“Di hari kiamat ada seorang yang tuli, tidak mendengar apa-apa, ada orang yang idiot, ada orang yang pikun, ada yang mati pada masa fatrah. Orang yang tuli berkata: ‘Ya Rabb, ketika Islam datang saat itu aku tuli, tidak mendengar Islam sama sekali’. Orang yang idiot / gila berkata: ‘Ya Rabb, ketika Islam datang, saat itu anak-anak nakal sedang memasung aku di dalam sumur’. Orang yang pikun berkata: ‘Ya Rabb, ketika Islam datang aku sedang hilang akal’. Orang yang mati pada masa fatrah berkata: ‘Ya Rabb, tidak ada utusan yang datang untuk mengajakku untuk iman kpd mu’. Lalu diuji kecenderungan hati mereka pada ketaatan. Diutus utusan untuk memerintahkan mereka masuk ke neraka. Nabi bersabda: ‘Demi Allah, jika mereka masuk ke dalamnya, mereka akan merasakan dingin dan mereka mendapat keselamatan‘” (HR. Ahmad no. 16344, Thabrani 2/79)
KEDUA ORANG TUA NABI SAW SELAMAT DI AKHIRAT
Kata "Abi" bisa bermakna paman
Imam al-Qadli
Iyadl al-Maliki dalam kitab asy-Syifa meriwayatkan bahwa ada salah
seorang sekretaris khalifah Umar ibn Abdil Aziz berkata di hadapan
beliau bahwa kedua orang tua Rasulullah kafir, maka kemudian khalifah
Umar sangat murka kepadanya, dan sekretarisnya itu langsung dilepas dari
jabatannya.
Umar berkata kepadanya: “Mulai saat ini, dan
selamanya engkau jangan menulis apapun bagiku” . (Riwayat lengkap
peristiwaini diceritakan oleh al-Hafizh Abu Nu’aim dalam kitab Hilyah
al-Awliya’ dan imam al-Harawi dalam kitab Dzamm al-Kalam)
Fatwa
Syaikh Assyinqiti -Ulama rujukan Salafiyyin – bahwa orang tua Nabi
Muhammad saw adalah ahli surga ( Sumber: Kitab Majlis Ilmu bersama
Syaikh Muhammad Al Amin Assyinqiti, Hal: 40, penulis ahmad bin muhammad
al amin bin ahmad assyinqiti ).
Adalah Halaqah Ilmu beliau di
masjid Madinah Nabawi, satu-satunya majlis yg ada di sana, karena kalau
di mulai majelis ilmu beliau hampir semua majlis yg ada ikut bergabung
mengambil faedah. Syaikh Assyinqiti mengatakan bahwa orang tua nabi ahli
surga, karena mereka termasuk ahli fatrah lalu beliau menjelaskan hukum
hukum yg terkait dengan ahli fatrah.
Suatu hari, syaikh
Assyinqiti di undang kerumah syaikh Abdullah Azzahim, ketika sampai
beliau di sambut hangat oleh syaikh Abdullah dan syaikh Assyinqiti di
persilahkan duduk di sebelahnya. Di majlis itu hadir juga para hadirin
dari kalangan ahli ilmu, masing-masing mereka membawa buku pegangan.
Setelah selesai salam salaman, syaikh Abdullah memperlihatkan kepada
syaikh Assyinqiti buku syarah Imam Nawawi tentang hadits – sesungguhnya
bapak ku dan bapak kamu masuk neraka.
Syaikh assyinqiti berkata:
saya sudah tahu hadits ini. Syaikh abdullah azzahim berkata: kemaren
antum menyampaikan di pengajian Nabawi bahwa kedua orang tua nabi
termasuk ahli fatrah. Syaikh Assyinqiti menjawab: iya. Karena jawaban
saya berdasarkan al Qur’an yg qot’iy matan dan qot’iy dilalah, saya
tidak bisa menolak nash yg qot’iy matan dan qot’iy dilalah dengan nash
yg zhanniy matan dan zhanniy dilalah ketika mentarjih, hadits ini
termasuk khabar ahad. Sama dengan hadits Abi Hurairah riwayat Muslim:
saya minta izin ke Allah utk mengunjungi ibuku saya diberi izin, lalu
saya minta kepada allah utk di ampuni dosa nya namun tidak diizinkan.
hadits diatas zhanniy matan maka tidak bisa menolak qot’iy matan yaitu
firman Allah:
وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبْعَث رَسُولًا (الإسرء ١٥)
“Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul( al isra’: 15)”
Jelas sekali ayat diatas qot’iy matan dan qot’iy dilalah.
Berbeda
dengan hadits:
إن أبي وأباك في النار
Hadits ini zhanniy matan dan
zhanniy dilalah. Ada kemungkinan أبي maknanya paman nabi: Abu Thalib
atau Lahab. Karena orang arab kadang kadang memanggil paman dengan الأب،
bisa kita
temukan pemakaian ini di dalam al quran:
1. Qot’iy matan dan qot’iy dilalah: Al Baqarah: 133:
قَالُوا نَعْبُدُ إِلَٰهَكَ وَإِلَٰهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ
وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَٰهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu
Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya
tunduk patuh kepada-Nya.
Nabi Ismail adalah pamannya nabi Ya’qub. Clear: Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim.
2. Qot’iy matan dan zhanniy dilalah: Al An’am:84-86.
وَوَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ كُلًّا هَدَيْنَا وَنُوحًا
هَدَيْنَا مِنْ قَبْلُ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهِ دَاوُودَ وَسُلَيْمَانَ
وَأَيُّوبَ وَيُوسُفَ وَمُوسَى وَهَارُونَ وَكَذَلِكَ نَجْزِي
الْمُحْسِنِينَ (84) وَزَكَرِيَّا وَيَحْيَى وَعِيسَى وَإِلْيَاسَ كُلٌّ
مِنَ الصَّالِحِينَ (85) وَإِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَيُونُسَ وَلُوطًا
وَكُلًّا فَضَّلْنَا عَلَى الْعَالَمِينَ (86)
“Dan Kami telah
menganugerahkan Ishaq dan Ya’qub kepadanya. Kepada keduanya
masing-masing telah Kami berikan petunjuk dan kepada Nuh sebelum itu
(juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebagian dari keturunannya
(Nuh), yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa, dan Harun. Demikianlah
Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dan Zakaria,
Yahya, Isa, dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang saleh, dan
Ismail, Al-Yasa’, Yunus, dan Lut. Masing-masingnya Kami lebihkan
derajatnya di atas umat (di masanya).”
Secara Nash Al Qur’an, Ibrahim merupakan ayah bagi Luth padahal berdasarkan hadits beliau merupakan paman nya.
Karena itu kasus arab Badui yg bertanya: dimana ayahku?? Rasulullah
menjawab: ayah mu masuk neraka, beliau berpaling mau pulang dlm keadaan
sedih. Rasulullah menyuruh sahabat memanggil nya ketika datang, beliau
berkata: sesungguhnya bapak ku dan bapak kamu masuk neraka. Maka yg di
maksud dengan أبي di hadits adalah paman nabi Abu Thalib atau Abu Lahab.
Kemudian syaikh assyinqiti berkata: kejelasan dlm masalah ini: kedua
orangtua Nabi Muhammad saw termasuk ahli fatrah, definisi ahli fatrah:
kaum yg tidak mendapatkan peringatan sebelumnya juga tidak mendapatkan
Risalah kenabian setelahnya. Dalam kontek ini: ayah nabi ( abdullah)
meninggal ketika rasulullah dlm kandungan, sementara ibu rasulullah
wafat ketika beliau berumur 6 tahun ( sepakat ulama sirah). kalau begitu
kedua duanya termasuk ahli fatrah. Di antara jamaah yg hadir ada yg
berkata: orang arab ketika itu mengikuti agama ismail berarti mereka sdh
ada yg memberi peringatan.
Syaikh assyinqiti berkata: anda yakin dengan apa yg anda ucapkan??
Jamaah: ya saya yakin.
Syaikh Assyinqiti berkata: bagaimana pendapat mu surat yasin :6 ??
لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أُنْذِرَ آبَاؤُهُمْ فَهُمْ غَافِلُونَ
Agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.
Huruf ما disini faedahnya menafikan peristiwa, dasar nya ada huruf
الفاء pada ayat فهم غافلون artinya ada illat karena belum di beri
peringatan.
Syaikh Assyinqiti berkata: bagaimana pendapat anda tentang firman Allah swt dlm surat Al Qashas:46??
وَمَا كُنْتَ بِجَانِبِ الطُّورِ إِذْ نَادَيْنَا وَلَٰكِنْ رَحْمَةً مِنْ
رَبِّكَ لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أَتَاهُمْ مِنْ نَذِيرٍ مِنْ قَبْلِكَ
لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
“Dan tiadalah kamu berada di dekat
gunung Thur ketika Kami menyeru (Musa), tetapi (Kami beritahukan itu
kepadamu) sebagai rahmat dari Tuhanmu, supaya kamu memberi peringatan
kepada kaum (Quraisy) yang sekali-kali belum datang kepada mereka
pemberi peringatan sebelum kamu agar mereka ingat.”
Bagaimana pendapat anda tentang firman Allah swt dlm surat Assaba’ :44 ??
وَمَا آتَيْنَاهُمْ مِنْ كُتُبٍ يَدْرُسُونَهَا وَمَا أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمْ قَبْلَكَ مِنْ نَذِيرٍ
Dan Kami tidak pernah memberikan kepada mereka kitab-kitab yang mereka
baca dan sekali-kali tidak pernah (pula) mengutus kepada mereka sebelum
kamu seorang pemberi peringatan pun.
Bagaimana pendapat anda tentang firman Allah swt dlm surat Assajadah
أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ ۚبَلْ هُوَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ لِتُنْذِرَ
قَوْمًا مَا أَتَاهُمْ مِنْ نَذِيرٍ مِنْ قَبْلِكَ لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ
Tetapi mengapa mereka (orang kafir) mengatakan: “Dia Muhammad
mengada-adakannya”. Sebenarnya Al Qur’an itu adalah kebenaran (yang
datang) dari Tuhanmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang
belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu;
mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk.
Yang benar bahwa ahli
fatrah, orang idiot dan anak-anak musyrikin yg mati ketika masih kecil
mereka akan di datang kan api pada hari kiamat di padang mahsyar, api
tersebut di minta utk melahap nya, Allah mengetahui diantara mereka ada
yg menjadi ahli surga maka api tersebut berubah menjadi dingin dan
mereka masuk kedalam kelompok kanan ( ahli surga). Dan Allah juga tahu
siapa diantara mereka yg menjadi ahli neraka maka bergabung lah dengan
kelompok kiri ( ahli neraka) ibnu Katsir menyebutkan penjelasan itu
ketika menafsirkan surat Al Isra’: 15.
Salah seorang dari yg
hadir berkata: ini seolah-olah manusia masih di beri beban taklif,
padahal akhirat itu merupakan hari pembalasan.
Syaikh Assyinqiti berkata: Apakah anda yakin dengan pendapat mu??
Ya jawab salah seorang jamaah.
Syaikh Assyinqiti berkata: bagaimana pendapat anda tentang firman Allah swt surat Al Qolam :42 ??
يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ وَيُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ فَلَا يَسْتَطِيعُونَ
Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak kuasa.
Bagaimana ya hadirin?? apakah ayat ini menunjukkan bentuk taklif di
padang mahsyar pada hari kiamat yg terdapat dlm al Qur’an ??
Juga
terdapat dlm hadits shahih bahwa orang orang beriman akan sujud kepada
allah di padang mahsyar dan orang munafik berusaha sujud tetapi tidak
bisa, punggung mereka seperti punuk punuk sapi, bukankah ini bentuk
beban taklif di padang mahsyar.
Jamaah yg hadir bertanya bukan
kah bisa dalil ‘Am di takhsish dengan dalil khas?? Seperti yg di lakukan
oleh Jumhurul Ulama? Al isra’ ayat 15 adalah dalil ‘Am, sementara
hadits yg berbicara ttg orang perorangan di sebut dalil khos. Yg di
keluarkan dari dalil khos maka keluar dari keumuman nash, yg tidak di
sebut dalam dalil khos maka tetap berada pada umumnya nash.
Syaikh Assyinqiti berkata: kalau kita memberlakukan takhsish pada
masalah ini niscaya menghilangkan hikmah dari keumuman nash yg ada.
Allah swt tidak mengazab setiap hamba nya sebelum mereka di beri
peringatan oleh para Rasul ketika di dunia. Sekira nya Allah memberi
azab kepada mereka sebelum di datangkan peringatan niscaya rusak hikmah
yg luarbiasa, dan tentu azab terhadap orang yg seperti itu menjadi
hujjah atas Allah pada hari kiamat dan menghilang kan hikmah di utus nya
Para Rasul agar tidak ada lagi orang orang yg menuntut keadilan pada
hari kiamat sebagimana yg Allah jelaskan dlm Al Qur’an: An Nisa’: 165
رُسُلًا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى
اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan
pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah
Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.
Kemudian surat Thoha: 134,
وَلَوْ
أَنَّا أَهْلَكْنَاهُمْ بِعَذَابٍ مِنْ قَبْلِهِ لَقَالُوا رَبَّنَا لَوْلا
أَرْسَلْتَ إِلَيْنَا رَسُولا فَنَتَّبِعَ آيَاتِكَ مِنْ قَبْلِ أَنْ
نَذِلَّ وَنَخْزَى
Dan sekiranya Kami binasakan mereka dengan
suatu azab sebelum Al-Qur’an itu (diturunkan), tentulah mereka berkata,
“Ya Tuhan kami, mengapa tidak Engkau utus seorang rasul kepada kami,
lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau sebelum kami menjadi hina dan
rendah?
kemudian surat Al Qashas: 47.
وَلَوْلَا أَنْ تُصِيبَهُمْ مُصِيبَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ فَيَقُولُوا رَبَّنَا لَوْلَا أَرْسَلْتَ إِلَيْنَا رَسُولًا فَنَتَّبِعَ آيَاتِكَ وَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
Dan agar mereka tidak mengatakan ketika azab
menimpa mereka disebabkan apa yang mereka kerjakan: “Ya Tuhan kami,
mengapa Engkau tidak mengutus seorang rasul kepada kami, lalu kami
mengikuti ayat-ayat Engkau dan jadilah kami termasuk orang-orang mu’min”
Maka jelaslah dari dalil-dalil yg ada menguatkan uzur bahwa orangtua
Nabi termasuk ahli fatrah, bahwa ahli fatrah akan di uji pada hari
kiamat di padang mahsyar. Kita tidak tau siapa diantara mereka yg
selamat dari ujian nanti kecuali Allah semata.Hasbunallah wa ni’mal
wakil.
Kemudian syaikh abdullah azzahim berkata kepada semua yg
hadir: Nasehat ku kepada kalian utk tidak berbicara masalah ini lagi di
dalam majlis yg ada laki-laki ini ( syaikh Al amin Assyinqiti) beliau di
bekali Allah senjata Hujjah yg dahsyat dari ayat ayat Allah, seolah
olah terbentang di depan mata nya semua hujjah. Bahkan jangan berharap
hujjah para penentang nya mengeluarkan beliau dari agama. Hanya kepada
Allah kita memohon keampunan dan keselamatan.
Berikut ini pula penjelasan dari salah satu ulama Salafy tentang Orang Tua Rasulullah saw
Tambahan :
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
"لا تؤذوا الأحياء بسبب الأموات ” الطبراني
Jangan kalian menyakiti (hati) orang yang masih hidup dengan memaki orang yang sudah mati (Riwayat al-Thabrany)
Imam Fudhail bin Iyadh, seorang ulama , , (salafussoleh) ketika
menafsirkan ayat, ” sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan
Rasul-Nya, berkata:
إن من أعظم الأذى له صلى الله عليه وسلم أن يقال إن أبوي النبي في النار
Sungguh termasuk ke dalam perbuatan menyakiti Nabi adalah ucapan bahwa
kedua orang tua Nabi berada di neraka.
Kitab Ibtigho'ul Wusul
Didalam kitab ini di ceritakan
Ada seorang Syaikh yaitu almula
ali al qoriy, disaat meninggal ketika di mandikan ,diketahui lidahnya
terputus sontak yg memandikan kaget.
dari kejadian itu Syaikh al
alim al nahriri (النحرير ) mimpi bertemu dgn syaih al mula ali al
qoriy.dan ketika di tanya perihal kejadian terpotong lidahnya.
al mula ali al qoriy menjawab "saya
mengatakan orang tua rosulullah kafir yg aku tulis pada kitab karanganku".
Dan Bagaimana kemarahan Rasulullah SAW ketika orang tua nya di lecehkan?
Imam Ath-Thobari menyebutkan hadits berikut yang telah ditakhrij oleh
Abu Ali bin Syadzan dan juga terdapat dalam Musnad Al-Bazzar dari Ibu
Abbas Ra, beliau berkata :
دخل ناس من قريش على صفية بنت عبد
المطلب فجعلوا يتفاخرون ويذكرون الجاهلية فقالت صفية منا رسول الله صلى
الله عليه وسلم فقالوا تنبت النخلة أو الشجرة في الأرض الكبا فذكرت ذلك
صفية لرسول الله صلى الله عليه وسلم فغضب وأمر بلالا فنادى في الناس فقام
على المنبر فقال أيها الناس من أنا قالوا أنت رسول الله قال أنسبوني قالوا
محمد بن عبد الله بن عبد المطلب قال فما بال أقوام ينزلون أصلي فو الله إني
لأفضلهم أصلا وخيرهم موضعا
“ Beberapa orang dari Quraisy datang
kepada Shofiyyah binti Abdil Muththalib, lalu mereka saling
membangga-banggakan diri dan menyebutkan perihal jahiliyyah. Maka
Shofiyyah berkata “
Dari kalangan kami lahir Rasulullah Saw “, lalu mereka menjawab “
Kurma atau pohon tumbuh di tempat kotor “. Kemudian Shofiyyah
mengadukan hal itu kepada Rasulullah Saw, maka Rasulullah Saw marah dan
memerintahkan Bilal berseru pada orang-orang untuk berkumpul, lalu
Rasulullah Saw berdiri di atas mimbar dan bersabda “ Wahai manusia, siapakah aku ? mereka menjawab “
Engkau adalah utusan Allah.
Kemudian Rasulullah bersabda lagi “
Sebutkanlah nasabku !
Mereka menjawab “
Muhammad bin Abdullah bin Abdil Muththalib “, maka
Rasulullah Saw bersabda “ Ada apa satu kaum merendahkan nenek moyangku,
maka demi Allah sesungguhnya nenek moyangku seutama-utamanya nenenk
moyang dan sebaik-baik tempat (kelahiran) “.
Lihat bagaimana Nabi Saw marah saat ada orang yang merendahkan derajat datuknya.
Mungkinkah Rasul Saw marah jika datuknya bukan orang mukmin tapi orang kafir ??
Hadits ini menunjukkan, bahwa Rasul Saw sakit hati jika ada orang yang merendahkan derajat datuk-datuknya.
Maka tentunya akan lebih sakit hati lagi jika ada orang gembar-gembor
di khalayak umum bahwa kedua orangtua Nabi Saw layak masuk neraka.
Naudzu billah min dzaalik..
Jangan menyakiti orang tua Naabi :