزانه ومن وعظه علانية فقد فضحه وشانه

Asy-Syafii berkata: Barang siapa memberi wejangan pada saudaranya secara lirih, maka sungguh ia telah menasehatinya. Barang siapa memberi wejangan secara terang-terangan maka sungguh ia telah mengumbar kejelekannya (Imam al-Ghazali, Ihya' Ulumiddin 2/30).

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar