Siapa yang tidak kenal Imam Bukhari? Seorang ulama besar hadis yang karya monumentalnya, Sahih Bukhari, disepakati sebagai kitab yang paling otentik di muka bumi setelah Kitab Suci. Hmm.. Saya tidak ingin menjelaskan lebih lanjut tentang kehidupan dan keluarbiasaan beliau. Karena, selain waktu saya terbatas, menceritakan sosok Imam Bukhari juga tidak akan pernah habis-habis. Semakin diceritakan, semakin banyak yang terlewatkan. Apalagi bila sesuatu yang saya ceritakan sudah sering diceritakan oleh banyak orang. Jadi, hanya tahshilul hashil.
Di sini, saya hanya hendak mengingatkan kita semua, kali aja ada yang lupa, bahwa malam Idul Fitri 1437 H. ini bertepatan dengan haul wafatnya Imam Bukhari yang ke-1181. Iya kah? Ya. Menurut beberapa literatur biografi, Imam Bukhari tutup usia pada malam hari raya Idul Fitri tahun 256 H. dalam usia 62 tahun.
Dalam riwayat Ibn ‘Adi, Imam Bukhari meninggal dunia pada malam Sabtu pada waktu salat Isya’, dan baru dikebumikan keesokan harinya selepas salat zuhur. Dalam riwayat al-Khayyam, Imam Bukhari wafat ketika beliau sendirian di dalam rumahnya dan jenazahnya baru ditemukan pada pagi esok harinya.
Terkait meninggalnya Imam Bukhari, riwayat Jurjani cukup menarik. Konon, al-Thawawisi bermimpi bertemu Nabi Saw. beserta para sahabatnya. Nabi yang tengah berdiri di suatu tempat disapa-salam oleh al-Thawawisi dan beliau pun menjawab salamnya.
“Kenapa Engkau berdiri, wahai Rasul?” Tanya al-Thawawisi.
“Aku sedang menunggu Muhammad bin Isma’il al-Bukhari,” jawab Nabi.
Selang beberapa hari, al-Thawawisi mendengar kabar bahwa Imam Bukhari meninggal dunia. Dan, setelah diingat-ingat, ternyata, waktu meninggalnya Imam Bukhari itu bersamaan dengan mimpi yang dialaminya. RahimahuLlah Ta'ala.
(Dikopi dengan penyesuaian tahun dari status apik Ustadz Muhammad Al-Faiz, tepat malam Idul Fitri, setahun silam)
__________
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 H. Mohon maaf lahir batin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar