Rabu, 03 Mei 2017

Syech AbdulQadir Jailani dan para muridnya

SECUIL HIKMAH
**************
Syech AbdulQadir Jailani adalah seorang ulama terkenal. Ia bukan hanya terkenal dimana ia tinggal, Baghdad, Irak saja. Tetapi hampir seluruh umat Islam di seluruh dunia mengenalnya. Hal itu dikarenakan kesalihan dan ilmunya yang demikian tinggi dalam bidang ajaran Islam, terutamadalam bidang tasawuf.Nama sebenarnya adalah Abdul Qadir. Ia juga dikenal dengan berbagai gelar atau sebutan seperti; Muhyiddin, al Ghauts al A‘dham, Sultan al Auliya, dan sebagainya. Abdul Qadir Jailani masih keturunanRasulullah SAW.
Ayahnya bernama : Abu Sholih .
Serta Ibunya bernama : Ummu Khair Fathimah.

Syech Abdul Qadir Jaelani (470–561 H) (1077–1166 M) adalah seorang ulama fiqih yang sangat dihormati oleh Sunni dandianggap wali dalam dunia tarekat dan sufisme. Ia lahir pada hari Rabu tanggal 1 Ramadan di 470 H, 1077 selatan Laut Kaspia yang sekarang menjadi Provinsi Mazandaran di Iran. Ia wafat pada hari Sabtu malam, setelah magrib, pada tanggal9 Rabiul akhir di daerah Babul Azaj, Baghdad pada 561 H/1166M.

===> Ibnul Imad menyebutkan bahwa nama lengkap syekh ini adalah Abdul Qadir bin Abi Sholeh bin Janaky Dausat binAbi Abdillah Abdullah bin Yahya bin Muhammad bin Dawud bin Musa bin Abdullah bin Musa Al-Huzy bin Abdullah Al-Himsh bin Al-Hasan Al-Mutsannabin Al-Hasan bin Ali bin Abi Tholib Al-Jailany.

====>>.Dalam usia 18 tahun ia sudah meninggalkan Jilan menuju Baghdad pada tahun 488 H/1095M.Karena tidak diterima belajar di Madrasah Nizhamiyah Baghdad,yang waktu itu dipimpin Imam Ahmad al Ghazali, yang menggantikan saudaranya Imam Abu Hamid al Ghazali.Di Baghdad dia belajar kepada beberapa orang ulama seperti : Syech Ibnu Aqil, Syech Abul Khatthat, Syeh Abul Husein al Farra'dan juga Syech Abu Sa'ad al Muharrimiseim. Dia menimba ilmu pada ulama-ulama tersebut hingga mampu menguasai byk ilmu, diantaranya ilmu ushul fiqh dan juga perbedaan-perbedaanpendapat para ulama.
Dengan kemampuan itu, Abu Sa'ad al Mukharrimi yang membangun sekolah kecil-kecilan di daerah Babul Azaj menyerahkan pengelolaan sekolah itu sepenuhnya kepada Syeikh Abdul Qadir al Jailani. Ia mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh.Beliau berrmukim di sana sambil memberikan nasihat kepada orang-orang di sekitar sekolah tersebut.Banyak orang yang bertaubat setelah mendengar nasihat dia. Banyak pula orangyang bersimpati kepada dia, lalu datang menimba ilmu di sekolah dia hingga sekolah itu tidak mampu menampung lagi.

Murid-muridnya banyak yang menjadi ulama terkenal, seperti al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun kitab Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam, Syeikh Qudamah, penyusun kitab fiqih terkenalal Mughni.

===>Karya karyanya beliau :
1.Tafsir Al Jilani.
2.al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq,
3.Futuhul Ghaib.
4.Al-Fath ar-Rabbani.
5.Jala' al-Khawathir.
6.Sirr al-Asrar.7.Asror Al Asror.
8.Malfuzhat.
9.Khamsata "Asyara Maktuban.
10.Ar Rasael.
11.Ad Diwaan.
12.Sholawat wal Aurod.
13.Yawaqitul Hikam.
14.Jalaa al khotir.
15.Amrul muhkam.
16.Usul as Sab,aa.
17.Mukhtasar ulumuddin.Murid-muridnya mengumpulkan ihwal yang berkaitan dengan nasihat dari majelis-majelisdia.Dalam masalah-masalahsifat, takdir dan lainnya, ia berpegang dengan sunnah. Ia membantah dengan keras terhadap orang-orang yang menyelisihi sunnah.

==>Syeikh Abdul Qadir berkata,"Seorang Syeikh tidak dapat dikatakan mencapai puncak spiritual kecuali apabila 12 karakter berikut ini telah mendarah dagingdalam dirinya.
1.Dua karakter dari Allah yaitu dia menjadiseorang yang sattar (menutup aib) dan ghaffar (pemaaf).
2.Dua karakter dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wassalam yaitu penyayang dan lembut.
3.Dua karakter dari Abu Bakar ra, yaitu jujur dan dapat dipercaya.
4.Dua karakter dari Umar ra, yaitu amar ma'ruf nahi munkar.
5.Dua karakter dari Utsman ra,yaitu dermawan dan bangun (tahajjud) pada waktu orang lain sedang tidur.
6.Dua karakter dari Ali ra, yaitu alim (cerdas/intelek) dan pemberani.

===>Masih berkenaan dengan pembicaraan di atas dalam bait syair yang dinisbatkan kepadanya dikatakan: Bila limaperkara tidak terdapat dalam diri seorang syeikh maka ia adalah Dajjal yang mengajak kepada kesesatan.Dia harus sangat mengetahui hukum-hukum syariat dhahir, mencari ilmu hakikah dari sumbernya, hormat dan ramah kepada tamu, lemah lembut kepada si miskin, mengawasi para muridnya sedang ia selalu merasa diawasi oleh Allah.

Syeikh Abdul Qadir juga menyatakan bahwa Syeikh al Junaid mengajarkan standar Al Quran dan Sunnah kepada kita untuk menilai seorang syeikh. Apabila ia tidak hafal al Quran, tidak menulis dan menghafal Hadits, dia tidak pantas untuk diikuti.

Syeikh Abdul Qadir berkata,"Kalimat tauhid akan sulit hadir pada seorang individu yang belum di talqin dengan zikir bersilsilah kepada Rasullullah olehmursyidnyasaat menghadapi sakaratul maut".
Karena itulah Syeikh Abdul Qadir selalu mengulang-ulangsyair yang berbunyi:Wahai yang enak diulang dan diucapkan (kalimat tauhid) jangan engkau lupakan aku saat perpisahan (maut).Pada tahun 521 H/1127M, dia mengajar dan berfatwa dalam semua madzhab pada masyarakat sampai dikenal masyarakat luas.
Selama 25 tahun Syeikh Abdul Qadir menghabiskan waktunya sebagai pengembara sufi di Padang Pasir Iraq dan akhirnya dikenal oleh dunia sebagai tokoh sufi besar dunia Islam.
Selain itu dia memimpin madrasah dan ribath di Baghdad yang didirikan sejak 521 H sampai wafatnya pada tahun 561 H.
Madrasah itu tetap bertahan dengan dipimpin anaknya Abdul Wahab (552-593 H/1151-1196 M), diteruskan anaknya Abdul Salam (611 H/1214 M).
Juga dipimpin anak kedua Syeikh Abdul Qadir, Abdul Razaq (528-603 H/1134-1206 M),sampai hancurnya Baghdad pada tahun 656 H/1258 M.

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar