Rabu, 26 Desember 2018

Ikut NU Berarti Ajaran Islam Kamu Terhubung ke Rasulullah

Ketua PBNU KH Abdul Manan Abdul Ghani mengatakan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi yang didirikan para ulama yang memiliki sanad keilmuan jelas melalui para guru yang terhubung kepada Rasulullah tanpa putus.

Menurut Kiai Manan, para guru ulama-ulama NU, jika ditelusuri dari Imam Syafi’i yang berguru kepada kepada Imam Malik, maka akan didapat susunan sebagai berikut, yaitu Imam Syafi’I berguru kepada Imam Malik, berguru kepada Imam Rabiatu Ra’yi, berguru kepada Kharijah, berguru kepada Zaid bin Tsabit, berguru kepada Rasulullah SAW.

“Jadi ketika kita ber-NU, kita menyambungkan rombongan sanad kepada Rasulullah. Pesannya KH Hasyim Asy’ari ya ayyuhal ulama, wahai para ulama Ahlussunah wal Jamaah, para ulama NU, kalian mengambil ilmu dari orang sebelum kalian. Orang sebelum kalian mengambil ilmu dari orang-orang sebelumnya dengan sanad yang tidak terputus kepada Rasulullah,” jelasnya.

Di dalam kesempatan lain, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj kerap menyampaikan sanad keilmuan para ulama NU pula. Ia hafal di luar kepala jalur keilmuan tersebut yaitu melalui pendiri NU, Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari berguru kepada Syekh Mahfudz at-Termasi, Syekh Nawawi al-Bantani, Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, Imam Ahmad ad-Dasuqi, Imam Ibrahim al-Baijuri, Imam Abdullah as-Sanusi, Imam ‘Abduddin al-‘Iji, Imam Muhammad bin Umar Fakhrurrazi.

Selanjutnya, Imam Abdul Karim asy-Syahrastani, Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad al-Ghozali, Imam Abdul Malik al-Haramain al-Juwaini, Imam Abubakar al-Baqillani, Imam Abdullah al-Bahili, Imam Abu al-Hasan Ali al-Asy’ari, Abu Ali al-Juba’I, Abu Hasyim al-Juba’I, Abu al-Hudzail al-‘Allaf, Ibrahim an-Nadzdzam, Amr bin Ubaid, Washil bin Atha’, Sayyidina Muhammad bin Ali bin Abi Thalib, Sayyidina Ali bin Abi Thalib, Sayyidina Rasulullah Muhammad SAW.

Senada dengan Kiai Manan, penceramah KH Ahmad Muwafiq menegaskan NU merupakan sebuah organisasi yang memiliki sanad keilmuan yang tanpa terputus hingga Rasulullah.

“NU tidak mengalami patahan pengetahuan, tidak mengalami mata rantai yang hilang,” katanya pada pengajian di PBNU, Jakarta, Selasa (25/12) malam. (Abdullah Alawi)
 
Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar